Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MASALAH KESEHATAN DI KABUPATEN ALOR

NAMA: AMINA APRIANI ALIPEN/1907010170


RIBKA SUSANA MBOEIK/1907010047
CHINDY THEPRILYNT/1907010254
KELAS: VC

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa karna atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’ Masalah
Kesehatan di Kabupaten Alor” pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari
kesempurnaan karena itu, penulis meminta agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan yang ada pada makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................4

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................4

3.2 saran..................................................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................5

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah
satu penyakit yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan
malaria terdapat pada Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampungan
atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan
sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur. Malaria disebabkan oleh parasit dari genus
plasmodium. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium
falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari,
plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium malaria dengan masa
inkubasi 7-30 hari. Parasit-parasit tersebut ditularkan pada manusia melalui gigitan seekor
nyamuk dari genus anopheles. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah demam, anemia, panas
dingin, dan keringat dingin.

Kabupaten Alor merupakan salah satu daerah endemis malaria di Provinsi NTT. Wilayah
endemis Malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang
kurang baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang.
Saat ini jumlah kejadian penyakit malaria terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab
tingginya kejadian malaria berhubungan dengan perilaku masyarakat setempat, yang tentunya
akan mempengaruhi gaya hidup. Sebagai contoh perilaku masyarakat yang dapat berhubungan
dengan kejadian malaria yaitu kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari. Hal tersebut
menyebabkan manusia lebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk
Anopheles memiliki kecenderungan untuk istirahat/ hinggap di luar rumah (eksofilik) dan
menggigit di luar rumah (eksofagik).

1.2 Rumusan Masalah


Apa masalah kesehatan di kabupaten alor dan reformasi yang di perlukan untuk menangani
masalah tersebut?

1.3 Tujuan
Mengetahui situasi malaria dan mencegah terjadinya malaria di kabupaten alor

1
BAB II
PEMBAHASAN

Malaria merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Alor. Perilaku masyarakat dan


lingkungan merupakan faktor resiko malaria. Saat ini jumlah kejadian penyakit malaria terus
meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu penyebabnya adalah proses manajemen yang tidak di
jalankan secara efektif dan efisien di Puskesmas.

Perencanaan program masih ditemukan adanya kekurangan dan kelemahan pada analisa
situasi, menentukan prioritas masalah serta mencari penyebabnya, tidak adanya penetapan
anggaran kegiatan, tidak adanya rencana supervisi dan tidak adanya rencana evaluasi hasil
kegiatan. Proses perencanaan yang berada dalam kategori baik dan cukup adalah adanya data
sasaran, adanya target program, adanya lokasi kegiatan, adanya jadawal kegiatan, adanya
penanggungjawab kegiatan dan menetapkan koordinasi kegiatan. Koordinasi kegiatan yang
kurang dan jelek yaitu belum dapat mengatasi hambatan,tidak melakukan koordinasi saat
minilokakarya, dan tidak melakukan koordinasi tepat waktu. Kegiatan koordinasi yang berada
dalam kategori baik dan cukup yaitu adanya kerja sama antar petugas, adanya jumlah kasus baru
dan lama,adanya daerah paling beresiko kasus malaria,adanya jumlah kasus tahun
terakhir,adanya hambatan yang dialami,adanya pembagian tugas,adanya prosedur tetap,petunjuk
kegiatan sederhana dan dapat dilaksanakan, kepala Puskesmas sebagai penggungjawab
kegiatan.Supervisi kegiatan yang yang kurang dan jelek yaitu tidak mereview target dan situasi
yang ada pada petugas, tidak mereview tujuan serta target yang ingin dicapai tidak membuat
laporan supervisi kegiatan supervisi yang berada dalam kategori baik dan cukup yaitu
mengobservasi cara pelaksanaan program malaria, mengidentifikasi masalah dan
memecahkannya, melaporkan temuan dilapangan kepada penanggungjawab Puskesmas,
melaporkan tindak lanjut terhadap temuan dilapangan. Pengawasan dan pengendalian semua
dalam kategori baik dan cukup yaitu membuat laporan bulanan, laporan selalu tepat
waktu,penilaian dan perhitungan didasarkan pada sasaran dan target,adanya pelaporan dari tim
kerja, adanya feedback dari laporan malaria dan melakukan tindak lanjut dari masalah yang
ditemukan.Monitoring dan evaluasi dalam kategori kurang dan jelek yaitu evaluasi tidak
dilaksanakan tiga bulan sekali. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan cukup
adalah membuat laporan bulanan kegiatan malaria, laporan dibuat tepat waktu,melakukan
evaluasi kegiatan dengan checklist, melakukan rencana evaluasi terhadap rencana
program,mengevaluasi kebenaran pencatatan dan pelaporan,mengambil tindakan dalam
mengatasi masalah. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah kegiatan manajemen yang
dijalankan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Alor Nusa Tenggara Timur harus sepenuhnya
dijalankan secara efektif dan efisien di Puskesmas.

2
Selain kegiatan manajemen yang harus diperbaiki, masyarakat juga harus melakukan upaya
pencegahan terhadap gigitan nyamuk pembawa malaria dengan menggunakan repellent atau
lotion anti nyamuk pada saat akan beraktivitas di luar rumah malam hari. Penggunaan repellent
dianggap praktis untuk dipakai saat akan ada kegiatan di luar rumah malam hari (Kemenkes,
2014). Selain penggunaan repellent, upaya proteksi diri ketika beraktivitas di luar rumah juga
dapat dilakukan dengan menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang. Kegiatan
penyehatan lingkungan sangat perlu dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi bahkan
menghilangkan keberadaan tempat perindukan dan tempat peristirahatan nyamuk Anopheles.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah membersihkan area kandang ternak, membersihkan
semak-semak yang digunakan sebagai tempat peristirahatan nyamuk Anopheles dan kerja bakti
membersihkan saluran air atau parit maupun jalan. Pemasangan kawat kasa pada lubang
pertukaran udara seperti pintu, jendela dan ventilasi merupakan salah satu langkah untuk
membatasi masuknya nyamuk penular malaria ke dalam rumah.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kabupaten Alor merupakan salah satu daerah endemis malaria di Provinsi NTT. Wilayah
endemis Malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang
kurang baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang.
Saat ini jumlah kejadian penyakit malaria terus meningkat dari tahun ke tahun. penyebab
tingginya kejadian malaria berhubungan dengan perilaku masyarakat setempat, yang tentunya
akan mempengaruhi gaya hidup. Sebagai contoh perilaku masyarakat yang dapat berhubungan
dengan kejadian malaria yaitu kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari. Hal tersebut
menyebabkan manusia lebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk
Anopheles memiliki kecenderungan untuk istirahat/ hinggap di luar rumah (eksofilik) dan
menggigit di luar rumah (eksofagik).

3.2 saran
Selain kegiatan manajemen yang harus diperbaiki, masyarakat juga harus melakukan upaya
pencegahan terhadap gigitan nyamuk pembawa malaria agar masalah malaria dapat segera
diatasi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Alami R., Adriyani R. 2016. Tindakan Pencegahan Malaria di Desa Sudorogo Kecamatan
Kaligesing Kabupaten Purworejo. Jurnal Promkes. Vol 4 (2).

http://repository.unair.ac.id/22371/

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan kasus malaria di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi
NusaTenggara Timur Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2009.

Manumpa S. Pengaruh Faktor Demografi dan Riwayat Malaria Terhadap Kejadian Malaria
(Studi di Puskesmas Moru, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor–NTT). Jurnal Berkala
Epidemiologi. Vol.4, No.3. 2016.

Anda mungkin juga menyukai