Anda di halaman 1dari 12

SAPI PERAH

(Bos Taurus)

Oleh : Sarifah NRP : P056132932.49E

I. PROFIL SAPI PERAH


Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di
dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili
Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika
(Syncherus), dan anoa.

A. Sejarah Singkat
Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan
berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah
Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau
Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole
murni.
Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan
jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi
lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh
sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.

B. Klasifikasi dan Identifikasi

Secara garis besar, bangsa-bangsa


sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua,
yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi
Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang
berpunuk, yang berasal dan tersebar di
daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos
primigenius, yang tersebar di daerah sub
tropis atau lebih dikenal dengan Bos
Taurus.

Bangsa sapi perah tropis adalah sapi perah yang berasal dari jenis sapi zebu dan
dibudidayakan di kawasan yang beriklim tropis. Bangsa sapi perah
subtropis adalah sapi perah yang berasal dari kawasan atau wilayah yang beriklim

~1~
subtropis khususnya benua Eropa. Adapun yang termasuk bangsa sapi perah tropis
dan subtropis dalam tabel 1 berikut.

Tabel 01. Jenis Sapi Perah berdasarkan Bangsa


Jenis Sapi
Tropis Subtropis
Sapi Grati Sapi Friesian Holstein
Sapi Red Shindi Sapi Jersey
Sapi Sahiwal Sapi Guernsey
Sapi Droughtmaster Sapi Ayrshire
Sapi Australian Milking Zebu Sapi Brown Swiss
Sapi Guernmey
Sapi Simmental
Sapi Milking Shorthorn
Sumber : www.peternakan.co.id , 2013 (diolah)

Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling
cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien
Holstein.

C. Manfaat Komoditi
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang
dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik
lahan pertanian

D. Wilayah Penyebaran
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris,
Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia
(India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi
susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%.
Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga
mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang
sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan
budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai
385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi
di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari
(rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).
Wilayah persebaran peteranakan sapi perah di Indonesia menurut data BPS
seperti pada grafik 01 berikut. Provinsi penghasil susu sapi di Indonesia antara lain :
Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

~2~
1800000

ton
1600000
1400000
1200000
1000000
800000
600000
Produksi Susu per Provinsi
400000
200000
0 2013
2012
Provinsi 2011

E. Syarat Pertumbuhan
Syarat budidaya sapi perah antara lain tergantung kepada :
1. Klimat
Pengaruh klimat terhadap kebiasaan ternak dalam merenggut hijauan
pakan merupakan salah satu pengaruh klimat secara langsung terhadap ternak.
Adapun pengaruh lainnya adalah :
terhadap sengaman makanan dan air
terhadap pertumbuhan ternak
terhadap produksi air susu
terhadap reproduksi
Selain pengaruh secara langsung, klimat pun berpengaruh secara tidak langsung
terhadap ternak.
2. Lokasi
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya
cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar
matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan
pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah
atau ladang
3. Bibit Sapi
Bibit sapi perah yang berkualitas, pakan yang lengkap nutrisi dan jumlahnya,
model perkandangan yang sesuai, kebersihan sapi dan kandang yang terjaga setiap
hari, kondisi lingkungan yang sesuai dengan sapi serta upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit yang teratur dan kontinyu. Pemilihan bibit sapi perah sangat
menentukan jumlah produksi susu. Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan
produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar
3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi
hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan
yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan
menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia
mencapai 385 juta m3/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi
susu sapi di Indonesia rata-rata masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar
normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).

~3~
F. Pedoman Budidaya
Hal-hal yang paling erat dengan budidaya ternak sapi adalah ; Kandang,
Kesehatan, Pemeliharaan, Penanganan produksi, dan perlu juga diperhatikan
kebersihan kandang, kebersihan ternak, kebersihan peralatan, pengaturan dan
pengawasan pemberian ransum dan penjagaan kebersihan lingkungan.

1. Kandang
Syarat kandang yang baik seperti pada contoh gambar dibawah ini adalah
adanya ventilasi, type dinding sesuai fungsinya dan atap, lantai, adanya
tempat makan dan minum, parit/drainase, letak bangunan.

Gambar . Kandang

Ventilasi sirkulasi kandang dinding pembatas skema tempat makan&minum

Kandang sapi perah harus selalu bersih, sebaiknya dicuci minimal 2 kali
sehari, tiap ada kotoran yang abru keluarsebaiknya segera dibersihkan
dan diangkat agar tidak ditiduri. Bila ada lab-laba hendaknya juga
dibersihkan. Kandang yang kotor akan menjadi sarang bakteri dan ini
akan mencemari susu. Bak makanan dan minuman selalu bersih, seluruh
lantai kandang harus disikat supaya tidak licin.

2. Pakan
Sapi adalah ternak yang tergolong pemakan rumput dan termasuk ternak
pemamah biak, artinya makanan utamanya adalah rumput. Kebutuhan rumput
untuk seekor sapi sehari semalam sepuluh persen (10%) dari berat badannya.
Rumput pakan hendaknya diberikan campuran dari berbagai jenis rumput.
Karena itu sebelum mulai beternak sapi perah usahakan menanam ruput
terlebih dahulu. Untuk sapi perah yang dipacu untuk dapat menghasilkan susu
yang cukup banyak, perlu diberikan makanan tambahan yang disebut
makanan konsentrat ( campuran dari berbagai olahan hasil pertanian seperti
dedak, berbagai bungkil dan lain sebagainya) dengan pertimbangan tertentu.
Saat sekarang sudah banyak konsentrat hasil produksi pabrik pakan ternak
maupun yang diproduksi oleh koprasi-koprasi peternakan.
Pada dasarnya sapi perah membutuhkan zat-zat makanan yang terdiri
dari :
Air
Untuk sapi perah dibutuhkan cukup banyak air, untuk sapi yang berat
badanya lebih kurang 400 kg dengan produksi susu 10 liter, kebutuhan
air 40-50 liter per hari. Sebaiknya air diberikan dalam persediaan terus
menerus.
Karbohidrat
Dibutuhkan sebagai sumber energi untuk hidup, tumbuh dan
menghasilkan susu.Kebutuhan ini dapat ditutup dari hijauan yang baik
dan konsentrat.

~4~
Lemak
Sebagai energi pula. Sumber utama dari konsentrat. Konsentrat tidak
boleh terlalu banyak mengandung lemak agar sapi tidak mencret.
Mineral
Dibutukan untuk membentuk jaringan tubuh dan produksi susu.
Sumber selain dari rumput juga dari konsentrat dapat ditemui di toko-
toko atau koprasi pruksi susu.
Vitamin
Sangat dibutuhkan , tetapi harus selalu ada dalam makanan. Vitamin
yang harus tersedia di dalam makanan( ransum) adalah vitamin
A,D,E,K. Kekurangan vitamin bisa minimbulkan berbagai gangguan
kesehatan. Sumber berasal dari hijauan/ rumput.
Hijauan Makanan Ternak / HMT
Sebagai mana telah dikemukakan diatas bahwa sapi adalah pemakan
rumput. Dibutuhkan HMT seberat 10 % dari berat badannya. jadi seorang
peternak sapi yang memelihara 10 ekor sapi dewasa dengan berat rata-
rata 400 kg/ekor, maka tiap hari dibutuhkan rumput lebih kurang
10x40=400 kg. Apabila peternak tidak ingin mengalami kesulitan
menyediakan rumput, terutama dimusim kemarau, perlu lahan untuk
menanam HMT. Sebaiknya sebelum mulai memasukan sapi
kekandang,tanaman rumput hendaknya sudah ada,dan sudah ada yang
berproduksi. Macam-macam HMT yang bisa dibudidayakan untuk sapi
perah adalah:
-Rumput raja ( King grss)
-Rumput gajah Pennisetum Perpureum)
-Rumput Benggala (Panicum Maximum)
-Rumput Australia (Paspakim Dilatatum)
-Rumput Lampung (Setaria Lampungiensis)
-Dedaunan bunga kupu-kupu seperti : Lamtoro,kaliandra,turi,gamal dsb.

Pedoman Pemberian Ransum


Ransum sapi perah terdiri dari rumput dan konsentrat.Rumput dibutuhkan
sebanyak 10% dari berat badan sapi yang bersangkutan. Sapi yang beratnya 400
kg membutuhkan rumput 40 kg.Rumput ini sebaiknya terdiri dari bermacam-
macam rumput yang berkwalitas. Pemberian 3 kali sehari, 1/4 bagian pada pagi
hari sehabis diperah,kira-kira jam 06.00-07.00; 1/4 bagian siang hari kira-kira jam
10.00-11.00 dan sisanya bagian diberikan pada sore dan malam hari mulai jam
18.00. Konsentrat diberikan sebanyak sesuai ketentuan masa pertumbuhan,
produksi dan masa kebuntingan. Diberikan dua kali sehari yakni 1/2 jam sesudah
diperah pagi dan sebelum diperah siang. Sebaiknya diberikan dalam bentuk
kering. Sebelum memberi ransum baik konsentrat maupun rumput, bak pakan
harus dibersihkan dahulu dan sisa-sisa makanan sebelumnya dan dicuci. Selama
pemberian makan hendaknya sapi diamati satu persatu tentang nafsu makanya ,
ini ada kaitanya dengan pemantauan kesehatan, juga perlu diamati kotoran dari
sapi-sapi secara individual. Bila ada kelainan dan berpengalaman menaganinya
laporkan segera ke petugas yang bersangkutan.

Pedoman Pemberian Air


Air minum harus diberikan dalam jumlah yang cukup. Seekor sapi perah
dengan berat 400 kg dengan produksi susu 15 lt per hari, membutuhkan air
minum sehari semalam sebanyak 3-4 kali dari air susu yang dihasilkan. Jadi
antara45-60 liter. Untuk memudahkan pekerjaan pemberian air minum sebaiknya
disediakan spanjang hari. Air minum hendaknya air minum yang bersih, air sumur/
air sumber/ air sungai yang telah mengalami pengendapan terlebih dahulu.

~5~
3. Pembibitan
Tabel 02 berikut merupakan syarat dan kriteria untuk betina dewasa, calon induk
dan pejantan untuk menghasilkan bibit yang baik.

Tabel 02. Syarat dan Kriteria Bibit yang Baik


Betina Dewasa Calon Induk Pejantan
- produksi susu tinggi, - berasal dari induk yang - umur sekitar 4-5 tahun,
- umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah menghasilkan air susu tinggi, - memiliki kesuburan tinggi,
beranak, - kepala dan leher sedikit - daya menurunkan sifat produksi yang
- berasal dari induk dan pejantan yang panjang, pundak tajam, badan tinggi kepada anak-anaknya,
mempunyai keturunan produksi susu cukup panjang, punggung dan - berasal dari induk dan pejantan yang
tinggi, pinggul rata, dada dalam dan baik,
- bentuk tubuhnya seperti baji, pinggul lebar, - besar badannya sesuai dengan
- matanya bercahaya, punggung lurus, - jarak antara kedua kaki umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat
bentuk kepala baik, jarak kaki depan belakang dan kedua kaki depan pejantan yang baik,
atau kaki belakang cukup lebar serta cukup lebar, - kepala lebar, leher besar, pinggang
kaki kuat, - pertumbuhan ambing dan puting lebar, punggung kuat,
- ambing cukup besar, pertautan pada baik, - muka sedikit panjang, pundak sedikit
tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, - jumlah puting tidak lebih dari 4 tajam dan lebar,
kulit halus, vena susu banyak, panjang dan letaknya simetris, serta - paha rata dan cukup terpisah,
dan berkelok-kelok, puting susu tidak - sehat dan tidak cacat - dada lebar dan jarak antara tulang
lebih dari 4, terletak dalam segi empat rusuknya cukup lebar,
yang simetris dan tidak terlalu pendek, - badan panjang, dada dalam, lingkar
- tubuh sehat dan bukan sebagai dada dan lingkar perut besar, serta
pembawa penyakit menular, dan - sehat, bebas dari penyakit menular
- tiap tahun beranak. dan tidak menurunkan cacat pada
keturunannya

Sumber : www.iptek.net.id (diolah)

4. Prosedur pembibitan
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan
lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit
yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit
diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang
bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.
Perawatan Bibit dan Calon Induk
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau
belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang
disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan
produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.
Sistim Pemuliabiakan
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk
mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu
dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan
untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari

5. Reproduksi
Reproduksi atau perkembangbiakan adalah suatu hal yang sangat
menentukan keuntungan sapi perah. Untuk dapat memperoleh hasil yang
maksimal,sapi perah harus dapat beranak setahun sekali dan menghasilkan susu
setiap tahun selama 300 hari. Oleh karena itu , pengaturan perkawinan sapi
betina harus tepat waktu. Untuk itu perhitungan waktu yang cermat tentang
perkawinan dan mengenal sapi yang minta kawin(birahi) harus benar-benar
dihayati. Sapi betina hanya kawin waktu birahi datang .Bila tidak dalam masa
birahi sapi betina tidak mau dikawinkan. Sapi betina yang pertumbuhan badanya

~6~
baiksudah bisa mulai dikawinkan pada umur 18 bulan. Sapi betina yang habis
beranak bisa dikawinkan setelah 2,5 bulan beranak.
Tanda-tanda sapi berahi adalah sebagai berikut :
- Selalu gelisah, ingin melepaskan diri dari ikatan, selalu bersuara/ berteriak-
teriak.
- Bibir kemaluan bengkak merah dan hangat.
- Bila dilepas berusaha menaiki sapi yang lain.
- Dari kemaluan sering keluar lendir yang agak jernih dan kental.

Tanda-tanda birahi ini harus dikenali betul oleh seorang peternak dan harus
dikenali pada saat mulai timbul tanda-tanda tersebut. Oleh karena itu setiap saat
peternak harus selalu melakukan pengamatan terhadap sapi-sapinya. Sapi betina
yang tidak bunting akan timbul birahi setiap 18-24 hari sekali dengan lama birahi
18-36 jam.
Saat Mengawinkan yang tepat :
- Saat sapi mulai birahi pagi hari --dikawinkan pada siang hari.
- Saat sapi mulai birahi pada siang hari --dikawinkan pada sore hari
- Saat sapi mulai birahi pada sore hari -- dikawinkan pada esok hari.

Ada dua Cara mengawinkan sapi :


- Kawin alam : Yakni mengwinkan dengan menggunakan pejantan yang sudah
dewasa. untuk itu diperlukan kandang khusus
- Kawin IB (Inseminasi Buatan) : untuk ini tidak perlu menggunakan pejantan,
tetapi diperlukan tenaga terampil yang terdidik secara khusus yang disebut
Inseminator disediakan oleh Dinas Peternakan maupun oleh koperasi.

Apabila waktu mengawinkan tepat,maka terjadilah kebuntingan. Mulai saat itu sapi
tidak birahi lagi. Bila sapi betina yang sudah dikawinkan 18-24 hari kemudian birahi
lagi berarti perkawinanya tidak menghasikan catakebuntingan, dan perlu dikawinkan
lagi begitu seterusnyanya.
Apabila sapi dikawinkan bunting, maka lamnya bunting bisa dihitung, yakni 9 bulan
10 hari sejak dikawinkan. Bila sapi yang dikawinkan tidak birahi lagi maka setelah 3
bulan dari saat dikawinkan bisa diperiksa kebuntinganya yang dikenal dengan istilah
PKB, Semua kejadian tersebut ( birahi, kawin ,PKB) hendaknya di catat sehingga
saat akan melahirkan bisa dikira-kira dan dapat diadakan persiapan seperlunya,
misalnya menyiapkan kandang untuk anaknya. Beberapa hari sapi akan beranak
akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
- Ambing membesar.
- Otot sekitar vulva ( kemaluan ) mengendor juga otot kanan kiri pangkal ekor
mengendor dan legok. Beberapa jam sebelum sapi akan beranak : Kelihatan sapi
gelisah, sebentar tidur, sbentar terbangun, sering kencing-kencing sedikit, berak
sekali, dan keluar lendir dari kemaluan. Bila terjadi kelahiran normal akan timbul
tanda-tanda :
Muncul kedua kuku depan
Munculnya kedua kaki depan dan diikuti munculnya moncong atau kepala
anak sapi.
Pertolongan : Dalam keadaan kedua diatas, bantulah menarik kedua
kakinya pelan-pelan.Bila belum berpengalaman setelah melihat tanda-
tanda sapi akan beranak panggilah petugas.
Pertolongan Anak : Setelah anak keluar segeralah potong tali pusarnya ,
tinggalka 10 cm dari badan dan olesi dengan yodium, lubang hidung
dibersihkan dari lendir dan seluruh tubuhnya dikeringkan dengan
menggunakan lap kering.
Tindakan terhadap induknya: Bersihkan pantatnya dari kemungkinan
adanya darah. Awasi balinya , bali akan keluar paling lambat 36 jam

~7~
setelah beranak, bali yang masih menggantung harus dijaga jangan
sampai terinjak atau dimakan anjing, bali yang keluar harus ditanam
sampai dalam. Induk yang baru beranak sebaiknya diberi air gula untuk
menambah kekuatan, segera panggil petugas untuk memberi
pertolongan.

6. Perlakuan dan Pemeliharaan Anak.


Setelah anak sapi dibersihkan dari lendir dan tali pusarnya telah diolesi yodium
ditempat yang jauh dari induknya, lebih kurang 30 menit kemudian anak ini akan
berdiri dan berusaha mencari induknya untuk menyusu. Bila induknya sewaktu
akan beranak dipisah dari sapi-sapi lainya, biarkan satu hari yang lahir menyusul
induknya, pada hari kedua pisahkan masukan kandangtersendiri. Kira-kira 3 jam
anak lahirharus mendapat susu dari induknya sendiri, yang dinamakan susu
jolong / kolostrum. Jumlah susu yang diberikan kepada anak sapi :
Umur 1 hari diberikan 2 liter susu = 3x pemberian.
Umur 2-6 hari diberikan 3 liter susu = 3x pemberian.
Umur 1-3 minggu diberikan 4 liter susu = 3x pemberian.
Umur 3-6 minggu diberikan 5 liter susu = 3x pemberian.
Umur 1,5-2 bulan diberikan 4liter susu = 3xpemberian.
Umur 2-2,5 bulan diberikan 3 liter susu = 2x pemberian
Umur 2,5-3 bulan diberikan 2 liter susu = 2x pemberian.
Umur 3-3,5 bulan diberikan 1 liter susu = 2x pemberian.

Mulai umur satu bulan susu yang diberikan ditambah konsentrat 0,25 kg dan
bila sudah mau memakanya mulai ditambah sedikit demi sedikit hingga umur 3,5
bulan, saat disapih jumlah konsentrat mencapai 1 kg. Selanjutnya jumlah
kosentrat ditambah sedikit demi sedikit hingga umur 6 bulan mencapai 1,5 kg.
Pada umur satu tahun mencapai 2 kg dan pada umur 1,5 tahun mencapai 3 kg.
Mulai umur dua minggu sudah boleh disediakan rumput,jangan terlalu muda tapi
jangan terlalu tua. Setiap hari kandang anak dan anak harus dibersihkan, dicuci.
Dari segi kesehatan yang perlu diperhatikan adalah, anak sapi pada umumnya
terkena mencret/diare dan kembung perut/tympani. mintalah petunjuk pada
petugas dan cara mengatasinya.

7. Teknik Pemerahan Susu Sapi


Beberapa jam setelah sapi beranak mulailah keluar air susunya. Kira-kira tiga
jam setelah sapi beranak hendaknya diperah kalau anaknya tidak disusukan pada
induknya. Sampai hari ke 5-7 susu warnya masih kemerahan dan susu ini harus
diberikan kepada anaknya. Susu ini disebut susu jolong. Anak sapi yang baru lahir
harus diberi susu jolong ini, kalu tidak pada hari pertama atau hari kedua bisa
mati. Kelebihan susu jolong yang tidak habisuntuk anaknya sendiri bisa dberikan
kepada anak sapi lain, sebab susujolong ini belum bisa dikonsumsi orang.
Pemerahan berikutnya dilakukan 2-3 kali sehari tergantung jumlah susu yang
dihasilkan sapi bersangkutan. Sebelum diperah sapi dibersihkan/ dimandikan,
terutama diaderah sekitar ambing harus bersih.
Cara pemerahan dibagi menjadi dua, yaitu tradisional dan modern, yaitu
Tradisional
Siapkan alat-alat yang digunakan untuk keperluan (kain lap, ember bersih,
tempat duduk, vaselin, bila perlu tali kecil)
Duduklah disamping kanan belakang sapi, sapi yang nakal kedua kaki
belakang diikat.
Ambing yang sudah dicuci dilap hingga kering.
Ambang diraba-raba (diurut pelan-pelan) dari atas kebawah untuk
merangsang turunya air susu, sebaiknya dengan air hangat.

~8~
Urut tiap-tiap puting dengan menggunakan vaselin untuk mengeluarkan
susu, pancaran pertama dibuang.
Terus dilakukan pemerahan yang sebenarnya, 2 puting secara bergantian,
sampai tidak keluar air susuny
Susu ditampung diember yang dicepit diantara dua kaki/ lutut pemerah
atau bisa diletakan dilantai.
Ambing dicuci kembali dan dilap
Susu hasil pemerahan dipindah ke tempat susu ( milk can ) sambil di liter
dan di saring.
Lakukan pencatatan hasil tiap ekor sapi, setelah selesai proses
pemerahan susu siap dipasarkan.
Modern
Pelaksanan penanganan susu yang baik (Good Handling Practices)
memerlukan peralatan penanganan yang baik dan benar sesuai tempat
tahapan penanganan susu dilakukan. Peralatan Penanganan Susu tersebut
antara lain :

Tabel 03.Peralatan Pemerahan Sapi


No. Nama Alat Deskripsi Gambar
1 Ember Susu Fungsi : Sebagai wadah penampungan susu yang
diperah secara manual
Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 17/1983
tentang wadah susu

2 Saringn Susu/ Fungsi : Benda-benda asing yang terikut air susu pada
Strainer waktu pemerahan (rambut, sel ephithel, kotoran lain),
perlu disaring agar air susu benar-benar bersih.
Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang
wadah susu

3 Milk Can Fungsi : Sebagai alat untuk menampung dan


menyimpan sementara susu hasil pemerahan, untuk
segera dikirim ke Koperasi / MCC (Milk Collecting
Center) maupun ke Industri Pengolahan Susu yang
jarak dan waktu tempuhnya tidak lebih 2 jam dari
proses pemerahan. Alat ini berbahan stainless
steel/aluminium,berpenutup rapat dan umumnya
berkapasitas 5, 10, 20, 30, 40, 50 liter.

Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang


wadah susu
4 Mesin Fungsi : Sebagai sarana untuk memerah susu secara pneumatis, dimana pemerahan
Pemerah Susu dilakukan dengan membuat tekanan vakum pada penampung dan susu diperah
kedalam penampung melalui unit perah . Pemerahan dengan mesin perah akan
mengurangi kontak susu dengan tukang perah dan lingkungan kandang, sehingga susu
hasil perahan lebih bersih dan higienis. Selain itu juga jumlah sapi dan kapasitas
pemerahan jauh lebih tinggi.
Spesifikasi : Pada dasarnya semua mesin pemerah susu terdiri atas a). Pompa Vakum
b). Pulsator c). Milk claw d). Sedotan puting (Teat cup) dan e). Wadah susu (Bucket)
Dikenal 3 (tiga) macam model mesin perah susu, yaitu

~9~
a.Portable Milking type ini semua peralatan mesin perah (Pompa
Milking vakum s/d Bucket) ditaruh diatas Troley dan didorong
Mechine ke sapi yang akan di perah. Jumlah dan Volume bucket
bervariasi, ada yang single bucket (25 lt, 30 lt) ada
yang double bucket. Demikian pula jumlah teat cup
(cluster) ada yang single ada pula yang double

b.Bucket Pompa Vakum terpisah dan dihubungka di titik-titik


Milking tertentu dengan bucket melalui pipa vakum sepanjang
Mechine lorong kandang. Bucket, Pulsator serta teat cup
mendatangi tiap sapi yang akan diperah dan
menyambung pulsator dengan pipa vakum.

c.Flat Barn dan Milking machine type ini sekelompok sapi digiring
Herringbone ketempat pemerahan (milking parlour) dengan alunan
Milking musik tertentu. Posisi sapi pada waktu diperah secara
Machine berbaris miring (herringbone) atau tegak lurus (flat
barn). Biasanya susu hasil pemerahan serentak ini
langsung dipompakan ke tangki cooling unit.

II. POHON INDUSTRI


Menurut Kementrian Perindustrian pohon industri susu sebagai berikut :

III. FAKTOR KRITIS


Menurut Wulandari, 2014 (www.agrina-online.com) bahwa Peta buram komoditas sapi
perah tampaknya telah terbaca dalam Temu Koordinasi Kehumasan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, pada 16-17 Desember 2013 di
Bandung terlihat pada table berikut :

~ 10 ~
Permasalahan Target Tahun 2020 : Deptan RI Strategi
1)Produksi dalam negeri hanya memenuhi 50% konsumsi susu 1) Peningkatan Populasi Sapi : Penyelamatan
memenuhi 20% konsumsi nasional nasional : 1) Menekan pedet betina, impor susu sapi, pengembangan
(80% impor) Kebijakan-kebijakan Impor sentra baru
Susu
2)Pengelolaan skala rumah tangga, 2) Peningkatan Teknologi 2) Peningkatan Produktivitas : optimalisasi
lokasi peternakan sudah mulai 3) Promosi Susu dalam Negeri insemintasi buatan (IB), optimalisasi transfer
beralih fungsi embrio (TE), uji zuriat sapi perah, penerapan
aplikasi database sistem sapi perah yang
dikomputerisasi, penyediaan dan
pengembangan pakan, penanganan kesehatan
hewan, peningkatan keamanan dan kualitas
susu segar. Selain itu komunikasi, informasi
dan edukasi konsumsi susu segar perlu
dilakukan kepada konsumen
Sumber : www.agrina-online.com (2014, diolah)

Meningat kondisi geografis, ekologi dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia
memiliki karakteristik yang cocok dalam pengembangan peternakan sapi perah (agribisnis
persusuan) serta besarnya kekurangan susu dalam negeri, sebenarnya banyak sekali
kerugian yang diperoleh Indonsia akibat dilakukannya kebijakan impor susu. Diantaranya
adalah terkurasnya devisa nasional, tidak dimanfaatkannya potensi sumber daya manusia
yang ada khususnya masyarakat pedesaan untuk pengembangan agribisnis persusuan, dan
hilangnya potensi pendapatan yang seharusnya diperoleh pemerintah dari pajak apabila
agribisnis persusuan ini dikembangan secara baik.

IV. REKOMENDASI PROSES PRODUKSI


Improvisasi proses produksi susu di Indonesia masih harus diimbangi dengan :
1. Meningkatkan kesadaran tentang susu yang berkualitas
Konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain di tingkat Asia.
Konsumsi susu baru mengalami peningkatan sejak 2007. Pada 2011 konsumsi susu di
Indonesia mencapai 12,85 liter per kapita per tahun, meningkat dibandingkan 2010 yaitu 11,95
liter. Meski mengalami peningkatan, jumlah konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah
dibandingkan sejumlah negara di Asia, seperti Malaysia (50,9 liter), India (47,1 liter), Singapura
(44,5 liter), Thailand (33,7 liter), Vietnam (14,3 liter), dan Filipina (13,7 liter).
Secara nasional kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi susu sapi perah juga
terbilang rendah. Padahal susu yang kualitasnya paling baik adalah susu yang
pengolahannya paling sedikit. Hari Susu Nusantara (HSN) diperingati oleh Pemerintah untuk
meningkatkan tingkatkan kesadaran masyarakat untuk Minum susu yang masih dipandang
"barang mewah" bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Proses produksi susu yang banyak dilakukan di pedesaan harusnya bisa menjadikan
daerah sekitarnya sadar akan pentingnya mengkonsumsi susu dan dengan kualitas yang
baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu adalah
dengan cara pemanasan (pasteurisasi) baik dengan suhu tinggi maupun suhu rendah yang
dapat diterapkan pada peternak. Dengan pemanasan ini diharapkan akan dapat membunuh
bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia dan meminimalisasi
perkembangan bakteri lain, baik selama pemanasan maupun pada saat penyimpanan.

2. Riset tentang Teknologi Pengolahan Hasil Susu


Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2007), perkembangan ekspor susu olahan dan
impor susu bubuk (Skin Milk Powder-SMP) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data dari tahun 2003-2006, volume ekspor dan produk susu olahan tertinggi
dicapai pada tahun 2003 sebesar 49.593.646 kg dengan nilai US $54.830.373. Sedangkan,
volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2005 sebesar 173.084.444 kg dengan nilai
US $399.165.422. Dari angka tersebut, terlihat bahwa volume impor susu jauh lebih besar

~ 11 ~
daripada volume ekspornya. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi perkembangan
peternakan sapi perah di Indonesia masih jauh dari target.
Peraturan mengenai penghapusan tarif impor susu (sebesar 5%) tersebut diterbitkan
Departemen Keuangan berdasarkan Permenkeu No. 145/PMK.011/2008 tentang Bea
Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang dan Bahan oleh Industri Pengolahan
Susu untuk Tahun Anggaran 2008, dengan nilai Rp 107 milyar untuk periode November-
Desember 2008. Sementara pada 2009, kebijakan ini tetap dilanjutkan sesuai dengan UU
No. 41 tentang APBN tahun 2009, untuk sektor industri yang membutuhkan dalam rangka
daya saing industri yang bersangkutan(1). Kebijakan yang bertujuan untuk melindungi IPS
tersebut diduga memiliki efek negatif terhadap para produsen susu lokal. Penurunan tarif
impor susu dari luar negeri diduga berpengaruh kuat terhadap posisi tawar koperasi
peternak susu dengan IPS, sehingga akan menyebabkan turunnya harga beli dari IPS yang
berdampak merugikan para peternak sapi perah lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian


RI.2012.Pedoman Teknis Pengembangan Budidaya Sapi Perah Pola PMUK.
Diunduh dari situs :
http://www.deptan.go.id/pedum2012/PETERNAKAN/1.5.%20pedoman%20budid
aya%20teknis%20peng%20sapi%20perah%20pola%20PMUK.pdf

Wulandari, Ratna Budi.2014.Susu Segar:Madesu?. Koran Agrina (Terbit


tanggal 06 Januari 2014) : diunduh di http://www.agrina-
online.com/show_article.php?rid=10&aid=4815 Tanggal 02 Maret 2014 Pukul
10.38 WIB.
BPS dalam websitenya www.bps.go.id
Kementrian Perindustrian dan Perdagangan dalam websitenya
http://agro.kemenperin.go.id/
http://www.warintek.ristek.go.id/peternakan/budidaya/sapi_perah.pdf
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a13
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/28/174517367/Konsumsi-Susu-
Indonesia-Terendah-di-Asia
http://www.livestockreview.com/2013/06/jangan-bingung-dengan-akal-akalan-
industri-pengolahan-susu-yang-membikin-berbagai-kategori-jenis-susu/
http://ebooks.unair.ac.id/data/bahan_kuliah/fkh/SEMESTER%201/Animal%20Hu
sbandry/TEKNOLOGI%20PENGOLAHAN%20SUSU%20DAN%20HASIL%20IKU
TAN%20TERNAK.pdf

~ 12 ~

Anda mungkin juga menyukai