Anda di halaman 1dari 6

INVASI DAN METASTASIS

7.1. Invasi Lokal


Suatu tumor jinak akan tetap berada ditempat asalnya. Tumor tersebut
tidak mempunyai kemampuan untuk infiltrasi, invasi, atau metastasis ke tempat
jauh, seperti neoplasma ganas. Sebagai contoh, adenoma akan membesar
dengan lambat, membentuk kapsul fibrosa yang memisahkan tumor tersebut
dengan jaringan sekitarnya. Kapsul ini terbentuk dari stroma jaringan
sekitarnya karena sel parenkim akan atrofia akibat penekanan oleh tumor yang
membesar. Stroma tumor juga berperan dalam pembentukan kapsul (Gambar
7.1). Harap diperhatikan, bahwa tidak semua tumor jinak berkapsul. Contoh,
leiomioma uterus jelas dibatasi oleh otot polos disekitarnya yaitu zona
miometriumyang mengalami kompresi dan jaringan miometrium normal, tetapi
tidak dijumpai pembentukan kapsul. Namun terdapat suatu batas jelas sekitar
lesi tersebut. Beberapa tumor jinak tidak mempunyai kapsul dan juga tidak
berbatas jelas, batas yang tidak ada ini biasanya dijumpai pada tumor vaskular
jinak di dermis. Perkecualian ini ditujukan untuk menjelaskan bahwa walaupun
kapsul merupakan tanda tumor jinak, dan tidak adanya kapsul tidak berarti
tumor tersebut pasti ganas.

Gambar 7.1. Fibroadenoma payudara. Tumor berwarna


coklat, berkapsul, kecil, terlihat berbatas tegas dengan
jaringan payudara yang lebih putih. Robbin’s Basic Pathology: 9th Edition

Kanker tumbuh dengan infiltrasi, invasi, destruksi, dan penetrasi yang


progresif ke jaringan sekitarnya (Gambar 7.2). Tidak terbentuknya kapsul
yang jelas, kadang-kadang dijumpai pada beberapa tumor ganas yang tumbuh
lambat seolah-olah dibatasi oleh stroma jaringan sekitarnya, tetapi pemeriksaan
mikroskopik akan menunjukkan adanya penetrasi pertumbuhan kecil pada tepi
dan menginfiltrasi jaringan sekitarnya. Akibat pertumbuhan infiltratif ini
diperlukan tindakan eksisi luas jaringan normal disekitarnya pada tindakan
bedah pengangkatan tumor ganas ini. Spesialis patologi akan memeriksa
dengan cermat batas sayatan tumor yang telah direseksi untuk memastikan
bahwa tidak dijumpai lagi sel kanker (tepi sayatan bebas tumor).

Gambar 7.2. Potongan sediaan karsinoma duktal invasif payudara. Lesi mengalami
retraksi, menginfiltrasi jaringan payudara sekitarnya, dan sangat keras pada palpasi.. Robbin’s
Basic Pathology: 9th Edition

Selain metastasis, maka invasi lokal merupakan tanda yang paling pasti
untuk membedakan tumor ganas dan tumor jinak. bedah pengangkatan tumor
ganas ini. Spesialis patologi akan memeriksa dengan cermat batas sayatan
tumor yang telah direseksi untuk memastikan bahwa tidak dijumpai lagi sel
kanker (tepi sayatan bebas tumor). Selain metastasis, maka invasi lokal
merupakan tanda yang paling pasti untuk membedakan tumor ganas dan tumor
jinak.

7.2. Metastasis
Metastasis adalah dijumpainya suatu tumor sekunder yang terpisah dari
tumor primer dan terletak di jaringan yang jauh (Gambar 7.3). Dibandingkan
dengan tanda lain, kemampuan metastasis merupakan tanda pasti bahwa suatu
tumor bersifat ganas. Namun, tidak semua kanker mempunyai kemampuan
metastasis yang sama. Pada satu ekstrem adalah karsinoma sel basal dari kulit
dan tumor primer sistem saraf pusat, yang bersifat sangat lokal invasif tetapi
jarang bermetastasis. Pada ekstrem lain adalah sarkoma osteogenik (tulang)
yang biasanya telah bermetasis ke paru saat didiagnosis. Sekitar 30% pasien
yang baru didiagnosis sebagai tumor solid (kecuali kanker kulit yang bukan
melanoma) menunjukkan metastasis klinis yang jelas. Sebanyak 20% lainnya
sudah disertai metastasistersembunyi pada saat diagnosis.

Gambar 7.3.Hati yang penuh dengan kanker metastatik. Robbin’s Basic Pathology: 9th
Edition.

Secara umum, semakin anaplastik dan semakin besar ukuran tumor primer,
semakin besar pula kemungkinan terjadinya metastasis, namun seperti juga
rumus umum lainnya, selalu ada perkecualian. Kanker yang amat kecil bisa
sudah bermetastasis, sebaliknya lesi sangat besar dan menakutkan bisa tidak
bermetastasis. Penyebaran tumor mengakibatkan buruknya hasil penyembuhan
kanker, sehingga Neoplasma ganas akan menyebar melalui tiga cara: (1)
mengalir melalui dinding rongga tubuh, (2) penyebaran limfatik, atau (3)
penyebaran hematogen. Penyebaran melalui dinding rongga tubuh terjadi
apabila neoplasma menginvasi rongga tubuh. Cara penyebaran ini merupakan
cara khas kanker ovarium, yang sering meliputi permukaan yang luas dari
peritoneum. Sel tumor akan melapisi seluruh permukaan peritoneum tetapi
tidak menginvasi jaringan di bawahnya. Ini adalah contoh kemampuan untuk
reimplan di tempat lain, yang berbeda dengan kemampuan untuk invasi.
Neoplasma dari sistem saraf pusat, misalnya meduloblastoma atau
ependimoma, dapat menembus ventrikel otak dan dibawa oleh cairan serebro
spinalis untuk tertanam kembali di permukaan selaput otak, pada otak atau di
medula spinalis.
Penyebaran limfogen merupakan cara penyebaran yang lebih sering pada
karsinoma, sedangkan penyebaran hematogen lebih
sering dijumpai pada sarkoma. Namun banyak bagian yang saling berhubungan
antara sistem limfatik dan sistem vaskular, sehingga
semua jenis kanker dapat menyebar melalui satu atau kedua sistem. Pola
keterlibatan kelenjar getah bening, bergantung pada lokasi sel tumor primer
dan arah aliran cairan limfe. Kanker paru yang berasal dari saluran napas akan
memulai metastasis ke kelenjar getah bening bronkial regional, dan kemudian
ke kelenjar trakeobronkial dan kelenjar hilus. Karsinoma payudara yang
berasal dari kuadran atas luar mula-mula akan menyebar ke kelenjar aksila.
Namun lesi payudara daerah medial, akan menyebar ke kelenjar getah bening
sepanjang arteri mamaria interna melalui dinding dada. Setelah itu, dari kedua
sistem itu penyebaran dilanjutkan ke kelenjar supraklavikula dan kelenjar
infraklavikula. Pada beberapa kasus, sel kanker dapat menyebar melalui
pembuluh limfe ke kelenjar getah bening terdekat dan kemudian membentuk
metastasis pada kelompok kelenjar berikutnya, sehingga terjadi apa yang
disebut metastasis loncatan (skip metastases). Sel dapat menjalar ke kelenjar
getah bening dan mencapai kompartemen vaskular melalui duktus torasikus.
Suatu "kelenjar getah bening sentinel" merupakan kelenjar getah bening
pertama yang menerima aliran limfe dari tumor primer. Dapat diidentifikasi
dengan penyuntikan zat warna biru atau petanda radioaktif dekat tumor primer.
Hasil biopsi kelenjar getah bening dapat menentukan penyebaran tumor untuk
digunakan pada rencana pengobatan.
Perlu diperhatikan, walaupun terdapat pembesaran kelenjar dekat tumor
primer dan menimbulkan kecurigaan akan adanya penyebaran metastasis, tidak
selalu dijumpai kanker di tempat tersebut. Produk nekrotik tumor dan antigen
tumor akan memicu respons imunologi di kelenjar getah bening, misalnya
hiperplasia folikel (limfadenitis) dan proliferasi makrofag di sinus subkapsular
(sinus histiositosis). Perlu verifikasi histopatologis untuk menentukan adanya
tumor di kelenjar yang membesar.
Penyebaran hematogen merupakan cara penyebaran yang paling dipilih
pada sarkoma, tetapi karsinoma juga memanfaatkannya. Bisa diperkirakan,
bahwa penetrasi pada arteri lebih jarang dibandingkan pada vena. Dengan
invasi pada vena, sel darah akan mengikuti aliran vena untuk mengadakan
drainase daerah tumor, dan sel tumor sering berhenti pada kelompok kapiler
yang dilalui. Karena semua vena porta akan mengalir ke hati, dan semua
pembuluh vena kava (cava) akan mengalir ke paru, maka hati dan paru
merupakan organ tersering sebagai tempat kedua pada penyebaran
hematogen. Kanker yang berasal dari dekat kolumna vertebralis sering
menimbulkan embolus melalui pleksus paravertebra; jalur ini yang sering
terjadi pada metastasis vertebra pada karsinoma tiroid dan prostat.
Beberapa karsinoma mempunyai kecenderungan untuk tumbuh dalam
pembuluh vena. Karsinoma sel ginjal sering menginvasi vena renalis dan
tumbuh seperti ular sehingga mencapai vena kava inferior, kadang-kadang
mencapai jantung kanan. Karsinoma hepatoseluler sering menembus radikulus
hepar dan vena porta untuk tumbuh di dalamnya dan menuju vena utama.
Mengherankan bahwa pertumbuhan intravena tersebut bisa tidak disertai
penyebaran luas. Banyak pengamatan memperkirakan bahwa lokasi anatomik
suatu neoplasma dan drainase vena tidak seluruhnya dapat menjelaskan
distribusi sistemik metastasis. Sebagai contoh karsinoma prostat mempunyai
kecenderungan menyebar ke tulang, karsinoma bronkogenik cenderung
mengenai adrenal dan otak, dan neuroblastoma menyebar ke hati dan tulang.
Sebaliknya otot skeletal, walaupun kaya pembuluh kapiler, jarang menjadi
tempat metastasis. Dasar molekuler tentang jaringan yang menjadi tempat
metastasis suatu tumor akan dibahas kemudian.
Jadi, dengan adanya berbagai gambaran tumor (Gambar 7.4), biasanya
bisa dipakai untuk membedakan neoplasma jinak dan ganas.

Gambar 7.4. Perbandingan antara tumor jinak miometrium (leiomioma) dan tumor ganas
yang asalnya sama (leiomiosarkoma). Robbin’s Basic Pathology: 9th Edition.

Anda mungkin juga menyukai