Oleh:
NURUL AKBAR
60700121006
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melihat kembali metode penelitian yang selama ini mewarnai kajian ilmiah.
seperti panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dalam dada dan tinggi
kualitatif dapat dilihat melalui warna kulit, warna rambut, bentuk tanduk, warna
digolongkan menjadi dua, yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantatif. Sifat kuantatif
adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang dipengaruhi oleh banyak pasang gen dan
lingkungan (Kurnianto, 2014). Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang tidak dapat
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah apa sifat kualitatif
dan kuantatif pada ternak ayam dan mampu membedakan kedua sifat tersebut.
C. Tujuan Praktikum
kuantatif pada ternak ayam dan mampu membedakan antara kedua sifat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan al-Qur’an
binatang-binatang ternak yang dapat mereka manfaatkan dan anak keturunan yang
yang amat berguna bagi mereka. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Asy-
asy’ara/26:133.
Makna ayat adalah takutlah kalian alam siksaan Allah, hai kaum, dengan
Waspadalah kemurkaan dzat yang telah memberikan kalian rezeki dari sisi-Nya
bahwa Allah menganugrahkan kepada kita hewan ternak untuk kita pelihara dan
melakukan pemuliaan agar kita dapat memanfaatkan apa yang telah Allah berikan
kepada kita sehingga dengan begitulah kita mendapatkan apa yang kita inginkan
Ayam kampung merupakan salah satu varietas ayam buras lokal Indonesia
(Native chicken) hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) yang telah
dipelihara sejak lama dan tersebarluas di wilayah Indonesia. Ayam kampung pada
dalam segi pertumbuhan, produksi telur dan reproduksinya (Edowai. Dkk, 2019).
merupakan salah satu usaha yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
kebutuhan protein bagi masyarakat secara nasional dengan total populasi tahun
2019 sebesar 311.912.000 ekor. Hal ini merupakan peluang bagi peternak
kebutuhan protein hewani bagi masyarakat (Charles. dkk, 2021). Menurut (Lestari
ayam kampung) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sifat kualitatif dan
kuantitatif. Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang dipengaruhi
oleh banyak pasang gen dan lingkungan. Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang
tidak dapat diukur namun dapat dibedakan. Sifat kualitatif individu-individu dapat
diklasifikasikan ke dalam satu, dua kelompok atau lebih, dan pengelompokkan itu
sifat penting yang bernilai ekomonis atau yang merupakan penciri dari rumpun
(Chamdi 2013).
Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat yang
dapat diukur, seperti bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh. Ekspresi sifat ini
ditentukan oleh banyak pasangan gen (poligen), baik dalam keadaan homozigot
2015).
Sifat kualitatif berupa warna tubuh dominan, warna kulit disekitar mata,
warna kaki dalam, warna kuku, warna ujung ekor, tanduk, arah telinga. Sifatnya
berupa lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak dan bobot badan, semua yang
bisa dapat dilihat dan dikelompokkan itu termasuk sifat kualitatif sedangkan pada
sifat kuantitatif yaitu tidak dapat dilihat tetapi dapat diukur, cara menghitung total
presentase yang benar adalah jumlah bagian dibagi dengan jumlah keseluruhan
Definisi lain bahwa karakter atau sifat kualitatif ialah karakter yang dapat
dilihat ada atau tidaknya saja dan tak diukur nilai atau derajatnya, ada beda jelas
antara satu karakter dengan karakter yang lain. Karakter kualitatif seperti bule,
buta warna, golongan darah, warna bulu, bertanduk dan lain-lain. Karakter
METODE PRATIKUM
1. Alat
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu alat tulis, pita ukur, jangka
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu 2 ayam kampung betina
C. Prosedur Kerja
jengger, warna bulu, warna paruh, corak bulu dan warna shank.
4. Mengukur panjang dada (Sternum) ayam dari ujung dada bagian depan
5. Mengukur lebar dada ayam yakni jarak ujung Sternum bagian kiri hingga
tengah shank.
A. Hasil Pengamatan
1. Sifat Kualitatif
3. Warna paruh
Hitam 2 50% 1 50%
Merah - - - -
Kuning - - - -
Putih - - - -
Hitam - - 1 50%
Kekuningan
Hitam - - - -
keputihan
Total 50% Total 100%
4. Corak bulu
Lurik 2 100% 2 100%
Polos - - - -
Colombus - - - -
Liar - - - -
Total 100% Total 100%
5. Warna shank
(ceker)
Hitam 2 50% - -
Kuning - - 2 50%
Cokelat - - - -
kehitaman
Hitam - - - -
kekuningan
Hijau - - - -
kekuningan
Putih - - - -
Total 50% Total 50%
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2022.
3. Warna paruh
Hitam 2 50% 1 50%
Merah - - - -
Kuning - - - -
Putih - - - -
Hitam - - 1 50%
Kekuningan
Hitam - - - -
keputihan
Total 50% Total 50%
4. Corak bulu
Lurik 2 50% 2 50%
Polos - - - -
Colombus - - - -
Liar - - - -
Total 50% Total 50%
5. Warna shank
(ceker)
Hitam 2 50% - -
Kuning - - 2 50%
Cokelat - - - -
kehitaman
Hitam - - - -
kekuningan
Hijau - - - -
kekuningan
Putih - - - -
Total 50% Total 50%
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2022.
2. Sifat kuantitatif
betina. Dapat dilihat ayam jantan yang pertama memiliki bentuk jengger walnut,
warna bulu cokelat hitam putih, warna paru kuning, corak bulu lurik dan warna
shank hitam. Selanjutnya pada ayam jantan yang kedua bentuk jenggernya
kacang, warna bulunya hitam cokelat, warna paruhnya kuning kehitaman, corak
bulu lurik dan warna shank kuning. Pada ayam betina yang pertama bentuk
jenggernya tunggal, warna bulunya hitam silver, warna paruh hitam, corak bulu
lurik dan warna kuning. Selanjutnya pada ayam betina yang kedua bentuk
jenggernya kacang, warna bulunya hitam, warna paruh hitam, corak bulu lurik dan
warna shank hitam. Dapat kita lihat bahwa ayam kampung memiliki keragaman di
sifat kualitatifnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2020), yang
genetik ayam kampung pada populasi, keragaman genetik ayam kampung masih
tinggi.
yaitu bentuk jengger, dimana jumlah atau total ayam jantan ada 2 ayam jantan
yang pertama memiliki bentuk jengger kacang dan total presentasenya yaitu 50%.
Pada ayam jantan kedua memiki bentuk jengger walnut dan total presentasenya
50%. Selanjutnya terdapat 2 ayam betina ayam betina yang pertama memiliki
bentuk jengger tunggal dan total presentasenya yaitu 50%, ayam betina kedua
memiliki bentuk jengger kacang dan total presentasenya yaitu 50%. Selanjutnya
karakteristik kedua yaitu warna bulu, pada ayam jantan pertama dan kedua
memiliki warna bulu dan total presentasenya yaitu 100%, sedangkan ayam betina
yang pertama dan kedua juga memiliki warna bulu dan total presentasenya 100%.
Selanjutnya karakteristik yang ketiga yaitu warna paruh. Pada ayam jantan
pertama memiliki warna paruh kuning dan total presentasenya 50%, pada ayam
jantan kedua memiliki warna paruh hitam kekuningan dan total presentasenya
50%. Pada ayam betina yang pertama dan kedua memiliki warna paruh hitam dan
bulu, pada ayam jantan pertama dan kedua memiliki corak bulu lurik dan total
presentasenya yaitu 100%, sedangkan pada ayam betina pertama dan kedua
memiliki corak bulu lurik juga dan total presentasenya yaitu 100%. Selanjunya
karakteristik yang kelima yaitu warna shank. Pada ayam jantan pertama memiliki
warna shank hitam dan total presentasenya yaitu 50%, sedangkan pada ayam
jantan kedua memiliki warna shank kuning dan total presentasenya yaitu 50%.
Selanjutnya pada ayam betina yang pertama memiliki warna shank hitam total
presentasenya 50%, ayam betina kedua memiliki warna shank kuning dan total
presentasenya yaitu 50%. Jadi disini cara menghitung total presentasenya yaitu
dengan cara, jumlah karakteristik kualitatif dibagi total dan di kalikan 100%. Hal
ini sesuai pendapat Riandi (2018), yang mengatakan bahwa Sifat kualitatif berupa
warna tubuh dominan, warna kulit disekitar mata, warna kaki dalam, warna kuku,
warna ujung ekor, tanduk, arah telinga. Sifatnya berupa lingkar dada, panjang
badan, tinggi pundak dan bobot badan, semua yang bisa dapat dilihat dan
dikelompokkan itu termasuk sifat kualitatif sedangkan pada sifat kuantitatif yaitu
tidak dapat dilihat tetapi dapat diukur, cara menghitung total presentase yang
benar adalah jumlah bagian dibagi dengan jumlah keseluruhan lalu di kali 100%
(Riandi, 2018).
kuantitatif ayam kampung yaitu bobot badan dengan total (8,858 kg), panjang
dada dengan total (48,49 cm) lebar dada dengan total (76,4 cm), panjang sayap
dengan total (77,38 cm), Panjang Shank dengan total (35 cm) dan lingkar Shank
(18,8). Hal ini sesuai dengan pendapat Arlina (2013), yang menyatakan bahwa
sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dalam satuan, contohnya bobot
badan, pertambahan bobot badan harian, produksi susu, produksi telur. Sifat-sifat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa sifat kualitatif merupakan sifat ternak yang
yang dapat dibedakan dan dikelompokkan secara tegas tetapi tidak dapat diukur
dalam satuan. Contohnya bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk tanduk, bentuk
telinga, warna bulu, bentuk shank serta corak bulu. Sifat tersebut dikontrol oleh
lebih sedikit pasangan gen dibandingkan dengan gen yang mengendalikan sifat
kuantitatif. Selain itu, sifat kualitatif hanya sedikit dipengaruhi bahkan sama
satuan, contohnya bobot badan, pertambahan bobot badan harian, produksi susu,
produksi telur. Sifat-sifat tersebut bersifat ekonomis, artinya memiliki nilai jual
yang tinggi. Gen-gen aditif merupakan gen yang mengontrol sifat kuantitatif. Gen
tersebut bersifat menambah atau mengurangi sifat kuantitatif. Jumlah gen yang
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya sebelum melakukan
dimulai agar supaya bisa tepat waktu dan mungkin bisa disediakan jangka sorong
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Riandi. 2018. Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Pesisir Di
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijaun Pakan Ternak Padang
Mengatas. Skripsi, Universitas Brawijaya.
Chamdi, A.N. 2013. Karakteristik Sumberdaya Genetik Ternak Sapi Bali dan
Alternatif Pola Konversinya. Biodiversitas 6:70-75.
Rajab, dan B. J. Papilaya. 2012. Sifat Kuantitatif Ayam Kampung Lokal Pada
Pemeliharaan Tradisional. Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, 2(2):61-64.
Sartika, T.,S Iskandar, dan B. Tiesnamurti. 2016. Sumber Daya Genetik Ayam
Lokal Indonesia dan Prospek Pengembanganya. IAARD Pr, Jakarta.