Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KELEMBABAN DAN KEJENUHAN


( Humudity dan Saturation )
1. Pengantar
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa S1 Teknik Kimia akan dapat
menyelesaikan perhitungan dasar teknik kimia yang melibatkan neraca massa dan neraca
panas diberbagai proses yang berlangsung secara steady state maupun unsteady state.
3. Tujuan Intruksional khusus
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan arti kelembaban dan
kejenuhan serta menyelesaikan perhitungan yang berhubungan dengan kelembaban dan
kejenuhan.
4. Kegiatan Belajar .
4.1 . Kegiatan 1.
Kelembaban dan Kejenuhan
4.1.1 Uraian dan Contoh
Didalam teknik orang sering berhadapan dengan campuran gas yang tidak
mengembun ( non condensable gases ) dan uap yang dapat diembunkan ( condensable
vapours ). Campuran yang banyak dijumpai adalah campuran uap air dan udara, misalnya
dalam AC ( air conditioning ), pengeringan padatan, pendinginan air. Bila padatan tersebut
mengandung cairan yang bukan air misalnya zat organik, maka gas yang dialirkan melalui
padatan biasanya bukan udara melainkan Nitrogen ( tidak bersifat membakar ).
Jika gas murni ( campuran gas ) bersentuhan dengan cairan, gas akan memperoleh
molekul-molekul dari cairan, terjadi penguapan cairan. Kontak ini berlangsung sampai terjadi
equilibrium /kesetimbangan, dimana tekanan parsial uap dalam gas = tekanan uap cairan pada
temperatur tersebut, pada kondisi ini gas dalam keadaan jenuh ( saturated ) dengan uap,
campuran gas itu berada pada titik embun.
Titik embun ( dew point ) untuk campuran uap air murni dan gas non condensable,
adalah suhu dimana uap tersebut baru mulai mengembun ketika mendinginkan pada tekanan
konstant.

Jika gas tidak dijenuhkan secara sempurna dengan uap, maka uap tersebut tidak berada dalam
kesetimbangan dengan fase cair dan tekanan parsial uap dalam gas lebih kecil daripada
tekanan uap cairan pada temperatur tertentu. Kondisi yang demikian disebut kejenuhan
Parsial ( Partial Saturation ).
Untuk campuran uap dan gas, dimana uap adalah uap air dan gas adalah udara,
berlaku istilah Kelembaban/Humidity, sedangkan campuran uap lain dengan gas /udara
berlaku istilah Kejenuhan/ Saturation.
Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi/kadar uap dalam suatu campuran
gas yang non condensable, adalah sbb :
1. Kejenuhan relatif.
2. Kejenuhan molal
3. Kelembaban
4. Kejenuhan absolut.
Ad.1. Kejenuhan relatif/Relatif Saturation ( Yr ).
Merupakan perbandingan tekanan parsial uap gas dalam campuran dengan tekanan uap cairan
pada temperatur yang sama.

%Yr

p
p uap
x 100 % v x 100 %
p jenuh
ps

p v = Tekanan parsial uap gas dalam campuran


p s = Tekanan uap cairan murni.
Ad.2. Kejenuhan Molal/Molal Saturation.
Merupakan perbandingan mol uap terhadap mol gas bebas uap.

Kejenuhan molal

n uap
, n = mol
n gas bebas uap

Misalnya untuk sistim biner untuk uap dan gas kering


p1 p 2 p tot

n 1 n 2 n tot

Maka

n 1 p1 v1

n 2 p2 v2
n1
p1
v1

n tot n 1 p tot p1 v tot v1

Ad.3. Kelembaban ( humidity )


Untuk campuran udara ( gas ) dengan uap air
% Kelembaban ( H ) =

n wv
x 100 %
n ws

mol uap air


pada pengukuran aktual
n wv
mol udara kering

mol uap air


pada jenuh
n ws
mol udara kering

Molar humidity ( Hm )

Hm

mol uap air


mol udara kering

Spesific Humidity/kelembaban ( H )

mol uap air x BM uap


Berat uap air

mol udara kering x BM udara kering Berat udara kering.

Saturation Humidity/Kelembaban pada jenuh ( Hms )

H ms

p ws
mol uap air
pada jenuh p

p - p ws mol udara kering

p - p ws = Tekanan udara kering

% H ( kelembaban ) =

Hm
x 100 %
H ms

Ad.4. Kejenuhan absolut ( Yp )


Merupakan perbandingan mol uap per mol gas bebas uap terhadap mol uap yang akan ada per
mol gas bebas uap jika campuran tersebut jenuh secara sempurna pada temperatur dan
tekanan total yang ada.

mo l uap

sebenarnya
mol gas bebas uap

Kejenuhan Absolut Yp

mol uap

jenuh
mol gas bebas uap
Jika kondisi 1 = uap,2 = gas bebas uap, maka.
n1

sebenarnya
n 2

% Yp
x 100 %
n1
jenuh
n2

p1
sebenarnya
p2
x 100 %
p1
jenuh
p2

Karena p1 pada kondisi sebenarnya = pv, p1 pada kondisi jenuh ps, maka ptot = pv + ps
Maka :
pv

p -p
% Yp tot v
ps

p tot p s

x 100 % p v p tot p s x 100 %


p s p tot p v

pv
kejenuhan relatif.
ps
% Yp Kejenuhan relatif

p tot p s
x 100 %
p tot p v

% Yp Yr

p tot p s
x 100 %
p tot p v

% Kejenuhan absolut selalu lebih kecil daripada persen kejenuhan relatif. % Yp < % Yr,
kecuali pada kondisi jenuh.
Untuk perhitungan yang ada hubungannya dengan humidity dapat dilakukan dengan
menggunakan humidity yaitu Diagram Physcometric udara-uap air.
Pengukuran Dew Point ( tdew ).
Bila udara lembab didinginkan, maka uap airnya akan mengembun pada suhu tertentu ( dew
point ) suhu ini merupakan suhu jenuh udara lembab, artinya kelembaban relatif = %
kelembaban absolut.
Atau % Yr = 100 %,
% Yr = % Yp = 100 %
Pengukuran Wet Bulb dan Dry bulb ( twet dan tdry ).
Jika cairan menguap ke gas yang tidak jenuh, mula-mula temperatur sama dan kemudian
menurun, sampai kondisi tertentu, disebabkan adanya pengurangan energi cairan untuk
penguapan.
Jika kesetimbangan tercapai maka suhu dimana terjadi penguapan disebut dengan Wet Bulb
temperatur dan temperatur gas disebut Dry Bub temperature.Temperature wet bulb selalu
lebih kecil daripada temperatur dry bulb.
.Contoh soal menggunakan diagram Psychometric untuk mencari sifat-sifat udara basah :
Udara basah pada s uhu bola kering 900F dan suhu bola basah 700F.
Carilah : a).Titik embunnya. b). Kelembaban relatif. c). Kelembaban ( H ). d.)Volume
lembab
Contoh Soal : Penggunaan : Kelembaban relatif lihat contoh 4.22 dan kejenuhan parsial
contoh 4.2.3 buku Himmelblau jilid 2 hal 14 dan 15-16.

Anda mungkin juga menyukai