I. PENDAHULUAN
Kegiatan praktik kerja dilaksanakan di PT. Satwa Utama Raya unit 2 Gempol yang
terletak di Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Wilayah
Kabupaten Pasuruan terletak antara 112 0 33 55- 113 30 37 Bujur Timur dan 70 32
jalan Tol Gempol Surabaya-Gempol Pandaan dan Gempol Pasuruan. Akibat dari luapan
lumpur Lapindo sehingga dilakukan relokasi jalan Tol dan arteri Gempol-Surabaya yang
sebagai berikut:
Denah Farm PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol tertera pada Gambar 1 sebagai
berikut :
Secara topografi, wilayah Farm termasuk dalam daerah dataran sedang dengan
tinggi 1200 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini memiliki temperatur harian antara
25-30o C dengan kelembaban udara mencapai 84%. Lokasi perusahaan berjarak kurang
lebih 500 m dari pemukiman penduduk. Farm terletak diantara perusahaan lain yang
PT. Satwa Utama Raya terdiri atas 11 kandang closed house, pos keamanan,
shower karyawan, shower kendaraan, tempat parkir kendaraan, gudang pakan, gudang
serutan kayu, gudang material, gudang obat, ruang sanitasi, ruang washer dan kantor.
mess Supervisor, mess tamu, mushola dan kantin. Layout farm PT. Satwa Utama Raya
PT. Satwa Utama Raya merupakan perusahaaan peternakan yang bermitra dengan
PT. Charoend Phokpand Jaya Farm. PT. Charoen Phokpand Jaya Farm merupakan salah
satu perusahaan peternakan dengan komoditas unggas yang terbesar di Indonesia dan
setiap tahunnya melakukan ekspansi perusahaan dengan mendirikan farm baru dan anak
cabang di berbagai wilayah. PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol berdiri pada tahun
1987 oleh Chair Ek Chor dan Chia Siow Whooy. Di Kabupaten Pasuruan pada tahun 1987
dibangun pula satu perusahaan untuk mengembangkan perusahaan dan bergerak dibidang
pembibitan ayam (breeding) parent stock layer guna memenuhi tingginya permintaan
Tempat pelaksanaan praktik kerja yaitu di PT Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol
Pasuruan yang berada di Kabupaten Pasuruan berdiri pada tahun 1987. Perusahaan ini
awal mulanya berfokus pada pemeliharaan ayam bibit periode growing, namun pada
tahun 2015 memulai pada periode laying. PT Satwa Utama Raya unit 2 memiliki 11
kandang close house yang berkapasitas 12.000 ekor setiap kandangnya. Karyawan
terdiri atas 1 manajer, 2 supervisor, 1 PGA, 1 korlap, 1 statistik dan sisanya sebagai
caretaker (pekerja kandang), driver, technician, mechanic, security ,dan washer. Fasilitas
yang disediakan berupa mess staff dan karyawan, pos satpam, parkir kendaraan, kantin,
gudang pakan, gudang limbah, kantor utama (central office) dan musola.
induk petelur atau Parent stock Layer. Parent stock Layer menghasilkan Final Stok layer.
Strain ayam yang dipelihara di Unit 2 Gempol adalah Isa Brown dan Hy Line mulai umur
sistem tertutup atau Close House tipe single. Jumlah kandang yang ada di unit 2 Gempol
4
ada 11 kandang. PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol menghasilkan produk telur yang
akan ditetaskan menjadi Day Old Chick (DOC) ayam petelur oleh PT Charoen Phokpand
unit 1 Gempol.
Ayam bibit induk petelur (Parent Stock Layer) yang dipelihara di PT. Satwa
Utama Raya unit 2 Gempol merupakan strain Isa Brown dan Hy Line . Ayam bibit induk
petelur strain Isa Brown merupakan salah satu jenis strain unggul yang memiliki
produktivitas tinggi baik telur maupun daging. Menurut Ardiyansyah dkk (2012) strain
Isa Brown adalah strain ayam bibit petelur yang memiliki kelebihan antara lain
produktivitas yang tinggi baik telur maupun daging, konversi ransum rendah, kekebalan
dan daya hidup tinggi serta pertumbuhan yang baik. Menurut Sahlan (2013) ayam bibit
petelur Isa Brown merupakan jenis ayam hibrida unggulan hasil persilangan dari ayam
jenis Rhode Island Red dan White Leghorns. Selain itu, ayam bibit strain Isa Brown
memiliki ciri khas warna bulu dan telur yang berwarna coklat.
Jumlah populasi ayam yang ada di kandang 1 adalah sebanyak 11.047 ekor ayam
betina dan 1.120 ekor ayam jantan. Rasio antara jantan dan betina yang diterapkan di PT.
Satwa Utama Raya unit 2 Gempol adalah 1: 9,86. Bibit ayam yang dipelihara di PT Satwa
Utama Raya mulai dipelihara pada umur 16 minggu sampai afkir. Ayam bibit (parent
stock) yang dipelihara oleh PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol setiap kandangnya
memiliki umur yang berbeda. Perbedaan umur setiap kandang berjarak 1 minggu.
5
II. METODE
2.1 Materi
Bibit Induk (Parent Stock) PT. Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol adalah:
a. Ayam bibit induk petelur strain Isa Brown periode growing umur 16-19 minggu
dengan jumlah sebanyak 11.047 ekor ayam betina dan 1.120 ekor jantan per
kandangnya,
kandang berupa kombinasi slat dan litter, dengan slat dari plastik dan litter dari
serutan kayu.
c. Pakan yang dipergunakan dalam pemeliharaan yaitu berupa pakan jadi dengan
operasional prosedur yang diterapkan di PT. Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol. Kegiatan
biosecurity, pemberian pakan dan air minum, pembersihan kandang dan recording harian.
6
bobot ayam, pullet in, persiapan kandang, kontrol hama, pengambilan sampel bakteri dan
Data sekunder didapatkan dari recording harian dari bagian statistik perusahaan.
Praktik kerja dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2016 sampai 7 Februari 2017 di
PT. Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol, Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten
Kandang yang dipakai dalam pemeliharaan parent stock di farm PT Satwa Utama Raya
unit 2 Gempol adalah kandang tertutup atau closed house dengan model single (Gambar
3). Kandang single clouse house memiliki komponen kandang terdiri atas dua buah inlet
di sebelah kanan dan kiri kandang, tirai, lampu, blower, dua tendon air kandang, temptron,
egg collector, sangkar, tempat bertengger, slat, litter, through, feeder mechine, nipple dan
hanging feeder.
Kandang tipe closed house merupakan kandang dengan dinding tertutup dan
terbuat dari bahan-bahan permanen dengan sentuhan teknologi tinggi. Kandang close
house menggunakan alat exhaust fan yang berfungsi untuk menarik atau menyedot
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, dan menggunakan alat cooling pad system
(Priyo, 2009). Tujuan pemasangan exhaust fan adalah untuk vakum udara yang dikenal
dengan tunnel system. Kipas dipasang di kedua ujung kandang, satu ujung kipas berfungsi
mendorong angin masuk (inlet) dan ujung lain menarik angin dalam kandang dan
mendorong keluar (outlet). Kandang tipe close house ini merupakan kandang yang
Menurut Dahlan (2011), kandang sistem tertutup atau close house merupakan
sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air,
gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi
lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam. Berdasarkan ini, kandang
8
dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu meminimalkan pengaruh pengaruh
Farm PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol memiliki 11 kandang yang terbagi
menjadi dua flok. Flok selatan terdiri atas empat kandang dan flok utara terdiri atas tujuh
kandang. Kandang 1 memiliki ukuran panjang 120 meter dan lebar 12 meter dan jarak
antar kandang 12-15 meter. Menurut Dirjen Peternakan dalam Utomo (2012), jarak antar
kandang minimal sesuai dengan lebar kandang, semakin jauh jarak antar kandang
Arah kandang membujur dari arah timur ke barat, sehingga memungkinkan sinar
matahari masuk ke dalam kandang. Leeson dan Summers (2009) menyatakan bahwa
kandang breeder sebaiknya menghadap timur-barat untuk mengurangi efek dari radiasi
matahari, mengurangi panas dan mengurangi masuknya cahaya matahari langsung yang
mengenai ayam dan litter. Arah kandang juga sebaiknya disesuaikan dengan arah angin
agar dapat ditekan seminimal mungkin (Frahman,2012). Kandang 1 dapat diliat pada
Gambar 3.
Farm PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol menggunakan sistem lantai kombinasi
antara slat dan litter. Slat yang digunakan disetiap kandang adalah slat plastik dan litter
berupa serutan kayu. Perbandingan slat dan litter yang diterapkan adalah 2/3 bagian slat
dan 1/3 bagian litter. Tinggi lantai kandang 1 antara litter sampai slat adalah 20 cm,
dengan kedalaman litter sebesar 10 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna, dkk
(2008) bahwa lantai kandang untuk ayam pembibit biasanya menggunakan sistem litter
atau slat dan litter. Pemilihan alas kandang tersebut bertujuan untuk memberikan
Bahan litter yang dipakai dapat dipilih dari berbagai macam bahan litter misalnya
sekam padi, jerami padi dan serutan kayu. Penggunaan jenis bahan litter dapat
memengaruhi suhu dan kelembaban di dalam kandang, litter yang basah dan suasana
lembab di dalam kandang mengakibatkan tingginya kadar amonia dalam kandang, dan
juga merupakan media tumbuhnya bibit penyakit (Rasyaf, 2007). Syarat sebagai litter
memberikan manfaat yaitu membatasi kontak langsung kaki layer dengan tanah yang
suhunya relatif dingin, membantu penyerapan air dari feses maupun tumpahan air minum
sehingga lantai kandang tidak lembab dan pada saat brooding dan membantu menjaga
Menurut Anwar (2014) litter sekam padi, serutan kayu dan jerami diduga dapat
menyerap amoniak yang mengakibatkan tidak berbeda nyata terhadap respon fisiologis
frekuensi nafas. Jenis bahan litter ini mempunyai kelebihan yaitu mudah menyerap air
sehingga dapat meminimalisir timbulnya bibit penyakit yang diakibatkan karena lantai
yang basah dan lembab (Rasyaf, 2004). Namun, penggunaan bahan litter serutan kayu
dapat menimbulkan sedikit luka pada bagian dada karena serutan kayu berpartikel besar
10
dan sedikit kasar. Pada persiapan kandang litter ditabur belerang yang berfungsi untuk
mengurangi perkembangan kutu pada tubuh ayam. Gambar lantai kandang slat dan litter
Kepadatan kandang 1 farm PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol adalah 7,42
ekor/m2. Kepadatan kandang 1 termasuk sesuai dengan standar kepadatan kandang untuk
ayam bibit petelur periode growing yaitu 12-14 ekor/m2. Kepadatan kandang dihitung
dengan cara membagi jumlah ayam dengan luas kandang yaitu 1.440 m2. Jumlah ayam
di kandang 1 adalah 12.167 ekor. Menurut Fadilah dan Fatkhuroji (2013), standar
kepadatan ayam petelur grower ideal adalah 15 kg/m2 atau setara dengan 6-8 ekor/m2
ayam pedaging dan 12-14 ekor/m2 ayam petelur grower (pullet). Hal ini berbeda dengan
Astuti (2009) bahwa, kepadatan kandang ayam petelur fase grower adalah 6-8 ekor/m2.
Atap kandang yang digunakan di farm PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol
adalah tipe gable roof. Menurut Hartono dalam Frahman (2012), sistem gable roof
dianjurkan untuk pemeliharaan ternak ayam terutama untuk daerah yang keadaan
geografisnya mengalami pergantian musim, hal ini sangat cocok untuk daerah subtropis.
Material atap kandang terbuat dari seng dan dilapisi dengan lapisan platfoam. Lapisan
platfoam ini digunakan untuk menahan panas dari luar agar tidak masuk ke dalam
kandang sehingga temperatur kandang tetap stabil. Menurut Sudaryani dalam Frahman
11
(2012), atap kandang dapat dibuat dari bahan genting atau seng yang pada bagian atasnya
diberi rumbai atau jaring hitam guna menahan sinar matahari. Bila memungkinkan bahan
tersedia, lebih baik atap ini terbuat dari seng yang dilapisi foam. Prianto (2010)
menyatakan bahwa atap yang digunakan untuk kandang menggunakan atap dengan
dengan sangkar bertelur otomatis yaitu sangkar tersebut memudahkan pengambilan telur
collector). Jumlah sangkar bertelur di kandang 1 farm PT Satwa Utama Raya unit 2
Gempol sebanyak 74 unit. Jumlah sangkar pada setiap pen berbeda-beda disesuaikan
dengan jumlah populasi ayam betina dan panjang masing-masing pen. Satu unit sangkar
bertelur terdiri atas dua sisi dengan total lubang (hole) sangkar bertelur sebanyak 20 buah
dengan ukuran masing-masing hole yaitu panjang: 35 cm, lebar: 25 cm, dan kedalaman
30 cm. Populasi ayam betina di kandang 1 berjumlah 11.047 ekor betina, sehingga jumlah
hole yang ada yaitu 1480 buah, sehingga setiap satu hole sangkar dapat digunakan untuk
8 ekor betina.
kurang sesuai dengan pernyataan Leeson dan Summers (2009) yang menyatakan bahwa
kepadatan satu hole nest maksimal digunakan untuk 5 ekor betina. Tiap dasar hole nest
diberi alas sangkar berbahan karet dan sebelum dipasang dalam sangkar telah disuci
Berdasarkan sistem ventilasinya, kandang close house PT Satwa Utama Raya unit
2 Gempol dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian inlet dan outlet. Bagian Inlet
merupakan ruang masuknya udara dari luar kandang, dan outlet merupakan sistem
penghisapan udara keluar kandang oleh blower. Selain itu inlet berfungsi untuk mengatur
kecepatan angin yang masuk ke dalam kandang dan mengalirkan udara dingin di dalam
cooling pad.
Bagian inlet kandang PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol dilengkapi dengan
ruang pendingin (cooling pad) yang terbagi atas bagian kanan dan kiri disetiap kandang
dengan panjang cooling pad 16,20 m (Gambar 6). Bagian-bagian dari cooling pad antara
lain cell pad yang berukuran panjang 100 cm; lebar 30 cm; ketebalan 15 cm. Selain cell
pad, juga terdapat tirai yang berfungsi untuk mengatur kecepatan angin yang masuk ke
dalam kandang. Menurut Mugiono (2001), cooling pad berfungsi sebagai sumber udara
dingin dan segar. Mugiono (2001) juga menyebutkan bahwa cooling pad terdiri atas cell
pad yang berukuran panjang 150 cm; lebar 75 cm dan ketebalan 15 cm.
13
Cooling pad dilengkapi dengan pipa air yang berfungsi mengaliri cell pad dengan
air sehingga udara yang dialirkan ke dalam akan lebih dingin serta kelembabannya juga
terjaga. Pengaturan hidup dan mati air yang mengaliri cell pad diatur oleh themptron.
Pengaturan hidup aliran air di cooling pad yang dipakai pada setiap kandang PT Satwa
Utama Raya unit 2 Gempol didasarkan apabila suhu dalam kandang mencapai suhu 29,5o
C. Jika suhu turun di bawah 29,5o maka otomatis aliran air ke cell pad akan mati. Durasi
cell pad dialiri oleh air sekitar 10 menit, apabila lebih dari 10 menit suhu kandang tidak
turun maka tirai kandang turun secara otomatis. Pengaturan waktu nyala aliran air ke cell
pad ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi kandang agar temperatur dan kelembaban
di dalam kandang dapat sesuai dengan kebutuhan ayam. Kecepatan angin di dalam
kandang 1 dengan panjang 120 yang diukur dengan menggunakan selter yaitu 750 feet
a. Blower b. Themptron
Udara yang masuk melalui cooling pad akan dihisap keluar oleh blower yang ada
di bagian belakang kandang sehingga udara akan terus berganti dan udara yang ada di
dalam kandang merupakan udara yang bersih. Blower berperan sebagai outlet. Blower
yang digunakan kandang 1 PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol berjumlah 9 buah
berdiameter 1.5 pk dengan kecepatan putar 1200 feet/menit. Blower kandang 1 terdiri
atas empat blower direct atau blower otomatis menyala, dan lima blower indirect yang
akan menyala sesuai dengan pengaturan suhu setiap blower indirect. blower indirect
berturut-turut akan menyala pada suhu 22o C, 27,5o C, dan 28,5o C. Pengaturan blower
temperatur tubuh dan berbagai langkah metabolis yang mempermudah kegiatan makan
dan pencernaan. Pencahayaan juga menstimulasi pola sekresi beberapa hormon yang
faktor eksogen yang kuat dalam mengontrol banyak proses fisiologis dan perilaku.
Pencahayaan merupakan faktor yang paling kritis dari semua faktor lingkungan bagi
visual dan pembedaan warna. Untuk meningkatkan rangsangan cahaya pada growing atau
reproduksi dan memacu produktivitas telur. Leeson dan Summers (2009) menyatakan
bahwa peningkatan cahaya setidaknya harus mencapai lebih dari 10 kali dari intesitas
cahaya saat periode gelap, sehingga dapat memacu sistem reproduksinya. Kandang 1 PT
Satwa Utama Raya unit 2 Gempol mengatur intensitas cahaya 5-10 lux, intensitas ini
Penambahan intensitas cahaya dalam kandang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
penggantian lampu dan pelepasaan tirai hitam pada samping kandang. Penambahan
lampu dilakukan dari lampu 5 watt menjadi lampu 8 watt. Jumlah lampu yang digunakan
umur ayam. Program pencahayaan yang dilaksanakan PT Satwa Utama Raya unit 2
pencahayaan. Pada masa growing waktu pencahayaan diatur selama 12 jam yaitu dari
pukul 05.00 WIB-17.00 WIB. Menurut Sulistyoningsih (2009), lingkup cahaya yang
berpengaruh terhadap fisiologis unggas ada empat macam, yaitu photoperiod, intensitas,
warna dan sumber cahaya. Photoperiod adalah lama waktu terang dari pencahayaan
alami, untuk aktifasi hormon yang ideal 11 12 jam. Intensitas adalah kekuatan cahaya
Persiapan kandang merupakan salah satu kegiatan incidental saat praktik kerja di
PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol. Persiapan kandang yang dilakukan sebelum
kegiatan pullet in berguna untuk membuat kondisi kandang yang bersih dari bakteri dan
hama. Selain itu persiapan kandang juga berfungsi untuk mempersiapkan kandang,
lingkungan, peralatan dll yang sesuai dengan kebutuhan ayam sendiri. Menurut Hadi
(2002), pencucian kandang dan desinfeksi secara menyeluruh dilakukan diantara setiap
kelompok umur remaja sangat dianjurkan. Kandang petelur dan peralatan harus
dibersihkan secara menyeluruh dari atas sampai bawah dan didesinfeksi setelah setiap
flok dipindahkan dari kandang semula dan sebelum flok baru dimulai. Pencucian kandang
secara parsial hanya dilakukan pada kandang petelur dan peralatannya setelah flok
dipindahkan dari tempat awalnya ke tempat yang baru. Menurut Hadi (2002) cara-cara
yang dianjurkan dalam pencucian kandang petelur secara menyeluruh adalah sebagai
berikut:
a. Pengeluar litter dari kandang sejauh paling tidak 100 yard. Pengeluaran liter diusahakan
tidak berceceran, tidak terkena air, tidak mencemari jalan atau pintu masuk kandang, dan
tertutup rapat.
b. Pembersihan kandang sampai dasar lantai kandang, termasuk seluruh rangkaian kabel
listrik, kipas angin, dan kisi-kisi jendela. Lampu dibersihkan dan diganti apabila lampu
rusak.
c. Seluruh atap, korden, dinding, partisi, tempat makan dan minum, dan peralatan lainnya,
setelah dibersihkan dan didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan yang kuat dan
larut dalam air seperti senyawa fenol. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum
200 psi (pounds per square inch) agar penetrasi bahan kimia berlangsung baik.
17
Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati tanpa mengenai bagian dalam motor listrik,
persiapan datangnya flok baru bisa dilakukan. Masa kosong kandang sekitar dua minggu
(minimal 14 hari).
e. Bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang dan baskom dekontaminasi
Raya unit 2 Gempol terdiri atas afkir ayam, pemotongan rantai pakan, pengeluaran
sangkar manual, collect bangkai tikus, cuci kandang, bersih lingkungan kandang, semprot
pengecekan peralatan otomatis kandang), pemasukan litter dan pullet in. Pemotongan
rantai pakan ini bertujuan untuk puasa tikus. Pemasukan litter dilakukan secara bertahap
3.1.5 Pullet In
Ayam yang dipelihara adalah ayam periode growing yaitu umur 16 minggu. Proses
pullet in dilakukan pada saat jam kerja. Sebelum truk yang membawa ayam datang
dilakukan persiapan kandang terlebih dahulu antara lain pemasang tirai yang berwarna
gelap sebagai atap di depan pintu kandang. Hal ini bertujuan agar pada saat dipindahkan
tidak langsung terkena sinar matahari. Selain itu, meletakan meja di depan pintu kandang
bertujuannya untuk mempermudah saat memindahkan ayam yang berada di truk ke dalam
kandang. Proses pullet in berlangsung cepat dan mempermudah proses pemindahan ayam
dari truk kedalam kandang. Proses pullet in memiliki pembagian letak ayam bibit jantan
dan betina yang berbeda dalam satu kandang. Pada kandang 1, ayam bibit jantan
18
diletakkan pada pen pertama dan untuk pen kedua sampai lima merupakan lokasi untuk
Manajemen pakan dan air minum merupakan salah satu kegiatan rutin praktik
kerja. Pakan yang digunakan untuk pemeliharaan ayam bibit (parent stock) di PT Satwa
Utama Raya merupakan pakan jadi dengan bentuk crumble dengan kode 532HG dan
532H87G yang diproduksi oleh PT Charoen Phokphand Group. Pakan disimpan dalam
gudang pakan yang terpisah dengan area kandang. Setiap satu minggu sekali pakan
Pakan merupakan materi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ternak.
Pakan digunakan untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
Selain itu, pakan yang diberikan pada ternak harus seimbang baik dari segi nutrient pakan,
jumlah maupun kualitasnya. Pemberian pakan untuk ayam periode growing di farm PT.
Satwa Utama Raya unit 2 Gempol diberikan sebanyak dua kali dalam sehari. Waktu
pemberian pakan yaitu pukul 10.00 WIB dan pukul 14.30 WIB. Hal tersebut bertujuan
untuk mengoptimalkan produksi panas yang dihasilkan setelah makan. Menurut Leeson
19
dan Summers (2009), menyatakan bahwa puncak produksi panas tubuh pada ayam terjadi
menggunakan mesin semi otomatis yang disebut Hopper (box pakan) dan Feeder Trough.
Pendistribusian pakan yang dilakukan oleh PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol dimulai
dengan pengambilan pakan dalam gudang pakan. Pakan yang berasal dari gudang pakan
akan disimpan dalam ruangan kosong pada setiap kandang untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi pakan ternak selama satu minggu. Pakan yang tersimpan dalam setiap kandang
secara bertahap akan dimasukan dalam hopper (box pakan) yang berjumlah 2 buah pada
untuk setiap unit. Pakan yang terdapat dalam hopper selanjutnya akan didistribusi pada
Feeder Trough merupakan saluran pakan memanjang yang berisi rantai untuk
memutar pakan sehingga pakan dapat didistribusikan secara merata. Feeder trough
memiliki ukuran lebar 10 cm dan kedalaman serta tinggi 9 cm. Feeder trough di PT Satwa
Utama Raya unit 2 gempol diputar dengan durasi 10 menit setiap waktu pemberian pakan
berjalan. Feeder trough untuk setiap kandang di PT Satwa Utama Raya 2 terpasang dua
line melingkar. Pada manajemen pakan dengan feeder trough terdapat pula perhitungan
feeder space. Feeder space adalah ruang kosong agar ayam dapat mengkonsumsi pakan.
Ruang ini dapat dihitung dengan cara membagi panjang feeder trough dengan jumlah
ayam. Feeder space yang terdapat dikandang 1 PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol
sebesar 8-10cm/ekor. Menurut Murni (2009), tempat pakan manual bundar standard
feeder space 2 cm/ekor. Standart kebutuhan feeder space untuk Negara tropis seperti
pakan yang cukup. Menurut Fadillah (2005), keuntungan menggunakan tempat pakan
otomatis antara lain : pakan yang terbuang ataupun tumpahdapat ditekan seminimal
mungkin, pakan terdistribusi secara merata, setiap ayam mendapatkan pakan dengan
kesempatan yang sama, tidak memerlukan tenaga kerja yang besar dan waktu pemberian
diatur sehingga sesuai dengan kebutuhan ayam. Pemberian pakan di PT Satwa Utama
Raya Unit 2 Gempol menggunakan pola perhitungan point feed. Point feed merupakan
jumlah keperluan ransum didasarkan pada tuntutan kebutuhan per ekor ayam per hari (gr).
Di kandang 1 memiliki point feed 6 memiliki arti setiap ekor ayam memiliki standard
pemenuhan pakan sebanyak 60 gram/ekor untuk berproduksi secara optimal dan sesuai
standard breeder. Pemberian pakan yang mengacu pada point feed bagi ayam jantan dan
betina berbeda. Pemberian pakan untuk ayam betina sebanyak 11.027 ekor adalah 600 kg,
sedangkan untuk ayam jantan dilakukan pemberian pakan yang lebih banyak yaitu 100
kg untuk 1.120 ekor. Perhitungan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam betina dan jantan
Betina Jantan
Minggu
Populasi Point Pemberian Populasi Point Pemberian
(ekor) feed (kg) (ekor) feed (kg)
16 11.047 6 662,82 1120 6 67,20
17 11.047 7 773,29 1120 7 78,40
18 11.047 - - 1120 8 89,60
19 11.047 6 662,82 1120 9 100,80
20 11.047 7 773,29 1120 10 112,00
21 11.047 8 883,79 1120 11 123,20
22 11.047 9 994,23 1120 12 134,40
21
Manajemen pakan yang dilakukan di PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol pada
pemberhentian pemberian pakan) pada ayam betina. Pemuasaan yang dilakukan pada
betina memiliki tujuan untuk pematangan organ reproduksi dan menjaga bobot badan
Pakan yang digunakan di PT Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol merupakan pakan
jadi yang diproduksi oleh PT Charoen Phokphand dengan kode 532HG dan 532H87G
dalam bentuk crumble. Menurut Jahan et al (2006), ransum dalam bentuk crumble
menghasilkan produksi lebih baik serta lebih efisien daripada ransum bentuk mash dan
pellet. Pemilihan pakan dalam bentuk crumble memiliki tujuan untuk mengurangi pakan
yang tercecer dan meningkatkan konsumsi pakan. Pakan untuk ayam bibit petelur (layer)
Kode pakan 532HG diberikan saat ayam berumur 16 minggu sampai 25 minggu
atau dengan kata lain pakan ini diberikan untuk ayam pada periode growing. Pakan kode
ini merupakan pakan yang memiliki fungsi sebagai pakan untuk mencegah atau
diberikan selama satu minggu. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 2008 dalam
22
Ketaren (2010) menyatakan bahwa National Recearch Council (NRC) untuk ayam ras
Pemberian grit dilakukan pada periode growing. Jumlah pemberian sebanyak 4-5
gram/ekor. Pemberian grit dilakukan dua kali dalam satu minggu yaitu hari senin dan
kamis. Pemberian grit berfungsi untuk perkembangan gizzard serta membantu proses
pencernaan mekanik. Selain itu, grit berfungsi sebagai sumber mineral yang berguna
Grit yang digunakan oleh PT Satwa Utama Raya Unit 2 Gempol terdiri atas
butiran batu kapur. Menurut Shirt (2010), grit terbuat dari cangkang kerang maupun
cangkang telur yang membantu pencernaan mekanik di gizzard serta dapat menjadi
23
sumber mineral Ca,Mg dan P. Pemberian grit ini dilakukan dengan memasukan grit pada
hanging feeder.
Ketersediaan dan kualitas air minum bagi ternak sangat penting untuk
produktivitass serta pertumbuhan ayam bibit. Pemberian air minum dilakukan secara
terus menerus (adlibitum). Persediaan air minum yang dikonsumsi oleh ternak berasal
dari sumur bor atau air tanah yang dipompa lalu dialirkan dalam bak penyaringan yang
terletak di luar kawasan kandang, kemudian masuk ke dalam tandon bawah (ground tank)
pada Gambar 11. Air selanjutnya dialirkan ke tandon utama yang berkapasitas 18.000
liter. Air kemudian dialirkan kedalam tandon yang terdapat di setiap kandang yang
berkapasitas 1000 liter. Air yang telah ditampung di tandon air akan mengalir ke seluruh
saluran penyalur air minum. Saat telah mencapai area kandang, air akan keluar apabila
Air minum yang ditampung dalam toren setiap kandang dicampur dengan clorine
dengan kadar 1-3 ppm. Penambahan clorine bertujuan untuk mencegah tumbuhnya
bakteri patogen. Menurut Hasan (2009), clorine yang ditambahkan pada air minum
berfungsi sebagai desinfektan guna mengurangi mikroorganisme dan logam yang bisa
24
merugikan bagi ayam. Menurut Lesson dan Summer (2005) standart kebutuhan air minum
Suhu (C)
Umur 20C 32C
Nipple (Gambar 12) merupakan alat minum otomatis yang digunakan untuk
pemberian air minum pada ayam. Penggunaan nipple memerlukan perawatan yang rutin
dengan cara mengecek nipple secara rutin agar tidak ada yang tersumbat. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Hafiez (2000) bahwa suatu peternakan bila menggunakan
tempat minum otomatis maka perlu dilakukan kegiatan mengecek sistem otomatisnya
secara rutin. Tersumbatnya aliran air mengakibatkan ayam dehidrasi yang dapat
mempengaruhi produksi.
3.3.1 Biosecurity
Biosecurity merupakan salah satu kegiatan rutin pada saat praktik kerja yang
usaha yang menyangkut isolasi, kebersihan, dan manajemen yang bersama- sama dapat
produk yang sehat, aman, dan terpercaya. Menurut Lubis (2001), biosecurity merupakan
salah satu tindakan yang sangat penting untuk pengendalian dan pencegahan
penting yang harus dijalankan. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit
dapat bekerja dengan baik tanpa disertai biosecurity. Program biosecurity merupakan
usaha yang menyangkut isolasi, kebersihan, dan manajemen yang bersama-sama dapat
biosekurity lebih ketat. Lalu lintas kendaraan yang memasuki area peternakan juga
harus dimonitor secara ketat. Biosecurity yang biasa diterapkan dalam suatu peternakan
antara lain pemilihan tata letak kandang, pemilihan lokasi kandang, sanitasi yang
diterapkan dan tata letak bangunan pendukung peternakan (sumber air, gudang pakan,
memasuki area PT. Satwa Utama Raya unit 2 yaitu dengan melewati pintu masuk yang
26
terdapat spray sanitasi. Spray berisikan desinfektan secara otomatis. Hal ini dilakukan
Bestaquam dan Benzalkonium chloride (BKC) 20% dengan perbandingan 1: 1000 air dan
bestaquam dengan dosis 1:40. Bestaquam dan BKC memiliki spektrum luas untuk
membasmi virus, bakteri gram positif dan negatif, jamur dan mikroorganisme patogen
lainnya. Kelebihan desinfeksi ini yaitu tidak beracun, tidak korosif, aman bagi
lingkungan, dan ekonomis. Semua barang yang tidak kedap air dimasukkan pada box
ultraviolet, hal ini bertujuan untuk sterilisasi kuman penyakit. Biosekuriti yang berlaku
1. Ring I, yaitu sanitasi bagian depan yang dimulai dari melepas baju rumah, spray
desinfektan, mandi dan keramas di ruang shower, kemudian mengenakan baju jalan.
Setelah itu pengunjung dan karyawan berjalan tanpa alas kaki menuju Ring II,
a b c d
Gambar 13. Sanitasi karyawan Ring I: a, b dan c Area shower ring 1; d. Pakaian ring 1
2. Ring II, yaitu melakukan celup kaki (feet dipping), melepas baju jalan, spray
desinfektan, mandi dan keramas, ganti mengenakan baju kandang, memakai masker,
topi kandang dan kerudung untuk wanita, serta sepatu boots, sanitasi karyawan ring 2
a b. c
Gambar 14. Sanitasi karyawan Ring II : a dan b Area shower ring II ; c. Pakaian ring II
Sanitasi saat memasuki kandang juga perlu perhatian yang khusus karena area
kandang merupakan tempat ternak hidup dan melakukan kegiatannya sehingga perlu
dilakukan adalah dipping kaki dikolam yang tersedia serta mengganti sepatu boot
berwarna putih dengan sepatu boot khusus kandang berwarna hijau. Tahap selanjutnya
melakukan spray tangan mengunakan alkohol dan dipping kaki tahap 2 kedalam box yang
berisi Textrol 20 ml, Benzalkonium chloride (BKC) 10 ml dan 5 liter air. Prosedur sanitasi
Sanitasi barang yaitu sanitasi yang dilakukan pada barang-barang untuk keperluan
saat di area farm. Sanitasi barang dibedakan menjadi dua jenis yaitu barang kandang dan
barang pribadi pegawai seperti handphone dan tas. Sanitasi barang kandang seperti
28
keranjang telur,alas sangkar, slat dan tirai dicelupkan kedalam kolam dipping yang berisi
clorin sedangkan sanitasi barang pribadi dilakukan degan memasukan barang kedalam
Barang pribadi karyawan yang akan masuk farm harus terlebih dahulu melalui
sanitasi menggunakan sinar Ultra violet (UV). PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol
menggunakan sinar ultra violet dengan satu bola neon yang merupakan sumber dari sinar
ultra violet. Secara fisik yang membedakan sinar UV dengan sinar infra merah hanya
terdapat pada warnanya. Sanitasi ini digunakan untuk mengeliminasi agen pathogen dari
luar yang dikhawatirkan akan mencemari farm. Karakteristik sinar UV ini bersifat
menyebar, reaktif, dan diserap oleh obyek. Penggunaan sinar UV menurut Ginting (2014)
memiliki kelebihan antara lain cara penggunaan lebih mudah, efektif membunuh bakteri
yang terjangkau oleh cahaya dan tahan dalam jangka waktu yang lama.
melalui dua tahap, yaitu ring I dan ring II. Ring I, yaitu melewati tahapan spray untuk
bagian depan kendaraan, yaitu dilakukan desinfeksi menggunakan campuran air dan
bestaquam dengan alat spray kendaraan serta penyemprotan ban kendaraan untuk
meminimalisir bibit penyakit selama kurang lebih 1 menit. Proses ini wajib dilakukan
oleh seluruh kendaraan yang memasuki area farm. Petugas yang melakukan spray
(penyemprotan) kendaraan yakni security (petugas keamanan). Ring II, yaitu melewati
29
tahapan spray untuk bagian atas kendaraan. Desinfeksi yang digunakan adalah campuran
air dan bestaquam dengan alat spray dan wheels dipping. Campuran untuk wheels
dipping ialah air dan bestaquam. Kendaraan yang diperbolehkan masuk ke area farm,
yaitu truk pembawa ayam, truk pakan ayam dan truk makanan untuk para karyawan.
Sanitasi kendaraan bertujuan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke area farm
yang berasal dari kendaraan saat melakukan perjalanan menuju farm. Seluruh kendaraan
tersebut sebelum masuk ke area farm dilakukan desinfeksi. Proses ini wajib dilakukan
oleh seluruh kendaraan yang akan memasuki area farm. Menurut Hadi (2005), lalu lintas
kendaraan yang memasuki area peternakan harus dimonitor secara ketat. Kendaraan yang
memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang terdapat di belakang gerbang.
Kendaraan begitu masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian
mobil bagian bawah dan sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi.
Program biosecurity yang dilakukan oleh PT Satwa Utama Raya unit 2 dilakukan
dengan tujuan memutus hubungan luar dengan dalam untuk menurunkan sumber dari
penyebab kontaminasi penyakit, sehingga memungkinkan kondisi ayam yang sehat dan
aman. Sesuai dengan pendapat Sudarsiman (2000), biosecurity mencakup tiga hal utama,
meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang dan (3)
membuat tingkat kontaminasi lingkungan. Sanitasi kendaraan tertera pada Gambar 17.
peralatan yang digunakan dalam proses penanganan, pengaturan dan pemindahan ayam,
meekanis dari satu lokasi ke lokasi lain. Pergerakan peralatan pada lingkungan yang
terlibat disuatu peternakan dapat dikontrol dengan cara dicuci dan didesinfektan.
berasal dari bahan alami dan bahan kimia buatan (sintetis). Semua desinfektan yang
dipakai memiliki syarat dapat mereduksi bakteri dengan cepat dan tidak beracun bagi
Bagian luar PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol diberi pagar besi berupa seng.
Bertujuan agar tikus tidak dapat masuk ke dalam kandang. Selain penggunaan seng,
desinfektan berupa Rambo yaitu pembasmi rerumputan yang terdapat di sekitar kandang
yang dibersihkan 1 minggu sebelum ayam masuk, dengan perbandingan 1:1000 yaitu 1
rerumputan sehingga rumput- rumput di area kandang tidak ada dan bersih.
3.3.2 Vaksinasi
Kegiatan vaksinasi pada praktik kerja ialah salah satu kegiatan insidental yang
terprogram. Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh
(kekebalan) terhadap suatu penyakit. Menurut Sudarisman (2006), vaksin memiliki arti
suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan ataupun dimatikan yang memiliki fungsi
untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi) sehingga ternak kebal terhadap suatu
penyakit tertentu. Vaksinasi pada ayam dapat dilakukan dengan beberapa metode antara
lain injeksi dibawah kulit (Subcutan/SC), injeksi dibelakang leher dan dibawah otot (intra
muscular/IM), tetes mata (intra okuler/IO), tusuk sayap atau injeksi pada sayap (wing
web) dan tetes hidung (intra nasal). Metode vaksinasi yang dilakukan di PT Satwa Utama
yang telah terprogram dan dijadwalkan dengan teratur sesuai umur ayam (Gambar 19).
Vaksinasi yang dilakukan pada fase produksi adalah vaksinasi ND secara intraocular/
tetes mata pada ayam umur 29 minggu. Pada umur 36 minggu dilakukan vaksinasi tripple
yaitu ND dengan metode intra muskular. Vaksinasi ND+ IB dengan metode intraocular,
metode intraocular pada umur 44, 52, 60 dan 68 minggu. Menurut Sudaryani dan Santosa
32
(2000), program vaksinasi yang dilakukan pada ayam bibit meliputi vaksinasi marek, IB,
air minum hanya mengandung multi vitamin Nopstress. Pemberian Nopstress ini
dilakukan selama tiga hari yaitu sehari sebelum vaksin, saat vaksin dan sehari setelah
vaksin. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat stress pada ayam setelah divaksin.
Sisa vaksin dan bahan berbahaya (botol vaksin) akan diambil oleh dinas.
dibedakan menjadi:
1. Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan
2. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan
tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan
yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga
sakit
Menurut Hadi (2002), tidak semua vaksin memiliki efektifitas yang sama.
Beberapa vaksin memberikan kekebalan yang baik tetapi menimbulkan reaksi setelah
diberikan yang lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri. Vaksin yang lain, reaksinya tidak
terlihat tetapi tingkat perlindungannya sangat rendah. Virus yang ideal untuk vaksin
adalah yang tidak memberikan reaksi dan mempunyai kekebalan yang tinggi. Beberapa
vaksin untuk infeksi bakteri tertentu biasanya kurang efektif dari pada kebanyakan vaksin
virus, karena vaksin virus dapat merangsang bagian-bagian kunci dari sistem kekebalan
Kegiatan pengambilan sampel bakteri dan darah ialah salah satu kegiatan
insidental perusahaan yang terprogram dan dilakukan setiap satu bulan sekali.
Pengambilan sample darah dilakukan setiap satu bulan sekali. Pengambilan sample darah
bertujuan untuk mengukur titter antibodi ayam sendiri. Pengambilan sample darah ini
dilakukan dengan cara mengambil darah dibagian sayap (vena brachialis) dengan
menggunakan spuit injeksi sebanyak 10 ml (Gambar 20). Darah yang telah diambil
selanjutnya akan diperiksa di laboratorium pusat. Pemeriksaaan darah ini biasa disebut
dengan tes Hemaglutination Inhibition (HI). Menurut Balqis (2011), implikasi dari
rangsangan respons imun ayam petelur adalah terbentuknya antibodi spesifik di dalam
serum. Pembentukan antibodi spesifik terhadap antigen dapat diuji dengan HI test yang
ditandai adanya peningkatan titer antibodi. Pengambilan sample darah ini dilakukan
setiap kandang dengan presentasi ayam betina 20% dan jantan 5%. Pengambilan sample
bakteri dilakukan sebelum pullet in. Pengambilan sample bakteri ini dilakukan dengan
mengambil bakteri pada tirai, jaring slat dan udara yang berada didalam kandang
menggunakan media agar yang telah disiapkan pada tabung reaksi dan cawan petri.
34
Kontrol hama termasuk kegiatan penunjang saat pelaksanaan praktik kerja. Setiap
daerah terdapat hama yang sangat mengganggu dan sangat sulit untuk dihilangkan namun
dapat dicegah. Pencegahan hama tikus yang diterapkan PT. Satwa Utama Raya unit 2
Gempol ada dua yaitu Rat barier dan racun tikus. Rat barier merupakan pembatas berupa
pagar kecil yang memiliki ketinggian kurang lebih 0,5 meter yang mengelilingi kandang,
yang terbuat dari seng. Pembatas ini dimaksudkan agar tidak ada tikus masuk ke dalam
pemberian racun tikus yaitu Contrac yang mengandung Bromadiolon 0.005% berbentuk
blok berwarna biru untuk yang disebarkan di dalam paralon yang terpasang disetiap pen
35
kandang. Terdapat 20 paralon racun tikus dalam kandang dan penebaran racun tikus
selang 15-20 meter. Umpan tikus perlu dimonitor dalam jangka waktu tertentu misalnya
setiap 5 hari sekali dengan umpan yang disukai tikus. Program Integrated Pest
(Koswara, 2006) :
level) dan tingkat tindakan (action level) untuk memutuskan kapan dilakukan
Hama lain yang terdapat di PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol adalah lalat, dan
kutu. Pembasmian lalat dilakukan dengan penyemprotan Agita yang mengandung bahan
aktif 9,7 w/w tiametoksam. Agita diseemprotkan pada area yang sering dihinggapi lalat
3.4.1 Seleksi
Seleksi termasuk kedalam manajemen breeding dan pada saat kerja praktik
tergolong kegiatan rutin. Breeding farm bertujuan untuk memperoleh produksi telur tetas
dengan kualitas yang baik sehingga menghasilkan DOC yang berkualitas pula. DOC yang
merupakan salah satu kegiatan rutin, sehingga DOC yang dihasilkan benar benar
beberapa kelompok.
Seleksi dilakukan pada ayam jantan maupun ayam betina. Proses seleksi yaitu
dengan melihat tanda- tanda ayam yang tidak produktif kemudian ayam dikeluarkan dari
kelompoknya. Seleksi dilakukan dengan melihat bobot badan, ciri fisik (jengger, pial,
warna sekitar mata), gejala dan tingkah laku ternak yang terserang penyakit. Ayam yang
dianggap tidak memenuhi kriteria untuk berproduksi akan diambil dan dimasukan dalam
pen khusus. Jika ayam tidak sakit tetapi hanya lemas maka ayam tersebut akan dimasukan
ke dalam small pen. Jika ayam sakit, ada luka yang cukup dalam dan tidak dapat
disembuhkan serta ayam yang mati maka akan di culling dan di bakar. Menurut
Mulyantini (2011), bahwa seleksi jantan yang benar, terhadap kondisi fisiknya seperti
ukuran tubuh atau berat badan, kesehatan, kaki tegap, jari kaki normal, dada, badan, bulu,
dari dalam kandang. Ayam tersebut antara lain ayam yang sakit, cacat, dan lemah. Culling
dilakukan secara tidak terjadwal, culling dilakukan saat kegiatan lain berlangsung.
Manfaat culling yaitu menghindari terjadinya penularan penyakit pada ayam lain. Selain
itu, culling dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Ayam yang di culling
37
dimasukan kedalam karung dan kemudian sekitar pukul 14.00 WIB ayam tersebut akan
di bawa ke tempat pembakaran dan kemudian dibakar. Jika ayam culling masih hidup
maka ayam tersebut akan diletakan kedalam kandang kecil yang bertempat di sebelah
tempat pembakaran sampai ayam tersebut benar- benar mati tanpa diberikan makan dan
minum. Setelah ayam tersebut mati maka ayam tersebut dibakar. Jumlah ayam yang di
pemeliharaan terutama managemen perkandangan dan pakan yang dilakukan sudah baik
maka kondisi ayam lebih baik dan lebih sehat sehingga jumlah ayam yang di culling dapat
Penimbangan bobot badan merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin satu
kali dalam satu pekan. Penimbangan bobot badan dilakukan dengan mengambil sampel
sebanyak 2,5% populasi betina dan 10% populasi jantan. Pada saat praktik kerja jumlah
ayam yang ditimbang berjumlah sebanyak 50 ekor ayam jantan dan ayam betina sebanyak
359 ekor. Tujuan dari penimbangan bobot badan antara lain, untuk menentukan point feed
38
(uniformity) pada tiap pen. Penimbangan bobot badan ayam bibit pada kandang 1
didapatkan rata-rata bobot ayam betina sebesar 1244,96 kg dan rata-rata ayam jantan
sebesar 2158 kg. Uniformity yang didapatkan dari hasil penimbangan bobot badan ayam
bibit PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol untuk ayam jantan sebesar 88 % dan betina
berikut :
%
Uniformity ayam jantan = 100 %
= 100 %
= 88 %
%
Uniformity ayam betina = x 100 %
= x 100 %
= 83,28 %
Menurut Fadilah dan Fatkhuroji (2013), standard dan nilai keseragaman ayam
bibit yang baik (good uniformity) harus mencapai 80%. Setelah dilakukan penimbangan
bobot badan, apabila rata- rata bobot badan ayam di atas standar bobot yang ditentukan
oleh breeder maka angka peningkatan jumlah pakan dikurangi dari yang seharusnya.
Menurut Nugroho (2013), bobot ayam yang tidak memenuhi standar berakibat pada
produksi telur.
dengan pertumbuhan dan tingkat keseragaman ayam dalam kandang. Penimbangan bobot
badan dilakukan untuk didapatkan data hasil penimbangan yang kemudian akan
digunakan sebagai dasar penentuan point feed. Adapun metode penimbangan yaitu
dengan menggunakan metode sampling dan pengambilan sampel untuk setiap pen yaitu
30 dengan cara menggunakan jaring dan menjaring ayam secara acak, kemudian
39
menggambil ayam dan di timbang. Menurut Rahmadi (2009), dalam suatu peternakan
ayam petelur melakukan penimbangan bobot badan ayam dilakukan dengan cara
Sitem perkawinan yang diterapkan oleh PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol
menggunakan perkawinan alami dengan rasio jantan betina sebanyak 1 : 9,82. Sistem
perkawinan alami ini bertujuan untuk menghasilkan tingkat fertilitas telur yang tinggi.
Sistem perkawinan PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol dimulai dengan proses
penggabungan ayam bibit petelur jantan dan betina dalam satu kandang. Penggabungan
ayam jantan dan betina dilaksanakan pada saat ayam berumur 21 minggu.
Sitem perkawinan alami memiliki tingkat fertilitas yang lebih tinggi disbanding
dengan sistem perkawinan dengan metode inseminasi buatan (IB). Hal ini sessuai dengan
Kegiatan penunjang yang dilakukan pada saat praktik kerja yaitu melakukan
diskusi baik dengan manager, supervisor ataupun caretaker. Salah satu hasil diskusi yang
menghasilkan telur tetas yang fertil. Ada beberapa metode perkawinan ayam, antara lain
yaitu pen mating, stud mating , flock mating dan inseminasi buatan. Metode perkawinan
yang diterapkan di PT. Satwa Utama Raya Unit II adalah metode flock mating yaitu
dengan mencampur beberapa pejantan dan beberapa betina dalam satu kandang.
Pencampuran (mixing) antara jantan dan betina dilakukan saat umur ayam mencapai 20
minggu. Sex Ratio yang diterapkan PT. Satwa Utama Raya Unit 2 adalah 1: 9,82.
4.1 Kesimpulan
Manajemen pemeliharaan ayam bibit petelur (layer parent stock) PT. Satwa
insidental lain sebagai penunjang manajemen pemeliharaan ayam bibit petelur (layer
4.2 Saran
standart, untuk menghindari kontaminasi dari luar dan menjaga keamanan kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. 2014. Pengaruh Penggunaan Litter Sekam, Serutan Kayu Dan Jerami Padi
Terhadap Performa Broiler Di Close house. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Ardiansyah, F. 2012. Perbandingan Performa Dua Strain Ayam Jantan Tipe Medium
yang Diberi Ransum Komersial Broiler. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Lampung.
Astuti, D. A. 2009. Petunjuk Praktis Beternak Ayam Ras Petelur, Itik dan Puyuh. PT
AgroMedia. Jakarta.
Balqis, U. M. Hambal dan Mulyadi. 2011. Peningkatan Titer Antibodi terhadap Avian
Influenza dalam Serum Ayam Petelur yang Divaksin dengan vaksin Komersial.
Agripet Vol 11 No. 1.
Dahlan, M. dan N. Hudi. 2011. Studi manajemen Perkandangan Ayam broiler di Dusun
Wangket Desa Kaliwates Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan.
Jurnal Ternak Vol. 02 No. 01. ISSN 2086-5201.
Fadilah, R. 2005. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara Mengatasinya. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
, dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Petelur. PT Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Frahman, H.D. 2012. Manajemen Perkandangan Pada usaha Pembibitan Ayam Broiler
periode laying Di PT. Super Unggas Jaya Kabupaten Passuruan. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ginting P.L. 2014. Analisa Keberadaan Bakteri Udara Di Ruang Operasi Setelah
Penggunaan Sinar UV Dan Fumigasi Didecly Dmethyl Ammonium Chloride
(DDAC) RSU Ameta Sejahtera Medan Tahun 2014. [SKRIPSI] Fakultas Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara.
Hadi, U. K. 2002. Pelaksanaan Biosekkuritas Pada Peternakan Ayam. Fakultas
Kedokteran Hewan. IPB. Bogor.
Hafiez, E. S. E. 2000. Repoduction in Farm Animals. 7th Ed. Lea dan Febiger.
Philadelphia. P: 385-393. 394-398.
Hartono, A. H. S. Beternak Ayam Pedaging Super. CV. Gunung Mas. Pekalongan.
Hasan, A. 2009. Dampak Penggunaan Klorin. P3 Teknologi Konversi dan Konversi
Energi Deputi Teknologi Informasi, Energi, Maaterial dan Lingkungan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Jahan, M. S, Asaduzzaman, M., Sarkar, A. K. 2006. Performance of Broiler Feed On
Mash, Pellet and Crumble. International Journal of Poultry Science. 5(3) : 265-270.
Kartadisastra, H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam: Kiat Meningkatkan Keuntungan
dalam Agribisnis Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
43
Sudarisman. 2006. Pengaruh Penggunaan Vaksin H5N1 dan H5N2 Virus Avian Influenza
pada Peternakan Unggas di Daerah Jawa Barat. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Hal 769-772.
Sudaryani, T. dan Santosa h. 1999. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai.
Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
Vaccinatio Administere
Total n Level Manufacturer d
Age.Wk
s
1 Live 14 vl NOBILIS H-120 @1000 DS IO
Live 14 vl LIVACOX Q @1000 DS DW
NOBILIS MA5+CLONE-30
Live 14 vl @1000 DS IO
2 -
3 Live 14 vl GUMBORO MB @ 1000 DS Cekok
FOWL POX + DILUENT @1000
Live 14 vl DS WW
NOBILIS NEWCAVAC/ND
Killed 6 btl Killed (0.25 cc) @500 Ml SC
NOBILIS Ma5+CLONE-30
Live 14 vl @1000 DS IO
4 -
5 Killed 8 btl BIRD CLOSE/AI Kill @ 500 ml SC
VOLVAC AC PLUS BACTERIN
6 Killed 14 btl KV 1000 DS IM Leg
7 -
8 Killed 14 btl BIRD CLOSE/AI Kill @ 500 ml SC
NOBILIS IB MULTI + ND
Killed 14 btl @1000 DS IM
NOBILIS MA5+CLONE-30 1000
Live 14 vl DS IO
9 -
NOBILIS AE + Pox + Dil 1000
10 Live 14 vl DS WW
Live 14 vl NOBILIS ILT 1000 DS IN
11 -
12 -
NOBILIS MA5+CLONE-30 1000
13 Live 14 vl DS IO
Killed 14 btl NOBILIS ND+EDS 1000 DS IM
14 -
15 -
VOLVAC AC PLUS EMUL
16 Killed 14 btl BACTERIN KV 1000 DS IM
BIRD CLOSE 5.1 GREEN @ 500
19 Killed 13 btl ml SC
47
NOBILIS IB MULTI + G + ND
21 Killed 14 btl @1000 DS IM
BIRD CLOSE 5.1 GREEN @ 500
38 Killed 12 btl ml IM
NOBILIS NEWCAVAC @1000
Killed 12 btl DS IM
BIRD CLOSE 5.1 GREEN @ 500
52 Killed 12 btl ml IM
104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 136 138 140 142 146 150
1 1020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
104 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 138 140 142 146
2 1020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
108 110 112 116 118 120 122 124 126 128 130 134 140 142
3 1020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
108 110 112 118 120 122 124 126 128 130 134 140 142
4 1020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
108 110 112 118 120 122 124 126 128 130 134 140 142
5 1020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
112 118 120 122 124 126 128 130 140 142
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
112 118 120 122 124 126 128 130 140 142
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 120 126
6 0 0
49
5 120 126
7 0 0
5 126
8 0
5 126
9 0
6 126
0 0
6 126
1 0
6 126
2 0
1 1820 2100 2120 2140 2160 2180 2200 2220 2240 2260 2280 2300 2400 1940 2000
2 1820 2100 2140 2180 2200 2220 2260 2300 2400 1940 2000
6 2100 2200
7 2100 2200
8 2200
9 2200
10 2200
11 2200
12 2200
13 2200
14 2200
15 2200
Lampiran 4. Perhitungan
a. Kepadatan kandang
Tempat bertengger ukuran 1x3 meter (40/kandang)
Luas tempat bertengger = (panjang X lebar) X 40
= (1 x 3) x 40
= 120 m2
Luas kandang = panjang X lebar
= 120 x 12
= 1440 m2
Luas keseluruhan = 120 + 1440
= 1640 m2
50
b. Point Feed
(100)
6 =
12.167
6 12.167
= = 730,02
100
,
Kebutuhan Pakan/ekor = = .
= 0,06 kg/ekor
c. Uniformity
Uniformity ayam bibit pejantan dan betina PT Satwa Utama Raya unit 2 Gempol
= 2158 kg-215,84 kg
= 1942,56 kg
= 2158 kg + 215,84 kg
= 2374,24 kg
%
Uniformity = 100 %
= 100 %
= 88 %
51
= 1244,96 kg 124,5 kg
= 1120,46 kg
= 1244,96 kg + 124,5 kg
= 1369,45 kg
%
Uniformity = 100 %
= 100 %
= 83,28 %
52