Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA DAN PEMULIAAN TERNAK


(SIFAT KUALITATIF DAN KUANTATIF)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Genetika dan Ilmu pemuliaan Ternak pada Jurusan Ilmu
Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

NURUL AKBAR
60700121006

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diawal abad ke-20 bebebrapa filosof dan peneliti menyuarakan untuk

melihat kembali metode penelitian yang selama ini mewarnai kajian ilmiah.

Mereka mengkritik cara pandang, pendekatan riset berhaluan positif (kuantatif)

yang selama ini digunakan. Pendekatan positif dianggap belum melayani

pengetahuan dengan baik. Walaupun ditemukan beberapa keterbatasan, orientasi

kuantatif masih lebih sering diberi rasa hormat.

Keragaman sifat kuantatif dapat diukur melalui beberapa ukuran tubuh

seperti panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dalam dada dan tinggi

pinggul. Dugaan keragaman genetik salah satunya dapat diteliti melalui

pengamatan keragaman sifat kuantatif dan kuantatif. Keragaman fenotif sifat

kualitatif dapat dilihat melalui warna kulit, warna rambut, bentuk tanduk, warna

kaki (Noor, 2017).

Penampilan fenotipik atau sifat-sifat yang tampak pada ternak dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantatif. Sifat kuantatif

adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang dipengaruhi oleh banyak pasang gen dan

lingkungan (Kurnianto, 2014). Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang tidak dapat

diukur namun dapat dibedakan (Noor, 2017).


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah apa sifat kualitatif

dan kuantatif pada ternak ayam dan mampu membedakan kedua sifat tersebut.

C. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat kualitatif dan

kuantatif pada ternak ayam dan mampu membedakan antara kedua sifat tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan al-Qur’an

Diantara nikmat yang dianugrahkan Allah kepada kaum ‘Ad ialah

binatang-binatang ternak yang dapat mereka manfaatkan dan anak keturunan yang

dapat menyambung generasi dan penerus cita-cita mereka. Mereka juga

dianugrahkan kebun-kebun yang indah, yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan

yang amat berguna bagi mereka. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Asy-

asy’ara/26:133.

َ‫اَ َم َّد ُك ْم بِا َ ْن َع ٍام َّوبَنِ ْين‬


Terjemahannya:
”Dia (Allah) telah menganugrahkan kepadamu hewan ternak dan anak-
anak” (Kementrian Agama RI 2019).

Makna ayat adalah takutlah kalian alam siksaan Allah, hai kaum, dengan

mentaati-Nya berkaitan dengan perintah dan larangan-Nya, serta berhentilah

bermain-main dan menzhalimi orang-orang dengan semata-mata di muka bumi.

Waspadalah kemurkaan dzat yang telah memberikan kalian rezeki dari sisi-Nya

dan membantu kalian dengannya dari diantara hewan-hewan ternak, anak-anak,

kebun-kebun dan sungai-sungai (Tafsir Ath-Thabari). Hubungan ayatnya yaitu

bahwa Allah menganugrahkan kepada kita hewan ternak untuk kita pelihara dan

melakukan pemuliaan agar kita dapat memanfaatkan apa yang telah Allah berikan

kepada kita sehingga dengan begitulah kita mendapatkan apa yang kita inginkan

dengan pemuliaan tersebut.


B. Ayam Kampung

Ayam kampung merupakan salah satu varietas ayam buras lokal Indonesia

(Native chicken) hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) yang telah

dipelihara sejak lama dan tersebarluas di wilayah Indonesia. Ayam kampung pada

umumnya dipelihara secara tradisonal, memiliki produktivitas yang rendah baik

dalam segi pertumbuhan, produksi telur dan reproduksinya (Edowai. Dkk, 2019).

Ternak ayam kampung yang umumnya dipelihara di masyarakat,

merupakan salah satu usaha yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

dan memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Peternakan ini mempunyai

peranan cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat. Peternakan ini

banyak terdapat di pedesaan dengan sistem tradisional. Campur tangan manusia

dalam pemeliharaannya hanya terbatas pada pemilikan, perkandangan sederhana

dengan penambahan limbah dapur (Papilaya. dkk, 2020).

Ayam kampung dalam perkembangannya mampu menyediakan 6,01%

kebutuhan protein bagi masyarakat secara nasional dengan total populasi tahun

2019 sebesar 311.912.000 ekor. Hal ini merupakan peluang bagi peternak

mengembangkan populasi maupun produksi daging dan telur dalam mencukupi

kebutuhan protein hewani bagi masyarakat (Charles. dkk, 2021). Menurut (Lestari

2020), perbedaan frekuensi gen menunjukkan adanya perbedaan genetik ayam

kampung pada populasi, keragaman genetik ayam kampung masih tinggi.

Penampilan fenotipik atau sifat-sifat yang tampak pada ternak (termasuk

ayam kampung) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sifat kualitatif dan
kuantitatif. Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang dipengaruhi

oleh banyak pasang gen dan lingkungan. Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang

tidak dapat diukur namun dapat dibedakan. Sifat kualitatif individu-individu dapat

diklasifikasikan ke dalam satu, dua kelompok atau lebih, dan pengelompokkan itu

berbeda jelas satu sama lain (Edowai. dkk, 2019).

C. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Karakteristik merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-

sifat penting yang bernilai ekomonis atau yang merupakan penciri dari rumpun

yang bersangkutan. Karakteristik merupakan langkah penting yang harus

ditempuh apabila akan melakukan pengelolaan sumberdaya genetik secara baik

(Chamdi 2013).

Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat yang

dapat diukur, seperti bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh. Ekspresi sifat ini

ditentukan oleh banyak pasangan gen (poligen), baik dalam keadaan homozigot

maupum heterozigot dan dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu melalui pakan,

penyakit pengelolaan, tetapi tidak dapat mempengaruhi genotipe hewan (Martojo

2015).

Sifat kualitatif berupa warna tubuh dominan, warna kulit disekitar mata,

warna kaki dalam, warna kuku, warna ujung ekor, tanduk, arah telinga. Sifatnya

berupa lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak dan bobot badan, semua yang

bisa dapat dilihat dan dikelompokkan itu termasuk sifat kualitatif sedangkan pada

sifat kuantitatif yaitu tidak dapat dilihat tetapi dapat diukur, cara menghitung total
presentase yang benar adalah jumlah bagian dibagi dengan jumlah keseluruhan

lalu di kali 100% (Riandi, 2018).

Definisi lain bahwa karakter atau sifat kualitatif ialah karakter yang dapat

dilihat ada atau tidaknya saja dan tak diukur nilai atau derajatnya, ada beda jelas

antara satu karakter dengan karakter yang lain. Karakter kualitatif seperti bule,

buta warna, golongan darah, warna bulu, bertanduk dan lain-lain. Karakter

kualitatif ditentukan oleh 1 atau 2 gen saja (Winaya, 2015).


BAB III

METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pelaksanaan pratikum pada hari Sabtu, 2 Juli 2022,

pukul 08.00-09.30 WITA yang bertempat di Laboraturium Peternakan, Jurusan

Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar, Samata-Gowa.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Alat

Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu alat tulis, pita ukur, jangka

sorong, timbangan dan kamera.

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu 2 ayam kampung betina

dan 2 ayam kampung jantan.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada prktikum ini yaitu:

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Melakukan pengamatan siafat kualitatif pada ayam yang meliputi bentuk

jengger, warna bulu, warna paruh, corak bulu dan warna shank.

3. Menimbang ayam menggunakan timbangan.

4. Mengukur panjang dada (Sternum) ayam dari ujung dada bagian depan

dengan menggunakan jangka sorong.

5. Mengukur lebar dada ayam yakni jarak ujung Sternum bagian kiri hingga

bagian kanan menggunakan jangka sorong.

6. Mengukur Panjang sayap ayam dari pangkal humerus sampai ujung

phalanges menggunakan jangka sorong.

7. Mengukur panjang shank menggunakan jangka sorong.

8. Mengukur lingkar shank dengan menggunakan pita ukur pada bagian

tengah shank.

9. Mencatat seluruh hasil pengukuran


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Sifat Kualitatif

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh sifat kualitatif pada

ayam kampung pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Data Sifat Kualitatif Ayam Kampung


Kode Jenis Bentuk Warna Warna Corak Warna
Ayam kelamin Jengger Bulu Paruh Bulu Shank
1. Betina Tunggal Hitam Hitam Lurik Kuning
Silver
2. Jantan Walnut Cokelat Kuning Lurik Hitam
hitam
putih
3. Betina Kacang Hitam Hitam Lurik Hitam

4. Jantan Kacang Hitam Kuning Lurik Kuning


Cokelat
Kehitam
an
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2022.
Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Ayam Berdasarkan Hasil Pengamatan Sifat
Kualitatifnya.
Karakteristi Jumla Presentas Jumla Presentas
k Kualitatif h e h e
Jantan Betina
1. Bentuk
jengger
 Tunggal - - 1 50%
(Single)
 Kacang (pea) 1 50% 1 50%
 Walnut 1 50% - -
 Mawar (rose) - - -
Total 100% Total 100%
2. Warna bulu
 Berwarna 2 50% 2 50%
 Tidak - - - -
berwarna
polos
Total 50% Total 50%

3. Warna paruh
 Hitam 2 50% 1 50%
 Merah - - - -
 Kuning - - - -
 Putih - - - -
 Hitam - - 1 50%
Kekuningan
 Hitam - - - -
keputihan
Total 50% Total 100%
4. Corak bulu
 Lurik 2 100% 2 100%
 Polos - - - -
 Colombus - - - -
 Liar - - - -
Total 100% Total 100%
5. Warna shank
(ceker)
 Hitam 2 50% - -
 Kuning - - 2 50%
 Cokelat - - - -
kehitaman
 Hitam - - - -
kekuningan
 Hijau - - - -
kekuningan
 Putih - - - -
Total 50% Total 50%
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2022.

2. Hasil Pengamatan Sifat Kuantitatif Ayam Kampung

Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Ayam Berdasarkan Hasil Pengamatan Sifat


Kualitatifnya.
Karakteristi Jumla Presentas Jumla Presentas
k Kualitatif h e h e
Jantan Betina
1. Bentuk
jengger
 Tunggal - - 1 25%
(Single)
 Kacang (pea) 1 25% 1 25%
 Walnut 1 25% - -
 Mawar (rose) - - -
Total 50% Total 50%
2. Warna bulu
 Berwarna 2 50% 2 50%
 Tidak - - - -
berwarna
polos
Total 50% Total 50%

3. Warna paruh
 Hitam 2 50% 1 50%
 Merah - - - -
 Kuning - - - -
 Putih - - - -
 Hitam - - 1 50%
Kekuningan
 Hitam - - - -
keputihan
Total 50% Total 50%
4. Corak bulu
 Lurik 2 50% 2 50%
 Polos - - - -
 Colombus - - - -
 Liar - - - -
Total 50% Total 50%
5. Warna shank
(ceker)
 Hitam 2 50% - -
 Kuning - - 2 50%
 Cokelat - - - -
kehitaman
 Hitam - - - -
kekuningan
 Hijau - - - -
kekuningan
 Putih - - - -
Total 50% Total 50%
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2022.

2. Sifat kuantitatif

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di peroleh sifat kuantitatif

pada ayam kampung pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Data Sifat Kuantitatif Ayam Kampung


No. Jenis Bobot Panjan Lebar Panjang Panjan Lingkar
kelamin Badan g Dada Dada Sayap g Shank Shank
(kg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1. Betina 1,55 1,99 6,79 12,47 8,99 0,45

2. Jantan 23,19 20 9,94 20 8,79 6

3. Betina 18,57 15 5,7 21 4 4

4. Jantan 3,13 11,50 5,16 24 9,33 4,5

Total 46,44 48,49 27,59 77,47 31,11 14,95

Rata- 11,61 12,12 6,89 19,36 7,77 3,73


rata
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2022.
B. Pembahasan

1. Pengamatan Sifat Kualitatif Ayam Kampung

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh 2 ayam jantan dan 2 ayam

betina. Dapat dilihat ayam jantan yang pertama memiliki bentuk jengger walnut,

warna bulu cokelat hitam putih, warna paru kuning, corak bulu lurik dan warna

shank hitam. Selanjutnya pada ayam jantan yang kedua bentuk jenggernya

kacang, warna bulunya hitam cokelat, warna paruhnya kuning kehitaman, corak

bulu lurik dan warna shank kuning. Pada ayam betina yang pertama bentuk

jenggernya tunggal, warna bulunya hitam silver, warna paruh hitam, corak bulu

lurik dan warna kuning. Selanjutnya pada ayam betina yang kedua bentuk

jenggernya kacang, warna bulunya hitam, warna paruh hitam, corak bulu lurik dan

warna shank hitam. Dapat kita lihat bahwa ayam kampung memiliki keragaman di

sifat kualitatifnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2020), yang

mengatakan bahwa perbedaan frekuensi gen menunjukkan adanya perbedaan

genetik ayam kampung pada populasi, keragaman genetik ayam kampung masih

tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh karakteristik kualitatif pertama

yaitu bentuk jengger, dimana jumlah atau total ayam jantan ada 2 ayam jantan

yang pertama memiliki bentuk jengger kacang dan total presentasenya yaitu 50%.

Pada ayam jantan kedua memiki bentuk jengger walnut dan total presentasenya
50%. Selanjutnya terdapat 2 ayam betina ayam betina yang pertama memiliki

bentuk jengger tunggal dan total presentasenya yaitu 50%, ayam betina kedua

memiliki bentuk jengger kacang dan total presentasenya yaitu 50%. Selanjutnya

karakteristik kedua yaitu warna bulu, pada ayam jantan pertama dan kedua

memiliki warna bulu dan total presentasenya yaitu 100%, sedangkan ayam betina

yang pertama dan kedua juga memiliki warna bulu dan total presentasenya 100%.

Selanjutnya karakteristik yang ketiga yaitu warna paruh. Pada ayam jantan

pertama memiliki warna paruh kuning dan total presentasenya 50%, pada ayam

jantan kedua memiliki warna paruh hitam kekuningan dan total presentasenya

50%. Pada ayam betina yang pertama dan kedua memiliki warna paruh hitam dan

total presentasenya 100%. Selanjunya karakteristik yang keempat yaitu corak

bulu, pada ayam jantan pertama dan kedua memiliki corak bulu lurik dan total

presentasenya yaitu 100%, sedangkan pada ayam betina pertama dan kedua

memiliki corak bulu lurik juga dan total presentasenya yaitu 100%. Selanjunya

karakteristik yang kelima yaitu warna shank. Pada ayam jantan pertama memiliki

warna shank hitam dan total presentasenya yaitu 50%, sedangkan pada ayam

jantan kedua memiliki warna shank kuning dan total presentasenya yaitu 50%.

Selanjutnya pada ayam betina yang pertama memiliki warna shank hitam total

presentasenya 50%, ayam betina kedua memiliki warna shank kuning dan total

presentasenya yaitu 50%. Jadi disini cara menghitung total presentasenya yaitu

dengan cara, jumlah karakteristik kualitatif dibagi total dan di kalikan 100%. Hal

ini sesuai pendapat Riandi (2018), yang mengatakan bahwa Sifat kualitatif berupa

warna tubuh dominan, warna kulit disekitar mata, warna kaki dalam, warna kuku,
warna ujung ekor, tanduk, arah telinga. Sifatnya berupa lingkar dada, panjang

badan, tinggi pundak dan bobot badan, semua yang bisa dapat dilihat dan

dikelompokkan itu termasuk sifat kualitatif sedangkan pada sifat kuantitatif yaitu

tidak dapat dilihat tetapi dapat diukur, cara menghitung total presentase yang

benar adalah jumlah bagian dibagi dengan jumlah keseluruhan lalu di kali 100%

(Riandi, 2018).

2. Pengamatan sifat kuantitatif ayam kampung

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh sifat

kuantitatif ayam kampung yaitu bobot badan dengan total (8,858 kg), panjang

dada dengan total (48,49 cm) lebar dada dengan total (76,4 cm), panjang sayap

dengan total (77,38 cm), Panjang Shank dengan total (35 cm) dan lingkar Shank

(18,8). Hal ini sesuai dengan pendapat Arlina (2013), yang menyatakan bahwa

sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dalam satuan, contohnya bobot

badan, pertambahan bobot badan harian, produksi susu, produksi telur. Sifat-sifat

tersebut bersifat ekonomis, artinya memiliki nilai jual yang tinggi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa sifat kualitatif merupakan sifat ternak yang

yang dapat dibedakan dan dikelompokkan secara tegas tetapi tidak dapat diukur

dalam satuan. Contohnya bentuk kepala, bentuk tubuh, bentuk tanduk, bentuk

telinga, warna bulu, bentuk shank serta corak bulu. Sifat tersebut dikontrol oleh

lebih sedikit pasangan gen dibandingkan dengan gen yang mengendalikan sifat

kuantitatif. Selain itu, sifat kualitatif hanya sedikit dipengaruhi bahkan sama

sekali tidak dipengaruhi oleh oleh faktor lingkungan.

Sedangkan sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dalam

satuan, contohnya bobot badan, pertambahan bobot badan harian, produksi susu,

produksi telur. Sifat-sifat tersebut bersifat ekonomis, artinya memiliki nilai jual

yang tinggi. Gen-gen aditif merupakan gen yang mengontrol sifat kuantitatif. Gen

tersebut bersifat menambah atau mengurangi sifat kuantitatif. Jumlah gen yang

mengontrol sifat kuantitatif lebih banyak daripada jumlah gen yang

mengendalikan sifat kualitatif.

B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya sebelum melakukan

praktikum, mungkin bisa disediakan alat ataupun bahan sebelum praktikum

dimulai agar supaya bisa tepat waktu dan mungkin bisa disediakan jangka sorong

yang otomatis langsung terukur tanpa harus menghitung skala utamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Riandi. 2018. Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Pesisir Di
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijaun Pakan Ternak Padang
Mengatas. Skripsi, Universitas Brawijaya.

Chamdi, A.N. 2013. Karakteristik Sumberdaya Genetik Ternak Sapi Bali dan
Alternatif Pola Konversinya. Biodiversitas 6:70-75.

Charles, V.L. Agustinus, A. G, Polikarpia, W.R. 2021. Budidaya Ayam Kampung


Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga Sion Kefamenu NTT. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 4(1):1-12.

Edowai, E, Estapanus, L.S.T, Fransisco, M.M. 2019. Penampilan Sifat Kualitatif


dan Sifat Kuantitatif Ayam Kampung di Distrik Nabire Kabupaten Nabire.
Jurnal Fapertanak, 4(1):50-57.

Kementerian Agama RI. 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Kemenag RI.


Jakarta.

Lestari, M. Muhsinin, T. Rozi, N.M. Mantika. 2020. Keragaman Genetik


Eksternal Ayam Kampung di Kota Mataram. Jurnal Seminar Nasional
Kahuripan, 3(1):1-6.

Martojo H. 2015. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi IPB. Bogor.

Noor, R.R. 2017. Genetika Ternak. Cetakan ke-4. Jakarta. PT. P.

Papilaya, J.B. Labetuhun, J. Souhoka F.D. 2020. Pengembangan Peternakan


Ayam Kampung di Desa Ema kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon.
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1):1-11.
Pratitis, W. S. Suprayogi, Erlyna, W.R, Susi D.W. 2018. Budidaya Ayam
Kampung Intensif Melalui Program Pengembangan Usaha Inovasi Kampus.
Jurnal Peternakan, 22(1):18-27.

Rajab, dan B. J. Papilaya. 2012. Sifat Kuantitatif Ayam Kampung Lokal Pada
Pemeliharaan Tradisional. Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, 2(2):61-64.

Sartika, T.,S Iskandar, dan B. Tiesnamurti. 2016. Sumber Daya Genetik Ayam
Lokal Indonesia dan Prospek Pengembanganya. IAARD Pr, Jakarta.

Winaya, A. Yani, A. 2015. Ilmu Pemuliaan Ternak. Universitas Muhammadiyah


Malang, Malang.

Anda mungkin juga menyukai