Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

NAMA : AMINA APRIANI ALIPEN


NIM : 1907010170
SEMESTER : IV

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pembangunan Berkelanjutan” pada waktunya.
Ucapan terima kasih juga penulis ingin sampaikan kepada ibu Ruth Riwu
Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Penulisan Ilmiah pada
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Progam Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana Kupang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis berharap mendapat kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan menjadi pijakan bagi penulis untuk berkarya lebih baik di masa
yang akan datang.

Kupang, maret 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Pengertian Pembangunan......................................................................................3
2.2 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan.............................................................3
2.3 Aspek-aspek Pembangunan berkelanjutan..........................................................4
2.4 Modal pembangunan Berkelanjutan....................................................................6
2.5 Hubungan Pembangunan Dan Lingkungan.........................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
Kesimpulan...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tak ada negara yang tidak melakukan pembangunan bagi negaranya. Sejatinya,
pembangunan merupakan proses perubahan menuju sesuatu yang lebih baik. Kondisi
yang lebih baik dari keadaan semula menjadi tujuan dari dilaksanakannya
pembangunan. Pembangunan yang dilakukan pun seyogyanya memperhatikan hal-hal
penting yang mendukung setiap prosesnya. Persoalan yang timbul adalah apabila
dalam pelaksanaan pembangunan, terdapat aspek-aspek yang merasa dirugikan.
Disini, muncullah pertanyaan apakah pembangunan benar-benar membawa perubahan
menuju ke arah yang lebih baik atau perubahan lebih baik yang dihasilkan oleh
pembangunan juga dapat memberikan resiko yang dapat merugikan. Berkaitan dengan
hal tersebut, penulis mengamati aspek penting yang turut dipengaruhi oleh
keberlangsungan pembangunan, yaitu pada aspek lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan memiliki hubungan erat dengan
lingkungan. Dapat dikatakan bahwa pembangunan yang memberi manfaat merupakan
pembangunan yang di dalam prosesnya memperhatikan konsep kelestarian
lingkungan. Apabila, pembangunan yang dilakukan mengabaikan konsep tersebut,
maka resiko pembangunan yang muncul adalah dampak negatif akibat pembangunan.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Nur Hidayati, dalam diskusi publik
tentang kebijakan lingkungan di Denpasar Bali pada Rabu, 20 Maret 2013 lalu. Nur
Hidayati menyatakan bahwa: “perencanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia
selama ini sangat jarang mempertimbangkan aspek lingkungan. Sebagai salah satu
bukti adalah kesalahan dalam pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dalam pembangunan jalan di atas perairan (JDP) di Bali yang
menghubungkan Denpasar (Bandara Ngurah Rai) dan Nusa Dua”.
Pernyataan di atas menegaskan kembali bahwa kegiatan pembangunan terutama
pembangunan infrastruktur mengenai implementasi program Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) masih dinilai mengabaikan
konsep kelestarian lingkungan oleh lembaga lingkungan hidup. Tidak hanya lembaga
lingkungan hidup yang mengomentari permasalahan lingkungan ini, tetapi juga
Menteri Pekerjaan Umum (periode 2009-2014), Djoko Kirmanto menyatakan bahwa
sejauh ini antisipasi terhadap setiap kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
pembangunan infrastruktur telah dilakukan oleh pemerintah. Tidak hanya itu,
disamping pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan
lapangan kerja, upaya memelihara kelestarian lingkungan menjadi salah satu hal
penting di dalam pembangunan. Tidak tanggung-tanggung, persoalan tersebut masuk
ke dalam daftar pilar pembangunan Indonesia. Konsep pembangunan yang bertahan
lama atau berkelanjutan pun diharapkan dapat memfasilitasi persoalan lingkungan
yang terjadi. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan
paradigma pembangunan yang berkaitan langsung dengan keseimbangan alam atau
lingkungan. Keraf menyebutkan bahwa paradigma pembangunan berkelanjutan

1
diterima sebagai sebuah agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia.
Sementara menurut Panayotou, hubungan antara ekonomi dan ekologi merupakan hal
penting di dalam pembahasan pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Dengan
demikian, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan menjadi sesuatu
yang menarik untuk dibahas.

1.2 Rumusan Masalah


berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah:
a. Apa itu pembangunan?
b. Apa itu pembangunan berkelanjutan?
c. Apa saja aspek-aspek pembangunan berkelanjutan?
d. Apa modal pembangunan berkelanjutan?
e. Apa hubungan pembangunan dan lingkungan?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendapat nilai mata kuliah Penulisan
Ilmiah dan agar pembaca dapat mengetahui:
a. Pengertian pembangunan
b. Pengertian pembangunan berkelanjutan
c. Aspek-aspek pembangunan berkelanjutan
d. Modal pembangunan berkelanjutan
e. Hubungan pembangunan dan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembangunan
Secara etimologi, pembangunan berarti bangun, bangun berarti sadar siuman,
bergerak, bangkit, dan berdiri. Dalam arti bentuk (ilmu bangun), bangun berarti
bangun persegi panjang sedangkan dalam arti kata kerja, bangun adalah membuat,
mendirikan atau membina. Apabila dilihat dari segi etimologi, konsep pembangunan
meliputi anatomik bentuk), fisiologi (kehidupan), behavioral (perilaku). Sementara
menurut pendapat beberapa ahli terkait pengertian pembangunan, adalah sebagai
berikut:
a. Pontoh dan Kustiwan mendefinisikan mengenai pembangunan adalah suatu
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana; sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pembangunan
b. Kartz mengartikan pembangunan sebagai perubahan yang lebih luas dari
masyarakat terhadap suatu keadaan kehidupan yang kurang bernilai kepada
keadaan yang lebih bernilai.
c. Tjokrowinoto menyimpulkan beberapa makna dari pembangunan sebagai
berikut:
 Pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ketatanan
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
 Pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terencana dan
terlembaga. c. Pembangunan sebagai proses sosial yang bebas nilai
(value free).
 Pembangunan memperoleh sifat dan konsep transedental sebagai
metadiciplinary phenomenon, bahkan memperoleh bentuk sebagai
ideologi, the ideology of developement.
 Pembangunan sebagai konsep yang sarat nilai (value loaded)
menyangkut proses pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara
makin meningkat.
 Pembangunan menjadi culture specific, situation specific, dan time
specific.
Berdasarkan berbagai definisi pembangunan yang bervariasi di atas, maka kita
bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa Pembangunan adalah kegiatan atau usaha
secara sadar, terencana dan berkelanjutan untuk merubah kondisi suatu masyarakat
menuju kondisi yang lebih baik menyangkut semua aspek kehidupan fisik-nonfisik,
material-spiritual, meliputi berbagai bidang kehidupan masyarakat.
2.2 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan merupakan paradigma dalam pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan muncul pada awal 1970-an yang diharapkan dapat
menjadi solusi dalam menyelesaikan persoalan polusi akibat pembangunan industri
yang dilakukan. Atas dasar itulah Konferensi Stockholm diselenggarakan pada tahun
1972 diikuti dengan pembentukan The First Governing Council di Nairobi.
Konferensi yang dibentuk bertujuan untuk menyelesaikan persoalan lingkungan fisik

3
global baik yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang.
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) merupakan
pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sementara
Mannion menebutkan bahwa konsep sustainable development adalah suatu kebutukan
guna melakukan rekonsiliasi pembangunan ekonomi, kualitas kehidupan, dan
lingkungan dalam kerangka politik yang beragam yang saling berkaitan pada tingkat
internasional dan global. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna
pembangunan berkelanjutan tidak lepas dari kelestarian lingkungan. Lingkungan
yang lestari diharapkan dapat menopang kehidupan manusia. Dengan demikian,
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mampu meningkatkan
mutu hidup generasi masa sekarang dan masa depan.
2.3 Aspek-aspek Pembangunan berkelanjutan
World Summit on Sustainable Development Johannesburg, South Africa, 26
Agustus - 4 September 2002 menyimpulkan 6 (enam) aspek terkait dengan
pembangunan berkelanjutan seperti perubahan iklim, penanggulangan bencana,
keragaman biologi, keragaman budaya, pengetahuan indigenous atau pengetahuan
lokal, dan kesetaraan gender. Berikut ini uraian lebih detail keenam aspek itu. Perlu
pemahaman dan perhatian semua pihak terhadap dampak pemanasan global.
Meningkatkan “climate literacy” para angkatan muda. Merubah sikap dan perilaku
terhadap kecenderungan berkaitan dengan perubahan iklim. Pendekatan pembelajaran
inovatif dengan mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim dalam sekolah.
Menumbuhkan pemikiran kritis pemecahan masalah dan keterampilan hidup sosial
untuk pemberdayaan kelompok terkena bencana. Pendidikan interdisipliner dan
holistik untuk membentuk masyarakat fleksibel. Pendidikan interdisipliner dan
holistik untuk membentuk masyarakat fleksibel. DRR berlandaskan hubungan antar
masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya serta dampaknya. Berkembang suatu
perspektif jangka panjang dalam proses pembuatan keputusan, berpikir kritis,
pendekatan holistik dan inovatif dalam pemecahan masalah Karagaman biologi
terdiri atas gen, spesies, ekosistem dan lansekap. Aktivitas manusia, peningkatan
populasi, perubahan iklim global akan mengurangi keragaman biologi dalam
ekosistem. Diperlukan pemahaman akademik, pengembangan skill, adopsi sikap dan
perilaku yang kondusif untuk mempertahankan keragaman biologi. “Our rich
diversity….is our collective strength.” (Johannesburg Declaration, 2002). Ragam
budaya dunia menkreasi suatu rajutan yang sangat bernilai. Ragam skills dan nilai-
nilai kemanusiaan sebagai pengetahuan masa lalu penting untuk mengisi hidup
dimasa datang.
Ragam budaya merupakan media utama menuju pengembangan berkelanjutan
untuk individu, komunitas, dan bangsa. Pendidikan ragam budaya perlu untuk saling
menghormati, melindungi, dan menjaga keragaman budaya dunia sekarang dan
dimasa datang Pengetahuan indigenous (lokal) dalam perspektif pembangunan
berkelanjutan dapat diintegrasikan ke dalam program pendidikan pada berbagai level
sejauh relevan. Pengetahuan lokal termasuk bahasa adalah bagian dari keragaman dan
sumber daya utama untuk memahami dan memanfaatkan lingkungan secara baik.
Budaya mesti dihargai sebagai konteks hidup yang dinamis, dimana manusia

4
mendapatkan nilainilai dan identitasnya. Tri Hita Karana sebagai indigenous
knowledge mengatur hubungan manusia dengan pencipta, antar manusia, dan
manusia dengan lingkungannya. Diskriminasi sering memperlemah ikatan
masyarakat. Wanita sering di luar pengambil keputusan keluarga dan masyarakat.
Penguatan wanita adalah krusial untuk pengembangan berkelanjutan dan mengurangi
kemiskinan. Kesehatan sebagai dampak dari aktivitas manusia dan cerminan
hubungan manusia dengan lingkungan dan karakteristik keseharian hidupnya. Perlu
promosi kesehatan dengan memberikan kemampuan manusia dalam meningkatkan
pengendalian dan perbaikan kesehatan. Pendidikan, pengurangan kemiskinan dan
kehidupan berkelanjutan saling berkaitan. Kemiskinan dipengaruhi oleh lingkungan
dan sosio- ekonomik yang tidak baik. Pendidikan yang relevan mempunyai kekuatan
untuk mentransformasi kehidupan masyarakat.
Sebagai dampak dari aktivitas manusia, kesehatan cerminan hubungan manusia
dengan lingkungan dan karakteristik keseharian hidupnya. Selanjutnya perlu promosi
kesehatan yang memberikan kemampuan kepada manusia dalam meningkatkan
pengendalian dan perbaikan kesehatannya. Pendidikan adalah cara baik untuk
melakukan perubahan perilaku berkenaan dengan kesehatan. Kelaparan, malnutrisi,
malaria, water-borne diseases, drug and alcohol abuse, violence and injury,
unplanned pregnancy, HIV and AIDS and other sexually transmitted infections
adalah hanya beberapa masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Pada zaman
golabalisasi konsumen sebagai aktor kuat dalam ekonomi dunia. Pilihan keseharian
sebagai konsumen berpengaruh terhadap pekerja-pekerja di tempat lain yang jauh dan
cara hidup masyarakat. Konsumsi berkelanjutan berarti membeli sesuatu baik barang
dan jasa yang tidak merusak lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Konsumsi adalah
entry point yang baik untuk mengajarkan pengembangan berkelanjutan. Skema
pembangunan berkelanjutan pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal
Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam. Dengan demikian
pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga
sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual.
Dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari
lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Beberapa riset memulai dari definisi
ini untuk berargumen bahwa lingkungan merupakan kombinasi dari alam dan budaya.
Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan menerjemahkan keragaman
budaya sebagai kunci pokok strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan. Beberapa
peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan sebagai kesempatan bagi
kegiatan pembangunan. Hal ini nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang
mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi perusahaan privat
untuk menyediakan solusi inovatif dan kewirausahaan. Pandangan ini sekarang
diajarkan pada beberapa sekolah bisnis yang salah satunya dilakukan di Center for
Sustainable Global Enterprise at Cornell University. Pembangunan hijau pada
umumnya dibedakan dari pembangunan berkelanjutan, dimana pembangunan Hijau
lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan diatas pertimbangan ekonomi dan
budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir

5
dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan
tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang
terbatas. Divisi PBB mendaftar beberapa lingkup sebagai bagian pembangunan
berkelanjutan yaitu Pertanian, Atmosfer, Keanekaragaman Hayati, Biotekhnologi,
Pengembangan Kapasitas, Perubahan Iklim, Pola Konsumsi dan Produksi,
Demografi, Penggurunan dan Kekeringan, Pengurangan dan Manajemen Bencana,
Pendidikan dan Kesadaran, Energi, Keuangan, Hutan, Air Minum, Kesehatan,
Pemukiman, Indikator, Industri, Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi,
Pembuatan Keputusan yang terintegrasi, Hukum Internasional, Kerjasama
Internasional memberdayakan lingkungan, Pengaturan Institusional, Pemanfaatan
lahan, Kelompok Besar, Gunung, Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional,
Samudera dan Laut, Kemiskinan, Sanitasi, Pengetahuan Alam, Pulau kecil, Wisata
Berkelanjutan, Tekhnologi, Bahan Kimia Beracun, Perdagangan dan Lingkungan,
Transport, Limbah (Beracun), Limbah (Radio aktif), Limbah (Padat), serta Air.
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, dimana pandangan
yang luas berada di bawah naungannya. Konsep ini memasukkan pemahaman
keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. Konsep yang
berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme dan
antropo(manusia)sentrisme.
2.4 Modal pembangunan Berkelanjutan
Dalam teori pertumbuhan ekonomi dikenal faktor-faktor yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau suatu negara antara lain jumlah
penduduk dan tenaga kerja, modal atau kapital, sumberdaya alam dan lingkungan,
teknologi dan faktor sosial. Fokus kita dalam tulisan ini adalah peran sumberdaya
alam dan lingkungan dalam pertumbuhan atau pembangunan ekonomi. Kalau diamati
secara teliti sumberdaya alam dan lingkungan bukan merupakan faktor utama yang
menentukan kemajuan suatu negara. Kemajuan suatu negara biasa diukur dengan
melihat tinggi rendahnya pendapatan per kapita penduduk di negara
bersangkutan;dan terbukti banyak negara yang tidak memiliki sumberdaya alam yang
cukup, tetapi justru merupakan negara yang maju dengan pendapatan perkapita yang
tinggi, seperti Singapore, jepang, Taiwan, Korea; sedangkan banyak negara yang
sumberdaya alamnya berlimpah masih merupakan negara yang terbelakang dengan
pendapatan perkapita yang relatif rendah seperti Indonesia, India, Philipina, Vietnam,
dan negara-negara Amerika Latin. Bahkan sudah ada artikel yang ditulis mengenai
kutukan sumberdaya alam (natural resource curse) atau dikenal juga dengan “the
paradox of plenty” yang ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang yang
kaya dengan sumberdaya alam. Kondisi paradoks (paradoxical situation) menunjuk
pada negara-negara yang kaya akan sumberdaya alam khususnya yang non-renewable
justru mengalami pertumbuhan ekonomi yang stagnant dan bahkan mengalami
kemunduran.(Jeffrey A. Frankel, 2010) Ada dua definisi tentang pembangunan
berkelanjutan; yaitu pembangunan berkelanjutan dalam arti kuat (strong definition)
dan berkelanjutan dalam arti lunak (weak definition), Berkelanjutan dalam arti kuat
atau keras menghendaki agar nilai semua modal pembangunan; yaitu nilai modal
manusia (human capital) ditambah nilai ekosistem sebagai modal alami (natural
capital) ditambah lagi dengan modal buatan manusia (human made capital) tetap atau

6
tidak mengalami penurunan. Sedangkan dalam arti lunak pembangunan berkelanjutan
memungkinkan adanya substitusi di antara ketiga jenis modal pembangunan;
utamanya nilai modal alami kalau berkurang dapat diimbangi dengan peningkatan
nilai modal manusia dan modal buatan manusia. Sebagai contoh seandainya terjadi
penurunan jumlah modal alami seperti minyak bumi dan batu bara yang selalu
dieksploitasi atau diambil dari bumi kita, maka dikehendaki agar nilai modal manusia
dan/atau nilai modal buatan manusia meningkat yang dibiayai dengan memanfatkan
modal alami yang diambil dari alam di daerah yang bersangkutan. Para ekonom lebih
dapat menerima definisi pembangunan berkelanjutan dalam arti lunak atau lemah.
Disamping itu untuk keberhasilan pembangunan berkelanjutan, disyaratkan
pula perlunya modal sosial yang mampu memelihara hubungan kerja sama yang baik
antar berbagai lembaga pemerintahan baik secara vertikal maupun horisontal, serta
diperlukan pula sinergi antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat dengan
pendekatan multi pihak dari ketiga kelompok tersebut dalam penyusunan rencana dan
kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan (Baca Ismid Hadad, 2010).
Jadi intinya jangan sampai sumberdaya alam habis dan lingkungan rusak tanpa
peningkatan baik jumlah dan kualitas sumberdaya manusia maupun modal buatan
manusia.
2.5 Hubungan Pembangunan Dan Lingkungan
Hakekatnya, pelaksanaan pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ibarat suatu sistem, maka keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan mutu hidup rakyat
dan mmenuhi kebutuhan dasar (human needs) rakyat yang lebih baik. Dalam upaya
memperbaiki mutu hidup rakyat, sebagaimana tujuan dari pembangunan, maka
kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih
tinggi seharusnya dipelihara dari kerusakan. Pemeliharaan lingkungan hidup
diupayakan dalam rangka menghindari terjadinya kepunahan kehidupan. Dengan kata
lain, apabila terjadi kerusakan, kemerosotan yang parah pada ekosistem tempat hidup
manusia, maka kedepannya kehidupan manusia akan mengalami kesulitan yang
banyak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak
terjadi.
Ada beberapa hal yang seyogyanya diperhatikn dalam pelaksanaan pembangunan dan
pemanfaatan sumber-sumber alam yang dapat diperbaharui, yaitu sebagai berikut:
a. Generasi yang akan datang harus tetap mewarisi suatu alam yang masih penuh
sumber kemakmuran untuk dapat memberi kehidupan kepada mereka
b. Tetap adanya keseimbangan dinamis diantara unsur-unsur yang terdapat di
alam
c. Dalam penggalian sumber-sumber alam harus tetap dijamin adanya
pelestarian alam, artinya pengambilan hasil tidak sampai merusak terjadinya
autoregenerasi dari sumber alam tersebut.
d. Perencanaan kehidupan manusia hendaknya tetap dengan lingkungan dan
terciptanya kepuasan baik fisik, ekonomi, sosial, maupun kebutuhan spritual.
Selain itu dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dan
penggalian sumber daya alam untuk kehidupan harus disertai dengan :
a. Strategi pembangunan yang sadar akan permasalahn lingkungan hidup,

7
dengan dampak ekologi yang sekecil-kecilnya.
b. Suatu politik lingkungan se-Indonesia yang bertujuan mewujudkan
persyaratan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik untuk puluhan
tahun yang akan datang (kalau mungkin untuk selamanya)
c. Eksploitasi sumber hayati didasarkan tujuan kelanggengan atau kelestarian
lingkungan dengan prinsip memanen hasil tidak akan menghancurkan daya
autoregenerasinya
d. Perencanaan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan penghidupan
hendaknya dengan tujuan mencapai suatu keseimbangan dinamis dengan
lingkungan hinggga memberikan keuntungan secara fisik, ekonomi, sosial dan
spritual.
e. Usahakan agar sebagian hasil pembangunan dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan akibat proyek pembangunan, dalam
rangka menjaga kelestarian lingkungan
f. Pemakaian sumber alam tidak dapat diganti, harus sehemat dan seefisien
mungkin.

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembangunan memiliki hubungan erat dengan lingkungan. Lingkungan merupakan
pendukung setiap kegiatan pembangunan. Akan tetapi apabila pembangunan yang
dilakukan ternyata tidak memberi manfaat terhadap lingkungan, maka dapat
dipastikan pada pelaksanaannya, pembangunan tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan. Padahal, sejatinya lingkungan yang rusak atau tidak lestari dapat
berdampak pada kepunahan kehidupan. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan
sangat diperlukan keberadaannya.
2. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan guna
meningkatkan mutu hidup generasi masa sekarang dan masa yang akan datang.
Sementara pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan dalam
pelaksanaannya tidak mengabaikan kelestarian lingkungan. Dengan demikian,
lingkungan hidup yang lestari tidak hanya dapat menjamin keberlangsungan hidup
generasi masa kini tetapi juga generasi masa depan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suparmoko, M. (2020). Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dalam Perencanaan


Pembangunan Nasional Dan Regional. Jurnal Ekonomika Dan Manajemen,
9(1), 39–50.

Runa, I. (2012). Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Konsep Tri Hita


Karana untuk Kegiatan Ekowisata. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali
Studies), 2(1), 149–162.

Rosana, M. (2018). Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan


Lingkungan di Indonesia. KELOLA Jurnal Ilmu Sosial, 1(1), 148–163.

10

Anda mungkin juga menyukai