Oleh
NAMA : HERU SULISTIONO
NIM : L1A121058
KELOMPOK : II (DUA)
AST PEMBIMBING : SRI NELFINA NUR
ANGGOTA KELOMPOK : 1. HERU SULISTIONO
2. HESTIANY
3. JAMILUDIN
4. KARLINA
5. LA ODE AWALUDIN
mengetahui letak, bentuk, tekstur dari organ serta fungsinya dalam sistem organ
unggas
mahasiswa dapat mengenal dan mengidentifikasi letak, urutan dan fungsi sistem
Praktikum Atanomi dan Fisologi Unggas ini dilaksanakan pada hari Jumat,
8 April 2022 pukul 08:00 WITA, bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
sebagai berikut:
dokumentasi hasilnya.
2. Lakukan identifikasi letak, bentuk, dan tekstur dari otot dan berbagai organ
unggas dimulai saat makanan masuk melalui paruh dan berakhir pada kloaka.
secara kimiawi yaitu pencernaan terjadi dengan adanya bantuan enzim yang
A. Mulut/ paruh
Unggas tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi sejati, bagian mulut atas dan
bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah dihubungkan dan
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah
kedepan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong
esophagus.
Didalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara menyendok
B. Oesophagus (tenggorok)
makanan ke tembolok.
C.Crop (tembolok)
terjadi pencernaan didalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam
mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam
tembolok selala beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasakan. Hal
asaasam klrida, epsin, dan getah lambung yang berguna mencerna protein. Sel
E. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas
penghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai sulosa yang tebal. Peroton
empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam
satu menit.
bantuan grit san batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh
dengan adanya otot dalam gizzard sehingga dapat masuk kesaluran intestine.
Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas
tiga bagian yaitu: duodonum, jejenum, dan ileum. Duodenum (usus 12 jari)
mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol
seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas
penyerapan nutrient.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada
beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinfing sel dari small intestine yang
enzim-enzim terhadap protein letak dan karbohidrat. Protein oleh pesin dan
khemotipsin akan diubah menjadi asam amin. Lemak oleh lipase akan diubah
Sekum terletam diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya buntu.
tinja.
Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat
sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga
kali dari diameter usus halus dan berakhir di kloaka.Pada usus besar terjadi
reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur
I. Kloaka
dikeluarkan melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan udara
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada sisi
disebut vent. yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan
acid yang disekresi oleh glandular cell, sekresi enzim bekerjadan mengalir ke
ventrikulus.
Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan
bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa
paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa
Sistem respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara
pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Ada dua jenis respirasi
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yaitu respirasi internal dan
proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan sisa hasil
ditengah.
2.Larynx
berjumlah sepasang.
3.Trakea
4.Syrinx
5.Paru-paru
darah. Paru-paru dalam tubuh unggas memilikifungsi yang berbeda dari ternak
Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea
Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang,
berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk
dua macam dua produk yaitu sel kelamin jantan spermatozoa dan
Organ kelamin luar unggas jantan tidak terbentuk sempurna dan tidak
anak ayam setelah menetas. Organ reproduksi ternak jantan tersiri dari
System saluran ini terdiri dari vasa, efferentia yang berlokasi di dalam
ke penis. Pada masa ambrio, testis berasal dari corda genitalia primer,
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen; (a)
epididimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau organ
1. Testis
musim kawin dan memiliki warna putih.Tetapi, pada saat masa tenang
berasal dari duktus efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan
dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis.
dapat diraba
dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan
tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah
arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut.
sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging
4. Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil
yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan
5. Kloaka
rapat dan hanya membuka pada saat membuang kotoran dan kapalatis.
Testis
Testis memilki bentuk mirip biji buah buncis dengan warna putih
albugin yang lunak. Testis terdiri dari tubuli seminiferi (85-95% dari
Saluran deferens
Saluran deferent dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas yang
Alat kopulasi
kecuali pada itik berbentuk spiral dengan panjang 12-18 cm. Papila ini
IV.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu anatomi dan fisiologi ternak unggas
meliputi sistem digesti, dan sistem reproduksi unggas, dalam sistem
reproduksi unggas dibagi menjadi sistem reproduksi pada jantan dan
betina.
IV.2. Saran
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan ke-3. Bogor : Lembaga Satu
Gunung Budi.
Irmaeni, W. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius. Yogyakarta.
Supartono, W.M., dan Yunus, Y.H. 2000. Analisis Kelayakan Finansial Usaha
Pemotongan Ayam Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah
Mada.
Sembiring, P. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Dasar Ternak Unggas. USU press,
Medan.
(Dokumentasi Praktikum)