Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ARTIKEL ALAT SENSOR

KELOMPOK 3

1. TITO SATRIA W (20106076)

2.FADIL MAULANA YUSUF (20106090)

3.BILLY HONA LORENSA (20106108)

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor 


Di dunia ini, kita dapat menjumpai banyak sensor di sekitar kita. Di kehidupan sehari-
hari, banyak sekali kegiatan otomatisasi yang dapat kita temukan dan tentunya semua alat
tersebut pasti dilengkapi sebuah perangkat yang kita sebut sebagai Sensor ini. Contoh-contoh
kegiatan otomatisasi ini seperti menghidupkan TV dengan Remote Control, Lampu yang
dapat menyala saat hari menjadi gelap, CCTV yang dapat bergerak mengikuti pergerakan
orang disekitarnya, Alat pemantuan cuaca, Alat pengukur suhu, Alat yang digunakan untuk
mendeteksi terjadinya kebakaran, mengambil Photo dengan Kamera dan masih banyak lagi.
Penggunaan sensor di perangkat-perangkat elektronik ini telah diaplikasikan di hampir semua
bidang di kehidupan kita sehari-hari mulai dari perangkat pribadi, layanan kesehatan,
keamanan, industri, hiburan, transportasi, militer, alat rumah tangga hingga ke sektor
pertanian. Dengan semakin besarnya penggunaan Sensor di dalam Teknologi masa kini,
pengetahuan tentang sensor ini menjadi sangat penting dan wajib kita pahami apa sebenarnya
yang dilakukan oleh sensor serta jenis-jenis sensor tersebut.

Pengertian Sensor

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik
seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan
fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya perubahan, Input
yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia
baik melalui perangkat sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui
jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya. Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat
mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya
menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan atau
sinyal listrik).

Klasifikasi Jenis-jenis Sensor

Sensor-sensor yang digunakan pada perangkat elektronik pada dasarnya dapat


diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu :

1. Sensor Pasif dan Sensor Aktif


2. Sensor Analog dan Sensor Digital

Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai kedua klasifikasi sensor tersebut.

1.Sensor Pasif dan Sensor Aktif

1.1. Sensor Pasif (Passive Sensor)

Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan
pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple) yang menghasilkan
nilai tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya
1.2. Sensor Aktif (Active Sensor)

Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal untuk dapat
beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek eksternal yang
diberikannya. Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit Otomatis (Self
Generating Sensors).

2.Sensor Analog dan Sensor Digital

Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit
akan non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor
digital biasanya terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili
dalam format digital. Output digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau
OFF). Sinyal fisik yang diterimanya akan dikonversi menjadi sinyal digital di dalam sensor
itu sendiri tanpa komponen eksternal. Kabel digunakan untuk transmisi jarak jauh. Contoh
Sensor Digital ini diantaranya adalah akselerometer digital (digital accelerometer), sensor
kecepatan digital, sensor tekanan digital, sensor cahaya digital dan sensor suhu digital.

Berdasarkan prinsip kerjanya, sensor diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:


a. Sensor thermal
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi variabel- variabel proses
berdasarkan perubahan panas pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

Sensor-sensor yang bekerja berdasarkan prinsip thermal dapat diaplikasikan sebagai berikut:
a. Sensor thermal untuk mengukur suhu
b. Sensor thermal untuk Mengukur level
c. Sensor thermal untuk mengukur flow
d. Sensor thermal untuk mengukur kadar/konsentrasi

b. Sensor mekanik
Sensor mekanik adalah sensor yang mendeteksi variabel-variabel proses berdasarkan
perubahan gerak mekanis seperti perpindahan atau pergeseran posisi, gerak lurus dan
melingkar dll.
c. Sensor optik/cahaya
Sensor optik adalah sensor yang mendeteksi variabel-variabel proses berdasarkan
berdasarkan pemancaran/pemantulan/pembiasan gelombang.

Contoh alat sensor


Resistance Temperature Detector (RTD)
Resistance Thermal Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur
Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga,
atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing
temperatur di dalam kisaran suhunya. Resistance Thermal Detector merupakan sensor pasif,
karena sensor ini membutuhkan energi dari luar. Elemen yang umum digunakan pada
tahanan resistansi adalah kawat nikel, tembaga, dan platina murni yang dipasang dalam
sebuah tabung guna untuk memproteksi terhadap kerusakan mekanis.
Kumparan kawat
platina

Inti dari Quartz

Terminal
sambungan

Kabel keluaran

Gambar 1.1 Konstruksi RTD

RTD berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang


sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya semakin besar.
RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan
keramik isolator. Bahan tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga,
dan yang terbaik adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu
sampai 1500o C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan
lebih murah, tetapi tembaga mudah terserang korosi.
Gambar 1.2 RTD Pt 100

Prinsip Kerja RTD

Prinsip kerja dari RTD ini adalah ketika RTD menerima panas maka panas
tersebut akan dikonversikan oleh RTD ke dalam bentuk besaran listrik yaitu tahanan.
Panas yang dihasilkan berbanding lurus dengan tahanan dari jenis elemen logam
platina yang ada pada sensor RTD, kemudian bentuk tahanan tersebut

diterima oleh Tranduser kemudian tranduser merubahnya menjadi sinyal fisik


dan mengirimnya ke TRC.
Resistance Thermal Detector (RTD) perubahan tahanannya lebih linear
terhadap temperatur uji tetapi koefisien lebih rendah dari thermistor dan model
matematis linier adalah:
RT  R0 (1 t)..........................................................................2.3

keterangan : Ro = tahanan konduktor pada temperature awal RT =


tahanan konduktor pada temperatur toC
α = koefisien temperatur tahanan
Δt = selisih antara temperatur kerja dengan temperatur awal
Sedangkan model matematis nonliner kuadratik adalah:
......................................................................2.4

Gambar 1.3 Resistansi Versus Temperatur untuk Variasi RTD Metal

Jenis-jenis Resistance Thermal Detector


1. RTD elemen
RTD elemen adalah bentuk sederhana dari RTD, terdiri dari sepotong kawat
dibungkus di sekitar inti keramik atau kaca. Elemen RTD biasanya digunakan
bila ruang sangat terbatas.

Gambar 1.4 RTD Elemen

2. RTD surface elemen


RTD surface elemen adalah tipe khusus dari elemen RTD. Hal ini dirancang
untuk menjadi setipis mungkin sehingga memberikan kontak yang baik untuk
mengukur suhu permukaan datar.

Gambar 1.5 RTD Surface Elemen

3. RTD Probe
RTD probe adalah bentuk paling kasar dari RTD, terdiri dari unsur logam,
juga dikenal sebagai selubung/sarung untuk melindungi elemen dari
lingkungan.
Gambar 1.6 RTD Probe

Bentuk lain dari Konstruksi RTD

Gambar 1.7 Jenis RTD: (a) Wire (b) Ceramic Tube (c) Thin Film

Kelebihan dan kekurangan RTD

 Kelebihan
a. Ketelitiannya lebih tinggi dari pada termokopel
b. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
c. Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil dari
pada jenis logam yang lainnya.
d. Kemampuannya tidak akan terganggu pada kisaran suhu yang luas
 Kekurangan
a. Lebih mahal dari pada termokopel
b. Terpengaruh terhadap goncangan dan getaran.
c. Respon waktu awal yang sedikit lama (0,5 s/d 5 detik, tergantung kondisi
penggunaannya).
d. Jangkauan suhunya lebih rendah dari pada termokopel.
Daftar Referensi

1.https://pdsahabat.com/2018/09/28/mengenal-berbagai-jenis-sensor-
temperatur-suhu/#:~:text=Resistance%20Temperature%20Detector
%20(Sensor%20RTD)&text=sensor%20RTD%20dari%20Autonics
%20sendiri,sering%20digunakan%20dalam%20kebutuhan%20Industri.
2. https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-jenis-jenis-sensor/

Anda mungkin juga menyukai