Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Nurhidayati

NIM : 3182131017

KELAS : A Pendidikan Geografi 2018

Dosen Pengampu : Dr. NOVIDA YENNI, M.Si

TR 3 : Mengidentifikasi Dan Menganalisis Potensi Desa-Kota Untuk


Perencanaan/Pembangunan Desa-Kota Yang Lebih Baik

PEMBAHASAN

A. Pengertian Potensi Desa

Potensi desa merupakan segala sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang
terdapat serta tersimpan di desa. Dimana semua sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan
bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Potensi desa sendiri terbagi menjadi 2 yakni
potensi fisik dan potensi nonfisik.

1. Potensi Fisik

Sumber daya yang termasuk potensi fisik yakni:

a. Tanah, merupakan faktor yang penting bagi penghidupan dari warga desa.

b. Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari hari.

c. Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga kerja.

d. Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi warga desa.

e. Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga hewan.

2. Potensi Nonfisik

Sumber daya yang termasuk potensi nonfisik yakni:

a. Masyarakat desa yang hidup secara bergotong royong menjadi kekuatan produksi serta
pembangunan desa.
b. Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja secara maksimal menjadi sumber ketertiban
serta kelancaran pemerintahan desa.

c. Lembaga sosial desa menjadi pendorong partisipasi warga desa dalam kegiatan
pembangunan desa secara aktif.

B. Potensi Kota

Kota merupakan pusat berbagai pelayanan bagi masyarakat, maka dari itu berbagai
potensi yang dimiliki perlu diketahui. Potensi – potensi tersebut, sebagai berikut:

1. Potensi sosial, yakni fasilitas yang mampu menciptakan ketenangan hidup warga kota.
Sebagai contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial maupun organisasi sosial.

2. Potensi budaya, yakni adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi
gairah hidup bagi warga kota.

3. Potensi politik, yakni adanya aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik.

4. Potensi ekonomi, yakni adanya fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi
warga kota, contohnya pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri maupun sarana
transportasi.

C. Kaitan potensi desa dalam perkembangan desa dan kota

Ada beberapa hal yang mengaitkan antara potensi desa dengan perkembangan desa
dan kota. Beberapa hal tersebut yakni:

1. Desa sebagai sumber bahan mentah maupun bahan pangan bagi kota

Dalam hubungan kota desa, desa adalah daerah belakang atau hinterland, yakni suatu daerah
yang memiliki fungsi penghasil bahan makanan pokok, contohnya jagung, ketela, padi,
kacang, buah, sayuran serta kedelai. Secara ekonomis desa juga sebagai lumbung bahan
mentah bagi industri yang ada di kota. Desa adalah tempat produksi bahan pangan. Oleh
karena itu, sangat penting peran masyarakat desa dalam pencapaian swasembada pangan.
Desa juga memiliki peran dalam pembangunan yakni terletak pada ekonomi.
2. Desa berfungsi sebagai sumber tenaga kerja bagi kota

Dalam pembangunan tentu saja tenaga kerja menjadi sesuatu yang penting. Jika
membicarakan tenaga kerja tentu tidak akan lepas dari usia produktif. Para ahli telah
menggolongkan umur sesuai dengan usia produktif. Berikut ini adalah penggolongan
tersebut:

A. Menurut nathan keyfitz dan widjoyo nitisastro, usia produktif digolongkan sebagai
berikut:

1. Umur 0 – 14 tahun, merupakan usia belum produktif,

2. Umur 15 -64 tahun, merupakan usia produktif,

3. Umur 65 tahun keatas, merupakan usia improduktif.

B. Menurut beberapa ahli demografi dari Universitas Gadjah Mada, usia produktif
digolongkan sebagai berikut:

1. Umur 0 – 9 tahun, merupakan usia belum produktif,

2. Umur 10 – 64 tahun, merupakan usia produktif penuh,

3. Umur 65 tahun keatas, merupakan usia tidak produktif.

3. Desa sebagai mitra pembangunan bagi kota

Jika dilihat dari tingkat pendidikan serta teknologi warga desa tergolong belum berkembang.
Namun, secara umum desa telah mendapat pengaruh dari kehidupan di perkotaan. Hal
tersebut menyebabkan wujud desa mengalami banyak perubahan.

Pada Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS tahun 2013, Indonesia memiliki setidaknya
80.714 desa. Dimana, desa – desa tersebut tersebar pada 6.982 kecamatan, 413 kabupaten,
serta 98 kota di 33 provinsi. Tidak hanya sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi desa – desa
tersebut juga berhubungan dengan kondisi lingkungan serta mata pencarian, yang
membutuhkan perhatian juga pengkajian dengan seksama.
Mayoritas penduduk Indonesia berada di pedesaan. Oleh karena itu, dalam upaya
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam membangun sarana serta prasarana
membutuhkan langkah yang tepat agar tidak membuat permasalahan di masyarakat.

Terdapat lembaga sosial dan ekonomi desa yang dapat mempercepat proses pembangunan,
seperti badan usaha unit desa (BUUD), lembaga sosial desa (LSD), dan unit daerah kerja
pembangunan (UDKP). Oleh sebab itu fungsi juga peran desa menjadi sangat penting bagi
kemajuan kota.

Fungsi desa sebagai partner pada saat ini dan yang akan datang bagi pembangunan kota
adalah sebagai tenaga penggerak pembangunan bagi kota. Hal tersebut dapat tercapai, jika
beberapa kriteria dapat terpenuhi. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin desa dapat mengarahkan maupun mendorong warga desa agar berfikir
maju serta meningkatkan kesejahteraan hidup.

2. Aparatur desa dapat menjaga ketertiban administrasi desa.

3. Warga desa mampu menyesuaikan terhadap pembangunan desa.

Max weber berpendapat bahwa kemajuan desa sebagai partner pembangunan kota
membutuhkan pemimpin yang kompeten. Ada 3 macam bentuk pemimpin yakni pemimpin
tradisional, karismatik, serta rasional.

A. Pemimpin Tradisional

Pemimpin tradisional merupakan pemimpin yang didasarkan pada tradisi, yakni keturunan
maupun pewarisan kekuasaan. Sehingga, orang yang memimpin adalah keturunan dari
pemimpin pertama desa.

B. Pemimpin Karismatik

Pemimpin karismatik merupakan pemimpin yang mempunyai kelebihan sikap moral.


Pemimpin ini diakui oleh yang dipimpin sepanjang memiliki.

C. Pemimpin Rasional
Pemimpin rasional merupakan pemimpin yang berdasarkan pendidikan formal. Penilaian
dalam memimpin memakai keahlian juga ijazah yang telah dimiliki seseorang.

Menurut prof. drs. Bintarto, warga desa dapat menjadi partner pembangunan kota jika
kehidupan modern telah dikenal serta dimiliki masyarakat pedesaan. Ciri – ciri kesiapan dari
warga desa, yakni:

1. Dapat berfikir maju tanpa mengabaikan pengalaman masa lampau.

2. Memiliki perencanaan yang masuk akal atau rasional.

3. Memiliki kemauan menerima pengalaman baru maupun terbuka terhadap pembaruan.

4. Mau menerima kritik dari pihak lain yang berdampak positif.

5. Memiliki penghargaan terhadap orang lain.

6. Mampu menghadapi serta mengatasi masalah yang ada.

7. Menyelesaikan masalah dengan tindakan yang teratur serta teliti.

8. Berpegang pada segala sesuatu yang mampu diperhitungkan.

9. Memiliki kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi.

Anda mungkin juga menyukai