PENDAHULUAN
Latar Belakang
perdagangan. Standarisasi bisa terdapat pada bahan mentah ataupun suatu produk
olahan, seperti standarisasi pada daging ayam, daging sapi, telur maupun susu.
bahan pangan bagi manusia. Kebutuhan daging sapi semakin meningkat karena
yang siap untuk dipasarkan. Penanganan pasca panen yang baik dapat
dengan standar yang telah ditetapkan. Selain dari telur, daging ayam dan daging
sapi adapula susu yang merupakan sumber gizi yang banyak diminati oleh
masyarakat.
era perdagangan bebas. Pangan yang aman, bermutu, bergizi, berada dan tersedia
cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi. Penanganan karkas ayam
pedaging, telur, daging, susu dan olahannya sangat penting dilakukan sehingga
produk tidak mudah rusak dan aman serta sehat dikonsumsi. Standarisasi mutu
mengetahui identifikasi dan penepatan titik kritis pada setiap alur proses industri.
mengetahui identifikasi dan penepatan titik kritis pada setiap alur proses industri.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Pembuatan Bakso dilaksanakan pada hari Selasa, 25 September 2018, pukul 06.00
Pengaduk (Mixing), mesin pencetakan bakso, panci besar, wadah penirisan, alat
garam, air, bawang putih, bawang merah goreng, tepung tapioka, tepung dan
penir.
Prosedur Kerja
maiwa breeding center yaitu memotong daging menjadi ukuran yang lebih kecil
mencampur semua bahan seperti daging, merica bubuk, tepung tapioka, telur,
garam dapur, penyedap rasa, bawang putih, bawang merah, gula pasir dan es batu
air hangat untuk disimpan sementara agar adonan saat direbus bentuknya tidak
setelah itu meniriskan bakso yang telah dikeluarkan dari panci di tempat penirisan
yang dalam proes tersebut dibantu oleh kipas angin, selanjutanya memasukkan
bakso yang telah kering kedalam kemasan plastik yang telah diberi label merek.
Agar penyimpanan bisa tahan lama, masukkan bakso ke dalam lemari es.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
tempat pengolahan daging sapi segar menjadi suatu produk pangan yaitu bakso
daging. MBC ini merupakan salah satu aset yang dimiliki Fakultas Peternakan
unhas untuk mengolah hasil ternak selain susu, telur dan kulit. Produk-produk
daging hasil peternakan diolah disini menjadi bakso daging siap saji. Selain
sebagai tempat pengolahan bakso, MBC ini pula digunakan sebagai tempat
Namun, berbicara dengan kondisi letak geografis, MBC ini belum bisa
dibilang berada pada letak geografis yang bagus. Tempat pengolahan bahan
pangan sperti MBC harus jauh dari limbah pembuangan sampah serta tempat-
konsumen. Namun. Pada nyatanya, letak MBC belum sesuai dengan standar mutu
yang ada. Sebelah kanan dan belakang MBC terdapat kandang sapi potong.
Sementara di sebelah kiri dan depan MBC terdapat lahan kosong yang hanya di
jadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Seperti yang kita ketahui bahwa
kandang merupakan salah satu tempat yang memiliki banyak bakteri-bakteri jahat.
Tapi, apa bila melihat dari kondisi dalam MBC, sudah memiliki kondisi
yang termasuk dalam mutu yang bagus. Dimana kondisi dalam MBC, memiliki
kebersihan yang sangat bagus, pengaturan tata letak benda yang sudah tepat dan
alat-alat dan bahan yang digunakan terbuat dari stainless sehingga menyulitkan
bakteri dan mikroba untuk bertahan. Selain itu, MBC ini jga memiliki sistem
pembuangan air yang bagus dan lancar sehingga air yang tertumpah akan
mengalir keluar dan tidak tertahan di lantai. Dengan kualitas yang sudah dimiliki
sekarang di harapkan MBC ini tetap bisa menjaga kualitas mutu yang sudah ada
sekarang atau bahkan bisa lebih meningkat lagi tanpa adanya penurunan kualitas.
Penimbangan Daging
Segar
Penambahan Es
Potong-potong kecil Batu dan
seperti dadu Penyedap Rasa
Penggilingan Daging
Proses
Pencampuran Proses Proses
Pencetakan Pemasakan
(Mixing) Bakso
Pengemasan
daging hingga menyerupai dadu-dadu kecil dengan tujuan supaya daging mudah
bawang putih, bawang merah goreng dan penir. Pada proses ini juga dilakukan
penambahan es batu. Hal ini bertujuan supaya daging dalam keadaan PH normal
dan juga untuk memudahkan agar daging dan bumbu dapat menyatu dengan baik.
Proses selanjutnya yaitu proses pencetakan. Daging halus yang sudah tercampur
kemudian jatuh pada wadah air yang sudah di panaskan. Proses selanjutnya yaitu
pemasakan. Bakso yang sudah di cetak kemudian di masak di dalam wadah besar
(Panci). Hal ini bertujuan agar bakso sudah bisa langsung di makan tanpa ada lagi
penirisan. Proses penirisan ini di bantu dengan kipas angin dengan maksud agar
proses pengamasan. Proses pengamasan inilah yang menjadi tahap akhir dari
mengenai Pengolahan Bakso di MBC terdapat tiga titik kritis yaitu pada saat
sehingga bakteri yang terdapat pada tangan karyawan berpindah pada adonan.
Pada tahap penirisan kondisi udara dan lingkungan yang kurang bersih
pengolahan bahannya terbuka. Bahaya biologi yang terdapat pada tahap penirisan
berasal dari lingkungan sekitarnya dan penirisan yang tidak bersih dan dari
peralatan stainless steel yang digunakan sebagai wadah. Kondisi hygiene sanitasi
lingkungan yang buruk akan mempertinggi jumlah angka kuman pada makanan
yang diproduksi yang menguatkan potensi bahaya biologi bakteri akibat sanitasi
biologi dari bakteri, pada saat memasukk anadonan bola-bola daging pada panic
perebusan karyawan tidak menggunakan sarung tangan atau alat bantu sendok
Titik Kendali Kritis (TKK) Critical Control Point (CCP) adalah suatu
sampai pada tingkat yang dapat diterima. Penentuan titik kendali kritis merupakan
langkah tindak lanjut dari analisis potensi bahaya. Potensi bahaya yang telah
teridentifikasi harus diikuti dengan satu atau lebih Critical Control Point (CCP)
(Gustiani, 2009).
Untuk mengendalikan bahaya yang sama mungkin terdapat lebih dari satu
TKK pada saat pengendalian dilakukan batas-batas limit harus ditetapkan secara
spesifikj dan divalidasi apabila mungkin untuk setiap TKK. Dalam beberapa
kasus lebih dari satu batas kritis akan diuraikan pada suatu tahap khusus. Kriteria
pengawasan. Proses tersebut dikenal dengan istilah good practice. Salah satu
bagian dari good practice adalah good manufacturing practice (GMP) yang
berperan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusuma (2013) yang
memastikan bahwa produk yang dihasilkan adalah konsisten dan sesuai dengan
spesifikasinya.
jangkauan pasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Prabhaningrum, dkk., (2016)
dari suatu sistem manajemen yang baik. Mulai dari kegiatan produksi, distribusi,
dan pengawasan mutu produk dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan untuk
berfungsi sebagai acuan dalam membuat suatu produk yang mencakup semua arus
bisnis mulai dari bahan, proses pembuatan, bangunan, alat yang digunakan,
hingga karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Irawati dan Hardiastuti (2016)
acuan dan dapat memperlancar arus bisnis antara pegawai/karyawan, unit kerja,
dan pihak yang terkait dalam suatu usaha sebagai dasar hukum apabila terjadi
penyimpangan.
selama proses produksi, maka dibutuhkan sistem jaminan mutu. Sistem jaminan
mutu tersebut dikenal dengan istilah HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) yang merupakan suatu sistem untuk menjamin keamanan produk yang
rantai aliran proses pembuatan produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Bahri,
dkk., (2002) yang menyatakan bahwa HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu
dan keamanan yang didasarkan pada anggapan bahwa bahaya dapat timbul pada
berbagai titik dalam setiap tahap produksi, dan bahaya tersebut sebetulnya dapat
dikendalikan. Pada tiap-tiap mata rantai pangan dilakukan analisis yang seksama
terhadap aliran proses untuk menentukan tingkat bahawa dan titik pengendalian
Kesimpulan
pembuatan bakso di MBC terdapat beberapa titik titik kritis yaitu pada proses
pencampuran bahan, penirisan bakso, dan pada proses perebusan. Penangan titik
titik kritis ini dapat dipecahkan dengan solusi pengadaan proses pengawasan yang
dikenal dengan istilah Good practice. Salah satu bagian dari good practice adalah
Saran
apa saja hal yang akan diamatai dan bukan hanya sekadar proses pembutan
produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018