1) 2) 3)
Alumni jurusan TIP staff pengajar jurusan TIP staff pengajar jurusan TIP Jurusan Teknologi
Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas
Brawijaya
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran kelayakan pendirian pabrik feed
additive ruminansia ditinjau dari aspek teknis dan finansial. membandingkan hasil penelitian skala
laboratorium dan ganda. Dalam penelitian yang dilakukan adalah memproduksi bubuk cincau hitam
skala laboratorium dan skala ganda. Bahan yang digunakan untuk skala laboratorium sebanyak 1 kg
cincau hitam dan air sebanyak 15 liter, sedangkan skala ganda dengan bahan sebanyak 5 kg dan air
sebanyak 75 liter.
Hasil uji organoleptik yang dilakukan pada 30 orang panelis (umum) dalam sampel gel bubuk cincau
hitam pada skala laboratorium dan ganda tidak berbeda nyata baik warna, aroma, rasa, maupun
tekstur. Hasil uji proksimat yang dilakukan antara sampel bubuk cincau hitam skala laboratorium
dengan skala ganda tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada semua parameter. Bubuk cincau
hitam pada skala ganda memiliki kadar air sebesar 12,25%, karbohidrat 43,7%, serat kasar 5,89%,
dan rendemen sebesar 16,28%.
Hasil analisis efisiensi energi proses perebusan sebesar 85,11%, penirisan sebesar 76,97%,
pemekatan sebesar 99,64%, pengeringan sebesar 99,99%, dan penggilingan sebesar 99,39%.
Kebutuhan utilitasnya antara lain kebutuhan air setiap batch sebesar 0.1 m3 dengan biaya setiap
batch sebesar Rp 220,5,untuk kebutuhan listrik setiap batch adalah 20,01 Kwh dengan biaya setiap
batch sebesar Rp 18.569,28, dan kebutuhan LPG setiap batch sebesar 30 kg sebesar Rp
234.000,00. Jadi, total biaya proses sebesar Rp 252.789,78.
Keyword : cincau hitam, bubuk, neraca massa, neraca energi, biaya proses
ABSTRACT
The aim of this research is to compare the results of black grass jelly produced using laboratory scale and double
scale. In this research, the production from the laboratory scale is using ingredients of 1 kg black grass jelly
added with 5 litres of water, while the double scale is using 5 kg black grass jelly and 75 litres of water.
The results of organoleptic tests performed by 30 panelists (general) to the sample gels of grass
black powder produced from both of laboratory and double scale are not different significantly in color,
odor, flavor, and texture. Proximate test results conducted in both of grass black jelly powder
produced in laboratory scale and double scale also have no significant differences in all parameters.
Grass black jelly powder from double scale contains water, carbohydrate, crude fiber, and yield in the
amount of 12,25 %; 43,7 %; 5,89 %; and 16,28 % respectively.
The results of the energy efficiency analysis by boiling, draining, evaporation, drying, and milling
processes are 85,11 %; 76,97 %; 99,64 %; 99,99% and 99,39% respectively. Utility needs including
water needs for each batch amounted 0.1 m3 and costed Rp 220,5 per batch, the electricity needs for
each batch is 20.01 kWh and costed Rp 18569.28 per batch, and LPG needs for each batch is 30 kg
costed Rp 234,000.00, so that the total cost spent for the process is Rp 252,789.78 .
Keyword: black grass jelly, powder, mass balance, energy balance, cost.
Tidak
kandungan yang bisa meningkatkan birahi sapi
sehingga meningkatkan prduktivitas sapi betina.
Layak
Adapun kandungan dari feed additive biragro
bisa dilihat di Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perbandingan Kandungan Feed Additive Biragro dengan SNI Konsentrat Sapi Yang
Diperbolehkan Dijual Dipasaran
Kadar
Abu
PK
Lemak
Ca
P
NDF
UDP
Afla
TDN
Cu
Jenis
Air
kasar
toksin
No
Pakan
Maks
Maks
Min
Maks
(%)
(%)
Maks
Min
Maks
Min
Maks
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(µg/kg)
(%)
(mg/kg
1
SNI
14
12
14
6
0,8 - 1,0
0,6 - 0,8
35
5,6
200
65
100
Hasil
2
Uji
10,61
11
67,9
5,88
2,12
1,64
4,73
1,99
-
49,76
2,45
biragro1
Hasil
3
Uji
11,04
11,7
66,68
4,74
2,25
1,72
4,31
2,32
-
48,64
3,78
biragro2
Hasil
4
Uji
11,2
11
64,17
4,12
2,23
1,79
5,20
2,96
0,31
49,45
55,67
biragro3
bisa diihat di Tabel 4.2 angka 8 juta. Rencana
Sumber : Hasil uji di BMPPT dan SNI konsentrat pasar yang akan diambil
Tabel 4.2 Populasi Sapi hanya 2,8% dari populasi
Betina di Indonesia yang ada, dikarenakan
produk baru yang belum
Dilihat dari hasil perbandingan antara produk feed dikenal oleh konsumen dan
Karakteristik
additive biragro yang akan dibuat dengan syarat SNI keterbatasan bahan baku
Sapi
sudah sesuai maka produk feed additive biragro layak Sapi yang berupa ikan teri dan
dijual atau diproduksi secara masal. Produk yang akan Jumlah daun katuk yang harus
diproduksi sudah sesuai dengan SNI maka perlu dikaji membeli dari luar kota yaitu
lagi secara aspek teknis dan finansial agar didapatkan daerah Jgyakarta dan
gambaran studi kelayakan unit pengolahan pakan feed daerah pesisir untuk ikan
Potong
additive biragro yang menguntungkan. Perah terinya. Selain faktor diatas
Aspek Teknis tadi ada pertimbangan lain
untuk pemilihan lokasi
didaerah kecamatan
Lokasi Pabrik kandangan yaitu
ketersedian tenaga listrik
Lokasi pendirian pabrik pakan feed additive biragro dan lingkungan. Dimana
direncanakan berada di Dusun Jeruk Gulung, Desa tenaga listrik didaerah
Jeruk Gulung, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kecamatan Kandangan
Kediri. Dimana jalan di Desa Jeruk Gulung merupakan disuplai dari daerah
jalan Desa dan sudah beraspal dan dekat dengan jalan Betina-Muda Kecamatan Kepung dan
kabupaten yang menghubungkan kabupaten Jombang 1.411.979 Kecamatan Kasembon,
598.564 karena dua Kecamatan
dengan Malang. Sehingga memudahkan dalam 2.010.543
pengangkutan bahan baku dan produk yang tersebut ada PLTA.
didistribusikan kekonsumen. Pemilihan Desa Jeruk Pertimbangan dekat
Betina-Dewasa dengan sumber tenaga
gulung kecamatan kandangan karena dekat dengan 4.856.381
listrik disebabkan hampir
bahan baku yang berupa ikan terong, kecambah dan 1.821.453
80% alat yang digunakan
ikan teri, dimana bahan-bahan tersebut bisa didapatkan 6.677.834 mengunakan tenaga listrik.
di pasar-pasar tradisina daerah Pare yang menjadi Iingkuangan di Desa Jeruk
pusat sayur mayor. Pemilihan yang kedua didasarkan Total Gulung sangat mendukung
6.268.350
karena lokasi pendirian pabrik yang direncankan dekat 2.420.017 dengan adanya pabrik
dengan pasar yang dituju yaitu kecamatan Ngantang, 8.687.377 pakan feed additive
Pujon dan Ngoro dimana hanya berjarak antara ± 35 dikarenakan bisa membuka
KM lapangan pekerjaan untuk
Sumber : BPS tahun masyarakat sekitar pabrik.
sapi (2013) Selain itu masyrakat bisa
2010
menerima pembangunan
pabrik feed additive
Pasar yang akan dituju
dengan lokasi pabrik. Potensi pasar didaerah tersebut sangat besar mencapai
1
20 gram, dan formula ketiga ikan teri 100 gram dengan
disebabkan tidak menimbulkan limbah. Lokasi daun katuk 15 gram.
pabrik bisa dilihat pada Lampiran 1.
Proses Pengolahan Feed additive
Formulasi Pakan Feed Additive Ruminansia
Proses produksi atau proses pembuatan feed additive
Di dalam Shobirin (2013) didapatkan tiga sapi cukup sederhana dapat dilihat pada Gambar 4.1
formulasi pakan feed additive ruminansia yang
Bahan Baku
bisa meningkatkan birahi sapi dara dan betina
dewasa sebesar 100% dengan tingkat
kebuntingan 50%. Adapun komposisi formula
300'
pakan ruminansia yang pertama yaitu ikan teri 0-1
sebesar 100 gram ditambah kecambah 30 gram,
formula kedua ikan teri 100 gram dengan terong 1 orang
1-1
Setelah proses pencampuran tersebut selesai proses
selanjutnya yaitu pengemasan. Feed additive yang
telah dihasilkan dari pencampuran selesai dimasukkan
kedalam kemasan plastik yang berukuran 200 gram.
Kemasan yang sudah terisi feed additive kemudian
direkatkan mengunakan hand sealer dan diberi label.
Setelah semua bahan baku tersebut ditimbang Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk
sesuai dengan jumlah porsi masing-masing memproduksi feed additive sapi yaitu pisau (3 buah),
maka proses selanjutnya pencampuran. Proses tunnel dryer (1 buah), loyang (21 buah), disk mill (1
pencampuran menggunakan alat manual buah), hand sealer (1 buah) dan timbangan digital
mengunakan sekop. Proses pencampuran ini kapasitas 10 kg (1 buah) gambar mesin dan
dimaksudkan untuk mencampurkan semua jenis peralatan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pengecilan
Disk mill
1 orang
1440'
0-2
pengeringan
Tunnel digital
0-3 60'
ukuran
1 orang 500'
Penimbangan
Pengemasan
0-4
0-5
dryer
1 orang
60'
Timbangan
penghancuran.
Tunnel Dryer
Tunnel dryer
digunakan untuk
mengeringkan bahan
2 orang
baku yang akan
Jumlah
Hand sealer 7 digunakan feed
2360
additive agar
memudahkan dalam
penghancuran dan
bahan baku menjadi
tahan lama. Tunnel
dryer yang
digunakan memiliki
kapasitas 6-10 kg
Operasi /Loyang dengan
5
2340
daya listrik 300 watt
dan untuk
pemanasnya 2.600
watt.
3. Disk mill
Pengemasan
Hand sealer
Dimensi
1
33 x 8 x
Ruangan
yang
dibutuhkan
oleh
industri
Loyang
sebagai wadah
bahan
baku
mencakup
2
jenis ruangan yaitu
ruangan
waktu
dilakukan
pengeringan
dalam
produksi
dan
non
produksi.
Ruangan
oven
supaya
mempermudah
dalam
pengambilan
sampel
dan
mengecek
baku
menjadi
formula
biragro,
sedangkan
5. Timbangan Digital
produksi
tetapi
mendukung
kegiatan
menimbang
jumlah
feed
additive
yang
produksi meliputi ruangan perkantoran dan
dihasilkan
dari
alat
disk
mill
dan
kegiatan
lainnya.
Kebutuhan
luas
ruangan
menimbang
produk
yang
akan
dijual
untuk
proses
produksi
formula
pakan
10 kg dengan harga.
lebih
jelasnya
tata letak pabrik
bisa dilihat
6. Hand Sealer
pada Lampiran 4.
Hand
sealer
digunalan
untuk
Kelonggaran (m2)
supaya
bahan
baku
tahan
lama. Hand
(m)
Luas
Kelonggara
No.
sealer memiliki berat 2 kg dengan power
Fasilitas/Mesin
Fasilitas
BB
TK
300 watt.
(m )
75%
25%
50%
(m )
Ruang
4.2.4 Tata Letak Fasilitas
1.
pengecilan
0,75
0,25
0,5
1
ukuran
Pembuatan
pakan
ruminansia
2.
Tunnel dryer
3,48
0,54
1,88
1,4094
0,4698
0,9396
2,81
mengunakan
peralatan
dan
mesin
sederhana,
pengunaan
alat
dan
mesin 3.
Disk mill
0,49
0,23
0,11
0,08452
0,02817
0,0563
0,16
0,33
0,08
0,026
0,0198
0,0066
0,0132
0,03
ruminansia ini adalah skala kecil karena
5.
Timbangan
0,24
0,23
0,055
digital
0,0414
0,0138
0,0276
0,08
biaya investasi. Jika memilih bentuk usaha
Pada
tata
letak
fasilitas
yang
Peralatan
Spesifikasi Jumlah
Data
permintaan
dan
penawaran
feed
additive yang
bisa
mempercepat
birahi
sapi
Pengecilan
Pisau
Dimensi
tidak
tercatat
di
Departemen
Perindustrian
ukuran
20 x 3
dan
perdagangan
serta
departemen
cm
peternakan
di
Kabupaten
Kediri.
Hal ini
karena pakan ruminansia merupakan produk
Pengeringan
Tunnel
Dimensi
dryer
348 x 54
x 115 cm
penawaran
feed
additive
yang
mempercepat
Disk mill
Dimensi
di kementerian
pertanian
dan
peternakan
maupun
kementerian
perindustrian
dan
ukuran
49 x 23 x
perdagangan.
Data
permintaan
didasarkan
65 cm
pada jumlah populasi sapi betina yang ada di
Penimbangan
Timbangan
Dimensi
digital
24 x 23 x
Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa
14 cm
peluang
pasar
produk
feed
additive
yang
Perbandingan modal sendiri dengan mitra adalah Data harga mesin dan peralatan diperoleh dari
26,5% dari modal sendiri dan 73,5% dari mitra. Hal beberapa tempat penjualan mesin dan
ini berdasarkan adanya kesempatan dari kebijakan peralatan. Biaya penyediaan mesin dan
pemerintah untuk menggalakkan industri skala kecil peralatan untuk industri pakan ruminansia ini
dan menengah, yang dikembangkan melalui sebesar Rp. 48.680.000,00 sedangkan biaya
peningkatan pemberian bantuan untuk usaha skala pengadaan fasilitas kantor sebesar Rp.
kecil dan menengah dengan berlatarbelakang ilmu 2.360.000,00.
pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Biaya Pra-Operasional
Faktor bagi hasil yang telah disepakati adalah 30%
untuk pemberi modal dan 70% UKM yang didanai. Biaya pra-operasional
Biaya pemeliharaan untuk bangunan dan peralatan kegiatan sebelum investasi proyek
ditentukan sebesar 2-3% dari nilai investasi dilaksanakan. Kegiatan tersebut antara lain
bangunan dan peralatan. biaya pembelian bahan baku, studi kelayakan,
menyewa jasa konsultan, dan lain-lain. Biaya
Umur ekonomis proyek ditetapkan 10 tahun. pra-operasional diasumsikan sebesar 32% dari
total biaya investasi, dalam industri pakan
Jumlah hari tidak ditentukan ruminansia ini maka besarnya biaya pra-
operasional adalah Rp. 75.000.500,00.
tergantung permintaan. 4. Biaya Investasi
Biaya Operasional
Biaya investasi digunakan untuk keperluan
pembelian tanah dan perijinannya, pembangunan a. Biaya Tetap (Tahunan)
gedung dan bangunan lainnya, penyediaan peralatan
dan perlengkapan untuk proses produksi, alat Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pada
transportasi, fasilitas kantor, serta setiap tahun dan besarnya tidak terkait
langsung dengan jumlah produksi. Biaya
5 tersebut antara lain biaya tenaga kerja tak
langsung, pembayaran listrik dan air, telepon,
biaya pra-operasi. Rincian lengkap dari biaya dan biaya lainnya. Hasil penghitungan
investasi industri fedd additive biragro ini dapat dilihat selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
di Lampiran 5.
b. Biaya Variabel (Tahunan)
Pengadaan lahan dan bangunan Luas lahan yang
dibutuhkan Biaya variabel (biaya tidak tetap) adalah biaya
yang dikeluarkan tiap tahun dan besarnya
adalah 80 m² dengan harga Rp. 500.000,00 per tergantung dari jumlah produksi. Biaya yang
meter perseginya. Sehingga total biaya pengadaan dimaksud adalah biaya pengadaan bahan baku
lahan adalah Rp. 40.000.000,00. Bangunan yang dan input, serta biaya tenaga kerja
langsung. Bahan baku yang digunakan ikan teri, terong, c. Perkiraan Modal Proyek
kecambah dan daun katuk tanpa penambahan zat
lainnya, sedangkan jumlah tenaga kerja langsung untuk Modal proyek adalah modal yang dibutuhkan
berproduksi pada kapasitas 100% adalah 3 orang. dalam suatu industri, modal tersebut didasarkan
Jumlah biaya pengadaaan bahan baku dan input atas rencana produksi dan pemasaran. Modal
menjadi biaya yang paling besar dalam biaya proyek dibagi menajdi dua yaitu modal kerja dan
operasional industri pakan ruminansia. Hasil modal tetap. Penentuan modal proyek juga
penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran dilibatkan pengeluaran tidak terduga,
11. dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila ada
kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam
perhitungan, besarnya pengeluaran tidak terduga untuk memutar roda operasi yaitu untuk modal
diperkirakan sebesar 10%. Salah satu unsur dalam kerja satu bulan. Besarnya perkiraan modal
penentuan modal tetap yaitu produksi percobaan. proyek untuk industri feed additive sapi ini yaitu
Produksi percoaban ini dimaksudkan untuk melihat terdapat pada Tabel 4.4.
tingkat kestabilan mutu. Produk sebelum dipasarkan
serta mengetahui bagaimana kinerja dari peralatan yang d. Analisa Kelayakan dengan Sistem Bagi Hasil
digunakan, besarnya modal proyek dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Waktu melakukan analisa kelayakan yang
pertama harus diketahui adalah kriteria
Tabel 4.4 Kebutuhan Modal Proyek kelayakan, kemudian menentukan sumber dana,
setelah itu melakukan perhitungan rugi-laba yang
Komponen Modal Proyek dilanjutkan dengan perhitungan arus kas.
Modal tetap Adapun kriteria yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu usaha yaitu, IRR
(Internal rate of retrun), NPV (Net Present
1. Value), Net B/C (Net Benefit-cost Rasio), PBP
Lahan (Pacback Period) dan BEP (Break Event Point).
Rp. Sumber dana atau uang yang digunakan untuk
40.000.000,00 mendirikan usaha adalah dari investor swasta.
2.
Bangunan
Dana yang diberikan oleh mitra berupa biaya
Rp. penelitian sampai pendirian badan usaha.
39.950.000,00 Besarnya modal yang diberikan oleh mitra
3. maksimal Rp. 300.000.000.
Mesin dan peralatan
Rp. Pengoperasian usaha dengan jenis pembiayaan
48.680.000,00 jenis ini pihak pengusaha yang melakukan
4.
Instalasi dan utilitas
semua kegiatan, sedangkan investor hanya
Rp. melakukan analisa keuangan. Usaha yang
6.000.000,00 dilakukan berjalan dan mendapatkan keuntungan
5. maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan
Produksi percobaan dan pra kesepakatan dalam perjanjian (sistem bagi hasil),
RP. apabila usaha tersebut mengalami kerugian
76.762.000,00 pihak pengusaha tidak mengembalikan dana
yang diberikan oleh investor namun ada evaluasi
operasional dan perbaikan. Sesuai dengan kesepakan yang
telah dibuat oleh kedua belah pihak sebagai
investor besarnya porsi bagi hasil yaitu 70:30,
6. artinya 70% untuk pengusaha dan 30% untuk
Peralatan kantor investor. Bagi hasil dilakukan pada hasil
Rp. penjualan bukan keuntungan yang diperoleh.
2.360.000,00 Pada penentuan neraca rugi laba tersebut
7. walaupun perusahaan telah mendapatkan
Izin, Riset, dan Konsultasi keuntungan pertahunnya belum tentu dikatakan
Rp. layak. Usaha dikatakan layak atau tidaknya
15.000.000,00
tersebut dilakukan lagi perhitungan arus kas.
Pengeluaran tidak terduga Rp. 22.875.200,00 (10%)
Perhitungan arus kas tersebut menggambarkan
perputaran uang yang ada dalam perusahaan.
Total kebutuhan modal proyek Rp.
251.627.200,00
Pada perhitungan arus kas nilai penyusutan dari
barang modal tidak dimasukkan dalam
pengeluran, hal ini dimaksusdkan untuk
menghindari perhitungan ganda. Perhitungan
arus kas diperoleh nilai IRR (Internal Rate of
Modal kerja merupakan modal atau biaya awal untuk Retrun)
mengoperasikan kegiatan produksi. Besarnya modal
yang dibutuhkan 69% besarnya nilai IRR ini lebih besar dari
tingkat discount rate 19,45 % yang ditetapkan.
6
Ditinjau dari nilai IRR yang diperoleh maka
usulan
proyek
layak
IRR (%)
Jika IRR
69%
layak
usulan
proyek
layak
Jika BEP
Rp.93.631.036
layak
modal
< modal
BEP
Jika BEP
6.242 kemasan
layak
produk
< dari
342.247
dapat diukur dengan nilai sekarang, yaitu
PP
Jika PP <
6.28 bulan
layak
dari 10
tahun
Selain
melakukan
perhitungan
kriteria
industri
pakan
ruminansia
terhadap
berlaku
yaitu
19,45%,
sehinga proyek
ruminansia
ini
adalah
sebesar
Rp.
Kriteria Investasi
dalam waktu 6
bulan. Tabel 4.5 berikut
ini
Skenario
NPV (Rp)>0
IRR>19.45% Net
PP<10
B/C
tahun
>1
telah dilakukan.
Kenaikan
Rp.111.994.794
47 %
1.79
8
harga
bulan
Kriteria
Kriteria
Nilai
keterangan
Investasi
Penilaian
bahan baku
dan
input
NPV
Jika NPV
Rp.1.227.734.145
9%
layak Kenaikan
Rp.11.976.245
17 %
0,95
3.5
(Rp)
>0
harga
tahun
usulan
bahan baku
proyek
dan
input
layak
10%
Net B/C
Jika Net
1.57
layak
B/C >1
7
efisiensi usaha (R/C ratio) 1,57 lebih besar dari
110-114
5.2. Saran
Penurunan
Rp100.446.651
36%
pendapatan
tahun
Komponen
Pembentuk
Gel
dari
8%
Tanaman
Cincau
Hitam.
Skripsi.
Penurunan
Rp.40.464.286
9%
0.83
3.99
Institut Pertanian Bogor.
pendapatan
Estiasih, T. dan
Ahmadi.
2011.
Teknologi
V. PENUTUP
Bumi Aksara. Jakarta.
5.1. Kesimpulan
Kandangan
Kabupaten
Kediri,
memiliki
kapasitas
produksi
sebesar
243.247
Tokyo
kemasan/tahun dan berat perkemasan ada
Jakarta.
Engineering
Second
Edition.
Springer.
New York.
8.108
kg/tahun
dan
daun
katuk
1.287
kg/tahun.
Alat
yang
digunakan
dalam
Process
Engineering
Third
Edition.
pembuatan
pakan ruminansia
berupa
tunnel
dryer,
disk mill, timbangan
digital,
hand sealer
Widyaningsih,
T,
D.
2007.
Olahan
Cincau
dan
pisau. Luas
ruangan
yang
digunakan
dalam
kegiatan
produksi
sebesar 7.68 m2.
Proyek
ini
membutuhkan
modal
proyek
Water,
Ethanol
and
Ethyl
Acetate
sebesar
Rp.
251.672.200,00.
Hasil
analisis
Extract
of
Black
Cincau
(Mesona
finansial
didapatkan
beberapa
kriteria
dari discount
rate
yaitu 19.45%), perhitungan
Daftar Pustaka