Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

HAKIKAT DAN PERANAN ILMU KIMIA DALAM


KEHIDUPAN SERTA METODE ILMIAH

A. HAKIKAT ILMU KIMIA


Pengenalan Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu materi. Materi sendiri adalah
sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Jelas bahwa hampir semua benda
di alam dibahas dalam ilmu kimia karena pada dasarnya setiap benda menempati ruang
dan mempunyai massa. Artinya setiap benda merupakan materi.
Hakikat Ilmu Kimia
Kimia termasuk salah satu rumpun mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA)
yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Kimia merupakan
ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Hakikat ilmu kimia mencakup dua hal, yaitu sebagai berikut:
1) Kimia Sebagai Proses Ilmiah
Perhatikan tahapan yang dilakukan oleh seorang ilmuan pada gambar berikut ini:

(1) (2) (3)

Keterangan Gambar:

(1) Mengamati

(2) Merumuskan masalah

(3) Melakukan eksperimen

(4) Menganalisis data (5) (4)

(5) Menarik kesimpulan


Berdasarkan gambar, dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis atau sering dikenal dengan metode ilmiah.
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan
sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai
proses dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun
untuk menemukan hal baru.

Contoh kimia sebagai proses dalam pembelajaran adalah peserta didik melakukan
eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Peserta didik melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan alat uji daya hantar
listrik, persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian dilakukan pengambilan data, lalu
data yang diperoleh tadi diolah dan dilakukan penafsiran data untuk memperoleh kesimpulan.
Kemudian peserta didik menyampaikan hasil percobaan secara lisan atau tertulis.

2) Kimia Sebagai Produk Ilmiah


Perhatikan gambar di bawah ini:

Coba perhatikan semua benda-benda yang ada disekeliling kita, misalnya


benda-benda yang ada di dapur ada kompor gas, piring, sendok, panci, dan beberapa
bahan makanan. Ada juga benda-benda yang sering kita gunakan di kamar mandi yaitu,
sabun mandi, pasta gigi, shampo, detergen dan pengharum pakaian. Semua bahan
tersebut termasuk kedalam bahan kimia. Bagaimana cara memproduksi bahan-bahan
tersebut?

Pada hakikatnya ilmu kimia dapat dikatakan sebagai produk ilmiah. Kimia
sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan
sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan. Semua fakta-
fakta, konsep-konsep prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori dalam kimia
merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui berbagai macam
proses sains. Produk sains tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan untuk
mencipkatan bahan kebutuhan hidup melalui industri maupun penelitian di
laboratorium.

Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan garam dapur (NaCl) dapat
menghantarkan arus listrik, fakta ini diperoleh melalui hasil percobaan yang telah
dilakukan. Para ilmuwan mencari tahu kenapa larutan garam dapur dapat
menghantarkan arus listrik, setelah diselidiki ternyata larutan garam dapur dapat
terionisasi dalam air menjadi ion-ionnya, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum


kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust),
hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), dan lain sebagainya.

Teori-teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom
Demokritus hingga teori atom mekanika kuantum merupakan produk yang lahir dari
proses berpikir secara ilmiah, teori yang lain seperti teori asam basa dimulai dari teori
asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-
lain.

B. PERANAN ILMU KIMIA


Apa peranan ilmu kimia? Ilmu kimia banyak berperan bagi kehidupan dan bagi ilmu-
ilmu pengetahuan lain, misalnya sebagai berikut:
1). Dalam bidang pertanian
Bahan kimia diperlukan untuk pembuatan pupuk, insektisida, fungisida dan
sebagainya. Bahan-bahan ini digunakan untuk meningkatkan hasil panen. Dan
dengan proses kimia juga dapat menghasilkan bibit unggul.
2). Dalam bidang pakaian
Pada pembuatan serat sintetik. Misalnya tetoron, dakron, vamatex dan sebagainya.
3). Dalam bidang perumahan
Bahan kimia digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan, misalnya seng, cat,
logam, semen dan sebagainya.
4). Dalam bidang kesehatan
Pembuatan obat-obatan, seperti antibiotik, vitamin dan sebagainya. Memeriksa
131
sampel darah, radio isotop untuk mendeteksi berbagai penyakit seperti I
digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjer tiroid. 67Ca digunakan untuk
memeriksa kerusakan getah bening.
5). Dalam bidang transportasi
Bahan kimia digunakan untuk bodi kendaraan, seperti Aluminium untuk bodi
pesawat dan bak mobil, serta bahan bakar bensin premium dan pertamax.
6). Dalam bidang rumah tangga
Bahan kimia digunakan untuk alat-alat dapur seperti kuali, sendok, periuk dengan
menggunakan stainlesstil.
7). Dalam bidang kosmetik
Bahan kimia dalam bidang kosmetik seperti bedak, lipstik dan sebagainya.
8). Dalam bidang forensik
Para ilmuwan forensik menggunakan bahan kimia untuk memecahkan masalah-
masalah kriminal. Bahan kimia yang digunakan antara lain sianoakrilat, iodin,
perak klorida, dan ninhidrin.
9). Dalam bidang industri pangan
Ilmu kimia menjadi alat bantu meningkatkan mutu dan persediaan pangan dengan
menggunakan beragam zat aditif bagi industri makanan dan minuman. Benzoat
digunakan untuk mengawetkan makanan ringan, kecap, saus, selai, jeli dan
sebagainya. Propionat digunakan sebagai pengawet untuk roti dan keju. Sorbat
digunakan untuk mengawetkan margarin, sari buah, dan keju.
10). Dalam bidang seni
Industri kimia menghasilkan cat untuk memperindah suatu bahan atau bangunan.
Bahan kimia yang ada dalam cat tembok antara lain kalsium karbonat, titanium
dioksida, polivenil akrilik, kaolin, pigmen, dan air.
C. METODE ILMIAH
Ada dua cara untuk menentukan IPA, yaitu secara kebetulan dan dengan metode
ilmiah. Cara pertama jarang terjadi dan tidak dapat diandalkan. Contohnya penemuan zat
radioaktif oleh Hendri Bacquerel dan penisilin oleh Alexander Fleming. Cara kedua
memerlukan kerja keras yang cukup lama dilaboratorium dengan menggunakan pendekatan
ilmiah. Langkah umum dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan, merumuskan
hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
1. Mengadakan pengamatan/merumuskan masalah
Dalam melakukan pengamatan, kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
dikendalikan agar didapat data yang sama bila percobaan diulang. Data yang
terkumpul kemudian disusun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik,
seperti keteraturan, kecendrungan atau perbedaan. Hal ini diperluan untuk mencari
gambaran umum tentang gejala alam sehingga mudah dipahami.
2. Merumuskan hipotesis
hipotesis merupakan penjelasan sementara yang masuk akal dan telah teruji
kebenaranya sehingga dapat diterima. Hipotesis yang dibuat akan menentukan bentuk
percobaan yang akan dilakukan dan akhirnya mempengaruhi keberhailan menemukan
teori yang dapat diandalkan. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan
penalaran, karen harus didasarkan pada teori yang mapan.
3. Melakukan percobaan
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.
Data yang diperoleh mungkin sesuai denga hipotesis tetapi mungkin juga tidak. Jika
tidak berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesis yang
keliru. Kesulidan yang biasa timbul dalam tahap ini adalah dalam merancang dan
melakukan percobaan yang cocok dan layak dilaksanakan.
4. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dari suatu penelitian adalah pernyataan yang merangkum apa yang sudah
dilakukan selama kegiatan penelitian. Dalam suatu kesimpulan perlu dibahas apakah
data yang Anda dapatkan dari hasil penelitian telah mendukung hipotesis yang anda
buat atau tidak.
5. Membuat laporan
Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah menyususn laporan ilmiah. Laporan
ilmiah dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penemuannya. Dengan
laporan tersebut diharapkan pembaca dapat mengikuti, memahami, dan memberi
kritik yang konstruktif (bersifat memperbaiki dan membangun).

D. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Keselamatan kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan. Ibarat seseorang yang tengah berjalan di jalan raya, bekerja di laboratorium
juga memerlukan rambu-rambu sehingga selama dalam perjalanan dapat sampai tujuan
dengan selamat. Kecelakaan kerja di laboratorium bisa menimbulkan kerugian materi serta
adanya korban manusia. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan korban mengalami luka, cacat
fisik, gangguan kesehatan, trauma, bahkan dapat mengancam nyawa seseorang. Semua
kemungkinan ini dapat dicegah dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja.
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak
alasan terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1. Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja
sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat
terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku
baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan
seseorang. Begitu pula budaya keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada
pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium. Mengenakan sepatu tertutup saat
bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja
dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan
sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau
percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.
2. Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor
terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan
kualifikasi dan sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan
abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan
sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam
larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia
minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang
tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan,
jika perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan
memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau
mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui
dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya.
Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan
bahan kimia.
3. Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan
cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan
larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja
kerja dapat menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat
gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah
hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak
layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga
menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan
bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan. 
4. Sarana dan prasarana penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau
refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu
diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi
hubungan arus pendek.

Berikut merupakan petunjuk/larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali


melakukan percobaan.
1. Letakkan hanya alat dipergunakan diatas meja
2. Pergunakan kaca mata pengaman
3. Perhatikan cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi. Hati-hati denga rambut anda
(pakai ikat rambut)
4. Jangan mengarahkan tabung yang dipanaskan ke orang lain
5. Perhatikan cara mencium gas yang benar (kipaskan gas kearah hidung dengan tangan
sampai bau tercium
6. Jangan buang zat dikeranjang sampah. (perhatikan jenis bahan yang tumpah, apakah
asam, basa, senyawa beracun, dsb. Laporkan kepada guru pembimbing)
7. Jangan mengembalikan zat sisa kedalam botol stok. Sediakan wadah, misalnya tabung
reaksi untuk mengumpulkan zat-zat sisa)

Apa-apa saja yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan di


laboratorium? Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan percobaan di laboratorium,
antara lain:
1. Taati tata tertib laboratorium demi keamanan dan kelancaran kerja.
2. Pelajari lebih dahulu petunjuk eksperimen atau LKS (Lembar Kerja Peserta didik).
Agar jelas tujuan, masalah serta cara kerjanya, kerjakanlah menurut cara kerja itu!
3. Gunakanlah alat-alat pelindung, misalnya masker, kaca mata pelindung, gunakan jas
lab, sepatu buaya
4. Pahami jenis kegunaan dan cara penggunaan alat-alat laboratorium secara benar.
Anda harus memahami sifat dari alat-alat tersebut. Misalnya alat dari gelas mudah
retak dan pecah. Pada tabel berikut ada gambar alat serta kegunaannya.
Nama dan Gambar
No Metode Alat Fungsi Alat
Alat
1. Masukkan zat kimia yang  Wadah zat kimia baik
berupa cairan atau padatan padat maupun cairan
kedalam gelas kimia.  Media Pemanasan cairan

2. Letakkan kawat kasa di atas Diguanakan sebagai alas


kaki tiga, lalu panaskan juga dalam penyebaran panas
pembakar spirtus. yang berasal dari suatu
pembakar.
3. Masukkan larutan yang akan Untuk mengukur volume
diukur kedalam gelas ukur, lalu larutan yang tidak
lakukanlah pengukuran larutan memerlukan tingkat
tersebut. ketelitian tinggi dalam
jumlah tertentu.

4. Masukan campuran bahan Untuk menyaring campuran


kimia kedalam corong lalu kimia.
saringlah bahan kimia tersebut
kedalam corong.

5. Aduklah larutan yang sudah Digunakan untuk mengaduk


tersedia di gelas kimia cairan di dalam gelas kimia.
menggunakan batang pengaduk.

6. letakkan kawat kasa diatas kaki Digunakan untuk menahan


tiga dan pemanas spiritus di kawat kasa dalam
bagian bawahnya.. pemanasan.

7. Dalam percobaan letakan Digunakan untuk


sample pada cawan petri. menguapkan larutan.

8. Teteskan zat yang akan diuji Digunakan untuk menguji


pada bulatan yang ada di plat suatu zat dalam jumlah kecil.
tetes.

Masukan zat kedalam tabung Untuk memisahkan endapan


9. sentrifuge kocok terlebih dan larutan.
dahulu.
10. Simpan tabung reaksi di lubang Untuk
rak tabung reaksi. menyimpan/meletakkan
tabung reaksi

Masukan sampel pada tabung Digunakan untuk


11. reaksi sambungkan pada pipa U memindahkan zat yang
sambungkan lagi tabung reaksi berupa gas.
pada pipet.

12. Masukan suatu larutan lalu Digunakan untuk


tutup termostat. menstabilkan suhu larutan.

13. Ambil pipa kapiler masukkan Berfungsi untuk pelelehan


sampel pipa kapiler, masukan zat.
pada alat untuk pelelehan.

14. 100 ml Masukan larutan kedalam labu Untuk membuat larutan


ukur lalu encerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
hingga tanda batas di leher labu dan mengencerkan larutan.
ukur.

15. Letakkan kaca arloji diatas Sebagai penutup gelas kimia


gelas kimia saat memanaskan saat memanaskan sampel,
sampel. dan wadah untuk
Letakkan kaca arloji di atas menimbang zat padat.
neraca saat menimbang zat
berupa padatan.
16. Semprotkan aquades ke alat Digunakan untuk
yang akan dibersihkan. menyimpan aquades dan
membersihkan antara cairan
dan padatan.

17. Ambilah larutan menggunakan · Untuk mengambil bahan


spatula lalu masukan kedalam kimia yang berbentuk
gelas kimia dan aduklah larutan padatan
menggunakan spatula. · Untuk mengaduk larutan
yang tidak bersifat asam
18. Masukan zat kedalam botol Digunaan untuk menimbang
timbang tutup botol timbang larutan atau zat yang mudah
agar tidak menguap, lalu menguap atau hidrokopis.
timbang menggunakan neraca.

19. Masukan pipet seukuran, tekan Digunakan untuk mengambil


habis filler sampai kempis cairan atau memompa
dengan menggunakan bulatan cairan.
A, sesudah pipet dimasukan
cairan tekan tombol s untuk
menyedot.

20. Ambil tanggrus lalu jepitkan Digunakan untuk menjepit


pada gelas kimia dalam keadaan gelas kimia dan cawan pada
panas. keadaan panas.

Jepitkan buret pada klem dan Digunakan untuk menjepit


21. juga jepitkan pada statif agar buret.
buret tegak lurus.
22. Masukan zat yang akan diuji Digunakan untuk
biasanya berupa cairan timbang menentukan berat jenis.
fiknometer pada neraca.

23. Jepitkan tabung reaksi pada Digunakan untuk menjepit


penjepit kayu ketika tabung tabung reaksi.
reaksi dalam keadaan panas.

24. Jepitkan buret pada klem buret Digunakan untuk menjepit


dan juga jepitkan pada statif klem yang menjepit buret
buret agar buret tegak lurus. supaya buret tegak lurus.

25. Masukkan cawan yang sudah Untuk menguapkan air dari


dipanaskan kedalam desikator sampel yang panas.
tunggu sampai 15 menit angkat
lau timbang.

26. Simpanlah larutan kedalam labu Untuk wadah penampung


erlenmeyer kemudian larutan hasil destilasi,
panaskanlah larutan tersebut. wadah zat saat memanaskan
larutan, serta wadah zat
untuk titrasi.
27. Masukan bahan kimia yang Digunakan untuk
berupa padatan ke dalam mortar menghancurkan dan
lalu hancurkan menggunakan mencampurkan padatan.
pastle dan padatanpun akan
tercampur.

28. Letakkan pembakar spirtus Digunakan untuk


diabawah kaki tiga maka memanaskan bahan yang
lakukannlah pemanasan bahan tidak bersifat mudah
kimia. meledak/ terbakar dengan
suhu tinggi.
29. Keluarkan larutan dari dalam Untuk mengeluarkan larutan
buret dengan cara membuka dengan volume terentu,
kran yang terdapat diburet. biasanya digunakan untuk
titrasi.

30. Masukan termometer kedalam Untuk mengukur suhu atau


cairan yang akan diukur perubahan suhu.
suhunya, nanti akan terlihat
berapa ukuran suhunya.
Usahakan agar permukaan
termometer hanya mengenai
cairan (objek yang diamati) saja
agar suhu yang terbaca adalah
suhu cairan tersebut.

5. Pahami sifat dari bahan-bahan kimia serta simbol dan makna simbol dari bahan kimia
berbahaya biasanya pada botol bahan kimia ditempel labelnya, antara lain dapat
dilihat pada tabel berikut:
No SIMBOL KETERANGAN
.
1. Explosive  Bersifat mudah meledak
(mudahmeledak)  Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
 Dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
 Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan
panas
 Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT

2. Oxidizing  Biasanya tidak mudah terbakar.


(pengoksidasi)  Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko
kebakaran secarasignifikan
 Bahaya: oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
 Keamanan: hindari panas serta bahan mudah terbakar dan
reduktor
 Contoh: hidrogenperoksida, kaliumperklorat

3. Flammable  Bahaya : mudah terbakar


(mudah terbakar) Meliputi :
1. Zat terbakar langsung, contohnya aluminium
alkilfosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
2. Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.
Keamanan :hindari campuran dengan udara dan hindari
sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk
gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di
bawah 21 0C. contoh :asetondan benzene. Keamanan
:jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4. Toxic  Bahaya: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap,
(beracun) tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
 Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat kedokter bila kemungkinan keracunan.
 Contoh: arsentriklorida, merkuriklorida

5. Harmful irritant KodeXn:


(bahaya, iritasi)  Bahaya: menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
 Contoh: peridin
 Kemanan: hindari kontak dengan tubuh atau hindari
menghirup, segera berobat kedokter bila kemungkinan
keracunan.
Kode Xi:
 Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
 Contoh: ammonia dan benzyl klorida
 Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata.

6. Corrosive  Bahaya: korosif atau merusak jaringan tubuh manusia


(korosif)  Contoh: klor, belerang dioksida
 Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata

7. Dangerous for  Bahaya: bagi lingkungan, gangguan ekologi


Enviromental  Contoh: tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum
(Bahan berbahaya bagi bensin
lingkungan)  Keamanan : hindari pembuangan langsung kelingkungan

8. SimbolIritant  Jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus


dengan kulit atau selaput lender dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan atau alergi kulit
 Juga menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing
 Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.
 Contoh : Asam Format

9. Simbol karsinogenik,  Bahan ini menyebabkan karsinogenik (yaitu penyebab sel


mutagenik, dan kanker)
teratogenik  Tetragenik (yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi)
pembentukan dan pertumbuhan embrio
 Mutagenik (yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika)
 Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; toksisitas
terhadap system reproduksi; dan/atau gangguan saluran
pernafasan.
 Contoh: Formaline

Anda mungkin juga menyukai