bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke
sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul
menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga
ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta siding BPUPKI ditunjuk
secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas
dan rekam jejak di dalam konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi
menegaskan bahwa diktum John Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang
keniscayaan mengumpulkan the best minds atau the best character yang dimiliki
catatan sejarah, upaya perumusan Pancasila terkait erat dengan upaya bangsa
Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang
dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. BPUPKI dibentuk oleh
orang. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh
dua orang Ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase
(orang Jepang). BPUPKI dilantik oleh Letjen Kumakichi Harada, panglima tentara
ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945,
dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar
negara.
Dasar Negara itu dianggap perlu karena Negara hanya akan berfungsi dengan
baik bila terdapat gambaran jelas tentang hakikat, dasar, dan tujuannya. Karena itu,
para pendiri Negara harus mempunyai gambaran dasar jelas tentang Negara yang
tanggal 22 Juni 1945. Pada kesempatan itu dibentuk sebuah panitia yang dikenal
kedua belah pihak. Setelah mengadakan pembahasan, panitia ini berhasil menetapkan
Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta.
Di dalam rancangan itu termuat rumusan kompromi anta pihak Islam dengan pihak
kebangsaan tentang hubungan antar Negara dan agama, karena itu Pancasila dalam
pemeluknya
3. Persatuan Indonesia
perwakilan
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini
perubahan di sana-sini.
menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah
satu penyebab terjadinya perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang
terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima
pada 6 Agustus 1945. Sehari setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah
2. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang pada
lemah. Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa
Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan
perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Para pemuda sudah mengetahui bahwa
Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang tidak memiliki kekuasaan secara
politis di wilayah pendudukan, termasuk Indonesia. Perubahan situasi yang cepat itu
Rengas Dengklok (dalam istilah pemuda pada waktu itu “mengamankan”), tindakan
pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB
menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta (Kartodirdjo, dkk., 1975: 26).
pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis
oleh Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator tersebut
dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi nama Piagam Jakarta, akhirnya tidak