Anda di halaman 1dari 22

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR

EKONOMI

•Struktur Ekonomi
•Pertumbuhan
•Perubahan Struktur Ekonomi
Struktur Ekonomi

• Struktur perekonomian adalah komposisi


peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha
maupun pembagian sektoral ke dalam sektor
primer, sekunder dan tersier.
Sektor 2

Sektor 3

PDRB
Sektor 1

Sektor 5
Sektor 3
Sektor-sektor produksi:
☞ Primer
kegiatan yg berkaitan dengan
pengolahan sumber daya alam
☞ Sekunder
pengolahan lanjut dari hasil
produksi sektor primer
☞ Tersier
kegiatan produksi pendukung
Sektor Ekonomi
1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan,
pertambangan dan penggalian.
2. Sektor sekunder, terdiri dari industri
pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan.
3. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel,
restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-
jasa lain (termasuk pemerintahan)
STRUKTUR EKONOMI

Struktur Ekonomi suatu negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan.
Ada 4 macam tinjauan :
1. Tinjauan makro-sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan

Ad 1 Makro Sektoral
Tergantung dari sektor mana yang menjadi tulang punggung (dominan)
Berstruktur agraris, Industrial, Perdagangan dan lain-lain

Ad 2 Tinjauan Keruangan (spasial)


Berstruktur kedesaan / teknologi tradisional
Berstruktur perkotaan / teknologi modern

Ad 3 Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan


Berstruktur etatis, egaliter atau borjuis
Tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian.
Apakah pemerintah, rakyat atau kalangan modal dan usahawan (kapitalisan)

Ad 4 Birokrasi Pengambilan Keputusan


Berstruktur ekonomi yang sentralistis dan yang desentralistis
Metoda Kuznet

PDRB Nilai PDRB Peran ( % )  Tenaker Tenaker ( % )

Pertanian 50 50 400 40

industri 10 10 200 20

tambang 10 10 100 10

perdagangan 5 5 100 10

hotel & 25 25 200 20


restoran
 total 100 100 1000 100
PERTUMBUHAN EKONOMI
Tabel 4.6 PDB Indonesia Menurut Persentase Kontribusi Sektoral,
pada Tahun 1969-1993

Sektor Ekonomi 1969 1974 1979 1984 1989 1993


Menurut Harga Berlaku
Pertanian 49,3 32,7 28,1 22,7 23,4 18,5
Pertambangan 4,7 22,2 21,8 18,8 13,1 10,2
Industri Pengolahan 9,2 8,3 10,3 14,6 18,4 22,3
Listrik, Gas, Air Minum 0,5 0,5 0,5 0,4 0,6 0,9
Bangunan 2,8 3,8 5,6 5,3 5,3 6,0
Transportasi dan Komunikasi 2,8 4,1 4,4 5,6 5,5 6,9
Perdagangan 30,7 28,4 29,3 14,9 17,0 16,5
Keuangan dan Perbankan 3,4 3,9 5,0
Sewa Rumah 2,9 2,5 2,5
Pemerintahan dan Pertahanan 7,2 6,7 7,4
Jasa-jasa 4,1 3,5 3,8
Produk Domestik Bruto 100 100 100 100 100 100
Tabel 4.7 Kontribusi Sektoral dalam Penyerapan Tenaga Kerja,
pada Tahun 1992

(Berdasarkan Data Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Bekerja)

Sektor Jumlah Persentase


Pertanian 42.153.205 53,69
Pertambangan 524.924 0,67
Industri Pengolahan 8.255.496 10,51
Listrik, Gas, Air Minum 162.367 0,21
Bangunan 2.514.744 3,20
Transportasi dan Komunikasi 2.573.809 3,28
Perdagangan 11.746.813 14,96
Lain-lain 10.567.014 13,48
Jumlah 78.518.372 100
TEORI PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Proses pembangunan -> pertumbuhan ekonomi (yang cukup lama dan tinggi)
mengakibatkan terjadinya perubahan struktur ekonomi.
TEORI PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Perubahan struktur ekonomi sebagai akibat
1). Agg Demand
2). Agg Supply
3). Agg Demand dan Agg Supply pada waktu yang bersamaan
Ad 1 Agg Demand
Kenaikan pendapatan perkapita menyebabkan perubahan selera
dan
komposisi dan diversifikasi konsumsi -> meningkatkan efektif
Demand
–> perluasan pasar -> supply barang meningkat. Sektor industri
berkembang.
Ad 2 Agg Supply
- Perkembangan teknologi
- SDA dan Raw Material yang baru
- Relokasi dana investasi
P Agg S 1
P
Agg S Agg S 2

P1
P2
P2
P1
Agg D 2 Agg D

Agg D 1
Q Q
Q1 Q2 Q1 Q2

Agg Demand naik -> Q naik Agg Supply naik -> Q naik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran atau perubahan
Agg D dan Agg S

a). Agg Supply


Model Pertumbuhan Neo klasik
Fungsi produksi Cobb-Douglas
ß
Y =T t K t L t
Keterangan :
Y t = tingkat produksi pada periode t
T t = tingkat teknologi pada periode t
K t = stock kapital pada periode t
L t = jumlah tenaga kerja pada periode t
α dan ß = produktivitas tenaga kerja dan modal
Hukum Engels
b). Agg Demand
Bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat,
maka makin sedikit proporsi pendapatan yang
digunakan untuk membeli bahan pertanian,
sebaliknya proporsi pendapatan yang
digunakan untuk membeli barang-barang
produksi industri menjadi bertambah besar
Phases in Sector Theory
First phase: Traditional civilizations
Komposisi Tenaga Kerja:
* Primary sector: 70% * Secondary sector: 20% * Tertiary sector: 10%

Second phase: Transitional period


Komposisi Tenaga Kerja:
* Primary sector: 20% * Secondary sector: 50% * Tertiary sector: 30%

Third phase: Tertiary civilization


Komposisi Tenaga Kerja:
• Primary sector: 10% * Secondary sector: 20% * Tertiary sector: 70%
• Sektor primer dan sekunder yang semakin didominasi oleh
otomatisasi
Efisiensi Modal
Incremental Capital Output Ratio (ICOR)

• koefisien ICOR (Incremental Capital Output Ratio) adalah


suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital
(investasi) baru yang dibutuhkan untuk
menaikkan/menambah satu unit output

Widodo (1990)menyatakan bahwa secara umum, nilai ICOR yang menunjukkan


produktivitas investasi yang baik antara 3–4, semakin tinggi ICOR memberikan
indikasi kemungkinan terjadinya inefisiensi dalam penggunaan investasi.
Sector Theory
Proses pembangunan ekonomi adalah terjadinya
perubahan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier.

Faktor Penyebab :
• Faktor Nilai Tambah
• Faktor Elastisitas penawaran dan pemintaan
• Ketika pendapatan meningkat, permintaan
sekunder & tersier produk dan jasa meningkat.
Penyebab perubahan Struktur
Ekonomi
1. Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku,
barang setengah jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk
memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan
sektor dan komoditi unggulan
5. Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang
dan jasa serta mendukung proses produksi.
6. Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara
terus-menerus
7. Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
8. Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor

Anda mungkin juga menyukai