Salah satu sektor yang mempunyai daya rusak lahan yang masih tinggi
adalah industri pertambangan. Lahan-lahan bekas tambang seringkali
dibiarkan tertinggal tandus atau berbentuk kolong-kolong berupa kolam-
kolam penuh air kekuning-kuningan. Rusaknya tanah tidak hanya disebabkan
oleh pembukaan lahan untuk eksploitasi mineral dan batu bara. Rusaknya
lahan juga diakibatkan oleh pembukaan lahan untuk aktivitas penunjang
kegiatan pertambangan.
d. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berfungsi menyaring sinar
ultraviolet sebelum sampai ke bumi. Kerusakan lapisan ozon disebabkan oleh
zat-zat perusak lapisan ozon berupa bahan kimia klorofluorokarbon (CFH),
bromine halocarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk. Dengan rusaknya
lapisan ozon, sinar ultraviolet terpancar langsung ke bumi dan itu sangat
membahayakan kesehatan dan mengancam berbagai kehidupan dimuka
bumi. Pada tahun 1985 telah disepakati konvensi vienna untuk perlindungan
lapisan ozon yang diikuti protokol montreal pada tahun 1987 dalam rangka
membatasi dan menghentikan penggunaan bahan-bahan kimia perusak
lapisan ozon khususnya CFH.
d. Sampah
Akibat kemajuan industri dan perubahan gaya hidup manusia modern,
manusia memproduksi banyak sekali sampah termasuk karena manusia
modern lebih banyak mengonsumsi barang-barang artifisial buatan industri
yang tidak habis-habisnya dikonsumsi dan menninggalkan banyak limbah
padat dan sulit terurai. Plastik adalah salah satu fenomena konsumsi
masyarakat modern yang serba instan dan serba praktis.
B. ANCAMAN KEHIDUPAN
Lester r. brown dan kawan-kawannya telah membuat laporan tahunan dalam
seri buku mereka state of the world tentang keadaan dunia yang di mata mereka
menyimpan krisis dan bom waktu yang akan melahirkan berbagai bencana yang
serius seperti krisis pangan, penggurunan, krisis air dan perubahan iklim dengan
segala dampaknya. Yayasan obor indonesia bahkan dengan jeli menerjemahkan
beberapa artikel di dalam laporan-laporan berupa seri buku itu ke dalam bahasa
indonesia dengan judul yang provokatif, penuh peringatan dan penuh ramalan di
dalam buku “dunia penuh ancaman 1987” disertai dengan sampul depan yang
menggambarkan seakan bola dunia akan meledak terbakar.
Beberapa kutipan dari buku tersebut, sedikit banyaknya mengingatkan kita
bahwa apa yang kita alami sekarang telah diperingati banyak pakar. Dengan
demikian, kita bisa sepakat bahwa krisis dan bencana lingkungan hidup bukan lagi
persoalan hari esok yang harus dipikirkan nanti, tetapi merupakan persoalan
mendesak hari ini dan karena itu kita dituntut untuk bertindak nyata dalam menjaga
dan merawat alam karena telah menyangkut ancaman kehidupan yang serius. Ini
harus menjadi prioritas nomor urut satu sama dengan persoalan pemenuhan pokok
makan dan minum.