Anda di halaman 1dari 8

Peternakan Lembu Makmur terletak di Jalan Gili Jati desa Beji kecamatan

Kedungbanteng. Peternakan sapi potong Lembu Makmur berdiri pada tanggal 15


November 2011. Ketua peternakan tersebut adalah bapak Hirman Kuntoro. Peternakan
tersebut mendapat bantuan dari pemerintah berupa 39 ekor sapi peranakan ongole dan
mendapat bantuan untuk pembuatan kandang sebesar 25 juta. Peternakan sapi potong
tersebut merupakan sapi potong untuk penggemukan dan lama pemeliharaan sapi
potong 6 bulan sampai 1 tahun. Jumlah sapi sekarang yang ada di peternakan Lembu
Makmur sebanyak 23 ekor sapi dewasa dan 5 ekor pedet.

Luas lahan peternakan sapi potong Lembu Makmur adalah 100 ubin. Modal awal
yang dimiliki oleh peternakan sapi potong lembu makmur adalah Rp 430.000.000,-
dengan total biaya produksi (Rp 2.795.000,-). Penerimaan sebesar Rp 437.000.000,-
dengan memperoleh keuntungan (Rp 4.205.000,-). Berdasarakan hasil analisis
didapatkan hasil Return Cost Ratio yaitu 1,50 yang berarti dari penggunaan biaya
sebesar Rp. 1,00 memeperoleh penerimaan Rp 1,63bahwa R/C > lebih dari 1 berarti
penggunaan biaya sudah efisien efisien yaitu memperoleh pendapatan. Rentabilitas
sebesar 0,97%. Break Event Point sebesar 314.070 dan pay back periode sebesar
102,25 tahun artinya dalam kurun waktu tersebut KWTT sudah dapat mendapatkan modal
kembali.
3.4 Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan yang juga sering disebut feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari
suatu gagasan usaha / proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian
studi kelayakan adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam arti finansial maupun dalam arti sosial
benefit. Menurut Suastina (2007) Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui tingkat
keuntungan usaha ternak sapi potong dalam kaitan kelayakan usaha ternak, untuk
mengetahui berapa minimal seorang peternak mengusahakan ternak sapi potong, dan
untuk menghindarkan keterlanjutan investasi pada usaha yang tidak menguntungkan.

3.4.1 Investasi Usaha/Modal

Modal adalah sesutu yang sangat dibutuhkan di dalam sebuah perusahan.


Penentuan modal yang baik di dalam perusahaan dapat mempengaruhi jalannya
kesuksesan. Menurut Pratama (2013) Biaya investasi merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya investasi diperlukan untuk memulai usaha
penggemukan dan pembibitan sapi meliputi biaya pembuatan kandang, peralatan
kandang, listrik dan lain-lain.

Biaya tetap Jumlah (unit) Nilai baru (Rp) Total

Kandang 3 25.000.000 75.000.000


Peralatan 5.000.000 5.000.000
Bangunan 5.000.000 5.000.000
Bakalan 23 15.000.000 345.000.000

Total 430.000.000

3.4.2 Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
dan jasa. Biaya produksi ada dua yaitu biaya tetap dan biaya variable. Hal tersebut
sesuai dengan Sundari (2009) Biaya produksi dapat dikelompokkan ke dalam biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang digunakan untuk saran produksi dan biaya yang
digunakan berkali-kali. Pernyataan tersebut sesuai dengan Sulistyorini (2013) biaya
tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aspek-aspek operasional sehari-
hari.

Biaya tetap Jumlah (unit) Nilai baru (Rp) Total

Penyusutan Kandang 3 22.500.000 675.000


Penyusutan Alat 3.000.000 90.000
Penyusutan Bangunan 3.000.000 90.000
Penyusutan Bakalan 23 30.000 690.000
Pekerja 6 200.000 1.200.000

Total 2.745.000

b. Biaya Variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula
jumlah total biaya variable. Menurut Pratama (2013) Biaya variabel merupakan biaya
yang besar kecilnya tergantung pada produksi atau penjualan. Sedangkan menurut
Makkan (2014) Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah selama proses
produksi berlangsung. Unsur – unsur yang termasuk ke dalam biaya variabel yaitu
sapibakalan, pakan sapi, obat – obatan dan biaya tenaga kerja.

Biaya variabel Jumlah Harga satuan (Rp) Harga baru (Rp)

(5 bulan)

Hijauan -

Obat-obatan 50.000

Total 50.000
3.4.3 Penerimaan
Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi dijual
oleh suatu perusahaan. Penerimaan peternakan Lembu Makmur didapatkan dari hasil
jual sapi bakalan. Pemerimaan yang diperoleh peternakan sapi potong Lembu Makmur
diperoleh sebesar Rp 437.000.000,- dari hasil penjualan sapi bakalan 19 ekor sapi
dengan harga Rp 19.000.000,- per ekor.

No
Sumber Kapasitas Harga satuan Total
1 Penjualan sapi 23 19.000.000 437.000.000

Total 437.000.000

1 Biaya Tetap 2.745.000

2 Biaya Variabel 50.000 +

Total Biaya 2.795.000

Laba = Total Pendapatan – (Modal + Biaya )


= Rp 437.000.000,00 – Rp 432.795.000,00
= Rp 4.205.000,00
Total biaya yang dikeluarkan di peternakan Lembu makmur sebanyak Rp 2.795.000,-.
Tujuan utama dalam pembukaan usaha yang direncanakan adalah memperoleh
keuntungan. Keuntungan adalah jumlah rupiah yang diperoleh dari pendapatan bersih
suatu usaha. Keuntungan yang diperoleh sebanyak Rp 4.205.000,00.

3.4.4 Perhitungan R/C Ratio


Rasio yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah rasio manfaat dan
biaya. B/C adalah angka perbandingan antara jumlah nilai sekarang manfaat bersih
yang positif dengan jumlah nilai sekarang manfaat bersih yang negative dalam sutu
proyek. Hal tersebut sesuai dengan Pratama (2013) Net Benefit Cost Ratio adalah
rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang
bernilai negatif, atau disebut juga manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang
dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut.
𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 4.205.000
= = = 1,50
𝐶 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 2.795.000

Artinya, peternakan Lembu Makmur bisa untuk dikembangkan karena R/C yang
didapatkan >1, yaitu 1,50. Menurut Pratama (2013) Terdapat tiga kriteria ukuran
kelayakan investasi menurut metode net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) yaitu:
a) Net B/C Ratio sama dengan satu (Net B/C = 1) artinya, usaha tersebut
tidak menguntungkan atau tidak merugikan.
b) Net B/C Ratio lebih dari satu (Net B/C > 1) artinya, usaha tersebut
menguntungkan atau layak untuk dijalankan.
c) Net B/C Ratio kurang dari satu (Net B/C < 1) artinya, usaha tersebut
tidak menguntungkan atau tidak layak dijalankan.

3.4.5 Rentabilitas
Analisis rentabilitas dalam proyeksi usaha penggemukan sapi potong dilakukan
utttu melihat kemampuan modal baik modal sendiri maupun modal pinjaman untuk
mengllasllkan laba. Menurut Ningsih (2010) Rentabilitas merupakan pencerminan
kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan
atau laba. Rentabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya.

𝑙𝑎𝑏𝑎
Rentabilitas =𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 ×100%
Rp.4.205.000,−
=Rp.430.000.000,− × 100%

= 0,97%

Hasil rentabilitas dari usaha ternak sapi potong adalah 0,97% Setiap modal yang
ditanamkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 0,97%. Menurut Sundari (2009)
Kelayakan usaha dapat diketahui dengan rentabilitas. Nilai tersebut dibandingkan
dengan suku bunga bank yang berlaku, jika nilai rentabilitas lebih besar dari suku
bunga maka usaha tersebut layak, tetapi sebaliknya jika nilai rentabilitas dibawah suku
bunga bank maka usaha tersebut tidak layak.
3.4.6 BEP (Break Event Point)
BEP (Break Event Point) merupakan suatu alat pengukur hasil usaha. Menurut
Suastiana (2007) BEP merupakan suatu keadaan yang menunjukkan pengusaha ternak
sapi potong tidak untung dan tidak rugi. Usaha dikatakan layak apabila kondisi
penerimaan yang diperoleh jauh lebih besar daripada biaya produksi secara
keseluruhan. BEP perusahaan diusahakan seminimal mungkin karena ternak yang
dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
2.745.000
𝐵𝐸𝑃 = 19.000.000
2.173,91

= 314.070
Jadi BEP peternakan Lembu Makmur sebanyak Rp 314.070,-

3.4.7 Payback Periode


Pay back periode merupakan waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
mengganti biaya modal yang dikeluarkan.

Pay Back Periode = Modal/Laba


= Rp. 430.000.000,- / Rp. 4.205.000,-
= 102,25 tahun

Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran kas netto atau
net cash flows. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Utari (2012) Payback Period
merupakan jangka waktu pengembalian investasi yang dikeluarkan, melalui
keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Semakin pendek waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan maka bisnis semakin
layak diusahakan.
IV Penutup

4.1 Kesimpulan
1.

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Makkan R. J., Anie M, F. H. Elly dan I. D. R Lumenta. 2014. Analisis Keuntungan


Penggemukan Sapi Potong Kelompok Tani “Keong Mas” Desa Tambulango
Kecamatan Sangkub Bolaang Mongondow Utara (Studi Kasus). Jurnal Zootek 34 (1)
: 28-36.
Ningsih U. W. 2010. Rentabilitas Usaha Ternak Sapi Potong Di Desa Wonorejo
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Jurnal Ternak Tropika 11 (2) :48-53.
Pratama Y. A. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong Pada
Peternakan Bapak Sarno Desa Citapen Ciawi Kabupaten Bogor. Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian. Bogor.
Suastina Bagus I. G. P dan I. G Ngurah K. 2007. Analisis Finansial Usaha Agribisnis
Peternakan Sapi Daging (Suatu Studi Kasus).
Sulistyorini T. D, Yusronia Eka P. R.W dan Retno I. 2013. Kajian Aspek Teknis Dan Aspek
Ekonomis Proyek Packing Plant PT. Semen Indonesia Di Banjarmasin. Jurnal
Teknik Pomits 1 (1) : 1-7.
Sundari, A. S. Rejeki dan H. Triatmaja. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong
Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Jurnal Sains Peternakan 7 (2) : 73-79.
Utari Tri A. R. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong Pada Berbagai Skala
Kepemilikan Di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Umkm
    Makalah Umkm
    Dokumen11 halaman
    Makalah Umkm
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kerja Praktek
    Laporan Kerja Praktek
    Dokumen52 halaman
    Laporan Kerja Praktek
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Makalah Babi
    Makalah Babi
    Dokumen6 halaman
    Makalah Babi
    tasya
    Belum ada peringkat
  • II Komunitas Baik
    II Komunitas Baik
    Dokumen11 halaman
    II Komunitas Baik
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Pertumbuhan Ternak Sapi
    Pertumbuhan Ternak Sapi
    Dokumen6 halaman
    Pertumbuhan Ternak Sapi
    tasya
    100% (1)
  • Makalah Babi
    Makalah Babi
    Dokumen6 halaman
    Makalah Babi
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Babi 3
    Babi 3
    Dokumen17 halaman
    Babi 3
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Aspek Pasar Dan Pemasaran
    Aspek Pasar Dan Pemasaran
    Dokumen3 halaman
    Aspek Pasar Dan Pemasaran
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Limbah
    Limbah
    Dokumen9 halaman
    Limbah
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Babi 2
    Babi 2
    Dokumen4 halaman
    Babi 2
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Limbah
    Limbah
    Dokumen9 halaman
    Limbah
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Ternak Potong
    Ternak Potong
    Dokumen15 halaman
    Ternak Potong
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Perkandangan
    Perkandangan
    Dokumen9 halaman
    Perkandangan
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Babi
    Babi
    Dokumen11 halaman
    Babi
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Babi 3
    Babi 3
    Dokumen17 halaman
    Babi 3
    tasya
    Belum ada peringkat
  • Babi 3
    Babi 3
    Dokumen17 halaman
    Babi 3
    tasya
    Belum ada peringkat