Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pendidikan Luar Sekolah Dalam Rangka Pendidikan Sepanjang Hayat


Disusun Guna memenuhi tugas mata kuliah: Pendidikan Luar Sekolah
Dosen Pengampu: bapak H.A. Muhdlori ,S.Ag, M.S.I

Di susun oleh:
1. Farida Aufani Salma (11910064)
2. Liya Zahrotul K (11910073)
3. Fahima Ani Ari Ani (11910076)

FAKULTAS TARBIYYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WALISEMBILAN SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
dapatmenyelesaikan tugas makalah yang berjudul empat pilar dalam pendidikan
dan hubungannya dengan pendidikan dan belajar sepanjang hayat. Dalam Konteks
Peningkatan Mutu Pendidikan nilai sebagai syarat memenuhi tugas dari mata
kuliah pendidikan luar sekolah. Makalah ilmiah ini telah kami susun secara
maksimal atas bantuh dari berbagai pihak sehingga ,makalah ini bisa selesai
dengan lancar.

Untuk itu, kami selaku penyusun, banyak berterimakah kepada semua pihak
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan supportnya
selama ini.Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, guna menghasilkan laporan makalah yang lebih
baik. Kami berharap, makalah ini yang kami susun bisa memberikan manfaat dan
inpirasi bagi pembaca.

Brabo,10 November 2022

Penyusun
Daftar ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah yang mencakup pendidika


informal, non formal dan berfungsi menjadi mitra pendidikan formal
merupakan perwujudan Pendidikan Sepanjang Hayat. Pendidikan informal
yang diselenggarakan pada lingkup keluarga memainkan peran utama dalam
memprakasai proses belajar sepanjang hayat yang berlangsung selam
rentang waktu kehidupan seseorang. Selain pembelajaran diperoleh pula
pembiasaan dan peneladanan, sebagai mitra pendidikan formal maksudnya
Pendidikan Luar Sekolah dapat berfungsi sebagai substitusi, komplemen,
dan suplemen serta dapat menjembatani ke dunia kerja. Pendidikan non
formal yang diselenggarakan di masyarakat pada lembaga yang membantu
peserta didik dimasyarakat sehingga selalu belajar tentang nilai, sikap,
pengetahuan dan ketrampilan fungsional yang diperlukan untuk
mengatualisasikan diri dan untuk mengembangkan masyarakat serta bangsa
dengan selalu berorientasi pada kemajuan kehidupan masa depan.

Melihat cakupan yang sedemikian luas, Pendidikan Luar Sekolah


tidak ditempatkan pada pilar pendidikan ketat, Pendidikan luar sekolah
diletakan pada tatanan Pendidikan Sepanjang Hayat karena Pendidikan
Sepanjang Hayat memberi arag agar PLS membantu peserta didik untuk
mengembangkan diri melalui proses “pendewasaan” yang selalu berusaha
menemukan kepuasan bagi diri individu di lingkuangan melalui aktualisasi
diri, serta dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk
kebermaknaan diwaktu yang akan datang.

Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan pembahasan ini adalah untuk


menganalisis pengertian, fungsi atau peran prgram Pendidikan luar sekolah
dan posisinya dalam Pendidikan Sepanjang Hayat, serta jenis dan satuan
pendidikan non formal di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Pendidikan luar


Sekolah?

2. Apa Pengertian,Tujuam, dan Dasar Pemikiran Pendidikan


Sepanjang Hayat ?

3. Apa Keterkaitan Pendidikan Luar Sekolah dalam kerangka


Pendidikan Sepanjang Hayat?

C. Tujuan masalah

1. Agar mengetahui Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Pendidikan


luar Sekolah.

2. Agar mengetahui Pengertian,Tujuan, dan Dasar Pemikiran


Pendidikan Sepanjang Hayat.

3. Agar mengetahui Keterkaitan Pendidikan Luar Sekolah dalam


kerangka Pendidikan Sepanjang Hayat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Pendidikan luar Sekolah

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah.


Menurut UU no 2 tahun 1989 dan PP No. 73 tahun 1991, bahwa
pendidikan diselenggarakan di dua jalur, yaitu jalur sekolah dan danjalur
luar sekolah. Menurut Sutaryat dalam Handout perkuliahan mendifinisikan;
Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar
jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik dilembagakan maupun tidak
dilembagakan, yang tidak harus berjenjang dan bersinambung. Dalam UU
Sisdiknas tahun 2003 istilah pendidikan formal, nonformal dan informal
dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan di jalur non formal dan
informal.

2. Karakteristik pendidikan luar sekolah


Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pendidikan luar sekolah
maka dapat kita ketahui dari karakteristiknya. Karakteristik pendidikan luar
sekolah antara lain :
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan
dipergunakan. Pendidikan luar sekolah menekanakn pada
belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam
kehidupan pseserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan luar sekolah
dan belajar mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif
dan mengontrol kegiatan belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraan relatif singkat, dan pada umumnya
tidak berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat
fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak
ditentukan oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan
penekanan pada belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar.
Pendidik adalah fasilitator bukan yang menggurui. Hubungan
di antara kedua pihak bersifat informal dan akrab, peserta didik
memandang fasilitator sebaga nara sumber dan bukan sebagai
instruktur.
7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber
untuk pendidikan langka, maka diusahakan sumber-sumber
lokal digunakan seoptimal mungkin.

3. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah


Dapat dijelaskan bahwa PLS dapat berfungsi pada jalur pendidikan
sekolah dan juga berfungsi dalam jalur dunia kerja, serta berfungsi dalam
kehidupan. Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pendidikan luar sekolah
antara lain :
1. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai substitusi pendidikan
sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai komplemen pendidikan
sekolah.
3. Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen pendidikan
sekolah.
4. Pendidikanl luar sekolah berfungsi sebagai jembatan memasuki
dunia kerja.
5. Pendidikan luar sekolah sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan.
B. Pengertian, Tujuan, dan Dasar Pemikiran Pendidikan Sepanjang
Hayat.

a. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat


Pengertian pendidikan sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat
secara konsep saling mengisi dan tidak terpisahkan satu sama lain. Knapper
& Kropley memberikan definisi sebagai berikut : “… lifelong education has
been defined as a set of organisational, administrative, metodological, and
procedural measures…” dan “ lifelong learning describes the habit of
continuously learning throughout life, a mode of behavior” Menurut
Sutaryat dalam Hand out: Pendidikan sepanjang hayat mengacu pada
serangkaian faktor-faktor ekstrinsik, berorientasi penyediaan (suply) dengan
mengidentifikasi kebutuhan (the needs) dan penyediaan peralatan (the
means). Sedangkan belajar sepanjang hayat bersifat intrinsik, berorientasi
permintaan dan sangat bergantung kepada motivasi dan kemampuan
individu pembelajar.

b. Tujuan pendidikan sepanjang hayat


Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup, yaitu bahwa individu-individu dalam
masyarakat dapat belajar dan semestinya terus belajar dan secara
berkesinambungan berupaya mengikis kebodohan dan fatalisme.

c. Dasar pemikiran pendidikan sepanjang hayat


Drs. H Fuad Ihsan dalam buku Dasar-dasar Kependidikan, menulis
beberapa dasar pemikiran ditinjau dari beberapa aspek tentang urgensi
pendidikan seumur hidup, antara lain:
Aspek Ideologis

Semua manusia dilahirkan sama dan mempunayi hak yang sama,


khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan meningkatkan
pengeahuannya serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup memberi
peluang besar bagi setiap individu mengembangkan potensinya dalam
kehidupannya. Disebutkan dalam UUD 45 bahwa setiap manusia yang
dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya.
Pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

 Aspek Ekonomis
Pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar
dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. Pendidikan
seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan
produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang
dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan, sehat, dan memiliki
motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan
keluarga menjadi penting.

 Aspek Sosiologis
Di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari
pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah
bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. Pendidikan seumur hidup bagi
orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut.

 Aspek Politis
Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat
untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga
negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat
menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

 Aspek Teknologis
Pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi
dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan
dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis
dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu
pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah.
Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang
metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus
belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan
mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur
hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.

 Aspek Psikologi dan Paedagogis


Tidak ayal lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berpengaruh besar terhadap besar terhadap pendidikan khususnya konsep
dan teknik penyampaiannya. Oleh karena perkembangan ilmu dan teknologi
makin luas dan kompleks maka tidak mungkin segalanya itu dapat diajarkan
kepada anak di sekolah.

Maka dewasa ini tugas pendidikan formal yang utama ialah


bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat
kepada anak untuk belajar terus sepanjang hayatnya, memberi keterampilan
untuk secara lincah menyesuaikan diri kepada lingkungan masyarakat yang
dengan cepatnya berubah-ubah. Untuk itu semua perlu diciptakan kondisi
yang merupakan pengetrapan life Long Education.
C. Keterkaitan Pendidikan Luar Sekolah dalam kerangka Pendidikan
Sepanjang Hayat.

Pendidikan luar sekolah, sebagai salah satu jenis pendidikan, memiliki


keterkaitan dengan pendidikan sepanjang hayat, dimana keduanya memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk bertahan hidup dan mempertahankan
kehidupannya, serta untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan luar
sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan pendidikan sekolah, dan
dalam kaitan dunia kerja serta dalam kaitan dengan kehidupan.Dalam
kaitannya dengan kegiatan pendidikan sekolah, fungsi pendidikan luar
sekolah adalah sebagai subtitusi, komplemen dan suplemen. Dalam
kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai
kegiatan yang menjembatani seseorang masuk ke dunia kerja. Dan dalam
kaitannya dengan kehidupan, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai
wahan untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang.

Pendidikan diadakan untuk dapat memecahkan masalah. Peserta didik


diproses dalam pendidikan persekolahan melalui sentuhan guru untuk dapat
memecahkan problem hidup dan kehidupan. Dengan kebutuhan yang
beragam, kompleks dan semakin sulit, maka pemenuhan kebutuhan peserta
didik menuntut kompetensi memerlukan kecakapan hidup ( Life Skill ).

Sebagai mana penjelasan sebelumnya, bahwa pendidikan merupakan


fitrah manusia, di mana sejak lahir hingga menjelang hayatnya akan terus
menerus mendaapatkan pendidikan. Sehingga secara tidak langsung dalam
kehidupan manusia mengalir unsure-unsur pendidikan.

Oleh karena itu sebagai mentuk penyajian pendidikan kita kenal


dengan istilah jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Yang mana dari ketiga hal
tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh
kita sebut dengan jalur formal, non-formal dan in-formal. Dari ketiga hal
tersebut daling mengisi dan menutupi kekurangan antara satu dan yang
lainnya.

PLS yang merupakan aplikasi dari pendidikan non-formal dan in-


formal tidak bisa dengan begitu begitu saja berdiri tanpa ada keterkaitan
dengan pendidikan formal. Begitu halnya pendidikan formal tidak akan
berjalan dengan sendirinya tanpa ada katerkaitan dengan dua jalur
pendidikan diatas. Sehingga jika kita hubungkan dengan PSH akan
membentuk suatu garis penghubung antara PLS dan PSH itu sendiri.
Jika kita perhatikan bagan di atas sengaja tidak kami jelaskan
mengenai bagaimana PLS memiliki ketentuan sebagai proses layaknya
pendidikan formil, maka penjelasan selanjutnya hanya mengenai PLS yang
ditinjau dari segi berlangsungnya yaitu PLS hanya sebagai sub-sistem dalam
pendidikan.
Oleh karena itu kedudukan PSH berada diatas PLS, sebab secara
system ataupun prakteknya PSH merupakan konsep fitrah manusia
sedangkan PLS hanya merupakan sarana pendidikan yang berlangsung di
luar jalur pendidikan sekolah. Terlepas dari itu semua PLS tersebut dalam
hubungannya dengan PSH sebagai implikasi mengenai proses pendidikan
seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Program Pendidikan Luar Sekolah yang meliputi program nilai,
pengetahuan dan ketrampilan yang kesemuanya ini merupakan
bekal seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupan untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya dan kebermaknaan di waktu
yang akan datang, dengan demikian telah mengantarkan seseorang
ke dalam dimensi Pendidikan Sepanjang Hayat.
2. Dengan karakteristiknya yang bermacam-macam, diantaranya
tidak terstruktur dan terorganisasikan secara ketat sperti
pendidikan formal akan memberi peluang bagi setiap individu
untuk memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan keadaan
yang dibutuhkan.
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat dirumuskan asumsi
sebagai berikut : Bahwa tatanan dimensi Pendidikan Luar Sekolah akan
mendukung dimensi Pendidikan Sepanjang Hayat jika dalam perencanana
dan pelaksanaan program-program Pendidikan Luar Sekolah didukung oleh
4 pilar Pendidkan.
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep
pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan
belajar mengajar yan berlangsung dalam kehidupan manusia, yang mana
ilmu dalam kehidupan manusia terus berkembang secara pesat dan tak akan
habis untuk dikaji oleh umat manusia.
Dengan begitu, maka penetapan cara berfikir menurut asas pendidikan
sepanjang hayat tersebut akan mengubah pandangan kita tentang status dan
fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar
anak didik bagaimana cara belajar
Daftar Pustaka

Hatton, Michael J, (1997), Lifelong Learning; Policies, Practices,


And Programs, Apec Publication, Canada.
Kaple; Change For Children; Ideas And Activities For
Individualizing Learning, Goodyear Publishing Compani, Inc. California.
Kusumah, Inu Hardi Dkk (2004); Quo Vadis Pendidikan Sepanjang
Hayat Dan Dan Belajar Sepanjang Hayat, Makalah, Pls S2, Upi Bandung.
Sudjana, Djudju, (2004); Pendidikan Non Formal, Fallah Production,
Bandung
_______ (2004); Manajemen Program Pendidikan; Fallah Production,
Bandung
Trisnamansyah, S, (2004), Filsafat, Teori Dan Konsep Pendidikan
Luar Sekolah, Handout Perkuliahan, Program Pls Pps Upi, Bandung.
Ahmadi, H. Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, ( Jakarta:
Rineka Cipta, 2003

Basuki, MA dan Dr. Miftahul Ulum, MA. 2007. Pengantar


Pendidikan Islam. STAIN PoRess.

Indrakusuma, Amir Daien. Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Offset


Printing Surabaya.

TH, Muhammad. 1984. Kedudukan Ilmu Dalam Islam. Surabaya: Al-


Ikhlas.

Aly, Noer Hery. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Cetakan Pertama.


Jakarta: Logos.
Suklani, Dasar-dasar Kependidikan, ( Cirebon: Fak. Tarbiyah IAIN
Sunan Gunung Djati, 1995 ).

Soelaiman Joesoef, dan Slamet Santoso. 1981. Pendidikan Luar


Sekolah. Surabaya, C.V. Usaha Nasional

Undang-undang Dasar RI 1945, Bab XIII, Pendidikan dan


Kebudayaan, Pasal 31

Anda mungkin juga menyukai