Oleh :
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
Tingkah laku atau etologi hewan praktis telah merupakan hal yang penting
sejak masa prasejarah. Tingkah laku ini dimanfaatkan oleh para pemburu dan
pada pertengahan abad ini, para ilmuwan di bidang pertanian tidak banyak
mengenal ilmu tingkah laku hewan baik secara praktis sebagai hal yang penting
(herbivora) yang mencerna maknan dalam dua langkah yaitu pertama dengan
decerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan ini tidak
hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik)
atau berperut banyak. Hewan ruminansia memiliki empat lambung yaitu rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum. Selain itu hewan ruminansia juga memamah
makanan yang telah dicerna atau biasa disebut memamah biak. Berdasarkan latar
1.3. Tujuan
sebagai berikut :
2.1. Ternak
pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia.
Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang
Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang
sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (Subekti, 2009).
perkembang biakkan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan
dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa- jasa yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia. Bangsa ternak adalah suatu kelompok dari
2.2. Sapi
mengalami peningkatan mulai tahun 2007 sampai tahun 2013 sebesar 3.188 juta
ekor (Ditjennak, 2014). Secara nasional berdasarkan data BPS 2014 kebutuhan
daging sapi tahun 2014 untuk konsumsi dan industri sebanyak 620 ribu ton,
sedangkan produksi daging sapi sebanyak 539 ribu ton (86,93%), sehingga
Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging, sehingga sering disebut sebagai sapi pedaging. Sapi potong di
Indonesia merupakan salah satu jenis ternak yang menjadi sumber utama
pemenuhan kebutuhan daging setelah ayam. Hal tersebut bisa dilihat dari
konsumsi daging ayam 64%, daging sapi 19% daging lainya 9% (Aslina, 2014).
2.3. Ayam
manusia. Ayam (Gallus sp) termasuk kelas aves. Tubuhnya ditutupi bulu yang
berfungsi sebagai pengatur suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua
berjari 4 serta di akhiri dengan cakar, serta mulutnya memilki paruh. Ayam
memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa
burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air.
Tulang punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan. Sehingga Tulang
kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas
yang cepat. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap mahluk
hidup dan dapat dimanifestasikan sebagai tambahan berat organ atau jaringan
tubuh seperti otot, tulang dan lemak, urutan pertumbuhan jeringan tubuh dimulai
dari jeringan saraf, kemudian tulang, otot dan terakhir lemak. Dua gelombang
pinggang (loin), dan arah centripetal dimulai dari daerah kaki distalis ke arah
proximal tubuh menuju bokong (pelvis) dan pinggang (loin) yang merupakan
bagian tubuh yang paling akhir mencapai pertumbuhan maksimal (late maturity)
(Sampurna, 2010).
Tumbuh-kembang otot bisa juga dari paha ke arah cranial. Bagian tubuh
yang paling lambat tumbuh adalah bagian pinggang (loin) sedangkan yang paling
awal tumbuh adalah tungkai kaki dan kepala (cranium). Pola pertumbuhan
diawali dari distal kaki mengarah ke badan (proksimal). Pada bagian tungkai kaki
(shin) depan menuju ke pangkal lengan (blade), dada (brisket) dan pundak
(flank),pangkal paha (rump) terus kearah pinggang (loin). Pada bagian dorsal
tubuh terlihat pola pertumbuhan diawali dari arah leher dan punggung (chuck)
menuju punggung (cuberoll) dan terhenti di pinggang (loin). Hal ini berindikasi
jika bagian tubuh yang paling lambat bertumbuh adalah bagian pinggang (loin)
sedangyang paling awal bertumbuh adalah tungkai kaki dan kepala (cranium)
(Sampurna, 2010).
terhadap bangsa dan varietas. Standar yang baku terhadap bentuk jengger dan
warna bulu tidak ada karena setiap bangsa ayam mempunyai ciri warna bulu dan
jengger yang spesifik. Ayam mempunyai kulit yang relatif tipis jika dibandingkan
dengan dan mamalia dan tidak terdapat pada ekor bagian atas. Beberapa bagian
tubuh seperti jemgger (comb), gelambir, dan lubang telinga menyatu dengan kulit
pada percabangannya yang kompleks dan variasi pada ukuran, bentuk, warna dan
teksturnya yang mengesankan. Bulu menjadi penciri anatomi burung. Bobot bulu
dapat mencapai 4,9% dari total bobot tubuh. Berbagai variasi pada bulu. Pada
kebanyakan species unggas, bulu tidak tumbuh di semua permukaan kulit. Bulu
tumbuh secara teratur di daerah tertentu yang disebut feather tract atau
pterylae.Terdapat 10 pterylae, yaitu pada kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha,
Kandang Satu Harapan dan Laboratorium Unit Ilmu Ternak Unggas, Fakultas
3.2.1. Alat
pada Tabel 1
3.2.2. Bahan
pada Tabel 2
berikut :
pembimbing
2. Mendengarkan dan mencatat hal-hal penting tentang ayam dan sapi yang
3. Mendokumentasikan ternak ayam dan sapi yang telah dijelaskan oleh asisten
pembimbing
sebagai berikut :
Melakukan respon
Melakukan
praktikum
Melakukan Melakukan
pengamatan pengamatan
terhadap ayam terhadap sapi
Dimati
Dicatat
Dokumentasi
Membuat laporan
6
4 9
3
8
11
2
10
1 7
Gambar 1. Sapi
Sumber : Dokumentasi Pribadi 8
5
Keterangan :
1. Mulut
2. Hidung
3. Mata
4. Tanduk
5. Telinga
6. Perut
7. Kaki
8. Paha belakang
9. Punuk
10. Paha depan
11. Ambing
Bagian tubuh sapi berawal dari bagian Blade atau punuk bagian atas yang
menyambung dari baguian daging paha depan terus sampai ke bagian punuk sapi.
Kemudian bagian paha depan, ciri daging ini adalah berbentuk potongan segi
empat dengan ketebalan sekitar 2-3 cm. Kemudian daging sapi yang berasal dari
bagian belakang yang disebut Cub Roll atau Lemusir. Hal ini sesuai dengan
laju pertumbuhan hewan ternak antara lain species, jenis kelamin, dan jumlah
makanan yang dikonsumsi. Dua gelombang arah tumbuh kembang pada ternak
depan tubuh ternak menuju ke belakang ke arah pinggang (loin), dan arah
centripetal dimulai dari kaki distalis ke arah proximal tubuh menuju bokong
(pelvis) dan pinggang (loin) yang merupakan bagian tubuh yang paling akhir
Sapi adalah hewan ternak anggota suku bovidae dan anak suku bovinae.
Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah
dagingnya sebagai pangan manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prasetya
menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan
7 4
8
5
9
6
2
10 Gambar 2. Sapi
1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
11
Keterangan :
1. Mulut 7. Ekor
2. Hidung 8. paha belakang
3. Mata 9. penis
4. Telinga 10. kaki
5. Tanduk 11. perut
6. Punuk
Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini
berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat
dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada
kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat),
bagian bawah (perut), ke empat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku,
bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas (Susanta, 2016).
Tubuh sapi bali memiliki kriteria seperti bulu berwarna merah pada sapi
betina, tetapi pada sapi jantan dewasa warna merah berubah menjadi hitam, dan
bila dikastrasi warnanya kembali merah. Pada sapi bali betina pada bagian
belakang paha berwarna putih (white mirror). Pada pinggir bibir atas berwarna
putih, pada kaki mulai dari tarsus dan karpus sampai batas pinggir atas kuku
berwarna putih, dan pada rambut pada ujung ekor serta memiliki garis pada
punggung berwarna hitam. Sapi jantan memiliki bagian tubuh yang disebut penis
2 5
3 6
1 7
4 Gambar 3. Ayam
8
Sumber Dokumentasi Pribadi
Keterangan :
1. Paruh
2. Mata
3. Jengger
4. Dada
5. Ekor
6. Sayap
7. Paha
8. kaki
Bagian organ ayam yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, leher,
tubuh bagian depan dan tubuh bagian belakang. Di bagian kepala terdapat paruh,
jegger, cuping, pial. Sementara tubuh bgian depan terdapat dada dan sayap serta di
bagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis dan cakar. Hal ini
sesuai denga pernyataan Wardhana (2017), yang menyatakan bahwa Standar bulu
dan jengger (comb) berbagai ayam membeikan perbedaan terhadap bangsa dan
varietas. Standar yang baku terhadap bentuk jengger dan warna bulu tidak ada
karena setiap bangsa ayam mempunyai ciri warna bulu dan jengger yang spesifik.
Ayam mempunyai kulit yang relatif tipis jika dibandingkan dengan dan mamalia
dan tidak terdapat pada ekor bagian atas. Beberapa bagian tubuh seperti jemgger
(comb), gelambir, dan lubang telinga menyatu dengan kulit bagian dalam.
5.1.1. Bagian-bagian tubuh ternak ayam terdiri dari bagian kepala, leher, tubuh
bagian depan dan tubuh bagian belakang. Di bagian kepala terdapat paruh,
jegger, cuping, pial. Sementara tubuh bgian depan terdapat dada dan sayap
serta di bagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis dan
cakar.
5.1.2 Bagian-bagian tubuh sapi terdiri dari bagian kepala, leher, punuk, ekor,
kaki, tanduk, paha, gelambir, betis, perut, telinga, mata, hidung dan mulut.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi A. dan Hastang. 2014. Analisis Keuntungan Peternak Sapi Potong
Berbasis Peternakan Rakyat di Kabupaten Bone. Jurnal Jiip. Vol 1 (1).
Lestari, Lukman B., dan Rita Nurmalina. 2017. Daya Saing Usaha Penggemukan
Sapi Potong Peternakan Rakyat Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Buletin Peternakan. Vol. 41 (1).
Prasetya, H. 2012. Prospek Cerah Beternak Sapi Perah. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.