Anda di halaman 1dari 5

Keadaan Fisik Wilayah Indonesia

Indonesia terdiri atas gugusan pulau yang jumlahnya mencapai ribuan pulau dan
memiliki keunikan, serta kandungan sumber daya tersendiri. Keragaman tersebut
menjadi sebuah potensi yang penting untuk pengembangan wilayah yang
bersangkutan.
Kondisi fisik wilayah Indonesia sangat bervariasi. Coba kamu amati lingkungan di
sekitarmu. Kamu pasti akan menemukan beragam kondisi fisik wilayah permukaan
bumi.
Bentuk Muka Bumi di Daratan Indonesia
Bentuk muka bumi tidak rata seperti yang terlihat pada gambar atau peta. Hal ini
dikarenakan di permukaan bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula
bagian yang cekung ke bawah.
Keadaan relief bumi memengaruhi kehidupan manusia yang mendiaminya. Relief
adalah tinggi rendahnya permukaan bumi (tidak rata). Relief di Indonesia dapat
dibedakan menjadi gunung, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, dan
pantai.
1. Gunung
Gunung adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang
berdiri sendiri dan terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng
dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Gunung juga
merupakan buit yang besar yang bentuknya lebih runcing dan lebih tinggi dari
permukaan bumi di sekitarnya.
Gunung terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstusi magma dalam bumi
dari dapur magma sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang
melahirkan gunung api.
Gunung api biasanya masih aktif, artinya gunung tersebut sewaktu-waktu dapat
mengalami letusan-letusan. Contoh gunung api di Indonesia yang dapat dijumpai
di antaranya yang berada di daratan adalah Gunung Slamet di Jawa Tengah dan
Gunung Merapi di Yogyakarta. Sedangkan gunung api di laut, misalnya Gunung
Krakatau di Selat Sunda.
Persebaran gunung api aktif di Indonesia berjumlah sekitar 129 buah. Dari jumlah
tersebut yang sering meletus kurang lebih 70 buah. Lumayan banyak juga ya.
Selain gunung api yang masih aktif, di Indonesia juga terdapat gunung yang tidak
aktif atau dalam keadaan "tidur", artinya gunung tersebut sudah tidak
mengeluarkan material vulkan dalam waktu yang cukup lama. Contoh gunung
tidak aktif antara lain Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Lawu di Jawa
Tengah, dan Gunung Salak di Bogor.

2. Pegunungan
Pegunungan adalah gugusan yang terdiri atas beberapa gunung yang panjang
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) serta membutuhkan
waktu jutaan tahun terbentuknya.
Secara geologis, Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng dan pertemuan
dua jalur pegunungan muda sehingga merupakan daerah vulkanisme yang aktif.
Adapun kedua dereta pegunungan (sirkum) tersebut sebagai berikut :
a) Sirkum Pasifik
Sirkum Pasifik membentang melintasi sepanjang wilayah di Samudra Pasifik,
mulai dari pegunungan di Selandia Baru, wilayah pegunungan di kepulauan sekitar
Suwalesi, Papua, Halmahera, ke pegunungan Filipina, menuju Jepang hingga ke
Pegunungan Sierra Nevada, Pegununugan Rocky di Amerika Serikat, dan berakhir
di Pegunungan Andes di Amerika Selatan.
b) Sirkum Mediterania
Sirkum Mediterania meliputi:
(1) Dari busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatra, Jawa, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan
Banda, dan berakhir di Pulau Ambon.
(2) Dari busur luar (nonvulkanis) yang melalui Pulau Simelue, Pulau Nias, Pulau
Batu, Pulau Mentawai, Pulau Enggano, tenggelam di sebelah selatan Pulau Jawa,
Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Kepulauan Leti, Sermata, Kepulauan
Barbar, Kepulauan Tanibar, Kepulauan Watubela, Kepulauan Laut Seram, Manipa,
Baru, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Kepulauan Maluku merupakan daerah yang paling labil dan berpotensi terjadinya
gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan Kepulauan Maluku menjadi tempat
pertemuan 2 sirkum (pegunungan) Pasifik dan Mediterania.
Dari Sirkum Pasifik dan Mediterania ini menunjukkan bahwa Indonesia banyak
terdapat gunung api yang masih aktif. Gunung api sering menimbulkan bencana
saat erupsi (meletus), bahkan kadang menelan korban ribuan jiwa penduduk di
sekitarnya. Meskipun demikian, gunung api juga memberikan dampak positif,
antara lain :

 Kesuburan tanah di daerah sekitar gunung api aktif


 Adanya material industri sebagai bahan bangunan, seperti pasir, kerikil, dan
batu
 Ditemukan barang tambang
 Terjadinya hujan orografis
 Arealnya bisa dimanfaatkan untuk kehutanan, perkebunan, dan pariwisata
Deretan pegunungan api di Indonesia dibagi menjadi 5, antar lain :
a) Deretan Pagunungan Sunda (Paparan Sunda)
Paparan Sunda adalah deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatra, Jawa,
Nusa Tenggara, Maluku Selatan, dan berakhir di Pulau Banda.
b) Deretan Pegunungan Sahul dan Sirkum Australia (Paparan Sahul)
Paparan Sahul adalah deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur
Pulau Papua, masuk melalui tengah Papua dengan puncak tertingi di Jayawijaya.
c) Deretan Pegunungan Sangihe
Yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi
Utara) masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang
sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
d) Deretan Pegunungan Halmahera
Adalah dereta pegunungan yang berderet-deret mulai dari Pulau Talaut, Pulau
Maju, dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan
Tidore, berbelok ke timur hingga kepala burung.
e) Deretan Pegunungan Kalimantan
Deretan pegunungan ini mulai dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke
Kalimantan Utara (Sabah, Malaysia), berlanjut ke Kalimantan, Indonesia.

3. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah suatu kenampakan muka bumi berbentuk datar yang
mempunyai ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dataran tinggi biasanya memiliki suhu udara yang sejuk dengan tanah yang subur
sehingga cocok digunakan untuk pengembangan daerah pertanian. Tidak semua
dataran tinggi di atasnya sempit, ada juga dataran tinggi yang puncaknya datar dan
luas, dataran tinggi yang luas tersebut disebut Plato.
Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Beberapa dataran
tinggi di Indonesia, antara lain Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng,
Dataran Tinggi Malang, dan Dataran Tinggi Alas.
Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas yang tertimbun material
dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dati kategori ini adalah Dataran
Tinggi Dieng di Jawa Tengah.
Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki sistem pegunungan yang
memanjang dan masih aktif. Relief dataran dengan banyak pegunungan dan
perbukitan menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara
yang sejuk, dan alam yang indah. Beberapa mata pencaharian penduduk di dataran
tinggi, seperti peternak, petani, buruh perkebunan, buruh pertukangan, pedagang,
dan lainnya.
Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan air hujan
(DTA)/ Catchment Area. Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah
sekitar, daerah tangkapan air hujan dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah
bawah. Dataran tingi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi hutan yang
masih terjaga berfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai suaka margasatwa,
cagar alam, bahkan tempat wisata.
Dataran tinggi memiliki potensi bencana berupa tanah longsor. Tanah longsor
adalah gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam
kemiringan lereng, maka akan semakin berpotensi mengalami longsor. Tanah
langsor dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain hujan,
karakteristik tanah, bebatuan, dan tingkat kemiringan lahan.

. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Di
Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan
kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Daerah dataran rendah
cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan,kegiatan industri, dan
sentra-sentra bisnis.
Karena memiliki lokasi yang datar maka pengembangan daerah bisa dilakukan
secara luas. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana
transportasi menyebabkan kawasan dataran rendah menjadi pusat ekonomi.
Dengan adanya pembangunan tersebut, maka akan mengurangi kawasan terbuka
sebagai tangkapan air, sehingga di dataran rendah sangat berpotensi terjadi banjir
di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Selain itu kawasan
dataran rendah juga berpotensi terkena tsunami dan gempa.
Mata pencaharian penduduk di dataran rendah sangat beranekaragam Beberapa
mata pencaharian terebut, diantaranya petani, buruh, pedagang, pengrajin,
peternak, penyedia jasa, karyawa swasta, wiraswasta, dan lain-lain.

5. Daerah Pantai
Daerah pantai adalah batas antara wilayah daratan dan lautan. Pantai sebenarnya
masuk ke dalam dataran rendah, namun memiliki karakteristik yang dekat dengan
laut. Aktivitas ekonomi di daerah pantai seperti :
 Nelayan menangkap ikan
 Pembuatan tambak-tambak budidaya ikan dan udang
 Pembuatan tambak untuk garam
 Budi daya mutiara dan rumput laut
 Budidaya perkebunan kelapa dan pengolahan sawah pasang surut
 Objek wisata

Beberapa jenis tanaman yang cocok di daerah pantai antara lain kelapa, semangka,
melon, dan buah naga.

Ada pula pantai yang digunakan sebagai sarana transportasi dan bongkar muat
barang. Daerah pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan, seperti :
 Tanjung Benoa,
 Gilimanuk (Bali),
 Tanjung Emas (Semarang)

Pola hunia perumahan di daerah pantai memanjang (linier) mengikuti garis pantai.
Hal tersebut dikarenakan kebanyakan penduduk yang berprofesi sebagai nelayan.
Dengan rumah mengikuti garis pantai akan memudahkan penduduk untuk dekat
mencari ikan.

Suhu udara di daerah pantai sangat panas. Pada siang hari suhu bisa lebih dari 27
derajat Celcius. Dengan suhu di siang hari yang panas, menyebabkan kebanyak
penduduk di sekitar pantai memiliki kulit yang agak gelap. Karakteristik lain
penduduk sekitar pantai adalah volume suara yang agak tinggi bahkan harus
berteriak, sebab harus mengalahkan suara ombak di laut.

Daerah pantai tentu berpotensi bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi.
Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang berasa dari
dalam lapisan-lapisan bumi. Sedangkan tsunami adalah fenomena alam yang
terjadi diawali dengan adanya gempa di dalam tanah di bawah laut atau longsoran
ke laut yang menyebabkan ombak tinggi menerjang daerah permukiman warga.

Anda mungkin juga menyukai