Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA

Ayam ( Gallus gallus domesticus )

Disusun Oleh

Nama : ADELHEID . A . ERUBUN

Nim : 2018 – 40 – 041

Teman Kerja (Patner) : 1. Grisendy Maulany (2018 – 40 - 014 )

2. Theresia Ngamel (2018 – 40 - 027)

3. Lenci Halono (2018 – 40 - 016)

4. Febby Samloy (2018 – 40 – 033)

5. Ona Ria Hukom (2018 – 40 - 101)

Kelas :C

Jam : 13.00 – Selesai

Nama Asisten :-

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan
meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhan-
kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan
bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara
produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat
penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.
Unggas merupakan jenis - jenis yang dibudidayakan untuk
tujuanproduksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani
bagi masyarakat danmemiliki nilai ekonomis bagi manusia yang
memeliharanya. Beberapa jenisunggas memberikan keuntungan
antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati dan puyuh.
Tulang bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai
tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang
merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel Mesoderm
pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang
disusun dari puluhan atau ratusan tulang (Erna, 2013).
Tulang bagian dari tubuh yang menyusun bagian-bagian sendi
pada tubuh sebagai tumpuan. Tulang juga merupakan alat gerak
yang pasif yang terdapat dibagian persendian. Pada tubuh tulang
berjumlah 300 disaat usia bertambah tulang akan mengalami fusi
berjumlah 206. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam
kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam
susunan yang teratur. Tulang bersifat keras pada tubuh, tulang
keras memiliki fungsi Menjaga organ lunak didalamnya, membantu
aktvitas manusia dalam kerja berat, melekatnya otot sebagai
saluran pembuluh darah dan lemak, (Tim Dosen, 2016)
Susunan tulang yang membentuk rangka keras dan seekor hewan
dinamakan Skeleton. Tulang terbagi atas beberapa bagian yaitu
tulang panjang (Ossa longa), tulang pipih (Ossa plana), tulang
pendek (Ossa brevia), tulang berbentuk tak teratur (Ossa
irregularia), (Frandson,1992).
Telur sebagai pangan padat gizi, karenanya telur merupakan
sumber protein hewani, sumber asam lemak tidak jenuh, sumber
vitamin dan mineral. Telur sangat baik untuk anak-anak dan orang
dewasa, penderita diabetes (kencing manis) dan wanita yang ingin
sehat dan langsing. Kulit telur sangat mudah pecah, retak dan tidak
dapat menahan tekanan mekanisme yang besar, sehingga telur
tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu wadah. Telur
tidak mempunyai bentuk ukuran yang sama besar sehingga bentuk
ellipsnya memberikan masalah untuk penanganan secara
mekanisme dalam suatu sistem yang kontinyu. Udara kelembaban
relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama kuning telur
dan putih telurnya dan menyebabkan perubahan-perubahan secara
teknis dan bakteriologis. Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi
kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan telur terutama
mempengaruhi harganya. 
Berdasarkan uraian diatas maka di lakukan praktikum ini untuk
mengetahui dan mengukur tulang penyusun tubuh unggas dan
untuk mengetahui dan mengukur bagian-bagian telur.

b. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mahasiswa mengenal fungsi morfologi dan anatomi organ Ayam ( Gallus gallus
domesticus )
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem pernpasan, sistem peredaran darah, sistem
sekresi, dan sistem pencernaan Ayam ( Gallus gallus domesticus )

c. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui fungsi masing-masing organ Ayam ( Gallus gallus
domesticus )
2. Mahasiswa memahami sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem sekresi,
dan sistem pencernaan pada Ayam ( Gallus gallus domesticus )
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Morfologi dan anatomi hewan Ayam ( Gallus gallus domesticus )


1.) Morfologi Ayam ( Gallus gallus domesticus )

Ayam merupakan salah satu ternak perairan utama pada kehidupan manusia.
Ayam(Gallussp) termasuk kelas aves. Tubuhnya ditutupi bulu yang berfungsi sebagai
pengatur suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua pang ekstermis mempunyai
sepasang anggota belakang yang maing-masing kaki berjari 4 serta di akhiri dengan cakar,
serta mulutnya memilki paruh. Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel
yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini
memungkinkan bangsa burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi
unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung
tersebut membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang
cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap.Di Indonesia, ayam tergolong
sebagai hewan ternak dengan tingkat pemanfaatan bagian tubuh yang tinggi dimana hampir
seluruh bagian tubuh dimanfaatkan sebagai produk konsumsi langsung maupun bahan baku
produk lanjutan.
2.) Anatomi Ayam ( Gallus gallus domesticus )

Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan berat
yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung memiliki
kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah leher
dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang
memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas
sayap .Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat pneumatik (berongga).
Rongga ini berhubungan dengan sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung
dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui sayap, hal ini merupakan suatu
fenomena yang telah diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka oleh para
pemburu (Anonim 2013).
Kerangka ayam berfungsi membentuk kekuatan kerja untuk menyokong tubuh, tempat
pertautan otot, melindungi organ-organ vital, tempat diproduksi sel darah merah dan sel darah
putih pada sumsum, membantu pernapasan dan meringankan tubuh saat terbang (Anonim,
2013).
Kerangka dari unggas kompak, ringan beratnya dan sangat kuat. Susunan pada tulang
memiliki partikel yang padat dengan bobot yang ringan dan kuat.  Sehingga beberapa unggas
mampu untuk terbang atau berenang seperti pada unggas air (Akoso, 1993).
Sistem Kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap, tulang dada,
tulang kaki, tulang belakang. Sistem kerangka berfungsi menjaga bentuk tubuh, menyanggah
daging, melindungi organ vital dan sebagai alat gerak. Pembentukan kerangka tubuh ayam
(frame size) untuk ayam broiler breeder sangat penting, hal ini sangat bekaitan dengan postur
tubuh dan tingkat produktifitas ayam. Kerangka tubuh ayam harus kokoh dan bentuknya
proporsional. Ayam yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan (frame size) standar strain
yang ada, akan menghasilkan produktifitasnya rendah (Fadillah, 2007).
Menurut Tim Dosen (2016), menyatakan bahwa sistem kerangka tulang unggas dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Ossa trunci
2.      Ossa extremitates (alat gerak)
a.       Axtremitax anterior/superior (sayap)
b.      Axtremitax superior (kaki)
3.      Ossa crania (tulang-tulang kepala)

B. Habitat hewan Ayam ( Gallus gallus domesticus )


Ayam peliharaan berasal dari domestikasi ayam hutan merah (ayam bangkiwa, Gallus
gallus) yang hidup di India. Namun demikian, pengujian molekular menunjukkan
kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. sonneratii, karena ayam hutan merah tidak
memiliki sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu ciri ayam peliharaan.
Ayam menunjukkan perbedaan morfologi di antara kedua tipe kelamin (dimorfisme
seksual). Ayam jantan (jago, rooster) lebih atraktif, berukuran lebih besar, memiliki jalu
panjang, berjengger lebih besar, dan bulu ekornya panjang menjuntai. Ayam betina (babon,
hen) relatif kecil, berukuran kecil, jalu pendek atau nyaris tidak kelihatan, berjengger kecil,
dan bulu ekor pendek. Perkelaminan ini diatur oleh sistem hormon. Apabila terjadi gangguan
pada fungsi fisiologi tubuhnya, ayam betina dapat berganti kelamin menjadi jantan karena
ayam dewasa masih memiliki ovotestis yang dorman dan sewaktu-waktu dapat aktif.

Ayam jantan yang sedang berkokok di pagi hari.


Sebagai hewan peliharaan, ayam mampu mengikuti ke mana manusia membawanya. Hewan
ini sangat adaptif dan dapat dikatakan bisa hidup di sembarang tempat, asalkan tersedia
makanan baginya. Karena kebanyakan ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan
terbang yang baik, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di
pohon.
Ayam berukuran kecil kadang-kadang dimangsa oleh unggas pemangsa, seperti elang.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

a. Tipe Praktikum
Pada pelaksanaan praktikum kali ini, mahasiswa melakukankegiatan praktikum sesuai
dengan petunjuk dan langkah-langkah yang telah dibuat pada tahap persiapan praktikum.
Langkah-langkah yang dibuat disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan
dipraktikumkan. Kegiatan mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum adalah
mengobservasi( mengamati)percobaan, mencatat hasil pengamatan, menyimpulkan hasil
praktikum. Setelah praktikum dilaksanakan, kegiatan dosen selanjutnya adalah melakukan
tindak lanjut kepada mahasiswa dengan cara meminta mahasiswa membersihkan dan
menyimpan peralatan yang digunakan. Setelah itu mahasiswa dimnta membuat laporan hasil
praktikum, yang telah diperoleh dan dibuat selama kegiatan praktikum berlangsung.

b. Sampel Ayam ( Gallus gallus domesticus )

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Subkelas : Neonithes
Superordo : Superordo
Ordo : Galiformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies :Gallus Domesticus

Ayam memiliki bentuk dan ukuran yang jauh relatif lebih kecil dibandingkan  dengan
ayam lainnya, memiliki berat sekitar 1,4 kg selama 4 bulan dan produksi telurnya sekitar 135
butir/tahunnya. Ayam kampung ini memiliki warna bulu putih, hitam, kemerahan,
kekuningan dan juga warna kombinasi lainnya. Ayam kampung pada jantan memiliki jengger
berwarna merah, bergerigi dan berdiri tegak, sedangkan pada betina memiliki jengger kecil
dan juga tebal serta memiliki warna merah cerah.

c. Alat dan Bahan Praktikum


 Alat
- Papan Seksi / Kertas Koran
- Pinset
- Pisau
- Tissu
- Kapas
- Jarum Pentul

 Bahan
- Ayam ( Gallus gallus domesticus )
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM

a. Fungsi Morfologi dan Anatomi Ayam ( Gallus gallus domesticus )


 Fungsi Morfologi Ayam ( Gallus gallus domesticus )

NO NAMA ORGAN FUNGSI


.
1. Mulut (Rima oris) Mengambil makanan
2. Paruh atas (Rostrum premaxillare) Membantu mengambil makanan
3. Paruh bawah (Rostrum dentale) Membantu mengambil makanan
4. Jengger Membantu ayam agar suhu tubuh ayam tetap dingin
5. Hidung (Nostril) Sebagai indra pencium bau
6. Mata (Orbita) Untuk melihat
7. Telinga (Meatus acusticus Untuk mendengar
externus)
8. Leher (Cervix) Penyokong kepala
9. Bulu penutup tubuh (Tectrices) Menutup tubuh agar tetap hangat
10. Sayap (Alae) Sebagai sarana terbang
11. Bulu sayap (Reminges) Pelindung sayap
12. Ekor (Caudal) Ekor ayam
13. Bulu ekor (Rectrices) Pelindung ekor, melekat dengan ekor
14. Kloaka (Cloaca) Saluran umum tempat saluran pencernaan dan reproduksi
bermuara.
15. Kuku kaki/Cakar (Falcuta) Alat mengais tanah saat ayam mencari makanan
16. Telapak kaki (Pes) Telapak kaki ayam
17. Sisik betis (Leavis) Pelindun betis dari gesekan benda keras atau luka
18. Paha (Femur) Paha ayam
19. Betis (Crus) Betis ayam

 Fungsi Anatomi Ayam ( Gallus gallus domesticus )

NO. NAMA ORGAN FUNGSI


1. Lambung Gizzard sering kali juga disebut muscular stomach (perut
(Ventriculus) otot). Lokasinya berada di antara ventrikulus dan bagian atas
usus halus. Gizzard memiliki dua pasang otot yang sangat
kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang kuat.
Mukosa permukaan gizzard sangat tebal, tetapi secara tetap
tererosi. Reruntuhan gizzard tertinggal bila kosong, tetapi
bila pakan masuk, otot berkontraksi. Partikel pakan yang
lebih besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.
Biasanya, gizzard mengandung material yang bersifat
menggiling, seperti grit, karang dan batu kerikil. Partikel
pakan segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu
melalui saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan
keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi pakan berupa
meterial kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam.
2. Empedu (Vesica velea) Empedu penting dalam proses penyerapan lemak pakan dan
ekskresi limbah produk, seperti kolesterol dan hasil
sampingan degradasi hemoglobin.
3. Hati (Hepar) Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah
produksi empedu
4. Caecum Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong
yang disebut sebagai ceca(usus buntu). Dalam keadaan
normal, panjang setiap ceca cekitar 6 inci atau 15 cm. Pada
unggas dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang
keluar-masuk. Akan tetapi, tidak ada bukti mengenai peran
serta dalam pencernaan. Hanya sedikit air terserap, sedikit
karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan beberapa
bakteri.
5. Kloaka (Cloaca)   Kloaka sering disebut common sewer yaitu saluran umum

tempat saluran pencernaan, saluran reproduksi dan saluran


kencing bermuara.
6. Usus besar Berfungsi mengatur kadar air sisa makanan. didalam usus
(Duodenum crassum) besar terdapat bakteri Esecherichia coli yang membusukan
sisa-sisa makanan menjadi feses. Pembusukan menyebabkan
feses lunak dan mudah di keluarkan.
7. Usus halus Usus halus merupakan organ utama tmpat berlangsungnya
(Duodenum tenue) pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Berbagai
enzim yang masuk ke dalam saluran pencernaan ini
berfungsi mempercepat dan mangefisiensikan pemecahan
karbohidrat, protein, dan lemak untuk mempermudah proses
absorpsi.
8. Duodenum -          Bermula dari ujung distal gizzard
-          Berbentuk kelokan, disebut duodenal loop
-          Bermuara 2 saluran yaitu dari pancreas dan kantong
empedu.
9. Pankreas (Pancreas) Pangkreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus.
Pangkreas merupakan suatu kelenjer yang berfungsi sebagai
kelenjer endokrin maupun sebagai kelenjer eksokrin.
10. Lambung kelenjar Proventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan
(Proventriculus) sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Kadang-
kadang di sebut glandula stomach atau true stomach. Di
sini, gastric juice di produksi. Pepsin, suatu enzim untuk
membantu pencernaan protein, dan hidrocoloric acid di
sekresi oleh glandular cell. Oleh karena pakan berlalu cepat
melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material
pakan di sini. Akan tetapi, sekresi enzim mengalir kedalam
gizzard sehingga dapat bekerja di sini.
Tembolok (Crop) Sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada bagian
yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang di
kenal sebagai crop (tembolok). Tembolok berperan sebagai
tempat penyimpanan pakan. Sedikit atau bahkan tidak ada
proses pencernaan di sini, kecuali pencampuran sekresi
saliva dari mulut yang di lanjutkan aktivitasnya di tembolok.
Kerongkongan Esophagus sering disebut juga kerongkongan yang berupa
(Oesophagus) pipa tempat pakan, melalui saluran ini dari bagian belakang
mulut (pharynx) ke proventrikulus. Bagian dalam
kerongkngan terdapat kelenjar mukosa yang berfungsi
membasah makanan sehngga makanan menjadi licin. Pada
dinding kerongkongan terdapat otot-otot yang mengatur
gerakan peristaltic, yaitu gerak meremas-remas makanan
yang berbentuk gumpalan-gumpalan untuk didorong masuk
ke proventrikulus.
b. Sistem Pernapasan, sistem peredaran darah, sistem sekresi, dan sistem
pencernaan Ayam ( Gallus gallus domesticus )

 Sistem Pernapasan Ayam ( Gallus gallus domesticus )


Fungsi utama saluran pernapasan ayam adalah menyediakan oksigen, menge-
luarkan karbondioksida (CO2), membantu proses kekebalan primer dan
memperlancar mekanisme pengaturan suhu tubuh. Syarat utama agar sistem
pernapasan berfungsi baik adalah ketersediaan udara bersih dan saluran pernapasan
yang sehat.

Secara anatomi, alat pernapasan ayam terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Saluran pernapasan atas


Saluran pernapasan bagian atas ayam terdiri dari rongga hidung, laryng, trakea
(tenggorokan), bronkus dan bronkeolus. Rongga hidung terhubung langsung ke
beberapa sinus seperti sinus infraorbitalis dan sinus supraorbitalis. Karena
berhubungan langsung, sangat memudahkan benda-benda asing yang terdapat di
udara, termasuk bibit penyakit dapat masuk ke dalam sinus secara langsung.

Rongga hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring
partikel-partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun
bibit penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan
bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan sel
tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim proteolitik dan
surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan) tersebut
mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.

Silia hidung hanya mampu menahan partikel berukuran 3,7-7,0 mikron, sedangkan
partikel yang lebih kecil lagi akan lolos dan bertahan di saluran pernapasan ayam.
Perlu diketahui juga ukuran partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki
diameter 1-5 mikron, sedangkan ukuran virus atau bakteri lebih kecil lagi contohnya
bakteri Mycoplasma berukuran 0,25-0,5 mikron atau virus AI hanya berdiameter
0,08-0,12 mikron. Bisa dibayangkan jika silia mengalami kerusakan (misalnya oleh
kadar amonia yang tinggi), maka bibit penyakit akan dengan mudah masuk ke
saluran pernapasan dan pada akhirnya ayam akan mengalami gangguan pernapasan
yang berujung pada terjadinya kasus penyakit.

2. Paru-paru
Struktur anatomi paru-paru dengan jaringan yang kenyal dan banyaknya pembuluh
darah sangat memudahkan pertukaran udara. Pada bagian paru-paru terdapat banyak
percabangan bronkus yang disebut sebagai parabronkus. Pada beberapa area, ujung-
ujung parabronkus bersatu dan terhubung dengan kantung udara.

3. Kantung udara
Udara dari paru-paru, masuk ke dalam kantung udara. Kantung udara sangat
berperan penting dalam pernapasan terutama saat inspirasi (menghirup udara) atau
ekspirasi (menghembuskan udara).

Kantung udara sendiri menjadi titik lemah sistem pernapasan, karena hanya terdiri
dari beberapa lapis sel dan sedikit pembuluh darahnya. Pada bagian ini sangat
sedikit sel fagosit, sedangkan agen infeksi di lingkungan sangat banyak, hal ini akan
memudahkan agen infeksi untuk melakukan kolonisasi dan merusak sel-sel epitel.

 Sistem Peredaran Darah Ayam ( Gallus gallus domesticus )

Fungsi utama sistem peredaran darah adalah mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh sel tubuh dan kembali lagi ke jantung. Sistem peredaran darah ini terdiri dari
darah, pembulu darah, dan jantung.

Darah dalam tubuh ayam berfungsi sebagai berikut.


- Membawa oksigen (O2) dari sel tubuh dan memindahkan CO2 dari sel
tersebut.
- Menyerap zat makanan dari saluran penyuplai dan membawa sebagian ke
jaringan
- Membawa kembali sisa hasil metabolisme sel.
- Membawa produksi hormon dari kelenjar endokrin (penghasil hormon) ke
berbagai bagian ayam.
- Membantu pengaturan kandungan air di jaringan tubuh.

Pada ayam, organ jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, vertikel
kanan, atrium kiri, dan vertikel kiri. Darah yang miskin oksigen (deoxygenated
blood) akan masuk melalui atrium kanan, kemudian melalui vertikel kanan. Dengan
adanya gerakan memompa oleh otot jantung, darah dari vertikel kanan akan keluar
menuju paru. Di paru-paru, darah akan mengambil oksigen dan melepaskan
karbondioksida.

Darah segar yang mengandung oksigen akan mengalir dari paru-paru menuju ke
atrium kiri dan melalui vertikel kiri. Adanya gerakan kontraksi vertikel kiri
mendorong darah keluar menuju ke sistem asterial dan dibawa menuju sel-sel tubuh.
Selanjutnya, dari sel-sel tubuh, darah membawa produk buangan menuju kembali ke
jantung melalui sistem venous (pembuluh darah vena). Proses ini berlangsung
berulang-ulang secara teratur.

 Sistem Ekskresi Ayam ( Gallus gallus domesticus )


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2,
H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Sistem ekskresi adalah suatu sistem
yang menyelenggarakan proses pengeluaran zat-zat sisa. Zat-zat sisa ini merupakan
hasil proses metabolisme dalam tubuh yang sudah tidak berguna lagi. Alat ekskresi
yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat
sisa agar tidak membahayakan dan meracuni tubuhnya. Sistem ekskresi pada unggas
(ayam) terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Ayam memiliki
sepasang ginjal yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang
menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Ayam
mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan
mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).

Sistem ini sangat penting dan kegagalan (misalnya ketika ginjal sakit atau rusak)
ternak menjadi lemah dan akansakit atau rusak) ternak menjadi lemah dan akan
mengakibatkan kematian.

Fungsi sistem ekstresi pada unggas adalah:


- Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
- Pemeliharaan keseimbangan air
- Pembuangan limbah khususnya produk dari metabolisme nitrogen
(kecuali karbon dioksida).
-
1. Ginjal
Ekskresi air dan sisa metabolik sebagian besar tejadi melalui ginjal. Sistem
ekskresi pada unggas terdiri dari dua bush ginjal yang bentuknya relatif besar-
memanjang, berlokasi di belakang paru-paru, dan menempel pads tulang punggung.
Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dengan jelas. Ginjal terdiri
dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit fungsional utama dari
ginjal. Fungsi utama ginjal adalah memproduksi urine, melalui proses sebagai
berikut:
a. Filtrasi darah sehingga air dan limbah metabolisms diekskresikan.
b. Reabsorpsi beberapa nutrien (misalnya glukosa dan elektrolit) yang
kemungkinan digunakan kembali.
Dengan demikian, sel dan protein darah disaring keluar dari darah, sedangkan
filtrat melewati tubula ginjal. Air dan zat-zat tertentu untuk tubuh sebagian besar
diabsobsi kembali, sedangkan sisa-sisa produk yang harus dibuang diekskresikan
melalui urine. Ginjal memiliki peran kunci dalam pengaturan keseimbangan dan
mempertahankan keseimbangan osmotik cairan tubuh. Ureter menghubungkan
masing-masing ginjal dengan kloaka. Urine pada unggas terutama tersusun atas
asam urat yang bercampur dengan feses pada kloaka dan keluar sebagai kotoran
berupa material berwarna putih seperti pasta.

2. Kulit
Kulit unggas tidak memungkinkan digunakan sebagai salah satu alat ekskresi
utama karena hampir tidak berkelenjar (Ville et al.,1984). Ayam hampir tidak
memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya

3. Paru - Paru
Alat ekskresi yang lain pada unggas adalah paru-paru. Selain sebagai alat
respirasi, paru- paru juga berfungsi mengeluarkan zat sisa dari aktivitas metabolisme
sel, yaitu CO2 dan air. Keberadaan CO2 dapat menimbulkan gangguan fisiologis
yang penting. CO sangat mudah berikatan dengan air membentuk asam karbonat
yang dapat menciptakan suasana asam. Oleh karena itu, CO yang terbentuk harus
segera diangkut dan dikeluarkan dari tubuh (Isnaeni, 2006).
Sistem urinari bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-
macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juuga penting sebagai faktor
untuk mempertahankan homeokinesis (homeostasis), yaitu suatu keadaan yang
relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencangkup
faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, ph, tekanan osmotik, tingkat
elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma. Pengendalian itu
dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan molekul-molekul kecil
melalui glomerulus. Jumlah bervariasi dari tiap-tiap zat kemudian direabsorbsi baik
secara pasif maupun difusi, atau secara aktif oleh transpor sel tubular.

 Sistem Pencernaan Ayam ( Gallus gallus domesticus )


Alat pencernaan ayam terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus),
tembolok(crop), ampela bagian depan (proventriculus), ampela (ventriculus), usus
kecil (small intestine), usus buntu (ceca), usus besar (large intestine), dan kloaka.
Setiap bagian alat pencernaan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Berikut ini bagian dari fungsi setiap alat pencernaan.

- Mulut berfungsi untuk minum dan memasukkan makanan, menghasilkan air


liur yang mengandung enzim amilase (enzim pengurai makanan), dan
mempermudah makanan masuk ke dalam kerongkongan
- Kerongkongan berfungsi untuk menyalurkan makanan dari mulut ke tembolok
- Tembolok berfungsi sebagai penampung sementara makanan sebelum proses
selanjutnya.
- Ampela (ventriculus) bagian depan berfungsi sebagai penghasil pepsin atau
enzim pengurai protein dan penghasil asam lambung (hydrochloric acid).
Ampela memiliki otot yang kuat dan permukaan yang tebal. Fungsinya sebagai
pemecah makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Di bagian usus
kecil (small intestine) terdapat pankreas yang menghasilkan enzim amilase,
lipase, dan tripsin. Tiga enzim tersebut dan enzim lainnya yang dihasilkan dari
dinding usus kecil berfungsi untuk menguraikan protein dan gula. Hasilnya
akan diserap usus kecil untuk didistribusikan ke seluruh tubuh ayam
- Usus kecil berfungsi sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan. Organ usus
kecil ayam dewasa berukuran panjang 1,5 meter.
- Fungsi usus buntu belum diketahui secara pasti. Usus buntu ayam dewasa
berukuran 15cm
- Usus besar berfungsi sebagai penambah kandungan air dalam sel tubuh dan
menjaga keseimbangan kandungan air dalam sel tubuh dan menjaga
keseimbangan air dalam tubuh ayam. Usus besar ayam dewasa berukuran
10cm.
- Kloaka berfungsi sebagai lubang pengeluaran sisa pencernaan.
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan
  Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum ini adalah untuk
mengenal karakter morfologi dan anatomi tentang Ayam ( Gallus gallus
domesticus ). Dan juga mengetahui bagian-bagian organ dalam pada ayam
khususnya sistem penapasan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem
pencernaan.

b. Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah sebaiknya sistem kerangka pada unggas
disiapkan atau penyusunannya benar, sehingga praktikan tidak bingun pada saat
mengamati kerangka unggas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fttm.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/168/2018/02/Modul-2-Morfologi-dan-
Anatomi-Dasar-Unggas.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_peliharaan

https://www.academia.edu/31046655/struktur_organ_dalam_ayam

https://www.ilmuternak.com/2015/03/sistem-ekskresi-pada-unggas-ayam.html
DOKUMENTASI

 Anggota kelompok praktikum

Anda mungkin juga menyukai