Menurut Otto Soemarwoto pembangunan berkelanjutan tidak memiliki sifat serakah yang
mementingkan kepentingan diri sendiri, akan tetapi pembangunan berkelanjutan pun
memikirkan kebutuhan bagi generasi penerus selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dilihat secara jelas bahwa terdapat hubungan erat antara pembangunan berkelanjutan
dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Dapat dikatakan bahwa pembangunan
berwawasan lingkungan merupakan kunci dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut, menanggapi hubungan antara keduanya, M. Daud Silalahi menegaskan bahwa
antara pembangunan berwawasan lingkungan dengan pembangunan berkelanjutan dapat
diibaratkan bagaikan dua sisi dari mata uang yang sama dimana keduanya saling berkaitan.
Oleh karena itu konsepsi pembangunan berkelanjutan dan pembangunan berwawasan
lingkungan dipadukan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.Dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa:
"Pembangunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan) adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup
serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan."
Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
merupakan pembangunan yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan, menjaga
keharmonisan lingkungan dan sumber daya agar pembangunan berkelanjutan bagi generasi
masa kini dan nanti dapat ditopang oleh keberadaan lingkungan dan sumberdaya yang
lestari. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan berarti
mengelola sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi masa akan datang untuk mengelola sumberdaya guna
meningkatkan kesejahteraannya.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,
pemerintah telah mengupayakan terbentuknya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam
pelaksanaannya, instrumen atau alat pengendali kerusakan lingkungan sangat diperlukan.
Menindaklanjuti hal tersebut, Hadi dan Samektomenyatakan bahwa ada beberapa
instrumen pengendalian kerusakan lingkungan. Instrumen tersebut adalah:
a. tindakan bersifat pre-emptif, seperti penyusunan tata ruang, penyusunan dokumen
AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan), dokumen UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan);
b. tindakan bersifat preventif, seperti pengawasan atas baku mutu lingkungan,
pelaksanaan program penilaian peringkat perusahaan (Program Proper);
c. tindakan bersifat proaktif. Seperti sertifikasi ISO 14001, audit lingkungan atas
prakarsa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka salah satu instrumen yang sangat pentingdilakukan
pada tahap awaldalam rangka mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan adalah
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL). AMDAL merupakan dokumen wajib bagi
pelaksana pembangunan apabila pembangunan yang dilakukan berdampakbesar dan
penting bagi lingkungan. DokumenAMDAL berisikan tentang prosedur atau tahapan pokok
yang wajib dilalui oleh pelaksana pembangunan. Adapun yang termasuk ke dalam usaha
dan/atau kegiatan yang memungkinkan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup antara lain sebagai berikut:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tak terbarui
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya
alamdalam pemanfaatan
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan social dan budaya
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar budaya
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi pertahanan
negara.
Sementara kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau
kegiatan terhadap lingkungan hidup adalah:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas wilayah penyebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
e. Sifat kulatif dampak
f. Berbalik (reversible) atau tidak berberbaliknya (irrrever-sible) dampak.
Daftar pustaka:
https://core.ac.uk/download/pdf/234031768.pdf
file:///C:/Users/HEWLET~1/AppData/Local/Temp/56-131-1-SM.pdf
file:///C:/Users/HEWLET~1/AppData/Local/Temp/Kebijakan-Hukum-Pengelolaan-
Lingkungan-Hidup-di-Indonesia.pdf