Anda di halaman 1dari 14

NAMA : FEBRYANIS CHRISTIAN JALLA

NIM : 1905030203
KELS : E10
MATA KULIAH: SISTEM PETERNAKAN LAHAN KERING
PRODI : ILMU PETERNAKAN

ANALISIS AGROEKOSISTEM DESA OESAO


KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG

Pendekatan agroekosistem merupakan suatu metoda pendekatan yang mampu menyajikan


analisis berimbang dalam konteks sistem. Agroekosistem didefinisikan sebagai ekosistem yang
dimodifikasi dan dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang
serta kebutuhan lainnya. Dalam hubungan dengan upaya pembangunan wilayah, modifikasi atau
penyesuaian sistem ditingkatkan guna mengejar akselerasi pembangunan yang sedang
berlangsung secara terarah dan berimbang. Dalam implementasinya, pendekatan agroekosistem
menekankan keterkaitan komponen-komponen sistem yang diamati serta kaitan dan pengaruhnya
dengan sifat-sifat sistem.
Sifat-sifat sistem yang menjadi perhatian dalam upaya penyeimbangan sistem adalah :
a. Produktivitas diartikan sebagai produksi atau pendapatan bersih dalam bentuk fisik yang
dihasilkan oleh suatu sistem dalam satuan waktu tertentu. Menurut Anonimous, (1988)
produktivitas diartikan sebagai kemampuan memberikan hasil atau produksi dari suatu
satuan sumber produksi (lahan, tenaga kerja, energi, atau modal). Secara biologis
produktivitas diartikan sebagai kemampuan suatu ekosistem menampung energi atau
menghasilkan bahan organik. Produktivitas tersebut dapat dinyatakan sebagai hasil dalam
bentuk satuan fisik (kilogram) per satuan waktu (tahun) atau per satuan luas (hektare),
atau sebagai pendapatan bersih per satuan luas (hektare), perjam kerja (jam), per satuan
energi, atau per jumlah masukan (investasi).
b. Stabilitas adalah kemampuan suatu sistem untuk mempertahankan produktivitas dalam
posisi tetap dalam gejolak normal dan alami seperti adanya gangguan kecil oleh iklim,
temperatur dan lain-lain. Menurut Anonimous (1991) Stabititas diartikan sebagai
kemampuan suatu sistem untuk tetap bertahan pada tingkat produktivitas yang sama
walaupun mengalami fluktuasi faktor lingkungan (bisa mencakup fisik biologi, sosial dan
ekonomi) dalam batas-batas normal atau skala kecil seperti iklim atau pasar. Stabilitas
lebih mudah diukur dengan kebalikan dari koefisien variasi angka produktivitas. Untuk
mengetahui stabilitas suatu agro-ekosistem diperlukan pengukuran produktivitas dalam
suatu seri waktu. Stabilitas akan tampak jelas dari kecenderungan garis grafik.
c. Sustainabilitas atau keberlanjutan adalah kemampuan system untuk kembali pada tingkat
produktivitas semula karena adanya gangguan besar atau tiba-tiba seperti (hama penyakit,
banjir, bencana alam). Sedangkan menurut Anonimous, (1991), sustainabilitas diartikan
sebagai kemampuan untuk mempertahankan produktivitas walaupun ada gangguan yang
serius dari lingkungan, baik dalam bentuk stress maupun shock. Stress merupakan gangguan
yang sering terjadi, terkadang terus menerus. Stress merupakan gangguan yang relatif kecil,
dapat diduga dan berakibat secara kumulatif, misalnya salinitas, keracunan, kemasaman, dan
lain-lain. Kadang shock atau gangguan yang terjadi dalam bentuk goncangan mendadak,
tidak teratur, relatif besar, tidak dapat diduga, dan dampaknya dapat dilihat dengan segera.
Contoh shock antara lain kekeringan, banjir, serangan hama baru, goncangan pasar yang tak
terduga. Shock atau goncangan tersebut berupa gangguan alami (hama, banjir) atau buatan
manusia (pemangkasan, pemanenan). Shock sukar untuk diukur secara kuantitatif.
d. Ekuitabilitas adalah kemampuan sistem untuk mendistribusi pendapatan sistem ke dalam
anggota sistem (manusia) yang ada di dalamnya. Ekuitabilitas dapat juga diartikan
sebagai kemerataan distribusi perolehan hasil dalam suatu agro-ekosistem di antara
penghuni agro-ekosistem yang bersangkutan. Ekuitabilitas dapat diukur dengan
kemerataan perolehan produksi dalam bentuk hasil bersih atau pendapatan bersih dari
suatu jenjang agro-ekosistem tertentu.
PPWS adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi
yang merupakan kegiatan sistematis yang dirancang untuk mendapatkan keterangan,
kesimpulan, hipotesis atau penilaian dalam jangka waktu terbatas.
GAMBARAN AGROEKOSISTEM KAWASAN DESA OESAO
a. Sumber Daya
Desa Oesao termasuk dalam wilayah Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten
Kupang hasil pemekaran dari Kelurahan Oesao. Memiliki luas wilayah ± 4 KM 2
dengan ketinggian tempat 0 hingga 150 m dpl. Topografi tanah di desa ini datar
hingga perbukitan dan didominasi oleh areal persawahan. Jenis tanah di desa ini
adalah aluvial clay, bobonaro clay. Memilki jumlah penduduk lebih dari 2 ribu
orang. Mata pencaharian penduduk umumnya didominasi oleh petani, peternak,
sebagai kecil pagawai dan pedagang. Potensi sumber daya lahan terutama lahan
pertanian di desa ini cukup luas. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa
Tuatuka di bagian selatan, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan oesao,
sebelah barat berbatas dengan desa oefafi dan sebelah timur berbatasan dengan
desa Pukdale. Dalam desa ini terdapat berbagai potensi kelembagaan terutama
kelompok tani. Kelompok tani yang sekarang masih eksis sebanyak 9 kelompok
tani yang berusaha di sektor pertanian. Desa ini ke depan akan mengalami
perubahan yang sangat besar karena berada dalam kawasan ibu kota Kabupaten
Kupang sehingga kemungkinan ke depan banyak terjadi konversi lahan pertanian
akibat dari pertumbuhan dan pengembangan kota Kabupaten Kupang.
 Iklim
Desa Oesao secara umum memiliki dua musim yakni musim
kemarau berlangsung dari bulan awal akhir April hingga Akhir Nopember
sedangkan musim hujan berlangsung pada bulan Desember sampai
dengan bulan April. Berdasarkan klasifikasi ilkim oleh Scmidt dan
Ferguson, maka Desa Oesao termasuk wilayah tipe D. Musim kemarau
yang relatif cukup panjang ini maka pola usahatani di Desa Oesao sangat
bergantung pada bagaimana mengoptimalkan teknologi dalam menunjang
pola penggunaan lahannya. Produktifitas lahan sangat tergantung pada
pola usaha tani yang dikembangkan serta penggunaan teknologi dalam
menunjang keberhasilan usahataninya. Rataan suhu udara di desa ini 290C
hingga 37 0C.
 Vegitasi dan Penggunaan Lahan
Desa Oesao memiliki luas wilayah ± 4 KM2 dengan pola
penggunaan lahan pekarangan, pemukiman, sawah tadah hujan,
kebun/tegalan. Tanaman yang ditanaman di areal wilayah Desa Oesao
adalah jagung, padi, hortikultura, pisang, tanaman buah-buahan, tanaman
pelindung erosi dan tanaman umur panjang lainnya. Pada bagian wilayah
sebelah selatan desa Oesao terdapat beberapa bagian yang berpotensi
untuk terjadinya erosi. Kondisi wilayahnya terhampar secara datar hingga
bergelombang dan berbukit dengan tingkat kemiringan lebih dari 150.
 Sumber daya Air
Wilayah Desa Oesao tidak memiliki Sumber mata air tetapi warga
masyarakat memperoleh sumber air bersih dan kepentingan irigasi dari
sumur yang digali disekitar rumah, kebun atau sawah mereka. Untuk
kepentingan irigasi setiap tahun masyarakat hanya mengandalkan
bendungan untuk mengairi lima komplek persawahannya yakni
betamanu, tekat makmur, pauanak A dan pauanak B dan ngalana. Pola
usaha tani mereka juga tergantung pada keberadaan air yang disediakan
oleh seberapa besar ketersediaan air oleh bendungan dan air tadah hujan
setiap tahun.
 Pendidikan
Wilayah desa Oesao telah memiliki fasilitas pendidikan berupa
pendidkan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan lanjutan
(SMP dan SMA), perguruan tinggi swasta yang menumpang di sekolah
SMP oesao tetapi status PT ini tidak mempunyai ijin Direktorat
Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Walaupun sarana pendidikan sudah
tersedia di Desa Oesao namun distribusi pendidikan di desa ini masih
didominasi oleh tamatan pendidikan SD, SLTP, SMA dan sedikit tamatan
Perguruan Tinggi. Kondisi ini mengakibatkan inovosi perubahan di
tempat ini dalam berbagai aspek masih berjalan lamban. Faktor
pendidikan merupakan salah satu aspek yang perlu diberi perhatian dalam
pengembangannya karena desa ini sangat dekat dengan Ibu Kota
Kabupaten Kupang.
 Kesehatan
Fasilitas kesehatan di desa Oesao berupa postu dan poyandu
sedangkan puskesmas dan Rumah Sakit berada di wilayah kelurahan
Oesao dan Naibonat. Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan cukup
terjangkau namun pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan
masih rendah sehingga pemanfaatan sarana kesehatan hanya dilakukan
pada saat mereka sakit. Hal ini perlu dilakukan peningkatan pemahaman
dan pengetahuan dari instansi terkait kepada masyarakat agar ke depan
mereka lebih memahami betapa pentingnya kesehatan bagi mereka. Ada
beberapa masyarakat masih mengandalkan dukun dan pengobatan
tradisional.
b. Kultur Sosial
Desa Oesao merupakan desa pemekaran tahun 2005 dari kelurahan Oesao di
Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Kehidupan sosial kemasyarakatan di
desa Oesao tergolong baik karena masyarakat memiliki hubungan sosial dan
kemasyarakat yang baik antar sesama. Budaya gotong royong masih ditemukan di
Desa Oesao khususnya dalam acara-acara perkawinan, mengerjakan kebun dan sawah
dan hubungan kemasyarakatan lainnya. Ada beberapa kelompok tani, kelompok
perempuan yang terbentuk di desa Oesao. Masyarakat Desa Oesao terdiri dari suku
rote, timor, sabu, flores, sumba, alor, makasar, jawa, warga keturan (cina), sumatera,
dll. Masyarakat di desa Oesao didominasi oleh suku rote sehingga memberikan corak
yang lebih kepada budaya rote, namun masyarakat telah berasimilasi dengan baik
dengan penduduk setempat.
 Kerohanian/Agama
Kehidupan keagamaan di desa Oesao termasuk kondusif. Hubungan
antar sesama pemeluk agama termasuk baik, mereka saling membantu
dalam beberapa aspek kemanusiaan terutama dalam acara-acara gerejawi.
Agama yang ada di desa Oesao terdiri dari protestan, katolik, islam.
Masyarakat desa Oesao didominasi oleh agama protestan. Peranan tokoh
dan lembaga keagamaan juga sangat besar dalam membina kehidupan
beragama dan kebersamaan di desa Oesao dengan demikian maka potensi
konflik yang ada di desa ini dapat diredam.
 Lembaga Adat
Adat istiadat dan budaya di desa Oesao masih terpelihara dengan
baik khususnya masalah perkawinan walaupun desa ini merupakan desa
transisi karena dekat dengan ibu Kota Kabupaten Kupang sehingga
pangaruh kehidupan kota perlahan telah mendegradasi budaya di desa ini.
Desa di Oesao sudah ada lembaga adat, hanya lembaga-lembaga ini
berfungsi saat ada acara perkawinan. Masyarakat belum secara
terorganisir untuk melestarikan budaya setempat. Kendatipun masyarakat
di desa Oesao sangat heterogen tapi setiap suku memiliki budaya
tersendiri. Dalam urusan perkawinan, mereka akan menerapkan adat
istiadatnya masing-masing atau berdasarkan kesepakatan keluarga untuk
memadukan budaya apabila dalam perkawinan antar suku yang berbeda.
Namun demikian kecenderungan mereka lebih memakai adat budaya
pihak perempuan.
 Peranan Wanita
Desa ini, telah ada kelompok perempuan yang sangat membantu
dalam urusan pembangunan kemasyarakatan yakni menyangkut pendidikan,
kesehatan, keagamaan dan sosial kemasyarakatan lainnya. Mereka juga
terlibat aktif dalam kegiatan pertanian terutama dalam penanaman, panen,
dan pemasaran hasil pertanian. Banyak wanita juga terlibat dalam sektor jasa
dan perdagangan. Namun demikian peran mereka masih sangat terbatas
sehingga ke depan perlu adanya pembianaan yang berkelanjutan untuk
meningkatan peren wanita dalam pembangunan di Desa Oesao.
 Mata Pencaharian
Desa Oesao merupakan salah satu desa yang dekat dengan ibu kota
Kabupaten Kupang. Namun demikian mata pencaharian masyarakatnya
masih didominasi oleh masyarakat petani. Selain sebagai petani, mata
pencaharian masyarakat desa ini adalah peternak, pedagang, pegawai,
buruh, tukang dan lain sebagainya. Sumber mata percaharian masyarakat
di desa ini memberikan dampak terhadap pendapatan dan kesejatheraan
masyarakat. Walaupun sektor jasa dan perdagangan juga mempengaruhi
masyarakat sekitarnya karena dekat dengan pasar Oesao. Tanaman yang
dihasilkan adalah tanaman pangan, hortikultura, tanaman tanaman keras
dan industri. Berbagai jenis tanaman pangan yang diusahakan antara lain
padi, jagung, kacang tanah, sayur-sayuran, tomat, mentimun, kubis, sawi,
ubi kayu dll. Semua tanaman ini diusakan untuk kebutuhan keluarga dan
untuk tujuan ekonomi.
c. Sistem Produksi
 Tanaman Pangan
Usaha tani yang dilakukan di desa ini, berupa komoditas padi
sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi
kayu, ubi jalar, talas, tomat, cabe, kubis, bawang merah, bawang putih,
kacang panjang, terung, kangkung, paria, sawi dan mentimun. Dengan
melihat keragaman dalam pemilihan komoditas maka dapat dikatakan
bahwa di desa ini, usahataninya sangat bervariasi tergantung pada
keinginan petani sesuai dengan prospek pasar yang ada serta lingkungan
yang mendukung usaha tersebut.
Biasanya tanaman padi, jagung, kangkung, ubi kayu, ubi jalar dan
beberapa komoditas yang cocok pada musim hujan ditanam pada musim
hujan sedangkan sayur-sayuran dan buah-buahan lebih cenderung
ditanam pada musim kemarau terutama di lahan-lahan yang tidak
terjangkau air. Ada sebagaian petani yang dalam mengola lahannya telah
menggunakan sapta usaha tani karena didampingi dengan petugas
lapangan dari dinas pertanian sedangkan sebagian tidak menggunakan
pola sapta usahatani karena tidak ada modal dalam pembelian saprodi dan
berbagai alasan lainnya.
 Perikanan
Masyarakat desa Oesao bukanlah masyarakat nelayan oleh karena itu
perikanan tidak dikembangkan secara besar-besar di desa tersebut. Hanya saja
pemeliharan ikan air tawar juga pernah dikembangkan di desa Oesao untuk
kebutuhan gizi rumah tangga dan sebagian dijual. Mamang dulu perikan air
tawar dikembangkan di desa Oesao oleh Dinas Pertanian namun sekarang tidak
berfungsi lagi.
 Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan dan industri yang ditanam di desa Oesao
adalah kelapa, mangga, jati. Desa Oesao tidak memiliki perkebunan
khusus namun tanaman perkebunan dan industri yang ditanam di
pekarangan dan kebun mereka sebagai pembatas kepemilikan lahan.
Tanaman-tanaman ini akan digunakan untuk kepentingan bangunan untuk
memenuhi kebutuhan bahan bangunan untuk pembuatan rumah dan
kebutuhan ekonomi rumah tangga.
 Peternakan
Jenis ternak yang dipelihara di desa Oesao umumnya berkaitan
dengan kebutuhan atau kebiasaan setempat. Umumnya ternak yang
dipelihara oleh masyarakat adalah unggas, sapi, kuda, babi, kambing.
Walaupun padang penggembalaan sudah semakin sulit namun sistem
pemeliharaan ternaknya sebagian masih bersifat ektensif tradisional
sedangkan yang lain telah digembalakan dengan dijaga oleh gembala.
Dengan adanya mesin traktor untuk mengolah tanah sawah maka
sekarang hampir tidak ada ternak digunakan untuk mengolah lahan
sawah. Ada hampar lahan yang digunakan oleh PT Bumi Tirta untuk
pemeliharaan ternak bibit dan pedet. Kondisi peternakan tersebut saat ini
masih berfungsi dan di lokasi terlihat ada penanaman kinggrass sebagai
pakan.
 Pengolahan Hasil Pertanian
Pengolahan hasil pertanian yang dilakukan oleh masyarakat di
desa Oesao adalah masih sangat terbatas. Hasil-hasil pertanian yang
diperoleh kebanyakan langsung dijual dipasar. Kreatifitas untuk
meningkatkan nilai produk pertanian di desa ini masih sangat sedikit.
Oleh karena itu, kedepan perlu ada perhatian dari pemerintah khususnya
instansi terkait untuk dapat melakukan pelatihan kepada masyarakat agar
dapat meningkatkan nilai produk hasil petaniannya sehingga memiliki
nilai tambah yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan petani.
d. Infrastruktur
 Prasarana Perhubungan
Prasarana perhubungan yang terdapat di desa Oesao berupa jalan
negara trans timor yang menghubungkan kabupaten kupang hingga timor
leste (pada bagian utaranya). Sedangkan pada bagian selatan terdapat
jalan kabupaten yang menghubungkan desa Oesao dengan kecamtan
amarasi selatan. Selain jalan negara dan kabupaten, ada juga jalan desa
yang menghubungkan antar dusun berupa jalan yang belum diaspal.
Dengan demikian, maka perlu ada upaya prioritas agar jalan-jalan dusun
tersebut diperbaiki/diaspal sehingga mempermudah akses masyarakat.
 Irigasi
Sarana irigasi yang ada di desa Oesao berupa irigasi teknis berupa
lima buah bendungan yang digunakan untuk mengairi 712 Ha lahan
sawah tadah hujan di lima kompleks persawahan yang berada di desa
tersebut. Dari ke lima kompleks persawahan tersebut hanya bendungan di
kompleks persawahan ngala yang baik yang masih bisa digunakan untuk
mengari 102 Ha sawah di desa tersebut. Sedang empat bendungan yang
lainnya sudah rusak dan tidak bisa digunakan untuk mengairi sawah di ke
empat kompleks yakni kompleks betamanu seluas 400 Ha, kompleks
tekat makmur 75 Ha, lotonuak 75 Ha, pauanak A seluas 35 Ha dan
pauanak B seluas 25 Ha. Keempat kompleks yang tidak digunakan untuk
sawah biasanya digunakan oleh petani untuk menanam tanaman jagung,
sayuran, buah-buah atau (hortikultura).
 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di desa Oesao adalah Paud, SD, SMP
dan SMA serta beberapa perguruan tinggi swasta yang tak berijin yang
menggunakan gedung SMP untuk melakukan proses pembelajaran.
 Sarana Peribadahan
Sarana peribadahan yang ada di desa Oesao berupa gereja kasih
karunia Oesao yang biasa digunakan untuk kebaktian atau peribadahan
masyarakat yang mayoritas beragama kristen protestan.
 Sarana Pemasaran
Secara khusus sarana pemasaran berupa pasar di desa ini tidak ada,
namun wilayah desa Oesao berdekatan dengan pasar Oesao yang berada
di wilayah kelurahan Oesao sehingga pamasarn produk hasil pertanian
tidak terlalu sulit untuk dipasarkan. Petani kebanyakan membawa hasil
usaha berupa saturan dan buah-buahan hasil pertanian mereka di pasar
oesao atau ke kota Kupang. Selain pasar Oesao, sarana pemasaran lain
yang ada di desa Oesao berupa kios dan toko yang biasa digunaan oleh
masyarakat untuk berbelanja dan menjual hasil produknya untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga.
e. Kebijakan
Dalam kawasan agropolitan Oesao Kabupaten Kupang, desa ini masuk
dalam tataran pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Kupang yang
diarahkan sebagai pusat pertumbuhan. Kawasan ini, dalam rencana menengah
pengembangan kawasan agropolitan akan dikembangkan sesuai dengan fungsi-
fungsi kegiatan yang dapat dijabarkan kedalam program dan kegiatan tahunan
dari semua sektor yang terkait, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Kupang dan Renstra wilayah Kabupaten Kupang.
f. Analisis Sistem dan Pemecahan Masalah
 Komoditas dan Teknologi
Berdasarkan kondisi topografi wilayah, secara umum pemamfaatan
lahan dapat dikolompokkan menjadi tiga kelompok lahan yakni lahan
yang topografinya datar, dimanfaatkan untuk usahatani tanaman pangan,
lahan yang topografinya miring, dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan
dan lahan yang topografinya bergelombang hingga curam, dikhususkan
untuk tanaman kehutanan untuk tujuan konservasi. Lahan-lahan yang
datar ditanami tanaman pangan dan tanaman hortikultura seperti padi,
kacang tanah, kedelei, bawah merah dan lain-lain.
 Kelembagaan
Kelembagaan yang ada di desa Oesao adalah lembaga pemeritah
Desa. Lembaga ini terdiri dari kepala desa, Para Kaur, Dusun, RW dan
RT. Wadah ini berkerja secara bersinergi untuk memajukan sistem
pemerintahan di desa Oesao. Kendatipun ada banyak hambatan yang
dialami dengan berbagai dinamika penduduk, kepala desa bersama
perangkatnya dapat melakukan tugasnya untuk menyelenggarakan roda
pemerintahan di desa tersebut. Lembaga lain yang ada di desa Oesao
adalah Badan Perwakilan Desa (BPD). Badan ini memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk menampung aspirasi masyarakat dan unsur
perencana, pelaksana dan pengendali pembangunan di tingkat desa.
Walaupun lembaga ini sudah ada namun kinerjanya belum begitu
optimal. Dengan demikian perlu ada pendampingan dari instansi terkaitan
dalam meningkatkan kenerja BPD.
Salah satu kelemahan yang mesti dibenahi adalah pembuatan
berbagai peraturan desa untuk mengoptimalkan berbagai potensi yang ada
di desa tersebut untuk kepentingan masyarakat dalam meningkatkan
kesejatheraannya. Selain itu, ada lembaga PKK, Karang Taruna,
Lembaga kerohanian, Kelompok-kelompok Tani, Posyandu, penyuluh
pertanian. Semua lembaga ini, ikut mendukung pembangunan di desa
tersebut.
 Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan ekonomi yang ada di desa Oesao seperti koperasi
simpan pinjam, kios-kios, toko ikut membantu menggerakkan roda
perekonomian di desa tersebut. Walaupun pasar tidak ada di desa Oesao
tetapi pasar Oesao yang berada di kelurahan Oesao jaraknya tidak terlalu
jauh dari desa itu sehingga keberadaannya ikut pula membantu sistem
perekonomian di desa tersebut.
 Transportasi dan Komunikasi
Transportasi dan komunikasi di desa tersebut dapat dikategorikan
sangat memadai karena dilalui oleh jalan negara menuju kabupaten Timor
Tengah Selatan dan jalan kabupaten yang menghubungkan desa tersebut
dengan Kecamatan Amarasi Selatan. Selain itu pula jalan desa yang
menghubungkan antar dusun walau masih berupa jalan tanah atau
perkerasan. Komunikasi di desa tersebut dapat dijangkau dengan
menggunakan telepon dan telepon mobile sehingga semua arus komunikasi
di desa tersebut dapat terjangkau dengan baik.

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut :


1. Desa Oesao merupakan salah satu di desa di Kabupaten Kupang yang memiliki
potansi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, infrastruktur, sosial,
budaya sebagai modal dasar untuk dikembangkan sebagai centra produksi pertanian
dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok masayarakat.
2. Jenis komoditi yang diusahakan di desa ini sangat bervariasi tergantung pada tujuan
usahatani para petani.
3. Sistem usahatani yang diusahakan didesa tersebut sebagian masih bersifat subsistem
atau untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sebagian telah dikembangkan ke pola
agribisnis untuk meningkatkan pendapatan dan kesejatheraan petani.
4. Desa oesao dalam arah pengembangannya telah masuk dalam kawasan agropolitan
Oesao kabupaten Kupang sehingga jika pengembangan desa ini tetap konsisten dengan
arah kebijakan, strategi dan pola pengembangan yang tertuang dalam pengembangan
kawasan tersebut maka akan memberikan keuntungan bagi pembangunan dan
pengembangan desa tersebut.
5. Desa oesao masuk dalam kawasan pengembangan ibu Kota Kabupaten Kupang
sehingga peluang terjadinya konversi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman
sangat besar sehingga kondisi ini perlu diperhatikan dengan baik oleh seluruh
komponen yang berkepentingan.
6. Pola pengembangan usahatani di desa ini telah berkembang hanya belum optimal
karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan faktor budaya.
7. Jika melihat kalender usahatani di desa ini, maka tingkat penggunaan sebagian lahan
diusahakan sepanjang tahun dengan menanam tanaman hortikultura untuk kebutuhan
masyarakat dan usaha agribisnis.
8. Ada beberapa kendala yang ditemui di desa ini diantaranya :
a. terbatasnya ketersediaan air dan irigari sehingga lahan pertanian tidak dapat
diusahakan secara optimal;
b. adanya kendala fisik tanah dan tingkat kesuburan tanah pada beberapa areal yang
kurang produktif;
c. topografi lahan dengan tingkat kemiringan datar hingga curam sehingga
menyebabkan erosi pada saat musim hujan;
d. sering terjadinya anomali iklim sehingga menyebabkan hujan tidak tersebar secara
merata sepanjang tahun;
e. kurangnya metoda konservasi lahan dan air di desa ini sehingga kemampuan lahan
yang terbatas untuk menyimpan air tanah;
f. terbatasnya dukungan teknologi terutama traktor dalam proses produksi;
g. terbatasnya saprodi dan keterjangkauan pelayanan dan ketersediaan agroinput dan
informasi pemasaranan hasil pertanian
h. benih yang digunakan ada yang benih lokal dengan ciri berumur panjang dengan
tingkat produktifitas yang rendah atau pembelian bibit non lokal dengan harga
yang mahal serta bantuan distribusi bibit oleh pemerintah tidak sinkron dengan
waktu tanam.
9. Model sistem usaha peternakan yang kemungkinan diusahakan di desa ini adalah
model intensif dan terintegrasi yakni antara ternak-tanaman pangan dan
hortikultura.
10. Kelender usahatani dan informasi pasar perlu diperhatikan dengan baik agar dapat
menunjang tujuan agribisnis para petani sehingga tidak terkendala pada harga jual
komoditas yang diusahakan.
11. Ada beberapa catatan bagi pemerintah untuk menggalakan dan membantu meningkatkan
produktifitas para petani dalam usaha pertanian secara berkelanjutan yakni:
Pemerintah harus fokus dalam meningkatkan pendapat para petani; berorientasi pada
komoditas unggulan dan tetap menjamin ketahanan, keamanan dan kemandirian pangan;
Peningkatan produktifitas merupakan kunci dalam peningkatan pendapatan petani;
Dukungan dana sangat diperlukan untuk peningkatan produktifitas lahan dan komoditas
usahatani;
Pemerintah perlu memastikan kondisi infrastruktur dengan keterlibatan pengguna air
secara intensif dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai panen yang
lebih optimal;
Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani, oleh karena itu perlu
diperhatikan untuk menunjang usahatani para petani.

Anda mungkin juga menyukai