Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum I Anatomi dan Fisiologi Ternak

ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS

Oleh
NAMA : HERU SULISTIONO
NIM : L1A121058
KELOMPOK : II (DUA)
AST PEMBIMBING : SRI NELFINA NUR
ANGGOTA KELOMPOK : 1. HERU SULISTIONO
2. HESTIANY
3. JAMILUDIN
4. KARLINA
5. LA ODE AWALUDIN

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN KONSULTASI

No. Hari/tanggal Keterangan Paraf

Kendari, April 2022


Asisten Praktikum

Sri Nelfina Nur


L1A118091
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Unggas merupakan salah satu komoditas ternak yang sudah banyak
dikembangbiakkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan peternakan
dengan komoditi unggas sudah sangat pesat baik dari peternakan kecil-sedang
sampai pada peternakan yang sudah besar. Pertimbangan kualitas dan
produktivitas ternak membuat perusahaan-perusahaan peternakan akan tetap
bersaing di pasar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan
mempertahankan usaha ternaknya. Meningkatnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan
daging ayam dipasaran. Masyarakat Indonesia umumnya juga lebih menyukai
daging ayam lokal dibandingkan dengan ayam pedaging dikarenakan rasa
dagingnya yang lebih enak dibandingkan dengan ayam jenis broiler sehingga
ayam lokal sangat berpotensi dan membuka peluang usaha guna
meningkatkan taraf hidup bagi peternak.
Unggas merupakan salah satu komoditas ternak yang sudah banyak
dikembangbiakkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan peternakan
dengan komoditi unggas sudah sangat pesat baik dari peternakan kecil-sedang
sampai pada peternakan yang sudah besar. Pertimbangan kualitas dan
produktivitas ternak membuat perusahaan-perusahaan peternakan akan tetap
bersaing di pasar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan
mempertahankan usaha ternaknya. Meningkatnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan
daging ayam dipasaran. Masyarakat Indonesia umumnya juga lebih menyukai
daging ayam lokal dibandingkan dengan ayam pedaging sehingga ayam lokal
sangat berpotensi dan membuka peluang usaha guna meningkatkan taraf
hidup bagi peternak. Beberapa ayam lokal yang dikembangkan tersebut
adalah Ayam Kedu, Ayam Pelung, dan Ayam Nunukan (Suprijatna, 2005).
Peternakan unggas khususnya ayam dan itik di Indonesia merupakan salah
satu komoditi yang sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat (Supartono & Yunus, 2000). Penyediaan pangan berupa daging
bagi masyarakat dalam jumlah yang mencukupi dengan mutu yang baik
merupakan salah satu tujuan pembangunan sektor pertanian, di samping
peningkatan pendapatan para peternak dan peningkatan peranan pertanian
khususnya sub sektor peternakan dalam tata ekonomi nasional. Kebutuhan
akan daging ayam dan itik, sangat tinggi karena konsumsi masyarakat yang
hampir mayoritas adalah pekonsumsi daging. Menurut Sucipta dan Hatta
(2009) angka konsumsi daging unggas khususnya ayam pada tahun 2004
tercatat 746.200 ton dan produksi daging ayam pada tahun yang sama sebesar
1.190.900 ton. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya, perubahan konsumsi
daging ayam masih bisa diimbangi dengan produksi daging ayam. Pada 2008
total konsumsi sebesar 1.071.000 ton dan produksi pada tahun tersebut masih
jauh di atas konsumsi nasional, yakni sebesar 1.358.380 ton.
Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat. Daging ayam merupakan bahan makanan bergizi
tinggi yang mudah untuk didapat, rasanya enak, teksturnya empuk, baunya
tidak terlalu amis serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat sehingga disukai banyak orang dan sering digunakan sebagai
bahan utama dalam pembuatan makanan. Daging ayam yang biasa di
konsumsi di Indonesia adalah ayam pedaging (broiler) dan ayam kampung.
Setiap orang punya pilihannya masing-masing dengan alasan yang berbeda
misalnya karena ayam broiler lebih cepat empuk daripada ayam kampung
atau karena ayam kampung memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit
daripada ayam broiler. (Dewi Windiani & Diah Ari, 2014).
Sistem organ adalah gabungan dari berbagai organ untuk melakukan fungsi
tertentu di dalam tubuh. Setiap organ memegang peranan yang sama penting
dalam menjalankan fungsinya.
Sistem organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 12,yaitu:
a. Sisten rangka (skelet)
b. Sistem otot
c. Sisten integumen (kulit)
d. Sistem pencernaan
e. Sistem respirasi
f. Sistem eksresi
g. Sistem sirkulasi (peredaran)
h. Sistem saraf
i. Sistem reproduksi
j. Sistem endokrin
k. Sistem imun
l. Sistem indra
Dalam ruang lingkup biologi, organism yang dipelajari, khususnya makhluk
hidup yang terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan. Tingkatan
organisasi yang dipelajari dimulai dari yang paling sederhana hingga
tingkatan yang kompleks. Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari
molekul, sel, jaringan, organ, system organ, individu, populasi, dan
ekosistem, hingga ketingkatan bioma.
Sebuah organ hewan dibangun oleh beberapa jaringan.contoh organ hewan
adalah usus halus. Di usus halus terdapat jaringan otot polos, ikat kendur,
epitel kubus lapis banyak, darah, dan saraf. Setiap jaringan memiliki fungsi
tersendiri. Jaringan otot polos yang tersusun melintang dan memanjang
membuat usus halus dapat melakukan gerakan peristaltik (gerak
bergelombang akibat elaksasi dan kontraksi otot) untuk memindahkan
makanan yang berada didalam rongga usus. Jaringan saraf mengendalikan
gerakan peristaltik pada otot tersebut
I.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dalam praktikum Anatomi dan Fisilogi Unggas yaitu untuk

mengetahui letak, bentuk, tekstur dari organ serta fungsinya dalam sistem organ

unggas

I.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dalam praktikum Anatomi dan Fisilogi Unggas yaitu agar

mahasiswa dapat mengenal dan mengidentifikasi letak, urutan dan fungsi sistem

dan organ pada unggas


II. METODE PRAKTIKUM

II.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Atanomi dan Fisologi Unggas ini dilaksanakan pada hari Jumat,

8 April 2022 pukul 08:00 WITA, bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

II.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum Atanomi dan Fisologi Unggas

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nama Alat dan Kegunaan


No. Nama alat Kegunaan
1 Latex Examination Gloves (sarung untuk melindungi tangan Anda dari
tangan) kotoran, risiko kontaminasi,
penyebaran kuman, bakteri atau
virus dan penularan penyakit

2 Atlas anatomi atau gambar sebagai Untuk menjelaskan bagian-bagian


panduan dari praktikum agar lebih jelas

3 Pinset Pinset berfungsi sebagai alat


penjepit untuk bahan-bahan yang
akan digunakan dalam praktikum.

4 Alat tulis Untuk menulis hal-hal penting yang


berkaitan dengan materi dan
laporan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Koleksi Sampel Darah untuk

Analisa DNA dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nama Bahan dan Kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Preparat ayam Sebagai objek dalam pelaksanaan
praktikum
II.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Anatomi dan Fisiologi nggas adalah

sebagai berikut:

1. Lakukan pengamatan pada sistem otot, respirasi, sistem digesti, sistem

sirkulasi, sistem reproduksi, serta organ-organ imunitas. Lalu catat dan

dokumentasi hasilnya.

2. Lakukan identifikasi letak, bentuk, dan tekstur dari otot dan berbagai organ

pada sistem organ tersebut. Lalu catat hasilnya.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Sistem Digesti pada Ayam

Sistim pencernaan pada unggas berbeda dengan sistim pencernaan pada

ruminansia yang memiliki gigi untuk mengunyah. Sistim pencernaan pada

unggas dimulai saat makanan masuk melalui paruh dan berakhir pada kloaka.

Prinsifnya pencernaan pada unggas terjadi secara mekanik dan pencernaan

secara kimia/enzimatis. Pencernaan secara mekanik pada unggas yaitu

pencernaan dengan kontraksi otot saluran pencernaan, sedangkan pencernaan

secara kimiawi yaitu pencernaan terjadi dengan adanya bantuan enzim yang

dihasilkan dari saluran pencernaan.

Sistem pencernaan bekerja dalam menyerap nutrisi dalam pakan sehingga

mampu memenuhi kebutuhan ayam (Jacob dan Pescatore, 2013)terdiri atas

saluran cerna utama, yaitu mulut, oesofagus, ingluvies, proventrikulus,

ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, jejunum, illeum), coecum,


intestinum crassum, dan cloaca, dilengkapi dengan kelenjar tambahan, yaitu

hati, pankreas dan kantung empedu (Zainuddin et al., 2015). Organ-organ

internal yang berperan dalam sistem pencernaan unggas secara lengkap.

Berikut sistem digesti pada ayam yaitu:

A. Mulut/ paruh

Unggas tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi sejati, bagian mulut atas dan

bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah dihubungkan dan

berfungsi seperti engsel.

Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah

kedepan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong

makanan ke esophagus sewaktu lidah digerakan ke belakang. Lidah berfungsi

membantu menelan makanan.Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa

yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke

esophagus.

Didalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara menyendok

saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam

kerongkongan setelah menengadah kepala memanfaatkan gaya gravitasi.

B. Oesophagus (tenggorok)

Oesopha-us merupapan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang

merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan

perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah.

Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk

masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus


menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan

makanan ke tembolok.

C.Crop (tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan

erbesaran dari oesophagus. Pa,lda bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar

mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan

makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk

sementara sebelum masuk ke proventriculus.terjadi sedikit atau sama sekali

terjadi pencernaan didalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam

mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam

tembolok selala beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasakan. Hal

ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah

yang berfungsi melunakkan makanan.

D.Lambung Kelenjar ( proventriculus)

Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga

merupakan perut sejati ayam. Proventriculus juga merupapan kelenjart tempat

terjadinya perncernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan

asaasam klrida, epsin, dan getah lambung yang berguna mencerna protein. Sel

kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu

makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena makanan

berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus,

maka pencernaan pada material makanan secara enzitatis sedikit terjadi.

E. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas

dan bawah.Bagian atas lubang pemasukan berasal dari proventriculus dan

bagian bawah lugang pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya

empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan

yang susah digiling maka emedal akan kisut.

Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas

dari intestine.Gizzard mempunyai otot-otot yang buat sehingga dapat

penghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai sulosa yang tebal. Peroton

empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam

satu menit.

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan

bantuan grit san batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh

ayam. Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan

dengan adanya otot dalam gizzard sehingga dapat masuk kesaluran intestine.

F. Usus kecil (small intestine)

Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas

tiga bagian yaitu: duodonum, jejenum, dan ileum. Duodenum (usus 12 jari)

berbentuk huruf V dengan bagian parsascendens sebagai bagian naik. Selaput

mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol

seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas

penyerapan nutrient.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada

beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinfing sel dari small intestine yang

dapat pencerna protein dan karbohidrat .

Pencernaan pakan ayam di usus halus secara enzimatik dengan berfungsinya

enzim-enzim terhadap protein letak dan karbohidrat. Protein oleh pesin dan

khemotipsin akan diubah menjadi asam amin. Lemak oleh lipase akan diubah

menjadi asam lemak dann gliserol.Karbohidrat oleh anylase akan diubah

menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.

G. Sekum (Usus buntu)

Sekum terletam diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya buntu.

Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon

tinja.

Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat

sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga

terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisme.

H.Usus besar (Large intestine)

Usus besar berupa saluran yang mempunyai diameter dua

kali dari diameter usus halus dan berakhir di kloaka.Pada usus besar terjadi

reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur

keseimbangan air pada unggas.

I. Kloaka

Kloaka merupapan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka

merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan nerupakan muara


saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat

dikeluarkan melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.

Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai

saluran kencing dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran makanan dan

proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan udara

luar disebut vent.

Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada sisi

luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang

disebut vent. yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan

tempat keluarnya telur.

Menurut Scannes et al. (2004),setiap organ memiliki peran dalam

prosesmetabolisme. Amrullah (2004) menyatakan bentuk paruh pada unggas

disesuaikan dengan bentuk makanannya, di mulut terjadi proses

pencernaanenzimatis dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah

sedikit.Yuwanta (2004)menyatakan mulut menghasilkan saliva yamg

mengandung amilase dan maltase saliva, produksi saliva 7-30 ml/hari

tergantung pada jenis pakan, selanjutnya makanan akan diteruskan ke

esophagus, esophagus membentang di sepanjangleher dan thorax, kemudian

berakhir di proventrikulus, esophagus menghasilkanmukosa yang berfungsi

melicinkan pakan menuju crop (Yuwanta, 2004), crop(tembolok) merupakan

kantong tempat penyimpan makanan sementara (Scanneset al., 2014)

kemudian makanan dilanjutkan ke proventrikulus, padaproventrikulus terdapat


enzim pepsin yang berguna membantu pencernaan proteindan hydrochloric

acid yang disekresi oleh glandular cell, sekresi enzim bekerjadan mengalir ke

ventrikulus.

III.2. Sistem Respirasi pada Ayam

Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi

masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan

bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa

paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa

organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi

langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.

Sistem respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara

oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang

akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena


tidakdibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernafasan

untuk memperoleh oksigen (O2) yang digunakan untuk pembakaran zat

makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah

sama, pada hewan invertebrata memiliki alat pernafasan dan mekanisme

pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi

yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yaitu respirasi internal dan

respirasi eksternal Respirasi internal adalah proses absorpsi oksigen dan

pelepasan karbon dioksida dari sel. Sedangkan respirasi eksternal adalah

proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan sisa hasil

metabolisme sel yang berupa O2 (Irmaeni, 2006)

1.Lubang Hidung (Nares)

Lubang hidung merupakan lubang masuk pertama udara atau oksigendan

lubang masuk pertama yang berhubungan dengan lingkungan luar. Nares

berjumlah sepasang dan terdapat pada pangkal rostum bagiandorsal. Nares

posteriores (lubang hidung dalam), terletakpada palatumdan hanya satu buah

ditengah.

2.Larynx

Larynx disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoideayang

berjumlah sepasang.
3.Trakea

Trakea merupakan suatu pita yang tersusun dari cincin-cincin tulangrawan

terbuka atau disebut annulus trachealis. Bifurcatio trachealis(percabangan

trakea) yaitu bronkus. Bronkus merupakan percabangandari trakea. Trakea

merupakann lanjutan dari larynx kearah caudal.

4.Syrinx

Syrinx adalah pita suara yang menyebabkan vibrasi pada

membrantimpani, sehingga unggas dapat bersuara nyaring. Pita suara

merupakansatu-satunya alat pernapasan yang mampu menghasilkan

suara,sedangkan jakun merupakan bagian pembentuk suara.

5.Paru-paru

Paru-paru (pulmo) unggas menempel pada tulang rusuk bagian belakang.

Cabang-cabang saluran udara hanya bronchus dan parabronchi. Cabang

bronchus yang berada padaparu-paru sangat tipis.Paru-paru tidak

mengembang, tidak mempunyai alveoli tetapi banyak terdapat pembuluh

darah. Paru-paru dalam tubuh unggas memilikifungsi yang berbeda dari ternak

mamalia yaitu sebagai pendingin bagitubuh ternak saat terjadi kelembapan

yang dikeluarkan melalui pernapasan dalam bentuk uap air. Paru-paru

merupakan organ yangsangat penting dalam pernafasan. Fungsi utamanya


untuk mencukupioksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk pembakaran dan

pembentukan tenaga. Paru-paru juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa

pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air.

Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea

(windpipe), syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli.

Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang,

maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk

berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk

melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan

fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mamalia. Perbedaan

utama adalah fungsi paru-paru. Pada mamalia, otot diafragma berfungsi

mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki

diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama

ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya

pertukaran gas di dalam darah (Sembiring, 2009).

III.3. Sistem Reproduksi pada Ayam

III.3.1.Sistem Reproduksi Jantan


Organ reproduksi jantan berfungsi sebagai tempat menghasilkan

sperma (testis) .testis sendiri adalah merupakan pabrik penghasilkan

dua macam dua produk yaitu sel kelamin jantan spermatozoa dan

hormone testeoteron. Testis terdiri dari saluran buntuh yang disebut

tibuli seminefiri yang bermuara ke rate testis, vas differentia dan

berahir dalam epididymis. Dinding dalam tubuli tersebut dilapisi oleh

selapis sel-sel yang berbentuk bulat yang disebut spermatogonia.

Diantara sepermatogonia yang melapisi dinding tubuli semineperi

adalah sel-sel yang berbentuk langsing, Letak berselang seling dengan

sepermatogonia dan mengarah kelumen. Sel tersebut adalah sel sertoli

penghasil hormone testoteron. Organ kelamin pada jantan terdiri dari

organ kelami perimer, sekunder, luar dan kelenjar pelengkap.organ-

organ tersebut memiliki bentuk, ukuran dan fungsi berbeda-beda

Organ kelamin luar unggas jantan tidak terbentuk sempurna dan tidak

ada kaitannya dengan saluran deferen. Letaknya ditengah bagian


bawah dari lipatan kloaka yang melintang. Organ yang tidak terbentuk

sempurna inilah yang dipakai orang sebagai pedoman jenis kelamin

anak ayam setelah menetas. Organ reproduksi ternak jantan tersiri dari

testes, scrotum, corda spermaticus, kelenjar tambahan (glandula

accessories), penis, preputium, dan system saluran reproduksi jantan.

System saluran ini terdiri dari vasa, efferentia yang berlokasi di dalam

testis, epididymis, vas deferens, dan urethra external yang bersambung

ke penis. Pada masa ambrio, testis berasal dari corda genitalia primer,

sedangkan system saluran reproduksi berasal dari ductus wolffii.

Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen; (a)

organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus

(jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis didymos, (b)

sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar

vesikularis, prostata dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari

epididimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organ

kopulatoris yaitu penis ( Toelihere, 1979 dan Marawali, 2001).

Organ reproduksi pada jantan terdiri dari :

1. Testis

Testis pada ayam jantan memiliki ukuran sekitar 5 cm pada saat

musim kawin dan memiliki warna putih.Tetapi, pada saat masa tenang

dan molting ukurannya dapat mengecil menjadi setengah ukuran awal

dan memiliki warna kekuningan. Secara umum, ejakulat yang bisa

dihasilkan oleh seekor ayam jantan tidak lebih dari 1 ml.


2. Epididimis

Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah

dorsal testis. Setiap bagian testis memiliki satu epididimis yang

menempel pada dinding bagian luar testis. Merupakan saluran yang

berbelah belah yang berfungsi untuk alat transport, penyerapan air,

pendewasaan dan penyimpanan sperma. Serta berfungsi sebagai

jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.

Epididimis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis

berasal dari duktus efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan

ekor .Kepala (caput epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar

dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis.

Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi

seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis .Corpus epididimis (badan

epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah, sejajar dengan

jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian

bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor

epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak padabagian

bawah testes yang membelok ke atas. Pada hewan hidup cauda

epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah testes dan

dapat diraba

3. Duktus deferens/ vas deferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan

pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal,


menyilang ureter dan bermuara pada kloakasebelah lateral urodeum.

Fungsinya menyalurkan sperma ke kopulasi. Vas deferens atau ductus

deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra.

Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam

mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya

mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali .vas deferens bersal

dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan

bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di

tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah

arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut.

Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung

sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging

yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput

peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan

bersama- sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut

syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui

canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens,

yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun

menebal dan membesar membentuk ampullae .

4. Organ kopulasi

Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil

yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan

rudimeter dari organ kopulasi . Fungsi kopulasi : alat untuk


mengeluarkan sperma.

5. Kloaka

Merupakan alat pelindung alat reproduksi. Dan bukan termasuk

organ reproduksi. Kloaka mempunyai otot spinter dan selalu tertutup

rapat dan hanya membuka pada saat membuang kotoran dan kapalatis.

Alat reproduksi ayam jantan terbagi dalam 3 bagian utama yaitu:

sepasang testis, sepasang saluran deferens dan kloaka(Yunanta, 2004) :

Testis

Testis terletak dibelakang paru-paru bagian depan dari ginjal

tepatnya padarongga badan sekitar tulang belakang yang melekat di

bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum

mesorchium serta berdekatan dengan aorta dan vena cava. Temperatur

testis selalu 41-43°C meskipun dekat dengan rongga udara tetapi,

karena spermatogenesis (pembuatan sperma) akan terjadi pada

temperatur tersebut (Yunanta, 2004).

Testis memilki bentuk mirip biji buah buncis dengan warna putih

krem. Testis di bungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan

albugin yang lunak. Testis terdiri dari tubuli seminiferi (85-95% dari

volume testis) pada bagian dalam tempat terjadinya spermatogenesis.

Jaringan intersitial terdiri dari sel Leydig (sel glanduler) tempat

disekresikan hormon steroid, androgen dan testosteron. Berat testis


tergantung dari umur, strain, musim dan pakan (Yunanta, 2004).

Saluran deferens

Saluran deferent dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang

merupakan muara dari testis sedangkan bagian bawah yang merupakan

saluran deferens perpanjangan dari saluran epididimis. Saluran

deferens ini bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang

bersebelahan dengan urodeum dan koprodeum. Sperma mengalami

pemasakan dan penyimpanan di dalam saluran deferens sebelum

diejakulasikan. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan pada

65% bagian distal saluran deferens (Yunanta, 2004).

Alat kopulasi

Alat kopulasi mengalami rudimenter pada ayam berupa papila (penis),

kecuali pada itik berbentuk spiral dengan panjang 12-18 cm. Papila ini

diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma pada saat

terjadinya kopulasi(Yunanta, 2004).

III.3.2.Sistem Reproduksi Betina


Organ reproduksi ayam betina ini pada dasarnya terbagi menjadi dua
yaitu ovary dan oviduct, namun bagian dari oviduct ini terbagi menjadi
lima bagian yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina,
kloaka.Bagian organ – organ tersebut yang akan membantu dalam
proses pembentukan telur ( yolk ) dengan sempurna. Jika kurang
jelasnya dalam proses penetasan telur dan fungsi masing – masing
organ reproduksi betina berikut penjelasan organ reproduksi ayam
betina.
Organ reproduksi ayam betina terdiri atas indung telur (ovarium) dan
saluran telur (oviduk) (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ovarium
ayam terletak pada rongga badan sebelah kiri. Pada saat perkembangan
embrionik ovarium dan oviduk sebelah kiri mengalami perkembangan
sempurna sedangkan ovarium dan oviduk sebelah kanan mengalami
degenerasi menjadi rudimen (Blakely dan Bade, 1991; Suprijatna et
al., 2005).
1.Oviduct ( indung telur )
Oviduct ini merupakan salah satu organ yang menghasilkan sel telur di
dalam ayam, oviduct ini memiliki panjang 1,5 cm, berat 60 gram, pada
tiga minggu setelah dewasa kelamin. Oviduct ini memiliki peran untuk
menghasilkan sel telur yang sudah di buahi oleh spermatozoa untuk
menghasilkan telur.
2.Infundibulum ( papilon )
Infundibulum merupakan slah satu organ yang hanya terdapat di betina
dengan memiliki fungsi untuk menampung atau menangkap sel telur
yang sudah matang atau masak di dalam ovoduvt tersebut.
Infundibulum ini memiliki panjang mencapai 9 cm, yang mampu
mengsekresikan sumber protein yang sudah di terima selama 15-20
menit.
3.Magnum
Magnum merupakan organ lanjutan dari infundibulum dengan
memiliki fungsi dan peran untuk membentuk putih telur yang
dihasilkan oleh infundibulum dan oviduct selama 3 – 4 jam. Magnum
ini juga merupakan organ paling panjang dari oviduk sekitar 33 cm.
3.Isthmus
Isthmus merupakan organ lanjutan dari magnum, setelah pembentukan
putih telur dilanjutkan dengan pembentukan selaput telur. Selain itu,
fungsi dari ishmus ini juga dapat memisahkan putih telur dengan
kuning telur selama 1-2 jam tergantung dengan umur dan juga tingkat
kesetresan ayam.
4.Uterus
Uterus merupakan organ lanjutan dari isthmus, setelah terjadi
pembentukan selaput telur dan juga pemisahan kuning dan putih telur
di lanjutkan kembali dengan pembentukan kerabang telur selama 20
jam. Kerabang telur ini juga dengan istilah cangkang telur dengan
memiliki panjang sekitar 10 cm.
5.Vagina
Vagina ini merupakan salah satu organ yang tidak melakukan sekresi
dalam pembentukan telur, kecuali dalam pembentukan kutikula.
Fungsi vagina ini hanya tempat lintasan telur, dan juga lintasan urine
serta feses. Vagina ini dilintasi telur selama 3-4 menit dan setelah 30
menit akan mengalami peneluran kembali sehingga terjadi ovulasi.
6.Kloaka
Kloaka merupakan organ akhir di dalam reproduksi ayam , organ ini
juga merupakan organ tempat pengeluaran telur yang sudah jadi dalam
tubuh ayam.Pada dasarnya proses penetasan telur ini dan bagian organ
reproduksi telur dapat dilakukan selama 23 -24 jam.
Organ reproduksi betina terdiri atas ovarium dan oviduk atau saluran
reproduksi yang terdiri atas infundibulum, maghnum, isthmus, uterus
dan vagina. Ovarium terletak pada rongga badan sebelah kiri. Pada
saat perkembangannya embrio, terdapat dua ovarium dan pada
perkembangan selanjutnya hanya ovarium sebelah kiri yang
berkembang, sedangkan bagian kanan rudimenter. Ovarium betina
biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang berwarna
kuning besar (yolk) dan terdapat banyak folikel kecil berwarna putih
(folikel belum dewasa) (Suprijatna dkk, 2005).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu anatomi dan fisiologi ternak unggas
meliputi sistem digesti, dan sistem reproduksi unggas, dalam sistem
reproduksi unggas dibagi menjadi sistem reproduksi pada jantan dan
betina.

IV.2. Saran

Saran dalam praktikum ini yaitu sebaiknnya dalam melaksanakan


praktikum harus memperhatikan organ-organ yang di jelaskan oleh asisten
laboratorium, agar dapat dipahami dan dimengerti apa saja tahapan dan
fungsi dari organ-organ yang ada pada unggas dan hal ini dapat
memudahkan dalam penyusunan laporan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan ke-3. Bogor : Lembaga Satu
Gunung Budi.
Irmaeni, W. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius. Yogyakarta.

Suprijatna, E., Atmomarsono, U., dan Kartasudjana, R. 2005. Ilmu DasarTernak


Unggas. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supartono, W.M., dan Yunus, Y.H. 2000. Analisis Kelayakan Finansial Usaha
Pemotongan Ayam Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah
Mada.

Sembiring, P. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Dasar Ternak Unggas. USU press,
Medan.

Yunanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.


LAMPIRAN

(Dokumentasi Praktikum)

Anda mungkin juga menyukai