4.1. PENDAHULUAN
Induk yang sudah bunting tua (dua bulan menjelang beranak) harus segera
dihentikan dari pemerahannya atau dikering kandangkan (Drying off). Periode
kering kandang adalah masa yang sangat penting bagi induk sebagai persiapan
memasuki masa beranak dan laktasi berikutnya. Ada anggapan bahwa masa
kering adalah masa tidak produktif karena induk yang bersangkutan tidak
menghasilkan susu sehingga tidak perlu mendapat perhatian serius. Baik buruknya
pengelolaan induk selama masa ini akan sangat menentukan performans induk
tersebut setelah beranak. Banyaknya susu yang akan dihasilkan dan kualitas anak
yang dilahirkan tergantung bagaimana induk itu dikelola pada periode
sebelumnya. Apabila perawatan induk selama periode ini tidak baik dapat
berakibat produksi susu yang rendah pada laktasi berikut serta anak yang
dilahirkan kecil dan lemah. Sehubungan dengan kualitas anak yang dilahirkan
nanti, patut difahami bahwa pada masa kebuntingan tua (dua bulan menjelang
beranak) proporsi pertumbuhan fetus (janin) mencapai lebih dari 50 persen
dengan kecepatan pertumbuhan tiga sampai empat kali lebih cepat dari periode
sebelumnya. Selama kering induk juga diberi kesempatan untuk memulihkan
kondisi tubuh, memperbaiki sel-sel kelenjar susu (ambing) dan ini harus terjadi
sebelum induk tersebut kembali memasuki siklus baru untuk pemerahan.
Dengan mempelajari modul ini anda mendapatkan pemahaman tentang
bagaimana mengelola induk bunting tua secara baik dan benar sehingga pada saat
memasuki masa laktasi berikutnya bisa mmperlihatkan kinerja produksi yang
optimal. Untuk maksud tersebut maka dalam materi pembahasan selanjutnya
dibagi dalam tiga bagian utama yaitu: a) hal-hal yang menjadi asalan perlu
dilakukannya kering kandang; b) bagaimana melaksanakan kering kandang; dan
c) bagaimana mengelola induk yang sudah dikeringkandangkan.
67
II. PENYAJIAN
68
II. 2. METODE DRYING OFF
Dari sejumlah referensi, diketahui bahwa ada tiga cara atau metode yang
dapat diterapkan dalam melakukan kering kandang, yaitu:
69
kering yang dikonsumsi hendaknya 2% dari berat badannya. Apabila konsumsi
bahan kering hijauan mencapai 1% dari berat badannya, maka konsumsi bahan
kering konsentrat tidak boleh lebih 1% berat badan. Dua – tiga minggu sebelum
beranak, induk sapi perlu beri pakan tantangan (challenge feeding).
Masalah utama yang terjadi pada masa kering ini adalah milk fever,
dispaced abomasum dan sindroma obesitas (kegemukan). Induk sapi yang
mengalami sindroma kegemukan nafsu makan kurang, dan cenderung mudah
terserang penyakit dan mengalami kesalahan metabolisme. Pengelolaan yang
direkomendasikan adalah:
1) batas pemberian pakan tantangan (challenge feeding) paling banyak diberikan
tambahan 1% dari berat badan;
2) kebutuhan nutrisi harus seimbang (energi, protein, mineral dan vitamin);
3) tentukan apakah induk tersebut membutuhkan konsentrat;
4) hindarkan pemberian energi dan kalsium yang berlebihan.
70
- Kalsium ransum tidak kurang dari 0,37%
- Fosfor ransum tidak kurang dari 0,26%
- Vitamin A per kg berat badan tidak kurang dari 3200 IU.
Dengan atau tanpa konsentrat, ransum berupa hijauan tetap diperlukan
induk kering kandang dengan memperhatikan jumlah dan kualitasnya. Kebutuhan
gizi induk kering kandang sama dengan kebutuhan gizi untuk induk bunting lebih
dari dua bulan. Hal ini disajikan dalam Tabel 4.1.
3. Jika ransum yang diberikan terdiri atas hijauan dan konsentrat dengan
perbandingan 90% dan 10%. hitunglah berapa bahan kering tersedia.
bahan kering hijauan (rumput gajah) = 90/100 x 8 = 7,2 kg
71
4. Hitung ketersediaan nutrisi dari jumlah bahan kering hijauan dalam hal ini
rumput gajah (gunakan data dalam Tabel 3.4 – Modul 3)
5. Hitung pula berapa kekurangan dari yang dibutuhkan yang harus disediakan
dari bahan campuran konsentrat.
Uraian BK PK TDN Ca P
(kg) (g (kg) (g) (g)
R. Gajah (Pennisetum purpureum) 7,2 655 3,67 38 20,88
Gizi yang dibutuhkan 8 702 4,10 26 18
Gizi yang masih kurang 0.8 47 0,43 +12 +2,88
Dari tabel terlihat bahwa ransum yang tersusun atas rumput gajah
sebanyak 7,2 kg bahan kering dan dedak padi halus 0,8 kg, dari aspek kebutuhan
bahan keringnya tercukupi namun dari nutrisi terdapat kelebihan. Padahal dalam
pengelolaan induk sapi kering sedapat mungkin dihindari pemberian energi dan
kalsium yang berlebihan. Dengan demikian maka dalam kasus seperti ini perlu
ditentukan apakan induk sapi kering tersebut perlu diberikan konsentrat atau
tidak.
Seandainya diputuskan bahwa konsentrat tidak perlu diberikan, maka
harus dihitung apakah dengan pemberian rumput gajah 100 persen bisa
mencukupi kebutuhan?
Uraian BK PK TDN Ca P
(kg) (g (kg) (g) (g)
R. Gajah (Pennisetum purpureum) 8 728 4,08 42 23,2
Gizi yang dibutuhkan 8 702 4,10 26 18
Keterangan: 0.8 +26 -0,02 +16 +5,2
72
Kesimpulan: Untuk induk sapi kering dengan bobot 400 kg dan dalam keadaan
bunting tua tersebut bila diberikan ransum berupa rumput gajah sebanyak 8 kg
bahan kering sudah mencukupi keutuhannya. Namun demikian tetap diingat
bahwa 2 sampai 3 minggu menjelang beranak induk tersebut harus diberikan
challenge feeding.
a. Dua atau tiga minggu sebelum beranak, berilah konsentrat sebanyak 1,5 kg
per hari. Kemudian tambahkan 0,5 kg konsentrat setiap harinya sampai sapi
yang bersangkutan mampu mengkonsumsi 1,0 – 1,5 kg konsentrat per 100 kg
berat badan (misalkan: sapi dengan berat badan 550 kg membutuhkan 5 – 8
kg konsentrat setiap harinya). Penambahan konsentrat sebelum beranak akan
memberikan kesempatan pada sapi saat beranak dapat menghasilkan susu atas
kenaikan energi yang di konsumsinya.
b. Setelah induk sapi beranak, tambahkan konsentrat sampai produksi susu
mencapai maksimum (puncaknya), kira-kira dalam waktu 3 – 6 minggu
setelah beranak. Setelah 6 minggu beranak, pemberian konsentrat disesuaikan
dengan jumlah susu yang diproduksinya.
c. Untuk sisa masa laktasi, sesuaikan pemberian jumlah konsentrat menurut
jumlah susu yang dihasilkan tiap bulannya. Teruskan menambah konsentrat
0,5 kg sampai produksi tidak efisien lagi (hasil produksi susu tambahan tidak
mampu menutupi harga konsentrat).
Induk sapi akan memberikan reaksi terbaik pada awal laktasi. Saat ada
kemajuan dalam masa laktasi, jadwal pemberian konsentrat harus dilihat kembali,
sekurang-kurangnya sekali setiap bulan dan disesuaikan dengan biaya yang
dikeluarkan. Kita tentu berharap bahwa sebagian induk sapi akan memberikan
respon yang positif terhadap pemberian konsentrat yang banyak. Bagi induk sapi
yang tidak memberikan respons terhadap konsentrat yang diberikan, maka
sebaiknya jumlah konsentrat dikurangi sampai level pemberian konsentrat sesuai
dengan harga kelebihan susu yang dihasilkan. Beberapa peternak menyatakan
bahwa mereka mengalami kenaikkan produksi 900 liter per ekor, bahwa dengan
73
mengurangi hijauan dan menambah konsentrat keuntungan dapat mencapai lebih
dari 2.000 liter per laktasi. Kenaikkan produksi susu pada sapi perah yang
berpotensi tinggi apabila di beri pakan tantangan seperti pada grafik berikut.
Kenaikan produksi
Produksi tertinggi
pakan normal
! ! ! ! ! ! ! ! !
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
------------------------------- Bulan Laktasi -----------------------------------
Grafik 4.1. Kenaikkan Produksi Susu pada Sapi Perah yang Berpotensi Tinggi
dengan Perlakuan Challenge Feeding (Bath et al, 1978)
74
4. Induk bunting tua sebaiknya diberi kesempatan untuk gerak badan (exercise)
setiap hari terutama pagi hari, dengan maksud sistem perototan mengalami
relaksasi, sirkulasi darah lancar;
5. Apabila induk bunting tua dilepas di areal terbuka untuk exercise perlu
dijaga agar tidak terjadi benturan fisik karena dapat berakibat fatal.
III. PENUTUP
III.1. RANGKUMAN
Ketika produksi susu seekor induk secara ekonomis sudah tidak bisa
dipertanggungjawabkan lagi atau ketika seekor induk sudah memasuki masa
kebuntingan tua (2 bulan sebelum beranak) maka induk tersebut harus dihentikan
dari kegiatan pemerahan atau dikeringkandangkan. Ada tiga metode yang bisa
dipakai dalam melaksanakan kering kandang yakni intermitten milking,
incomplete milking dan abrupt cessation of milking. Masa kering kandang (drying
off) adalah masa yang penting juga dalam peternakan sapi/kerbau/kambing perah.
Selain kelahiran anak yang berkualitas juga produksi susu yang optimal saat
laktasi adalah yang sangat diharapkan. Untuk itu perawatan induk selama masa
kering tidak boleh dianggap hal sepele. Meskipun saat itu induk
sapi/kerbau/kambing tidak menghasilkan susu tetapi sangat berpengaruh pada
kinerja induk tersebut setelah beranak nanti. Dalam manajemen modern, sering
induk kering kandang ditantang dengan pemberian pakan berkualitas tinggi
(challenge feeding) untuk mampu menunjukkan prestasinya kelak setelah beranak
dan memasuk masa laktasi, yaitu menghasilkan susu yang banyak. Umumnya
challenge feeding diaplikasi pada saat 2 – 3 minggu sebelum induk beranak dan
perlu diingat juga bahwa challenge feeding tersebut perlu terus diberikan selama
dua bulan pertama beranak untuk menunjang pencapaian puncak produksi susu
pada awal laktasi. Selain pakan tantangan, induk kering kandang terutama yang
bunting tua harus diberi kesempatan untuk exercise serta perlu ditempatkan pada
kandang khusus (kandang beranak) dengan alas (bedding) dari jerami atau rumput
lunak.
III. 2. TUGAS-TUGAS
75
1. Mengapa pengeringan dilakukan selama 6 – 8 minggu (2
bulan, jelaskan !
2. Apa yang terjadi apabila peternak tidak melakukan
pengeringan, Jelaskan !
3. Jelaskan tiga metode kering kandang yang anda ketahui!
Lingkarilah “B” bila benar dan “S” bila salah, dari pernyataan-pernyataan
berikut!
76
rendeng yang harus disediakan sebanyak 22,8 kg.
Sekarang, cocokkan jawaban anda dengan jawaban tes formatif yang ada
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakan rumus yang ada berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda
mempelajari materi modul satu ini.
No. 1, Jawaban B
Masa dua bula tersebut dimaksudkan untuk memberikan istirahat kepada induk
yang bersangkutan, sekaligus persiapan untuk memasuki masa laktasi berikutnya.
No. 2, Jawaban B
Jika dihitung secara cermat periode waktu sejak tanggal 1 Mei 2011 sampai
dengan 29 Februari 2012 terdapat sebanyak 305 hari atau 10 bulan; dan itu
merupakan periode laktasi normal seekor induk, dengan demikian sisanya selama
dua bulan adalah masa kering kandang.
No. 3, Jawaban S
77
Jeas bahwa tidak ada metode intercomplete milking; Tiga metode yang umumnya
diterapkan adalah: intermitten milking, incomplete milking dan abrupt cessation
of milking.
No.4, Jawaban B
Dengan pengentian pemberian pakan konsentrat dan pengurangan pemberian
pakan hijauan, dengan sendirinya sistesis susu dalam ambing akan berkurang dan
produksi susu menurun sehingga pada saat dihentikan secara tiba-tiba tidak
menimbulkan masalah.
No.5, Jawaban S
Penghentian pemerahan baru dapat dilakukan dengan dua alasan utama yakni
produksi susu sudah tidak menguntungkan dibanding harga pakan yang diberikan
dan induk tersebut sudak bunting tua (2 bulan menjelang beranak)
No. 6, Jawaban B
Salah satu manfaat induk bunting tua perlu diistirahatkan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan akhir dari fetus yang sebagian besar terjadi
dalam periode tersebut.
No.7, Jawaban B
Total bahan kering ransum yang dikonsumsi seekor induk kering kandang adalah
2 persen berat badan; dengan demikian apabila konsumsi bahan kering hijauan
sudah satu persen maka dengan sendirinya bahan kering konsentrat tidak lebih
dari satu persen.
No. 8, Jawaban B
Manfaat lain dengan adanya induk diistirahatkan tersebut adalah memberikan
kesempatan pemulihan kondisi tubuh dan ambing yang mengalami kemunduran
selama kegiatan pemerahan.
No.9, Jawaban B
Jumlah rumput gajah (BK 18 %) yang harus disediakan atas dasar bahan kering
adalah sebanyak : 100/18 x 8 kg = 44,44 kg
No. 10, Jawaban B
78
Jumlah rendeng (BK 35 %) yang harus disediakan atas dasar bahan kering adalah
sebanyak : 100/35 x 8 kg = 22,8 kg
III. 6. KEPUSTAKAAN
James Blakely dan David H Bade, 1992, Ilmu Peternakan (diterjemahkan oleh:
Bambang Srigandono dan Sudarsono), Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Orskov, E. R. 1998, The Feeding of Ruminants; Principles and Practice, 2nd Ed.
Chalcombe Publications, Rowett Research Institute, Aberdeen, UK.
79