Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN INDONESIA

Bentuk-bentuk relief yang terdapat di wilayah Indonesia sangat bervariasi dan


bahkan bentuk pulau yang ada saaat ini merupakan relief yang tampak di atas
permukaan laut setelah berakhirnya zaman glasiasi. Secara garis besar relief di
Indonesia dapat dinyatakan sebagai akibat berlangsungnya interaksi antara tenaga
endogen dan eksogen.
Karakteristik wilayah Indonesia baik di daratan maupun lautan sangat dipengaruhi
oleh kondisi geologi yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu
lempeng Eurasia,, lempeng Samudera Pasifik, dan lempeng Samudera Indo-Australia.
Ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk topografi yang
beranekaragam mulai dari pegunungan sampai dataran rendah.

I. Karakteristik Wilayah Daratan di Indonesia


Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng.
Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut diantaranya adalah:
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjuatan dari
pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau sumatera
seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano.
c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, seperti
Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan,
Pegunungan Sewu di Yogyakarta, dan Padalarang di Jawa Barat.
d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya
bencana gempa bumi.
e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api
aktif. Gunung api aktif ini berpotensi bencana sekaligus memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia.

Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun
yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas
wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas
1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya
lebih luas daripada wilayah daratannya. Keadaan pulau-pulau di Indonesia,
terdapat adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia
dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan
pegunungan.

Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas


penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun
gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia adalah sebagai berikut:
A. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak
ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran
rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan
pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala
luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk
memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa
menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan
terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah,
yaitu seperti berikut.
1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan
atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya
berupa tanah aluvial atau hasil endapan sungai yang subur.
3. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang
bekerja sebagai nelayan.
4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui
jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di
dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian
berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan
di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian
di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah.
Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya
cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya
dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang,
dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang
berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa.
Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu
lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung
aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu
besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya
sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.
Di Indonesia banyak terdapat dataran rendah. Dataran rendah ini terletak
di sebelah timur Pulau Sumatera, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat,
selatan, dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-
sungai besar, seperti Sungai Batanghari, Sungai Kampar, Sungai Musi di
Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa terdapat Sungai Citarum, Sungai Cimanuk,
dan Sungai Bengawan Solo. Di Pulau Kalimantan terdapat Sungai Kapuas,
Sungai Barito, dan Sungai Seruyan. Bagian landai beserta sungai-
sungainya bersambung dngan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sunda.
Begitupula di bagian timur Indonesai, bagian landau terdapat di selatan
Pulau Papua yang dialiri sungai besar seperti sungai Digoel yang
bersambung dengan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sahul.

B. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian
lebih dari 400 meter dpal. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan
atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar.
Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi
bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari
lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan
atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar.

Aktivitas pertanian berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian


penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak
terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran
seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan
wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah
menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi.
Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata
misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi
biasanya adalah banjir.
Beberapa Nama Dataran Tinggi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Dataran Tinggi Alas di Aceh
b. Dataran Tinggi Pasai di Aceh
c. Dataran Tinggi Gayo di Aceh
d. Dataran Tinggi Miinangkabau di Sumatera Barat
e. Dataran Tinggi Bukit Barisan di Bengkulu
f. Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah
g. Dataran Tinggi Tengger di Jawa Timur
h. Dataran Tinggi Charles Louis di Papua Tengah
C. Gunung
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang
tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian
600 meter dpal.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau
rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau
cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya
kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat
meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung
berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas
kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari
dalam gunung berapi.
Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung baik gunung yang berapi
maupun yang tidak berapi. Gunung berapi adalah gunung yang masih aktif
dan sewaktu-waktu dapat meletus sedangkan gunung tidak berapi adalah
gunung yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya
menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah
sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan
kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan
bagi banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi
karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.
Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau
Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui
di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara
sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu
gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Berikut ini adalah gunung-gunung yang terdapat di Indonesia:
a. Gunung Rinjani
b. Gunung Semeru
c. Gunung Agung
d. Gunung Bromo
e. Gunung Galunggung
f. Gunung Gede
g. Gunung Ijen
h. Gunung Kerinci
i. Gunung Krakatau
j. Gunung Jaya Wijaya
k. Gunung Merapi
l. Gunung Merbabu
m.Gunung Papndayan
n. Gunung Tambora
o. Gunung Kelud

Gunung dimanfaatkan sebagai pengatur iklim dan penyimpan air, dijadikan


sebagai tempat wisata, material dari gunung berapi yang meletus dapat
menyuburkan tanah dan pasirnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

D. Pegunungan
Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri
atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Pegunungan di Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Mediterania
yaitu dimulai dari Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan di
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Pegunungan yang merupakan
kelanjuatn dari Sirkum Pasifik adalah pegunungan yang ada di Sulawesi Utara
dan Maluku Utara.

Pegunungan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, wisata alam dan


camping seperti di Pegunungan Jaya Wijaya, sebagai tempat tumbuh hutan
(daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar tidak punah) dan juga
digunakan untuk usaha perkebunan bunga, sayuran dan tanaman industri.
Wilayah Indonesia dibedakan menjadi dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu
rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik membentang mulai dari Sulawesi Utara,
Kepulauan Maluku Utara dan berakhir di Papua dan rangkaian Pegunungan
Mediterania membentang mulai dari ujung barat laut Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kepulauan Nusa Tenggara dan berakhir di Kepulauan Maluku bagian selatan.
Beberapa Pegunungan di Indonesia dapat disebutkan berikut:
a. Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra
b. Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah
c. Pegunungan Sewu di Yogyakarta
d. Pegunungan Arfak di Papua
e. Pegunungan Maoke di Papua
f. Pegunungan Bintang di Papua

E. Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan.
Karena di Indonesia merupakan negara kepualauan sehingga banyak sekali
terdapat panatai, bebrapa pantai yang terkenal antara lain: Pantai Kuta, Pantai
Parangtritis, Pantai Pangandaran, Pantai Pink, dll. Bagi penduduk Indonesia
yang berada di daerah tropis pantai yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
banyak hal, diantaranya:
a. Objek wisata
b. Daerah pertanian pasang surut
c. Areal tambak garam
d. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
e. Daerah pengembangan industry kerajinan rakyat bercorak khas daerah
pantai, dan lain-lain.
Pantai juga menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan
hewan. Hutan Mangrove adalah salah satu contoh ekosistem di daerah pantai.
Di daerah hutan mangrove hidup berbagai jenis hewan seperti kera, kepiting,
ular dan udang. Hutan mangrove dapat berfungsi menahan abrasi air laut.
F. Tanjung
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas biasa
juga disebut semenanjung. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya
keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
Dalam pemanfaatannya, jika Teluk biasanya dijadikan sebagai
pelabuhanpelabuhan tempat kapal dagang bersandar maka Tanjung biasanya
dijadikan Resort untuk wisata karena posisi Tanjung yang menjorok kelaut
sehingga pemandangan laut dari posisi Tanjung akan terlihat lebih maksimal.
Salah satu contoh pemanfaatan Tanjung sebagai kawasan resort dan wisata
adalah Tanjung Benoa di Bali.
Beberapa tanjung yang terdapat di Indonesia, antara lain:
a. Tanjung Benoa
b. Tanjung Lesung di Banten
c. Tanjung Kelayang di Belitung

G. Delta
Delta adalah daratan yang terbentuk dari hasil sedimentasi
materialmaterial yang terbawa oleh arus sungai yang letaknya di muara sungai.
Delta terbesar di Indonesia yaitu delta Mahakam dengan luas sekitar 150.000
hektar.
Selain itu terdapat beberapa delta di Indonesia:
a. Delta Sungai Brantas
b. Delta Bengawan Solo
c. Delta Sungai Membramo Papua
d. Delta Sungai Musi

II. Karakteristik Wilayah Perairan di Indonesia


Perairan merupakan tempat di permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala tergenang oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut, mulai
dari garis pasang surut laut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut
terbentuk secara alami atau buatan. Perairan umum mempunyai fungsi politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan digunakan untuk
sebesarbesarnya kemakmuran masyarakat.
Kenampakan Alam yang termasuk wilayah perairan yaitu sebaai berikut:
A. Laut
Laut adalah kumpulan air asin yang menutupi permukaan tanah yang
sangat luas dan umumnya mengandung garam, menggenangi dan
membagi daratan atas benua maupun pulau. Laut menghubungkan
antar pulau yang satu dengan pulau lainnya.Wilayah Indonesia sekitar
dua pertiganya merupakan lautan, namun kondisinya kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah
dengan negara tetangga.
a. Pembagian Laut di Indonesia
Menurut lokasinya dalam gugusan kepulauan di Indonesia secara
garis besar perairan laut dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1) Laut-laut di Dangkalan Sunda
Paparan Sunda merupakan paparan benua (continental shelf)
terluas kedua setelah Paparan Siberia. Luas paparan sunda
meliputi 1,8 juta km2, dengan kedalaman kurang dari 100 meter.
Paparan ini menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Bangka Belitung, dan daratan Asia. Selain itu, paparan sunda
juga meliputi Laut Cina Selatan bagian selatan, Selat Karimata,
Selat Sunda, Selat Malaka bagian selatan, dan Laut Jawa.
Pada awalnya paparan Sunda merupakan sebuah daratan yang
menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
daratan Asia, tetapi karena pencairan es pada zaman pleistosen
maka paparan sunda terendam dan terbentuklah Pulau
Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Salah satu bukti bahwa
paparan sunda dulunya merupakan daratan yaitu terdapat aliran
sungai purba di dasar Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Sungai
purba yang mengalir di dasar Laut Jawa disebut sungai Sunda
Selatan, sedangkan sungai purba yang mengalir di dasar Laut
Cina Selatan, yaitu sungai
Sunda Utara. Hulu sungai Sunda Selatan terdapat di Pulau Jawa
dan Pulau Kalimantan bagaian selatan, hulu sungai Sunda Utara
terdapat di Pulau Sumatera bagian timur dan pulau Kalimantan
bagian barat.
2) Laut-laut di Dangkalan Sahul
Paparan Sahul terletak di bagian timur Indonesia yang memiliki
luas 1,5 juta km2. Perairan yang termasuk dangkalan Sahul
adalah Laut Arafuru dan perluasannya ke arah selatan hingga
Teluk Carpentaria di Australia. Paparan ini menghubungkan
Pulau Papua, Kep. Aru, dan Australia dan Kepulauan Kei yang
terletak berdekatan tidak termasuk dalam paparan ini karena
terdapat Basin Aru yang sangat dalam. Salah satu bukti bahwa
Kepulauan Aru pernah bersatu dengan Papua adalah adanya
kesamaan flora dan faunanya, sedangkan Kepulauan Kei tidak
memiliki kesamaan flora fauna dengan Papua. Paparan Sahul
memiliki kedalaman rata-rata 30 – 90 meter.
3) Laut diantara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul (Laut
Tengah)
Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan
Paparan Sahul meliputi Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda,
Laut Aru, Laut Seram, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut
Sulawesi. Wilayah perairan ini mempunyai karakteristik:
a) Mempunyai kedalaman lebih dari 4.000 m, bahkan ada yang
mencapai 6.000 m
b) Topografi dasar laut di perairan laut dalam sangat sangat
kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Topografi
dasar laut dalam dapat dikalsifikasikan sebagai berikut:
 Di sebelah utara terdapat Palung Mindanao (10.830 meter),
Basin Sulawesi (5.100 meter), dan Palung Makassar (2.300
meter).
 Di Laut Maluku terdapat Basin Morotai (3.890 meter),
Palung Ternate (3.450 meter), Basin Bacan (4.810 meter),
Basin Manggole (3.510 meter), dan Basin Gorontalo (4.810
meter).
 Basin Banda, terdiri atas Basin Banda Utara (5.800 meter),
Basin Banda Selatan (5.400 meter), dan Palung Weber
(7.440 meter).
 Samudera Hindia (Samudera Indonesia) terdiri atas Basin
Besar Indo-Australia yang terletak di sebelah barat Pulau
Sumatera dan selatn Pulau Jawa, palung yang memanjang
dan sejajar Pantai Barat Sumatera bersambung dengan
pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara, Palung Jawa
dengan kedalaman 7.450 meter, palung Bali, dan palung
Mantawai.
b. Sifat-sifat Air Laut
1) Kadar Garam
Air laut wilayah Indonesia mempunyai kandungan kadar garam
yang tidak sama, dimana untuk perairan laut di Indonesia timur
mempunyai kadar garam yang lebih tinggi dibanding dengan
perairan laut di Indonesai bagian barat.
Tabel Kadar Garam di beberapa laut Indonesia
No. Lokasi Perairan Kadar Garam (‰)
1. Laut Banda 34,6
2. Laut Jawa 32
3. Selat Sunda 31
4. Selat Bangka 32

Perbedaaan kandungan garam di antara perairan laut Indonesia


timur dan barat disebabkan oleh perbedaan penambahan air
atwar serta intensitas penguapan. Beberapa kasus yang dapat
dijadikan contoh penyebab perbedaaan kadar garam adalah
sebagai berikut:
a) Perairan laut di wilayah bagian barat merupakan tempat
bermuaranya sungai-sungai besar, seperti Siak, Kampar,
Batanghari, Musi, Tulangbawang, Kapuas, Barito, Bengawan
Solo, Citarum, dll. Selain itu, adanya curah hujan yang lebih
besar dibandingkan dengan Indonesia timur.
b) Perairan laut di bagian timur tidak memiliki sungai-sungai
besar, lagi pula hanya memiliki curah hujan yang lebih sedikit
dan musim kemarau yang lebih panjang, sehingga intensitas
penguapan menjadi lebih besar.
2) Pasang Naik dan Pasang Surut
Pasang naik dan pasang surut air laut terutama diakibatkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang naik dan
pasang surut ini tampak sekali di daerah tepian yang langsung
berhubungan dengan permukaan air laut yang cukup luas,
namun sesuai sifat air maka pengaruhnya juga dirasakan di
perairan lautyang sempit (terusan, selat).
Di daerah pantai dijadikan tempat berlabuhnya kapal-kapal niaga
maupun nelayan, psang naik dan pasang turun mudah diamati,
bahkan bagi kapal ataupun perahu dapat menyebabkan kandas
sebagai akibat terjadinya perubahan permukaaan air laut
dangkal.salah satu tugas Jawatan Hidrgrafi Angkatan Laut di
Indonesia ialah melakukan pengamatan air laut dan membuat
peta tentang kedalaman laut dengan tujuan untuk pengaman
pelayaran.
3) Arus Laut
Arus laut adalah gerakan atau aliran air laut dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan arah yang relatif tetap dan teratur,
terutama terjadi di perairan luas. Faktor utama yang
menyebabakan arus laut adalah angin, perbedaan kadar garam,
pasang surut, dan adanya perbedaan suhu.
Arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan
satelit, yang diverifikasi lewat pengukuran oceanografis di laut,
ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari
Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melewati selat-selat
di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia,
dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global,
memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan
La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan
kebakaran hutan.
Disaat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudera
Pasifik ke Samudera Hindia, dengan volume massa air rata-rata
sekitar 10,5 juta m3/detik. Massa air laut tadi bergerak dari
samudera Pasifik ke Samudera Hindia melewati selat-selat di
perairan Nusantara kit. Alat pantau dipasang di selat-selat
Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air besaran
volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa
massa Arlindo yang melewati Selat Makassarmencapai 9 juta
m3/detiknya. Massa air kemudian bergerak ke Selatan , menuju
Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air
bisalangsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7
juta m3/detik massa air dari Selat Makassar yang bias langsung
lewat. Sisanya sebesar 7,3 juta m3/detik, harus berbelok dahulu
ke Timur, ke arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi
bercampur lagi dengan massa air Samudera Pasifik yang tiba di
Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai
berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan
perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju
Samudera Hindia. Total ada 4,5 juta m 3/detik massa air yang
melewati Laut Flores sedang 4,3 juta m 3/detik sisanya melewati
Laut Timor.
Penjelasan tadi dalam kondisi normal. Jika El Nino terjadi,
pergerakan sebagian dari massa air tadi berbalik arah dari
wilayah perairan Indonesia menuju Samudera Pasifik. Saat itu,
terjadi penurunan volume massa air yang bergerak dari samudera
Pasifik ke samudera Hindia. Kosongnya massa air di wilayah
perairan Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up
welling atau naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas
permukaan, yang juga kaya nutrien.
Oleh sebab itu, saat El Nino, di daerah selatan Jawa, Bali
dan Nusa Tenggara bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan,
serta kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia
justru meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up
welling. Ini bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan.

B. Sungai
Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah dan aliran
air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah dan
bermuara di laut.Sungai pada bagian awal berukuran kecil yang
bermula dari daerah pegunungan.Sedangkan yang mengalir ke tempat
yang lebih rendah akhirnya bermuara di danau/laut.Semakin dekat ke
arah laut, maka semakin melebar. Pengaruh dari bentuk wilayah
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, maka sungai-sungai di
Indonesai relative mempunyai aliran pendek-pendek dibanding dengan
sungai-sungai di negara lain yang merupakan bagian dari benua.

Tabel Panjang Beberapa Sungai


No. Nama Sungai Lokasi Panjang (km)
1. Kapuas Kalimantan 998
2. Barito Kalimantan 704
3. Membramo Papua 684
4. Digul Papua 546
5. Musi Sumatera 507
6. Batanghari Sumatera 485
7. Indragiri Sumatera 415
8.
9.
10.

Sesuai dengan sifat suatu aliran air maka sungai-sungai di Indonesia


mengalir di dataran rendah yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan
Papua. Sungai-sungai yang terdapat di ketiga pulau besar Indonesia
dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian dan transportasi, baik sebagai
angkutan barang maupun manusia yang menghubungkan antara
daerah tepian dengan daerah pedalaman. Sungai-sungai yang berada di
pulau lain cenderung dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian .
C. Danau
Danau merupakan bagian dari cekungan di permukaan bumi yang
selanjutnya menjadi tempat akumulasi air karena merupakan bagian
yang lebih rendah dibanding dengan sekitarnya. Danau yang terbentuk
berasal dari letusan gunung berapi yang biasa disebut sebagai danau
vulkanik. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk disebabkan
adanya pergeseran muka bumi. Dan danau buatan yaitu danau yang
sengaja dibuat oleh manusia dengan cara membendung aliran sungai
dan danau buatan biasanya sering disebut sebagai waduk. Sebagai
tempat akumulasi air, danau mempunyai manfaat yang cukup besar
dalam kehidupan, antara lain sebagai sumber irigasi untuk sawah,
perikanan, penghambat banjir, PLTA, lalu lintas air, tempat rekreasi,
dsb. Tabel Beberapa Danau di Indonesia
No. Nama Danau Luas (ha) Lokasi
1. Toba 107.216 Sumatera Utara
2. Ranau 12.528 Lampung
3. Laut Tawar 10.937 Aceh
4. Singkarak 10.176 Sumatera Barat
5. Maninjau 9.980 Sumatera Barat
6. Towuti 59.840 Sulawesi Selatan
7. Poso 34.280 Sulawesi Tengah
8. Matana 16.640 Sulawesi Selatan
9. Sentani 34.375 Papua
10. Paniai 14.500 Papua

Danau-danau di Indonesia pada umumnya tidak pernah mengalami


kekeringan, sebab biassanya jumah air yang masuk lebih banyak
dibanding dengan jumlah air yang keluar.
D. Rawa
Rawa adalah tanah yg rendah (umumnya di daerah pantai) dan
digenangi air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air. Rawa terbentuk
secara alami, genangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen
dan ditumbuhi oleh tumbuhan. Indonesia memiliki lebih dari 23 juta ha
rawa. Lahan rawa masuk dalam tipe lahan basa atau wetlands, yang
sebenarnya merupakan lahan yang menempati wilayah peralihan antara
system daratan dan system perairan. Karena menempati posisi
peralihan tersebut maka lahan ini sepanjang tahun atau dalam waktu
yang panjang dalam setahun tergenang dangkal, selalu jenuh air atau
punya air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk
lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air baik
jenis rerumputan (reeds, sedges, rushes), vegetasi semak maupun kayu-
kayuan, tanahnya jenuh air atau punya permukaan air tanah dangkal
atau tergenang dangkal.
Sumber daya lahan rawa di Indonesia merupakan salah satu pilihan
pertanian di masa depan. Secara garis besar, rawa dominan ada di
empat pulau besar di luar Jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, Papua dan
sebagian kecil Sulawesi.
Di Sumatera, sebaran lahan rawa dominan berada di dataran rendah
sepanjang pantai timur terutama di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi,
serta dalam skala sempit di Lampung dan Sumatera Utara. Di pantai
barat, lahan rawa menempati dataran pantai sempit di Aceh, Sumatera
Barat dan Bengkulu.
Di Kalimantan, sebaran lahan rawa yang dominan terdapat di dataran
rendah sepanjang pantai barat yaitu Kalimantan Barat, pantai selatan,
dalam wilayah Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, pantai
timur dan timur laut wilayah Kalimantan Timur. Sebaran rawa lebak
yang cukup luas ada di wilayah Hulu Sungai Kapuas Besar, sebelah
barat Putussibau, Kalimantan Barat dan sekitar Danau Semayang dan
Melintang sekitar Kotabangun DAS Sungai Mahakam Kalimantan Timur.
Di Wilayah Papua, lahan rawa yang terluas ada di dataran rendah
sepanjang pantai selatan yaitu Kabupaten Fak Fak, dan pantai tenggara
wilayah Kabupaten Merauke. Di daerah Kepala Burung sekitar Teluk
Berau-Bintuni dalam wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong.
Sementara di wilayah bagian utara, lahan basah memanjang dari Nabire
sampai Sarmi. Sebaran lahan rawa lebak yang cukup luas ada di
lembah Sungai Memberamo yang ada di bagian tengah Papua.
Di Sulawesi, sebaran lahan rawa tidak begitu luas dan hanya ada di
daerah pantai sempit. Rawa yang cukup luas bias ditemukan di pantai
barat daya Palu, kemudian di Teluk Bone, Kabupaten
Mamuju,sepanjang pantai timur laut Palopo dan sedikit di pantai
selatan Kabupaten Toli-Toli di sekitar Teluk Tomini.
E. Teluk
Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi
oleh daratan pada ketiga sisinya. Teluk adalah kebalikan dari tanjung,
dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang
sama. Karena Indonesia memiliki puluhan ribu pulau, maka di
Indonesia banyak sekali terdapat teluk.Teluk adalah laut yang menjorok
ke darat. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak
dimanfaatkan sebagai pelabuhan.
F. Selat
Selat merupakan perairan/laut sempit yang berada di antara dua pulau.
Kedalamannya berkisar antara 200-1.000 meter. Negara Indonesia
dikenal sebagai Negara Maritim karena memiliki wilayah laut yang
terbentang luas. Letak Indonesia yang dibatasi oleh lautan yang menjadi
jarak antara pulau yang satu dengan lainnya.Selat dimanfaatkan
sebagai jalur angkutan antar pulau. Alat angkutan yang biasa
digunakan adalah kapal feri yang termasuk kapal penumpang. Selat
yang dimanfaatkan untuk jalur pelayaran antar pulau antara lain, Selat
Sunda, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Makassar, dll.

Daftar Pustaka

BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.
Eva Banowati. (2013). Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa
Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Sriyono. (2014). Geologi dan Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta: Ombak Dua

Anda mungkin juga menyukai