Anda di halaman 1dari 10

Tugas Critical Review

Mata Kuliah Ekonomi Wilayah

• Deskripsi Isi Pokok Jurnal

Biliography

Judul Analisis Sub Sektor Industri Pengolahan Unggulan di


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Nama Penulis Hamzah
ISSN p-ISSN 1907-364X
e-ISSN 2623-1875
Tahun 2020
Tujuan Mengidentifikasi jenis-jenis industri yang menjadi industri
pengolahan unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Metodologi Data kuantitatif:
-Data PDRB sektor industri pengolahan di Kepulauan
Bangka Belitung

Alat Analisis: Location Quotient (LQ) dan Shift Share


Analysis (SSA)

➢ Pendahuluan
Industri adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis yang
mempunyai nilai tambah. Menurut Julianto dan Suparno (2016), industri adalah sekumpulan
usaha-usaha yang sejenis dalam menghasilkan produksi barang maupun jasa. Pengertian
industri ini dapat disimpulkan bahwa industri merupakan sekelompok perusahaan yang
menjalankan kegiatan usaha dalam meningkatkan nilai tambah pada suatu barang atau jasa
Keberadaan industri sangatlah penting dalam mendukung adanya kemajuan suatu wilayah di
Indonesia. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu dari sektor-sektor ekonomi yang
memiliki komponen penting dalam upaya meningkatkan penerimaan negara, yaitu
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
terdiri dari dua pulau utama yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung serta ratursan pulau pulau
kecil. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra
Selatan, Bangka Belitung juga dikenal dengan penghasil timah, dan memiliki pantai serta
banyak etnis. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berbatasan di sebelah barat dengan Selat
Bangka, sebelah timur dengan Selat Karimata, sebelah utara dengan Laut Natuna, dan
sebelah selatan dengan Laut Jawa
Identifikasi sektor unggulan merupakan salah satu tugas utama pemerintah daerah
(Ahmad, 2007) karena sektor unggulan berpeluang untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan
sektor lainnya (Ponto, 2015). Rachbini dalam Faisal (2015) menyebutkan setidaknya ada
empat persyaratan suatu sektor dikatakan sebagai sektor unggulan yaitu adanya permintaan
yang cukup besar terhadap produk sektor tersebut yang mengakibatkan laju pertumbuhan
sektor berkembang lebih cepat, adanya adopsi teknologi kreatif yang mengakibatkan
peningkatan kapasitas produksi sektor tersebut, adanya return of investment baik dari sektor
privat maupun sektor publik pada sektor tersebut, dan adanya perkembangan yang
berkelanjutan yang berdampak pada sektor lain.
David Ricardo (1772–1823) mengembangkan sebuah konsep keunggulan yang disebut
keunggulan komparatif dimana konsep ini menjelaskan bagaimana suatu negara dalam
sistem ekonomi terbuka dapat mengalokasikan sumber daya negara tersebut secara efektif
(Warr dalam Saptana et al., 2006).
Melihat letak Kepulauan Bangka Belitung yang cukup strategis, maka Bangka Belitung
bisa berpotensi menjadi pengembangan kawasan dengan sektor unggulan yang dapat
meningkatkan pendapatan daerah. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memiliki tujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis industri yang menjadi industri pengolahan
unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Grafik dari PDRB sektor Industri Pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

12,500,000.00

12,000,000.00

11,500,000.00

11,000,000.00

10,500,000.00

10,000,000.00

9,500,000.00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Pengolahan 10,400,639.6 680,473.011 337,679.911 791,567.211 929,812.4

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2020)


Dari grafik PDRB diatas menunjukkan adanya kenaikan industri pengolahan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dari tahun ke tahun. Melihat angka yang terus mengalami
kenaikan, maka memberikan potensi berkembangnya ekonomi di Provinsi kepulauan Bangka
Belitung. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sub sektor industri pengolahan unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung serta pergeseran dan perubahan sub sektor industri pengolahan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015-2019.
Kajian Teori

➢ Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif


Diperkenalkan oleh Michael E. Porter pada tahun 1985. Dimana teori Porter mengenai
daya saing nasioal berawal dari keyakinan bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan
tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, bahkan tidak tepat. Sehingga Porter
mengemukakan, suatu negara memperoleh keuntungan daya saing apabila perusahaan yang
ada di negara tersebut bersaing secara kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah keunikan
produk tersebut, sehingga tidak mudah untuk dicopy atau ditiru.
Menurut Affif (1994) bahwa keunggulan komparatif dapat diartikan sebagai keunggulan
yang diperoleh suatu negara dengan melakukan spesialisasi terhadap barang-barang yang
menetapkan harga relatif lebih rendah daripada negara/wilayah lain. Sedangkan keunggulan
komparatif diperkenalkan oleh David Ricardo yaitu keunggulan yang diperoleh suatu wilayah
dari melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif
(relative price) yang lebih rendah dari produksi wilayah lain
➢ Metode yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung menjadi pilihan pada penelitian ini dikarenakan, wilayah ini
tergolong wilayah kepulauan dengan potensi sumber daya yang sangat besar dan cocok
untuk pembangunan industri pengolahan. Waktu penelitian dalam proses analisis data yang
digunakan berada pada periode tahunan yaitu tahun 2015-2019
Melakukan analisis Location Quotient (LQ)
1) Static Location Quotient (SLQ)

Location Quotien adalah analisis yang membandingkan besaran peran sektor ekonomi
di daerah tertentu atas peranan sektor serupa di kepemerintahan yang lebih tinggi
(Tarigan, 2005). Analisis LQ juga digunakan untuk menentukan sektor basis dan non
basis dengan karakteristik LQ > 1 maka sektor tersebut memiliki spesialisasi, LQ < 1
tidak memiliki spesialisasi, sedangkan LQ = 1 memiliki spesialisasi sama dengan
sektor serupa dikepemerintahan diatasnya.

Keterangan:
LQ : nilai LQ
Yij : nilai output jenis industri (i) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Yj : nilai total output industri Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Yiw : nilai output jenis industri (i) Indonesia
Yw : nilai total output industri Indonesia

2) Shift Share Analysis (SSA)


Menurut Tarigan (2009), analisis shift share membandingkan perbedaan laju
pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah dengan nasional. Analisis Shift
Share merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sektor-sektor
ekonomi manakah yang termasuk dalam sektor yang memiliki keunggulan kompetitif
atau mampu bersaing dengan sektor yang sama didaerah lain dan sektor-sektor yang
tidak memiliki keunggulan kompetitif dengan melihat nilai Cij pada hasil
perhitungannya.
𝐶𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑤)

Dengan:

Keterangan:
Cij : nilai komponen keunggulan kompetitif
Yij : nilai output industri (i) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019
Y*ij : nilai output industri (i) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015
Yiw : nilai output industri (i) Indonesia tahun 2019
Y*iw : nilai output industri (i) Indonesia tahun 2015

➢ Hasil dan Pembahasan


Analisis Location Quotien akan menghasilkan penentuan sub sektor industri unggulan yang
ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sub Sektor Industri dikatakan unggul apabila
memiliki nilai LQ>1, sedangakan nilai LQ<1 merupakan sub sektor industri pengolahan yang
tidak memiliki keunggulan.
Setelah menghitung melalui langkah rumus diatas didapatkan perhitungan analisis LQ di
Provinsi Bangka Belitung sebagai berikut:
Tabel berikut ini Hasil Analisis LQ Sub Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung

Sub Sektor Industri Pengolahan 2015 2016 2017 2018 2019 Ratarata

Industri Batubara dan Pengilangan


- - - - - -
Migas
Industri Makanan dan Minuman 1,01 1,00 1.00 1,00 1,00 1,00
Industri Pengolahan Tembakau - - - - - -
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Industri Kulit, Barang dari Kulit
- - - - - -
dan Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan
0,66 0,64 0,64 0,64 0,72 0,66
Gabus dan Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari
Kertas; Percetakan dan
0,10 0,10 0,11 0,13 0,14 0,12
Reproduksi
Media Rekaman
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet
1.00 1.00 1,01 1.00 1.00 1,00
dan Plastik
Industri Barang Galian bukan 1,55 1,46 1,39 1,47 1,53 1,48
Logam
Industri Logam Dasar 14,74 15,16 15,15 13,89 13,75 14,54
Industri Barang Logam; Komputer,
Barang Elektronik, Optik; dan 0,11 0,10 0,09 0,09 0,09 0,10
Peralatan Listrik
Industri Mesin dan Perlengkapan - - - - - -
Industri Alat Angkutan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04
Industri Furnitur 0,07 0,07 0,07 0,06 0,05 0,06
Industri Pengolahan Lainnya;
Jasa Reparasi dan
0,23 0,24 0,25 0,25 0,26 0,25
Pemasangan Mesin dan
Peralatan
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2020)

Melihat hasil tabel diatas, dapat ditunjukkan sub sektor industri unggulan yang
terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2015-2019 yaitu industri
makanan dan minuman, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri bahan galian
bukan logam, serta industri logam. Maka dari itu menunjukkan nilai LQ>1 dan mampu
mengekspor output yang dihasilkan pada daerah lainnya serta mampu mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal
ini menunjukkan bahwa industri-industri yang memiliki nilai LQ>1 merupakan industri yang
mampu memenuhi permintaan kebutuhan daerah dan mampu mengekspor output yang
dihasilkan pada daerah lainnya serta mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sektor
industri pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sedangkan untuk sub sektor industri yang bukan termasuk sub sektor industri
unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2015-2019 yaitu yang
menunjukkan nilai LQ<1, diantaranya adalah industri tekstil dan pakaian jadi, industri kayu,
industri kertas, industri kimia, industri barang elektronik, industri alat angkutan, industri
furnitur, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
Setelah melakukan analisis LQ, untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan komparatifnya
yaitu melakukan analisis shift share. Suatu industri dikategorikan memiliki keunggulan
kompetitif apabila nilai Cij pada analisis shift share bernilai positif dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Analisis Shift Share Sub Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung

Sub Sektor Industri Pengolahan Cij Rata-rata LQ


Industri Batubara dan Pengilangan Migas - -
Industri Makanan dan Minuman -24.935.316,7988 1,00
Industri Pengolahan Tembakau - -
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi -92.134,9152 0,05
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki - -
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan
Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan 1.459.647,3834 0,66
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
2.192.664,8603 0,12
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional -312.720,5754 0,03
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4.114.063,8723 1,00
Industri Barang Galian bukan Logam -2.300.044,8373 1,48
Industri Logam Dasar -71.868.599,3383 14,54
Industri Barang Logam; Komputer, Barang
-1.393.101,1671 0,10
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
Industri Mesin dan Perlengkapan - -
Industri Alat Angkutan 71.594,3430 0,04
Industri Furnitur -174.233,1401 0,06
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan 217.909,8323 0,25
Pemasangan Mesin dan Peralatan

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2020), diolah peneliti
Hasil analisis Shift Share menunjukkan kinerja dari masing-masing sub sektor industri
pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2015-2019.
Sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai Cij positif yaitu Industri Kayu,
Barang dari Kayu, dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya,
Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri
Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Industri Alat Angkutan, Industri Pengolahan Lainnya
(Jasa Reparasi dan Jasa Pemasangan Mesin dan Peralatan). Sub Sektor industri Pengolahan
yang diklasifikasikan sebagai industri andalan memiliki keunggulan kompetitif karena nilai Cij
pada sub sektor industri-industri tersebut bernilai positif
Sedangkan sub sektor industri pengolahan yang memiliki nilai Cij negatif yaitu Industri
Makanan dan Minuman, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, Industri Kimia, Farmasi, dan Obat
Tradisional, Industri Bahan Galian Bukan Logam, Industri Logam Dasar, Industri Barang
Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik, serta Industri Furnitur yang
diklasifikasikan sebagai industri terbelakang. Sehingga, industri tersebut belum mampu
ekspor pada masa yang akan datang serta tidak mampu bersaing dengan industri yang sama
dari daerah lain.
Industri Pengolahan unggulan terdapat pada industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
karena memiliki 2 keunggulan sekaligus baik keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif. hal ini menunjukkan bahwa industri karet, barang dari karet dan plastik merupakan
industri yang unggul baik pada masa sekarang maupun potensinya untuk masa yang akan
datang. Hal ini juga dikarenakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah
pengekspor karet sehingga industri karet, barang dari karet dan plastik memiliki potensi untuk
dikembangkan pada masa yang akan datang.

• Penjelasan dan Kritik Isu Pokok Jurnal


Pada dasarnya dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa Kepulauan Bangka Belitung
memiliki potensi sub sektor industri pengolahan yang bisa dijadikan industri pengolahan
Unggulan. Namun terdapat kritik dari metode yang digunakan dalam jurnal penelitian ini,
diantara melakukan analisis LQ (Location Quotient) dan SSA (Shift Share Analysis) lebih baik
untuk melakukan analisis tipologi klasen.
Tipologi Klassen mendasarkan pengelompokkan suatu sektor, subsektor, usaha atau
komoditi daerah dengan cara membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan
pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan dan membandingkan pangsa sektor,
subsektor, usaha, atau komoditi suatu daerah dengan nilai rata-ratanya di tingkat lebih tinggi
(daerah acuan). Hasil tipologi klasen akan menunjukkan posisi pertumbuhan sektor,
subsektor, usaha, atau komoditi pembentuk variabel regional suatu daerah
Setelah melakukan analisis SLQ dan DLQ, sepatutnya bisa dilakukana analisis tipologi
klassen yaitu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor, subsektor,
usaha, atau komoditi prioritas atau unggulan suatu daerah. Analisis tipologi klasen
berorientasi pengelompokkan sektor industri kedalam empat klaster
Tabel Tipologi Klasen
SLQ DLQ Keterangan
A <1 <1 Sektor Unggulan
B <1 >1 Sektor Potensial
C >1 <1 Sektor Berkembang
D >1 >1 Sektor Tertinggal

• Kesimpulan Pembahasan Isu Pokok


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, dapat kita ketahui dan menemukan bahwa
sub sektor industri pengolahan unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama
periode 2015-2019 terdapat pada industri karet, barang dari karet dan plastik. Industri karet,
barang dari karet, dan plastik memenuhi dua keunggulan sekaligus baik keunggulan
komparatif maupun keunggulan kompetitif dengan nilai LQ>1.
Hal ini dikarenakan Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah pengekspor bahan baku
karet yang cukup besar. Selain itu, komoditas karet adalah komoditas yang berkelanjutan
dibandingkan dengan komoditas pertambangan.

• Saran
1.Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat lebih fokus meningkatkan
produktivitas sektor-sektor industri pengolahan yang merupakan komoditas unggulan maupun
mengembangkan sektor-sektor industri pengolahan yang mempunyai bahan mentah
melimpah di dalam provinsi. Karena dengan mengembangkan sektor industri pengolahan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nyata di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
2.Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sektor industri pengolahan yang
mana yang berpotensi untuk dikembangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan
mengetahui jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, asal bahan baku serta nilai produksi yang
dihasilkan dari sektor-sektor industri pengolahan yang ada. Sehingga pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dapat memberikan perhatian yang lebih kepada sektor industri
pengolahan tersebut.
3.Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan analisis strategi
pengembangan industri karet, barang dari karet, dan plastik dalam meningkatkan
perekonomian pasca tambang. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil tambah dari
produksi karet di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga industri karet menjadi
komoditas unggulan di pasar internasional.

Lesson Learned

Setelah melakukan critical dan overview review terhadap jurnal dengan judul “Analisis Sub
Sektor Industri Pengolahan Unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” terdapat
beberapa ilmu yang dapat dipelajari. Point point lessson learned tersebut akan saya jabarkan
sebagai berikut:

- Pada metode LQ (Location Quotient) dapat digunakan untuk menganalisis peran sub
sektor industri pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan
mengikuti step rumus yang ada.

- Hal yang dapat dijadikan pelajaran yaitu metode Shift Share Analysis (SSA) dapat
digunakan untuk mengetahui sub sektor industri pengolahan unggulan di Kepulauan
Bangka Belitung.

- Strategi yang sekiranya dapat dilakukan untuk mengembangkan ekonomi di


Kepulauan Bangka Belitung yaitu Membentuk lembaga riset khusus untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, asal bahan baku,
dan lainnya
Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2015). Aplikasi Shift Share Pada Transformasi Sektor Pertanian Dalam
Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara.
Indrawati, T. (2021). Pengaruh Sektor Industri Pengolahan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Ekonomi: Journal of
Economic.
Mahmud Basuki, Febri Nugroho Mujiharjo. (2017). Analisis Sektor Unggulan
Kabupaten Sleman. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 15, No. 1,
Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai