Oleh :
Kelompok 6.
Debbi wulandari Ginting
Labarta Samuel Naibaho
Mely Crisna Yanti Manullang
Paidol Siringoringo
Suci Vivi Nadea
Geografi A 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas segala
nikmat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Deskripsi
Kerjasama, Rekolasi, Dan Industri 4.0 ”sebagai pemenuhan salah satu tugas pada mata kuliah
Geografi Industri.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
ilmu serta pengetahuan kita. Akan tetapi, dengan segala kekurangan dan keterbatasan
makalah ini.
Demikianlah makalah yang kami buat, diharapkan Bapak dapat menerima nya.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan maupun kata – kata.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
c. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
d. Manfaat Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
b.Rekolasi ....................................................................................................................... 8
c. Industri 4.0...................................................................................................................10
a. Kesimpulan......................................................................................................... 13
b. Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….14
ii
BAB.I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Revolusi Industri Generasi Pertama, Kedua hingga Ketiga. Sekarang ini, kita berada di
Revolusi Industri Keempat yang diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas. Berbeda
dengan revolusi sebelumnya, revolusi 4.0 diprediksi memiliki efek yang lebih besar karena
tidak hanya menyentuh dunia manufaktur, melainkan seluruh aspek bisnis.
Faisal Basri menambahkan, Orang lain menganggap revolusi industri itu sesuatu
ancaman tapi menurut saya revolusi industri 4.0 adalah peluang, impact on society bigger
than industries, dampak bagi petani dan bagi usaha kecil menengah (UKM) lebih banyak
peluang.
Indonesia termasuk ke dalam negara yang sudah maju. Sumber daya laut yang luar
biasa tetapi sektor perikanan hanya menyumbang sekitar 2,6% dari GDP. Transportasi laut
hanya menyumbang 0,3% dari PDB padahal Indonesia mengklaim negara maritim terbesar di
dunia, jauh lebih sedikit dari pada transportasi udara (1,6%) dan transportasi darat (2,4%).
Jika transportasi laut kuat maka akan memperkuat integrasi ekonomi nasional.
Sekitar 3,4 juta industri mikro dan 283.000 industri skala kecil akan berpotensi untuk
memperkuat rantai pasokan global Indonesia. Pada Agustus 2019, 28,6% populasi pekerja
berada di sektor pertanian. Moderenisasi sektor pertanian mempercepat peningkatan
produktivitas nasional dan kesejahteraan rakyat.
Dalam kesiapan revolusi industri 4.0, salah satu langkah prioritas yang tengah
dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Faisal
Basri mengharapkan nantinya anak muda atau generasi berikutnya dapat memajukan industri
1
Indonesia agar dapat bersaing dengan negara Asia bahkan bersaing secara global serta dapat
menjadikan industri Indonesia menjadi industri 4.0 seutuhnya.
Tantangan Indonesia sekarang ini adalah memperkokoh institusi politik dan institusi
ekonomi agar terhindar dari krisis parah, sehingga dalam perjalanan menuju 2045 terhindar
dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap) apalagi negara rentan (fragile
state) atau negara gagal (failed state).
B. Rumusan Masalah
1) Apa bentuk kerja sama industri di Indonesia?
2) Apa dampak Rekolasi industri dari negara-negara maju ke negara-negara
berkembang?
3) Apa itu Industri 4.0 ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang kerjasama industri yang ada di indonesia
2) Untuk mengetahui dampak dari Rekolasi industri dari negara-negara maju ke
negara negara berkembang
3) Untuk mengetahui apa itu industry 4.0
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah geografi
industri selain itu juga untuk menambah pemahaman kita tentang analisis proses dan dampak
modernisasi pertanian terhadap kehidupan masyarakat.
2
BAB.II
PEMBAHASAN
bila dilihat dari neraca perdagangan Indonesia dan Italia, potensi yang bisa
dioptimalkan adalah produk industri yang mendominasi perdagangan antara Indonesia
dan Italia, yaitu, besi dan baja, produk kimia, alas kaki, karet, rempah-rempah, kopi
serta teh. Besi dan baja, misalnya, Italia telah menjadi pasar ekspor kedelapan terbesar
dari Indonesia pada tahun 2018. Selain itu, Italia adalah basis manufaktur terbesar
kedua di Uni Eropa yang memasok berbagai jenis produk industri ke Indonesia.
Italia dikenal luas sebagai negara terkemuka dalam ekspor mesin dan solusi mekanik,
produk logam, otomotif, industri dan peralatan transportasi, produk kimia dan serat
sintetis, serta peralatan listrik dan elektronik Untuk tujuan ini, Indonesia adalah mitra
yang cocok untuk Italia dalam pengembangan industri. Kami menawarkan banyak
kualitas, dari tenaga kerja berkualitas tinggi dan kapasitas produksi, hingga pasar
3
domestik yang berkembang. Pada 2019, Indonesia dan Italia merayakan peringatan 70
tahun hubungan diplomatik. Momentum ini akan diperingati melalui sejumlah
kegiatan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi kreatif serta usaha kecil
dan menengah.
4
Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada tahun 2013 mencapai
USD 7,3 Milyar atau meningkat sekitar 0.64% dibanding tahun sebelumnya.
Indonesia tercatat mengalami defisit perdagangan sebesar USD 1,5 Milyar yang
meningkat 38.6% dibandingkan tahun 2012. Adapun impor produk industri Indonesia
dari Jerman didominasi barang modal dan bahan penolong/baku khususnya di sektor
industri. Sebaliknya Indonesia hanya mampu mengekspor produk hasil sumber daya
alam seperti crude palm oil, biji tembaga, rempah-rempah, kayu dan olahan kayu dan
karet.
5
standarisasi.Kerjasama bidang ini ditekankan kepada transfer know-how dari
perusahaan/institusi Jerman kepada lembaga layanan inspeksi di Indonesia.
Sebaliknya, tren impor nonmigas dari Belanda justru meningkat 12,4 persen
dalam tiga tahun terakhir. Tercatat pada 2013 nilai impor Indonesia dari Belanda
sebesar US$ 907,3 juta, meningkat dibandingkan posisi 2013 sebesar US$ 807,2 juta.
6
4. Indonesia-Unido Perkuat Kerja Sama Sektor Industri
7
sektor IKM agar dapat menghasilkan produk berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan di
era industri 4.0.
1. Relokasi Industri
Relokasi adalah pemindahan lokasi industri dari suatu negara maju ke negara
berkembang atau dari Negara ke Negara lainnya.Adapun tujuan pemindahan industri
tersebut untuk mendekati bahan baku dan menghasilkan jenis barang yang mampu
bersaing di pasar international. Alasan Negara maju memindahkan industrinya ke
Negara berkembang untuk alasan-alasan sbb:
upah buruh pada Negara maju lebih tinggi dibandingkan dengan Negara
berkembang.
Negara maju dapat bebas polusi (pencemaran).
Usaha memperluas dan memperbesar usaha industri
Persyaratan ketat untuk mendirikan industri di Negara maju.
Kerjasama dalam bidang industri memiliki keuntungan dan kerugian baik bagi
Negara yang dituju dan bagi Negara maju (Negara yang melakukan relokasi industri).
8
kemudahan memperoleh modal
meningkaykan manfaat bahan baku
a) Dampak Positif
Industrialisasi merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara
umum dampak positif dari adanya pembangunan industri adalah:
1. Meningkatkan devisa Negara
2. Menyerap tenaga kerja
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat
4. Terbukanya usaha-usaha di sector informal
5. Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.
b) Dampak negatif
9
3. Terjadinya arus urbanisasi yang terlalu besar
4. Terjadinya perubahan prilaku masyrakat
C. INDUSTRI 4.0
Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik.
Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi
kognitif.
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler,
sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan
membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik
berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan.
Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan
oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.
Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi
canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik Istilah "Industrie 4.0"
diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on
Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal
Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis
Industri 4.0. Laporan akhir Working Group Industry 4.0 dipaparkan di Hannover Fair tanggal
8 April 2013
1. Prinsip Rancangan
Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu
perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.
Interoperabilitas (kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan
manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat
Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP).IoT akan
mengotomatisasikan proses ini secara besar-besaran
Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital
dengan data sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor
mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.
10
Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu
manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara
menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah
genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk
membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang
tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan
sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi pengecualian,
gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas didelegasikan ke atasan.
11
Industri kedirgantaraan kadang dikatogorikan "terdampak rendah untuk otomasi
masal" namun prinsip-prinsip Industri 4.0 telah diselidiki oleh beberapa perusahaan
kedirgantaraan, teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas di
mana biaya awal otomatisasi tidak dijelaskan, salah satu contohnya adalah proyek
M4 oleh pabrik komponen penerbangan Meggitt PLC Diskusi tentang bagaimana
pergeseran ke Industri 4.0, khususnya digitalisasi, akan mempengaruhi pasar tenaga
kerja sedang dibahas di Jerman dengan topik Pekerjaan 4.0.
3. Kesiapan Indonesia
Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak pada SDM
dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum mendekati
Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani menggunakan
cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri 4.0, tidak
semua petani menguasai computer.
Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang tidak
memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini akan
memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan
meningkatkan angka pengangguran
Cara pemerintah mengadapi hal tersebut dimulai dari pembangunan
infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor dan perombakan
kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan industri ini
Selain itu, perlu diperhatikan dengan baik mengenai keamanan informasi,
keamanan di dunia siber, dan keamanan di dalam jaringan komputer, terkait dengan
data dan informasi, guna mencapai tujuan organisasi, privasi, dan kenyamanan
pengguna layanan pada era Industri 4.0
12
BAB III
A. Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital.
Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas
dengan sistem online. Hidup menjadi lebih mudah dan murah. Relokasi Industri adalah
perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara berkembang dengan
alasan menekan upah buruh, tekanan politis atau hukum di negara maju, syarat pendirian
industri di negara maju, dan lain sebagainya.Negara maju yang biasanya melakukan relokasi
industri adalah seperti amerika serikat / usa, jerman, jepang, prancis, korea, dan sebagainya.
Negara yang menerima relokasi industri adalah cina, india, indonesia, thailand, vietnam,
malaysia, meksiko, dan lain-lain.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai Revolusi
industri 4.0 .Makalah ini tidaklah sempurna sehingga kami butuh kritik dan saran dari teman-
teman sekalian.
Terimakasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
pengertian /Defenisi Rekolasi Industri Negara Maju Dan Negara Berkembang Serta Dampak/Efek-
Ekonomi Geografi
(htpp://organisasi.org/pengertian_defenisi_relokasi_industri_negara_maju_dan_negar_berke
mbang_serta_dampak_efek_ekonomi_geografi ) di aksis pada 10 april 2021
https://digitalentrepreneur.id/revolusi-industri-4-0/
https://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=10-langkah-indonesia-industri-4-0
https://indonesiabaik.id/infografis/keterampilan-untuk-hadapi-revolusi-industri-40
14