Menurut Soekanto (2009), kelompok sosial atau social group adalah himpunan
atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat,
Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,
sebab tanpa adanya interaksi tidak mungkin kehidupan bersama akan terjalin (Santoso,
2010). Proses sosial adalah interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan syarat
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara manusia (Wiyarti,
2008).
Menurut Susana (2009), istilah otonomi secara etimologi berasal dari bahasa/kata
latin yaitu autos yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Sehingga
menjelaskan bahwa otonomi daerah adalah hak untuk mengatur dan memerintah daerah
sendiri atas inisiatif kemauan sendiri dimana hak tersebut didapatkan dari pemerintah
dengan kata lain otonomi merupakan hak atau wewenang untuk mengatur dan mengurus
seseorang. Menurut Zubaidah (2011), kewenangan adalah kekuasaan formal yang berhak
menimbulkan akibat hukum, dan hak yang berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu.
masalah sendiri. Robbins (2010), menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor,
masalah adalah sebuah proses yang dinamis. Dalam aspek ini, pemecahan masalah dapat
diartikan sebagai proses mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi
yang baru dan tidak biasa. Menurut Hudojo (2008), pemecahan masalah adalah usaha
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan mudah
dapat dicapai.
Menurut Saputra (2012) suatu persoalan itu merupakan masalah bagi seseorang
jika: (1) persoalan itu tidak dikenalnya (2) siswa harus mampu menyelesaikannya, baik
kesiapan mentalnya maupun pengetahuan-nya, terlepas dari apakah ia sampai atau tidak
pada jawabannya,dan (3) sesuatu merupakan permasalahan baginya, bila ia ada niat untuk
menyelesaikannya. Sedangkan menurut Suherman (2015), ada empat langkah yang harus
dilakukan untuk memecahkan masalah yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan
Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan
seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.
Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja
individu. Keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang di miliki
dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat (Soelaiman, 2007). Sedangkan
utama yang paling relevan dengan perilaku dalam bekerja adalah kemampuan intelektual
phisik. Kemampuan berkaitan dengan karakter individu karena setiap individu pasti
menurut Soehardi (2008) Kemampuan (abilities) seseorang akan turut serta menentukan
perilaku dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan atau abilities ialah bakat yang melekat
pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara phisik atau mental yamg ia
yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan diperoleh, serta bagaimana melaksanakan
Partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing
oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan
mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Partisipasi dalam
agar semua orang dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif.
Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran
atau emosi dan perasaan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan dalam
upaya untuk memberikan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan dan ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan pencapaian tujuan tersebut
masyarakat adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan mata
pencaharian.
2.6 Komunitas yang Memberi Makna
kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang yang hidup disuatu area
khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Apapun definisinya, komunitas
harus memiliki sifat interaksi. Ciri utama sebuah komunitas adalah adanya keharmonisan,
egalitarian serta sikap saling berbagi nilai dan kehidupan (Karlina, 2009).
saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas
terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya
Soenarno (2010) komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun
yang hidup bersama dan saling berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut
berdasarkan pendapat Rusman (2010) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Menurut Sugiyono (2008) perbedaan adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri
oleh manusia. Semakin maju perkembangan zaman, perbedaan pun semakin jelas terlihat.
Perbedaan tidak memandang bulu, baik itu hal besar maupun kecil pasti akan berbeda.
Apapun usaha manusia untuk menghindari perbedaan, pasti perbedaan itu akan selalu
tetap ada dalam suatu kelompok. Menurut William (2008) kemampuan untuk menghargai
perbedaan pendapat akan memberikan fondasi yang kuat untuk bersikap saling
menghargai antara satu dengan lainnya. Konflik diartikan sebagai hubungan antara dua
pihak atau lebih yang memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan yang sangat
dinamis, tingkat kehidupan masyarakat semakin baik, hal ini merupakan indikasi dari
empowering yang dialami masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hak dan
makin kritis dan berani melakukan kontrol kepada pemerintah (Thoha, 2010). Oleh
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.
Sedangkan pelayanan menurut Lukman (2008) adalah suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antarseseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam suatu pelayanan
memiliki empat unsur pokok, menurut Tjiptono (2009) mengemukakan ada empat unsur
pokok yang terkandung di dalam pelayanan yang prima ( service Excellence ), yaitu:
satu kesatuan yang terintegrasi, dalam artian jika ada salah satu komponen yang kurang
pelayanan tidak akan excellence. Dengan demikian perlu diperhatikan dimensi waktu,
dimensi biaya, maupun dimensi kualitas baik produk maupun kualitas sikap. Pelayanan
yang terbaik adalah melayani setiap saat, secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan,
ketidakcocokan tujuan dan upaya untuk mengontrol pilihan satu sama lain,
Menurut Wirawan (2010) manajemen konflik sebagai proses pihak yang terlibat atau
pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik
Menurut Francis (2009), konflik adalah aspek intrinsik dan tidak mungkin untuk
kepentingan, nilai, dan keyakinan yang mucul sebagai formasi baru yang ditimbulkan
oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan. Cara
menangani konflik adalah persoalan kebiasaan dan pilihan. Manusia adalah makhluk
konfliktis (homo conflic), yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan,
disebut mengelola konflik adalah kecenderungan seseorang dalam menata atau mengatur
pertentangan dalam wujud sikap dan perilaku. Sebab masalah yang lahir dari
Francis, D. 2009. Teori Dasar Transformasi Konflik Sosial, terjemahan: Hendrik Muntu,
Yossy Supayo. Quills. Yogyakarta.
Lestari, M. 2012. Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani dalam
Berusaha Tani di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa
Tengah. Tesis. Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan. Surakarta.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Lukman, S. 2008. Visi Misi dan Manajemen Pelayanan Prima. Makalah dalam
Lokakarya Strategi Pengembangan elayanan Umum di Lingkungan Pemerintah
Daerah, Cisarua, Bogor.
Santosa, A. 2010. Pencahayaan Pada Interior Rumah Sakit: Studi Kasus Ruang Rawat
Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Jurnal
Dimensi interior, vol.4, no.2
Slamet, M. 2008. Paradigma Penyuluhan Pertanian dalam Era Otonomi Daerah. Makalah
Pelatihan Penyuluhan Pertanian. Universitas Andalas.
Subakti, A. R dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Prenada Media Group.
Jakarta.
Thoha, M. 2010. Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Widodo, J. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Bayu Media. Malang.
Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik: Teori. Aplikasi, dan Penelitian.
Salemba Humanika. Jakarta.