MOCHAMMAD
3110191001
RANGKAIAN
IV TEORAMA
IQBAL
LISTRIK
FAISAL
SUPERPOSISI
1
1 D4 TEKNIK MEKATRONIKA A
PAK YASIN
30 SEPTEMBER 2019
PERCOBAAN IV
TEORAMA SUPERPOSISI
A. Tujuan Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat membuktikan kebenaran hukum
superposisi melalui penguruan arus secara praktis.
B. Landasan Teori :
Dapat digunakan untuk memeperoleh penyelesaian jaringan yang memliki dua
buah sumber atau lebih. Masing – masing sumber akan diperlakukan sendiri – sendiri
dan jumlah aljabarnya diperoleh untuk menentukan besaran tertentu pada jaringan
yang tidak diketahui.[1]
Pada teorama superposisi hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier,
dimana rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan
memenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. [2]
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :[2]
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber independent/
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas
lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. [2]
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka
dengan teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis,
dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa
buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
keadaan dari n buah sumber yang bebasnya. [2]
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai
sumberindependent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier
(sumberdependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus
lain, atau sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan
elemen resistor ( R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ). [2]
Arus yang melalui, atau tegangan yang melintas sebuah elemen dalam sebuah
jaringan linear dua arah sama dengan jumlah aljabar arus atau tegangan yang
dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing sumber. [1]
Arus total yang melalui sembarang bagian jaringan sama dengan jumlah aljabar
arus yang dihasilkan secara terpisah yang tidak saling tergantung oleh masing-masing
sumber.(Sebuah jaringan dengan dua sumber : jika arus yang dihasilkan oleh salah satu
sumber memiliki arah tertentu, sedangkan yang dihasilkan oleh sumber yang lain
berlawanan arah yang melalui tahanan yang sama, maka arus yang dihasilkan adalah
perbedaan arus di antara keduanya dan memiliki arah mengikuti yang lebih besar. Jika
arus yang dihasilkan memiliki arah yang sama, maka arus yang dihasilkan adalah jumlah
keduanya.) [1]
Prinsip Superposisi tidak dapat digunakan untuk perhitungan daya karena daya
yang hilang dalam sebuah sumber tahanan berubah-ubah sebanding dengan kuadrat
arus atau tegangan (tidak linear). Untuk memperhatikan pengaruh masing-masing
sumber secara terpisah yang tidak bergantung sama lain, maka sumber tersebut perlu
diambil dan ditempatkan kembali tanpa mempengaruhi hasil akhir.Untuk mengambil
sumber tegangan, maka perbedaan potensial antara terminal sumber tegangan harus
ditetapkan berharga nol (dihubung singkat).Untuk mengambil sumber arus, maka
diperlukan bahwa terminalnya terbuka (untai terbuka).Sembarang hambatan dalam
yang berhubungan dengan sumber yang dicabut, tidak dihilangkan tetapi masih harus
diperhatikan. [1]
E I
I Rs
E
Ada enam dasar operasi dalam penerapan teorema superposisi untuk menganalisa
rangkaian :
1. Pilih satu sumber energy
2. Untuk sumber yang lain .
3. Sumber tegangan dihubung singkat ( short circuit)
4. Sumber arus di open circuit
5. Hitung resistansi
6. Tentukan arus atau tegangan tiap-tiap elemen. Catat arah dan polaritasnya.
7. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber yang lain
8. Jumlahkan hasil masing-masing secara dialjabarkan
Contoh 1 : [1]
I1
I 3A
R1 6 ohm
E 30 V
I’’1
R1 6 ohm
E 30 V
E 30 V
I ' ' 1= = =5 A
R1 6 Ω
Karena I’1 dan I’’1 memiliki arah yang sama, maka arus I 1 sama dengan jumlah arus
keduanya.
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linear dan bilateral. Dalam
teorema superposisi ini terdapat dua atau lebih sumber yang bebas. Sumber tersebut
bisa tegangan dengan tegangan dan bisa tegangan dengan arus. Sumber-sumber
tersebut tidak dapat bekerja secara bersamaan atau hanya berpatokan pada satu
sumber saja. Sumber-sumber ini bekerja satu persatu. Sumber-sumber tegangan yang
akan di tahan sewaktu salah satu sumber lain (sumber tunggal) bekerja digantikan oleh
rangkaian hubung singkat (short), sumber-sumber arus digantikan dengan rangkaian
terbuka (o.c). Teorema superposisi digunakan untuk menghitung besar arus pada
masing-masing beban dengan menentukan terlebih dahulu arah arus pada rangkaian.
Dibawah ini adalah contoh gambar rangkaian listrik yang dapat di analisis dengan
metode atau teorema superposisi. [1]
C. Rangkaian Percobaan :
R1=5 K Ω
R1 R2=4 K Ω
R2 R3
A
S2 S3 R3=3 K Ω
S1
1 2 1 2 1 2
R L=2 K Ω
E1 E2 E3 E1 ; E2 ; E 3 adalah teg. DC
RL
S1 ; S 2 ; S3 adalah saklar
D. Tabel Data :
N Error
E1(Volt) E2(Volt) E3(Volt) IL1(mA) IL2(mA) IL3(mA) IL (mA) IL' (mA)
o (%)
1 10 5 3
2 10 5 -3
3 8 6 4
4 8 6 -4
Catatan:
IL1 = arus yang terukur pada amperemeter pada saat S 1 padaposisi 1 dan S yang lain
pada posisi 2
IL2 = arus yang terukur pada amperemeter pada saat S 2 padaposisi 1 dan S yang lain
pada posisi 2
IL3 = arus yang terukur pada amperemeter pada saat S 3 padaposisi 1 dan S yang lain
pada posisi 2
IL = arus yang terukur pada amperemeter pada saat semua S pada posisi 1
IL’ = penjumlahan dari semua arus IL1, IL2 dan IL3
Error dihitung dengan rumus :
I L−I 'L
Error= x 100 %
IL
R 2 /¿ R❑
3 E1
I L 1= ❑ x ❑
R L + R 2 /¿ R3 R 1+( R2 / ¿ R3 /¿ RL )
E2 ≠ 0; E 1=0 ; E3=0
R 1 /¿ R❑3
I L 2=
R L + ¿¿ ¿
E3 ≠ 0 ; E 1=0 ; E2=0
R 1 /¿ R❑2
I L 3=
R L + ¿ ¿¿
Sehingga : I ' L =I L1 + I L 2+ I L3
E. Tugas :
1. Hitung IL ‘ secara teoritis berdasarkan rumus diatas.
2. Bandingkan IL’ hasil perhitungan dengan hasil pengukuran, kemudian hitung
errornya.
3. Analisalah hasil percoabaan saudaram apakah sesuai dengan teori atau tidak, beri
penjelasan dan alasana secara ilmiah.
F. Hasil Praktikum
G. Analisa
Error
No E1(Volt) E2(Volt) E3(Volt) IL1(mA) IL2(mA) IL3(mA) IL (mA) IL' (mA)
(%)
1 10 5 3 0.78 0.49 0.39 1.66 1.66 0%
2 10 5 -3 0.78 0.49 -0.39 0.88 0.88 0%
3 8 6 4 0.61 0.58 0.52 1.72 1.71 0.50%
4 8 6 -4 0.61 0.58 -0.52 0.69 0.67 2.80%
Error
N E1(Volt E2(Volt E3(Volt Praktiku
IL1(mA) IL2(mA) IL3(mA) IL (mA) IL' (mA)
o ) ) ) m-
Teori(%)
1 10 5 3 0.779 0.487 0.389 1.655 0.3%
2 10 5 -3 0.779 0.487 -0.389 0.887 0.78%
3 8 6 4 0.623 0.584 0.519 1.726 0.34%
4 8 6 -4 0.623 0.584 -0.519 0.688 0.42%
Grafik hasil praktikum
Hasil Praktikum
1
0.8
0.6
Arus mA
0.4 IL1(mA)
0.2 IL2(mA)
0 IL3(mA)
-0.2 1 2 3 4
-0.4
-0.6
Percobaan ke
1.2
1 IL(mA)
0.8 IL'(mA)
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4
Percobaan ke
Perbandingan IL’ antara praktikum dan teori
1.2
1 IL'(mA)-Teori
0.8 IL'(mA)-Praktik
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4
Percobaan ke
0.5
IL1(mA)-Teori
0.4
IL1(mA)-Praktik
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4
Percobaan ke
Perbandingan IL2 hasil praktikum dan teori
0.52
IL2(mA)-Teori
0.5
IL2(mA)-Praktik
0.48
0.46
0.44
0.42
1 2 3 4
Percobaan ke
0.4
Arus mA
0.2
IL3(mA)-Teori
0
IL3(mA)-Praktik
1 2 3 4
-0.2
-0.4
-0.6
Percobaan ke
Pada percobaan tersebut dilakukan untuk mengukur arus yang mengalir pada
setiap 3 sumber tegangan yang dihubungkan ke rangkaian baik 1 persatu tegangan
dihubungkan sesuai dengan skematik rangkaian ataupun ketiga sumber tegangan saling
dihubungkan ke rangkaian. Dalam mengukur IL1, S1 dihubungkan ke sumber tegangan
sementara S2 dan S3 dihubungkan ke titik reeferensi yaitu 0V. Dan begitu seterusnya sesuai
dengan titik mana yang akan diukur dan titik lainnya akan menjadi titik referensi.
Sementara besar 3 tegangan supply disesuaikan dengan tabel percobaan. Dari praktikum
tersebut didapatkan bahwasannya “Pengukuran arus ketika 3 sumber tegangan
dihubungkan (IL) ke rangkaian merupakan sama halnya dengan penjumlahan setiap
pengukuran arus(IL’) terhadap setiap titik IL1, IL2 dan IL3 dengan masing masing sumber
teganagan yang dihubungkan sementara titik lainnya dihubungkan ke titik referensi 0V”
Pernyataan tersebut didapatkan sesuai dengan beberapa data yang didaptkan dari hasil
praktikum. Berikut merupakan penjelas dari pernyataan tersebut:
1. Percobaan 1
Pengukuran IL = 1.66 mA
Pengukuran IL1 = 0.78 mA ; IL2 = 0.49 mA ; IL3 = 0.39mA
IL = IL1+IL2+IL3 //IL1+IL2+IL3 merupakan IL’
2. Pecobaan 2
Pengukuran IL = 0.88 mA
Pengukuran IL1 = 0.78 mA ; IL2 = 0.49 mA ; IL3 = -0.39mA
IL = IL1+IL2+IL3 //IL1+IL2+IL3 merupakan IL’
0.88 = 0.78 + 0.49+(-0.39)
0.88 = 0.88mA ; error 0%
3. Percobaan 3
Pengukuran IL = 1.72 mA
Pengukuran IL1 = 0.61 mA ; IL2 = 0.58 mA ; IL3 = 0.52mA
IL = IL1+IL2+IL3 //IL1+IL2+IL3 merupakan IL’
4. Pecobaan 4
Pengukuran IL = 0.69 mA
Pengukuran IL1 = 0.61 mA ; IL2 = 0.58 mA ; IL3 = -0.52mA
IL = IL1+IL2+IL3 //IL1+IL2+IL3 merupakan IL’
0.69 = 0.61 + 0.58+(-0.52)
0.69 = 0.67mA ; error 2.8%
Dari 4 percobaan tersebut pernyataan yang didapatkan benar – benar sesuai dengan
asumsi terhadap praktikum teorama super posisi tersebut. Dan error yang dihasilkan kun
antara range 0 – 2.8 % dari 4 percobaan tersebut. Dan hasil teori yang dilakukan sesuai
dengan praktikum sangat mendekati dari hasil praktikum dengan range error terkecil yaitu
0.3 % pada percobaan 1 dan range terbesar pada percobaan 2 yaitu 0.78 %. Error ini
merupakan sebuah atau sesuatu yang wajar, dikarenakan hasil praktikum tidak selamanya
pengukuran menggunakan ammperemeter analog itu akurat hingga bisa atau dapat
memunculkan 3 angka dibelakang koma.
H. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
[1] Lestari, Suci Tri. (2017). Teorama Superposisi. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2019, dari
http://sucitrilestarinew.blogspot.com/2017/01/teorema-superposisi_10.html