Patofisiologi kanker payudara dibagi dalam tiga tahap: kanker payudara primer,
metastasis ke kelenjar getah bening aksila, dan metastasis jauh.
Sebagian besar kanker payudara ditandai dengan fibrosis jaringan stroma dan
epitel payudara. Seiring pertumbuhan kanker dan invasi kanker ke jaringan sekitar,
respon desmoplastik menyebabkan pemendekan ligamentum suspensorium Cooper
sehingga terjadi gambaran retraksi kulit payudara. Saat aliran limfatik dari kulit ke
kelenjar getah bening lokal terhambat, terjadilah edema lokal yang ditandai oleh
tampilan kulit jeruk (peau d’orange). Kanker kulit akan menyebabkan luka spontan
pada kulit ketika sel kanker mulai menginvasi kulit. Invasi lebih lanjut ke sel-sel kulit
di sekitar luka akan menyebabkan pembentukan nodul satelit di sekitar luka. Selain
itu, lebih dari 60% rekurensi kanker payudara terjadi pada organ jauh. 20% kanker
payudara mengalami rekurensi lokal-regional, dan 20% merupakan campuran (lokal-
regional dan bermetastasis jauh).
Saat kanker payudara primer membesar, sel kanker menyusup ke celah antar sel
dan pindah ke sistem limfatik menuju kelenjar getah bening regional, terutama
kelenjar getah bening aksila. Kelenjar getah bening yang terlibat awalnya teraba lunak
namun menjadi keras dan mengalami konglomerasi seiring pertumbuhan sel kanker.
Sel kanker mampu tumbuh hingga kapsul kelenjar getah bening dan memfiksasi
struktur lain di ketiak dan dinding dada. Semakin banyak kelenjar getah bening aksila
yang terlibat, maka semakin kecil peluang kesintasan (survivorship).
Pasien yang tidak memiliki keterlibatan kelenjar getah bening aksila berisiko
<30% mengalami rekurensi dibandingkan pasien yang memiliki keterlibatan kelenjar
getah bening yang berisiko 75% terhadap rekurensi.
c. Metastasis Jauh