Anda di halaman 1dari 3

Patofisiologi CA MAMMAE

Patofisiologi kanker payudara dibagi dalam tiga tahap: kanker payudara primer,
metastasis ke kelenjar getah bening aksila, dan metastasis jauh: (IGN Gunawan,
2017)
Kanker Payudara Primer
Sebagian besar kanker payudara ditandai dengan fibrosis jaringan stroma dan
epitel payudara. Seiring pertumbuhan kanker dan invasi kanker ke jaringan
sekitar, respon desmoplastik menyebabkan pemendekan ligamentum
suspensorium Cooper sehingga terjadi gambaran retraksi kulit payudara. Saat
aliran limfatik dari kulit ke kelenjar getah bening lokal terhambat, terjadilah
edema lokal yang ditandai oleh tampilan kulit jeruk (peau d’orange). (IGN
Gunawan, 2017)
Kanker kulit akan menyebabkan luka spontan pada kulit ketika sel kanker mulai
menginvasi kulit. Invasi lebih lanjut ke sel-sel kulit di sekitar luka akan
menyebabkan pembentukan nodul satelit di sekitar luka. Selain itu, lebih dari 60%
rekurensi kanker payudara terjadi pada organ jauh. 20% kanker payudara
mengalami rekurensi lokal-regional, dan 20% merupakan campuran (lokal-
regional dan bermetastasis jauh). (IGN Gunawan, 2017)
Metastasis Kelenjar Getah Bening Aksila
Saat kanker payudara primer membesar, sel kanker menyusup ke celah antar sel
dan pindah ke sistem limfatik menuju kelenjar getah bening regional, terutama
kelenjar getah bening aksila. Kelenjar getah bening yang terlibat awalnya teraba
lunak namun menjadi keras dan mengalami konglomerasi seiring pertumbuhan sel
kanker. (IGN Gunawan, 2017)
Sel kanker mampu tumbuh hingga kapsul kelenjar getah bening dan memfiksasi
struktur lain di ketiak dan dinding dada. Semakin banyak kelenjar getah bening
aksila yang terlibat, maka semakin kecil peluang kesintasan (survivorship). (IGN
Gunawan, 2017)
Pasien yang tidak memiliki keterlibatan kelenjar getah bening aksila berisiko <
30% mengalami rekurensi dibandingkan pasien yang memiliki keterlibatan
kelenjar getah bening yang berisiko 75% terhadap rekurensi. (IGN Gunawan,
2017)
Metastasis Jauh
Metastasis jauh terjadi secara hematogenik setelah neovaskularisasi. Aliran darah
vena yang terlibat dalam metastasis jauh antara lain vena interkostal dan aksila
menuju paru-paru dan plexus vena Batson yang menuju kolumna vertebra. (IGN
Gunawan, 2017)
Hampir 60% pasien kanker payudara mengalami metastasis jauh dalam 5 tahun
pertama pengobatan. Pasien tanpa ekspresi reseptor estrogen (ER-) memiliki
risiko lebih besar mengalami rekurensi dalam 3-5 tahun pertama dibanding pasien
dengan ekspresi reseptor estrogen (ER+). (IGN Gunawan, 2017)
Organ yang paling sering terlibat dalam metastasis berdasarkan kekerapannya
berturut-turut adalah tulang, paru-paru, pleura, jaringan lunak, dan hati. Metastasis
ke otak lebih jarang terjadi. (IGN Gunawan, 2017)

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain


obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba ( kira-kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering
terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi. (FT, 2013)
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-kira 1-
2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi
payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma
inimenginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase
jauh adalah paru, pleura, dan tulang. Karsinoma payudara bermetastase dengan
penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap
tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya
tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra
operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan
memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang
bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup
gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh
terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat
menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan
lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk
menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru.
Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan
penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal. (FT, 2013)
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis
dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada
organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal. (FT, 2013)

Referensi
FT, K. (2013). Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Hematemesis Melena
Et Causa Gastritis Erosif Dengam Riwayat Penggunaan Obat Nsaid Pada
Pasien Laki-Laki Lanjut Usia., 1(September), 72–78.
IGN Gunawan, W. (2017). Manajemen Terkini Kanker Payudara (1st ed.; F. B.
Sabri, A. Yohana, & R. Abdul, eds.). Jakarta: Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai