Anda di halaman 1dari 17

UNIT 2: D I O D E

Obyektif
1. Menjelaskan struktur diode
2. Menjelaskan karakteristik diode
3. Menjelaskan hubungan arus dan tegangan rangkaian diode
4. Menjelaskan teknik menguji diode

A. Pengantar
Dalam rangkaian elektronika daya, diode mempunyai fungsi mengijinkan
arus mengalir dalam satu arah saja yaitu bila terminal anode diberi tegangan
lebih positif dibandingkan terminal katode. Sebaliknya bila katode diberi
tegangan lebih positip dibandingkan katode maka diode harus memblokir arus .

Gambar 2.1 Kristal silikon tipe P dan tipe N

B. Struktur Diode
Diode termasuk komponen semikonduktor. Diode tersusun atas dua lapis
semikonduktor yaitu lapisan semikonduktor tipe P dan tipe N. Silikon murni
termasuk atom bervalensi empat, dimana pada lintasan elektron terluar
terdapat empat elektron. Kristal silikion tipe P terbuat dari kristal silikon yang
didopping dengan atom lain yang bervalensi tiga, dan kristal silikon tipe N adalah
kristal silikon yang didopping dengan atom lain yang bervalensi lima (gambar 2.1).
Pada lintasan elektron terluar dari kristal P hanya terdapat tiga elektron, atau
kekurangan satu elektron valensi. Tempat kosong yang seharusnya terisi dengan
elektron valensi tersebut dikenal sebagai hole. Sebaliknya pada lintasan elektron
terluar dari kristal N terdapat lima elektron, artinya ada satu elektron yang tidak
menjadi elektron valensi dan menjadi elektron bebas.
Unit 2: Diode

Diode mempunyai dua kaki atau terminal. Terminal yang terhubung


dengan lapisan tipe P disebut anode dan lapisan yang terhubung dengan
lapisan N disebut katode.
Bidang pertemuan antara keping tipe P dan keping tipe N disebut
sebagai PN-junction. Di dekat PN-junction, elektron bebas dari keping N akan
bergabung dengan hole dari keping P. Akibatnya ujung keping N kehilangan
elektron bebasnya sehingga bermuatan positip, sebaliknya ujung keping P
bermuatan negatip. Terjadinya muatan listrik positip dan negatip pada bidang
pertemuan keping P dan N tersebut menimbulkan potensial barier (eb, gambar
2.2). Bagian lapisan yang bermuatan itu telah kehilangan elektron bebas dan
hole tersebut dinamakan depletion layer (lapisan kosong).

Deplation layer

- +
P N +
- - +
+ A K
- eb

(a). Struktur Diode (b). Simbol diode

Gambar 2.2 . Struktur semikonduktor Diode

P N P N

+ - - +

bias mundur
bias maju

Gambar 2.3. Pemberian tegangan pada diode

14
Unit 2: Diode

C. Karakteristik Diode
Jika lapisan P dihubungkan dengan kutub positip baterai dan lapisan N
dihubungkan dengan kutub negatip baterai, elektron pada lapisan P ditarik
masuk ke kutub positip baterai sedangkan elektron pada lapisan N didorong
masuk ke daerah barier oleh kutub negatip baterai. Akibatnya depletion layer
menyempit. Jika tegangan yang diberikan lebih besar dibandingkan potensial
barier maka depletion layer akan hilang dan elektron dari lapisan N akan
menembus lapisan P. Pada kondisi semacam ini diode menjadi konduksi, yakni
elektron mengalir dari lapisan N menuju lapisan P, dikatakan bahwa arus listrik
mengalir dari lapisan p menuju lapisan N. Pemberian tegangan semacam ini
disebut dengan bias maju (forward bias)

Diode dibias mundur Diode dibias maju

ID
V
ID
AK breakdown

0,7
VAK (Volt)
RL

(b). Karakteristik diode


(a). Rangkaian percobaan
karakteristik diode

Gambar 2.4. Karakteristik diode

Jika hubungan baterai dibalik, dimana lapisan P dihubungkan dengan


kutub negatip baterai dan lapisan N dihubungkan dengan kutub positip baterai,
elektron pada lapisan P ditolak oleh ke kutub negatip baterai sedangkan
elektron pada lapisan N ditarik masuk ke kutub negatip baterai. Akibatnya
depletion layer akan melebar sehingga tidak ada elektron bebas dari lapisan N
yang mampu menembus ke lapisan P. Dengan kata lain tidak ada aliran elekron
atau tidak ada arus yang mengalir. Pemberian tegangan semacam ini disebut
dengan bias mundur. Jika tegangan bias mundur cukup besar sehingga
elektron bebas dari lapisan N mampu menembus ke lapisan P, maka arus listrik

15
Unit 2: Diode

akan mengalir dari lapisan N menuju lapisan P. Kondisi semacam ini disebut
dengan breakdown. Kurva karakteristik diode ditunjukkan pada gambar 2.4.b.

Id

ton toff
toff

(a) diode penyearah (b) diode fast recovery

Gambar 2.5 Karakteristik switching diode

Diode memerlukan waktu baik untuk berubah dari off menjadi konduksi
maupun dari konduksi menjadi off, seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. Turn
on adalah waktu yang diperlukan oleh diode untuk berubah dari kondisi off
menjadi konduksi penuh. Turn off adalah waktu yang diperlukan oleh diode
untuk berubah dari konduksi menjadi off.

D. Diode Penyearah
Diode ini berguna untuk merubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Cocok untuk bekerja pada frekuensi jala-jala (50 s.d 60 Hz), diode ini
mempunyai waktu ton dan toff relatif lama, sehingga tidak cocok untuk bekerja
pada frekuensi tinggi.

E. Diode schottky
Diode schottky tersusun atas lapisan logam – lapisan semikonduktor N
dan lapisan semikonduktor N+. Jadi mirip dengan diode power, dimana lapisan
P+ diganti dengan lapisan logam. Logam mempunyai kemampuan mengalirkan

16
Unit 2: Diode

elektron lebih besar dibandingkan lapisan P+> dengan menggunakan lapisan


logam tersebut maka diode Schottky mempunyai waktu turn-on dan turn-off
lebih cepat dibandingkan dengan diode penyearah. Diode schottky disebut juga
dengan diode fast recovery.

F. Diode Power
Diode power termasuk diode penyearah, dirancang untuk mampu dialir
arus maju (forward current) yang besar dan tegangan breakdown mundur yang
tinggi. Diode ini terdiri atas tiga lapis keping semikonduktor seperti ditunjukkan
pada gambar 2.6. N+ dan P+ adalah keping semikonduktor yang didoping
dengan konsentrasi yang tinggi sedangkan N adalah keping semikonduktor
yang didoping dengan kosentrasi rendah. Dengan struktur tiga lapis semacam
ini maka diode mempuyai kemampuan menghantar arus sangat tinggi, dan
pada saat dibias maju mempunyai konduktifitas yang sangat tinggi (resistansi
rendah) sebaliknya pada saat dibias mundur maka konduktifitasnya sangat
rendah (resistansinya sangat tinggi).

Anode Anode

P+ Logam

N
N

N+
N+

Lapisan Kontak
Katode
Katode

(a) Diode power (a) Diode Schottky

Gambar 2.6. Struktur diode power dan diode schottky

G. Parameter Diode
Tabel 2.1 berikut ini akan memberikan beberapa parameter yang sering
ditampilkan pada data sheet.

17
Unit 2: Diode

Tabel. 2.1. Parameter diode

Karakteristik maju
IF(AV) Average rectified forward Arus dc rata-rata terbesar yang dapat mengalir
current pada diode pada arah maju
IFSM Repetitive peak surge current Arus surja berulang-ulang yang diijinkan.
IFSM Non-Repetitive peak surge Arus surja yang hanya terjadi sekali yang diijinkan,
current misalnya pada kondisi transien
VF Forward Voltage Tegangan maju yang diijinkan

Karakteristik Mundur
VRRM Peak repetitive reverse Tegangan mundur periodik yang dapat ditahan oleh
voltage diode
IR Reverse current Arus mundur yang diijinkan

Karakteristik Switching
tA Waktu untuk mencapai puncak arus mundur untuk
diF/dt yang diberikan
tB Waktu mulai dari nilai puncak arus mundur (IRM)
sampai dengan nol
trr Reverse recovery time Waktu pemulihan mundur untuk diF/dt yang
diberikan, trr = tA + tB

Karakterisik daya dan termal


PD Maximum power dissipation Daya listrik maksimum yang dapat didisipasikan =
perkalian antara tegangan diode dan arus dc rata-
rata
Tj Operating junction Temperatur pada junction yang diijinkan, baik atas
temperature pengaruh temperatur luar maupun arus diode.
Tc Case temperature Temperatur badan diode yang diijinkan
RCA Thermal Resistance Resistansi termal antara badan dan udara di
sekitarnya
RJA Thermal resistance, junction Resistansi termal anatara bidang pertemuan dan
to ambient udara luar
RJC Thermal resistance, junction Resistansi termal antara bidang pertemuan dan
to case badan diode

H. Aplikasi diode pada rangkaian elektronika daya


1. Penyearah
2. Freewheeling
3. Snubber (akan dibahas pada bagian thyristor)

I. Menguji Diode Power atau diode penyearah

ID

18
Unit 2: Diode

R (
a)
rangkai
( i
an
a
diode
)
(b)
Gambar 2.7. Menguji diode menggunakan multimeter
kurva
r
arus
Cara menguji diode menggunakan
a multimeter adalah sebagai berikut:
dan
1. Pindahkan selektor multimeter
n pada posisi 10x (fungsi Ohm meter)
teganga
2. Hubungkan colok (+)g ke kaki katode dan n colok () pada kaki anode. Pada
k
kondisi ini diode dibias maju sehingga diode harus mengantar. Jadi jika
a
jarum multimeter bergerak
i ke kanan (menunjuk nilai Ohm yang rendah)
berarti diode bagus. aJika jarum menunjuk pada nilai Ohm yang tinggi berarti
diode putus. n

3. Balikkan hubungan colok, colok (+) pada anode dan colok () pada katode.
d
Diode mendapat bias mundur sehingga tidak menghantar. Jadfi jika jarum
i
tidak bergerak atauo menunjuk Ohm yang tinggi berarti diode baik,
sebaliknya jika jarumd meunjuk pada nilai Ohm yang rendah berarti diode
hubung singkat. e

(
b
J. Diode dengan beban RC
)
Gambar 2.8 menunjukkan sebuh diode diberi beban RC. Dengan
mengabaiakn potensial barier,
k
waktu ton dan toff maka ketika skakelar S ditutup
pada saat t = 0, muatan
u arus yang mengalir pada diode dapat dihitung
berdasarkan persamaanr tegangan sebagai berikut:
v
Vs  v r  v c
1 a (2.1)
 i.R   i.dt
C
a
Dengan kondisi awal vc(0) = 0, maka solusi persamaan (2.1)
r
menghasilkan persamaan arus sebagai berikut:
u
s

d 19
a
n
Unit 2: Diode

Vs  t / RC
i( t )  e (2.2)
R
Selanjutnya persamaan tegangan pada R dan C masing-masing dapat
dinyatakan dengan persamaan (2.3) dan (2.4) berikut:
1
C
v c (t)  i.dt
1 V
  s e  t / RC dt
C R

Vs
Vc ( t )  (1  e  t / RC ) (2.3)
RC
Vr(t) = i(t).R
Vs  t / RC
Vr ( t )  e .R  Vs .e  t / RC (2.4)
R
dimana  = RC dikenal sebagai konstanta waktu. Pada saat t =  maka et/RC =
0,363 dan tegangan pada kapasitor akan mencapai harga 63,7% dari harga
mantapnya.

0,6
33
 Vs
R

Vc t
R C + 0
V
- s
R
0,3
67
S C  Vs
t R
i
R
I
Vs
D 0
V
s
R

Gambar 2.8 Diode dengan beban RC

20
Unit 2: Diode

Contoh 2.1
Sebuah rangkaian RC dengan beban R = 44  seri dengan kapasitor C
= 0,1 F. Pada kondisi awal (skakelar terbuka) kapasitor bertegangan
220 Volt. Jika rangkaian tersebut kemudian dihubung singkat dengan
sebuah diode ditutup pada saat t = 0, tentukan (a) arus maksimum yang
mengalir pada diode, (b) tegangan pada kapasitor saat t = 2 sec.
Solusi
a. Dari persamaan arus (2.2), arus maksimum akan mengalir saat pertama
switch ditutup yaitu jika t = 0, dengan Vs =220 diperoleh
Vo 220
Im    5A
R 44
b. Kurva pengosongan kapasitor dihitung menggunakan suku kedua
persamaan (2.3):
6
/( 44.0,1.10 6 )
Vc ( t )  Vo e  t / RC  220e 2.10  139,64 Volt

K. Diode dengan beban RL


Persamaan tegangan untuk diode dengan beban RL ditunjukkan pada
persamaan (2.5):
Vs ( t )  v r ( t )  v L ( t )
di( t ) (2.5)
 i( t ).R  L
dt
Solusi persamaan (2.5) menghasilkan persamaan arus:
R
V  t
i( t )  s (1  e L ) (2.6)
R
Tegangan pada induktor dan resistor masing-masing dihitung sebagai
berikut:
di( t )
VL  L
dt
R
 t
V d(1  e L
)
L s
R dt
R
 t
VL  Vs e L
(2.7)

21
Unit 2: Diode

(a)
Di
Id Katode
od
ton
Di
e
dal
am Lapisan po
Lo
Mul KontakN+ we
( ga
ti r N
(a) m
a) me
Dio ter
diod An
de ter
toff
e da Katode od
Sch
pat e
ottk pen N
bat
y
year era N+
i An
ah P+
dim od
(b) an
+ e
a
diod
kut
Gambar 2.9. Rangkaian
- diode dengan beban RL
e ub
pos
fast
itip
Vr  Ri. reco bat
R era
V  t very
 R s (1  e L ) i
R dih
ub
R
 t un
Vr  Vs (1  e L ) gka (2.8)
n
dimana parameter =L/R disebut pa sebagai konstanta waktu dari rangkaian RL.
da
col
ok
ne
L. Diode dengan beban gati LC
Persamaan tegangan f, untuk diode dengan beban LC ditunjukkan pada
seb
persamaan (2.9): alik
nya
Vs ( t )  v L ( t )  v C ( t ) kut
di( t ) 1 ub (2.9)
L
dt 
C gati
i(ne
t )dt
f
Solusi persamaan (2.9) bat dengan kondisi awal V c(0) = 0 menghasilkan
persamaan arus: era
i
dih
C
i( t )  Vs sin t ub (2.10)
L un
gka
n
pa
da 22
col
ok
pos
Unit 2: Diode

1 C
dimana  = menyatakan frekuensi osilasi dan Im  Vs menyatakan
LC L

arus maksimum yang akan mengalir. Pada saat t = t 1 =  LC maka sin t = sin

C
 = 0, sehingga arus i( t )  Vs sin t  0 . Kurva arus dan tegangan
L
ditunjukkan pada gambar 2.10 .
Tegangan pada kapasitor dihitung sebagai berikut:
1
C
Vc  i( t )dt
1 L
  Vs sin t dt
C C
 Vs (1  cos t )

Vc  Vs (1  cos t ) (2.11)

dimana parameter =L/R disebut sebagai konstanta waktu dari rangkaian RL.

b
ias
0,7
Diod C
e
I Vs mu
dibia L
s nd
Dmun
dur ur
(b).
Diod Karak
(a). -
e teristi
dibia k Rangk
s diode ID aian
break perco
maju
down baan

karakt
eristik V
diode
VAK RL AK
(Vo
lt)

toff

Gambar 2.10. Rangkaian diode dengan beban LC

23
Unit 2: Diode

Contoh 2.2
Rangkaian LC dengan L = 80H dan C = 20 F. Tegangan awal
induktor sebesar Vo = 220 Volt. Jika rangkaian LC tersebut dihubung
singkat dengan sebuah diode, tentukan (a) arus maksimum yang
mengalir pada diode, (b) lamanya diode konduksi, dan (c) tegangan
kapasitor dalam kondisi tunak.

Solusi
a. Arus maksimum yang mengalir pada diode dihitung menggunakan

C 20.10 6
persamaan Im  Vs dimana Vs = Vo = 220 Volt. Jadi Im  220 =
L 80.10 6
110 Amper

b. Diode akan konduksi selama t1 =  LC   80.10 6.20.10 6  125,66 sec.


c. Persamaan tegangan kapasitor dihitung dengan
1 t1
C 0
Vc  idt  Vo   Vo cos t 1  220 Volt

M. Diode dengan beban RLC


Persamaan tegangan untuk diode dengan beban RLC ditunjukkan pada
persamaan (2.12):
Vs ( t )  v r ( t )  v L ( t )  Vc ( t )
di( t ) 1 (2.12)
 R.i( t )L   i( t )dt
dt C
Jika persamaan (2.12) diturunkan dan dibagi dengan L, menghasilkan
persamaan arus:
d 2i( t ) R di( t ) 1
  i( t )  0 (2.13)
dt 2 L dt LC
Dalam domain Laplace, persamaan (2.13) dinyatakan dengan
 2 R 1 
s  s  I(s)  0 (2.14)
 L LC 

 R 1 
Persamaan karakteristiknya :  s 2  s    0 , memberikan
 L LC 

24
Unit 2: Diode

2
R R 1
       4 .1 .
L L LC
s1,2 
2
2
R R 1
s1,2      (2.15)
2L  2L  LC
Definisikan parameter baru
R
 (2.15)
2L
1
o  (2.17)
LC
maka persamaan (2.15) dapat dinyatakan dengan

s1,2     2  o2 (2.18)

Solusi dari persamaan (2.14) bergantung pada nilai  (faktor redaman)


dan o (frekuensi resonansi), akan mengikuti salah satu dari tiga kemungkinan
berikut ini:

Kasus 1:  = o

Jika  = o maka persamaan (2.14) mempunyai akar yang sama s 1 = s2


= - . Rangkaian dengan kondisi  = o disebut critically damped. Solusi untuk
persamaan (2.14) menjadi
i(t) = (A1 + A2 t)es1.t (2.19)

Kasus 2:  > o

Jika  > o maka persamaan (2.14) mempunyai dua akar yang berbeda,
rangkaian disebut over damped. Solusinya menjadi:
i(t) = A1 es1.t + A2 es2.t (2.20)

Kasus 3:  < o

Jika  < o maka persamaan (2.14) memunyai akar kompleks,


s1,2 =   jo .

25
Unit 2: Diode

Rangkaiannya disebut under damped. Solusinya menjadi


i(t) = et(A1 cos r t + A2 sin r t)

Catat : A1 dan A2 ditentukan berdasarkan kondisi awal. r = o2   2

N
-
N

b
P
ias
P maju
+

P N
- Depla
tion (
layer
a).
-
Stru
ktur
Gambar 2.11. Rangkaian diode dengan beban RLC
Diod
e
Contoh 2.3.
Rangakaian RLC dengan R = 160 , L = 2 mH dan C = 0,05 F, ,e,iliki
sumber tegangan 220 Volt dc. Jika tegangan kapasitor pada kondisi awal
sama dengan nol, tentukan (a) persamaan arus, (b) lamanya diode
konduksi, (c) sketsa kurva arus

Solusi
a. Parameter rangkaian
 = R/2L = 160/(2 x 2.103) = 40000
o2= 1/LC = 1/(2.103.0,05.106) =10000000000 , o =105 rad/sec
r2 = o2  2 = 1010  16.108  r = 91,653 rad/sec
Karena  < o berarti kasus underdamped dan solusinya
i(t) = et(A1 cos r t + A2 sin r t)
Pada t = 0 , i(t) = 0 sehingga
0 = e0 (A1 .cos 0 + A2 sin 0) , maka A1 = 0
Jadi persamaan arusnya adalah

26
Unit 2: Diode

i(t) = et A2 sin (r t) …………………………………….*)


Turunan dari i(t) adalah
di( t )
 e t r A 2 cos r t  e t A 2 sin r t
dt
di( t )
t 0  r A 2
dt
Pada saat skakelare ditutup (t = 0), arus hanya dibatasis oleh induktor,
di( t ) Vs
dinyatakan dengan t 0 
dt L

Vs
Dengan demikian r A 2  , atau A2 = Vs/Lr = 220/(2.103.91,653)
L
A2 = 1,2
Jadi persamaan arus menjadi
i(t) = 1,2 e400000t sin (91,653.t) Amper
b. Lamanya diode konduksi t1 dinyatakan dengan waktu yang diperlukan
sampai arus menjadi nol. Dari persamaan arus *), i(t1) = 0 dicapai jika rt1 =
 atau t1 = 3,14/91,653 = 34,27 s.
c. Arus maksimum dicapai saat r t = 0,5  atau tm = 0,5 t1 = 17,135 s
Imak = 1,2 e40000tm =0,6 Amper

N. Diode Freewheeling
Jika switch pada rangkaian gambar 2.12.a dibuka, maka pada induktor
di
akan dibangkitkan ggl sebesar e  L . GGl tersebut akan terhubung seri
dt
dengan tegangan sumber Vcc sehingga tegangan total yang muncul pada
skakelar menjadi Vcc + L di/dt. Agar ggl yang dibangkitkan oleh induktor tidak
sampai mengganggu switch, maka induktor tersebut dihubung paralel dengan
sebuah diode Dm . Dengan adanya diode Dm maka pada saat switch dibuka
diode Dm mendapat tegangan maju dari ggl yang dibangkitkan oleh induktor. .
Diode menghantar sehingga menghubung singkat induktor tersebut. Jadi ggl
yang dibangkitkan oleh induktor tidak sampai mengganggu switch.

27
Unit 2: Diode

(
b).
eb
Si +
+
m
+
bo A +

l
K
di
od
e -

Gambar 2.12. Rangkaian diode free wheeling

O. Kesimpulan
1. Diode adalah komponen yang terdiri atas dua lapisan semikonduktor, yaitu
lapisan tipe P dan lapisan tipe N.
2. Diode hanya bisa konduksi (mengalirkan arus listrik) dalam satu arah saja.
3. Bias maju adalah pemberian tegangan dimana lapisan P mendapat
tegangan lebih positif dibandingkan dengan lapisan N, bias mundur adalah
sebaliknya.
4. Diode dibias maju akan konduksi dan diode dibias mundur tidak konduksi.
5. Waktu yang diperlukan untuk berubah dari kondisi tak konduksi menjadi
konduksi penuh disebut turn-on (waktu hidup). Waktu yang diperlukan untuk
berubah dari konduksi penuh menjadi tak konduksi disebut dengan turn-off
(waktu mati).
6. Diode penyearah adalah diode dengan turn-on dan turn off relatif lama.
Cocok untuk bekerja pada frekuensi 50-60 Hz. Diode fast recovery adalah
diode untuk bekerja pada frekuensi tinggi.
7. Diode freewheeling adalah diode yang dipasang paralel dengan kumparan
untuk menghilangkan emf kumparan saat switch ditutup.

P. Latihan
1. Jelaskan perbedaan keping silikon P dan keping silikon N!

28
Unit 2: Diode

2. Apa yang dimaksud dengan depletion layer dan potensial barier?


3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bias maju dan bias mundur?
4. Apa yang dimaksud dengan turn on dan turn off?
5. Apa yang dimaksud dengan kontanta waktu pada rangkaian RL, RC?
6. Apa yang dimaksud dengan frekuensi resonansi pada rangkaian LC?
7. Jelaskan perbedaan frekuensi resonansi dan frekuensi ringing pada
rangkaian RLC!
8. Apa yang dimaksud dengan
(a) diode penyearah
(b) diode fast recovery
(c) diode free wheeling
9. Sebuah rangkaian RL seperti ditunjukkan pada gamnbar 2.9, dengan R = 10
 dan L = 0,5 mH dihubungkan pada tegangan dc Vs = 220 Volt. Hitung:
a. Arus awal saat skakelar ditutup
b. arus kondisi mantap
c. konstanta waktu
d. Plot kurva arus dan tegangan pada L
10. Sebuah rangkaian RC seperti ditunjukkan pada gambar 2.8 dengan R = 10
 dan C = 0,02 F. Dihubungkan pada sumber tagangan dc Vs = 10 Volt.
a. Arus awal saat skakelar ditutup
b. arus kondisi mantap
c. konstanta waktu
d. Plot kurva arus dan tegangan pada C

29

Anda mungkin juga menyukai