Anda di halaman 1dari 52

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA KONSTRUKSI

Bandung, 9 Februari 2023

Disaintina Ari Nusanti, ST, MM.


Kepala Subdirektorat Kelembagaan, Material, Peralatan, dan Usaha Jasa Konstruksi
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
OUTLINE

Kebijakan Nasional Pengendalian Belanja Impor

Kebijakan Pengendalian Belanja Impor di Kementerian


PUPR

SE Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2022

Permohonan Izin Impor dari Unit Organisasi di


Kementerian PUPR

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Kebijakan Nasional Pengendalian
Belanja Impor

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


PROGRAM SUBSTITUSI IMPOR

PANDEMI : MOMENTUM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN

PELAJARAN DARI COVID-19

Sumber: Kementerian Perindustrian


LANGKAH STRATEGIS
PROGRAM SUBSTITUSI IMPOR 35%

PENURUNAN IMPOR
SUBSTITUSI IMPOR PADA INDUSTRI PENINGKATAN UTILISASI PRODUKSI
DENGAN NILAI IMPOR BESAR SELURUH SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
NILAI IMPOR (Rp)
INDUSTRI 88% Impor
2019 2020
Industri
Industri Mesin 308 T 258 T Pengolahan
Industri Kimia 299 T 257 T
Mendorong Utilisasi Utilisasi Utilisasi
Industri Logam 242 T 183 T
Industri Elektronik 231 T 228 T
Pendalaman
Struktur 60% 75% 85%
Industri Makanan 140 T 147 T (2020) (2021) (2022)
Industrig
Industri peralatan Listrik 116 T 103 T
Industri Tektil 103 T 82 T Peningkatan
Industri Kendaran Bermotor 96 T 51 T
Investasi dan
Penyerapan
Industri Barang logam 81 T 63 T
Tenaga Kerja Peningkatan
Industri Karet dan Barang dari Karet 60 T 55 T Penyerapan
Baru Kemampuan Peningkatan
Tenaga Kerja
TOTAL 1.677 T 1.427 T Belanja Dalam Pasar Ekspor
Terdampak PHK
Negeri

Sumber: Kementerian Perindustrian


KEBIJAKAN
DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM SUBSTITUSI IMPOR 35%

Sumber: Kementerian Perindustrian


10 KEMENTERIAN/LEMBAGA
DENGAN NILAI TRANSAKSI IMPOR TERBESAR PADA KATALOG ELEKTRONIK

No Nama Instansi Impor Lokal Total


1 Kementerian Kesehatan Rp 6.632.336.561.539 Rp 3.441.384.734.544 Rp 10.101.758.495.905
2 Kementerian Pendidikan dan
Rp 1.099.578.981.860 Rp 551.277.983.631 Rp 1.671.813.390.386
Kebudayaan
3 Kementerian Pertanian Rp 682.270.106.841 Rp 4.018.388.233.552 Rp 4.702.112.054.453
4 Kementerian Dalam Negeri Rp 379.464.535.406 Rp 33.891.953.127 Rp 413.629.013.533
5 Kementerian Pertahanan Rp 118.984.071.593 Rp 42.305.352.282 Rp 161.539.698.115
6 Kementerian Pekerjaan Umum dan
Rp 117.526.362.807 Rp 271.842.806.276 Rp 390.664.947.120
Perumahan Rakyat
7 Kementerian Keuangan Rp 116.134.115.483 Rp 139.678.144.081 Rp 260.953.227.764
8 Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Rp 69.917.037.084 Rp 5.351.422.626 Rp 75.268.459.710
Bebas Batam
9 Kementerian Perhubungan Rp 55.246.353.964 Rp 650.835.188.199 Rp 707.476.424.158
10 Kementerian Agama Rp 40.728.592.254 Rp 256.589.484.304 Rp 302.219.299.998
Sumber data: LKPP Transaksi 1 Mei 2020 – 15 Juni 2021
Sumber: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
POTENSI PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2021

APBN SHARE
NO. URAIAN Pelayanan
(Triliun Rupiah) (%) Umum
526,2 T
1 Belanja Pegawai 421,1 21,54
Pendidikan Ekonomi
2 Belanja Barang 362,5 18,55 175,2T 511,3 T
3 Belanja Modal 246,8 12,63
4 Bantuan Sosial 373,3 19,10
Potensi
5 Pembayaran Bunga Utang 175,4 8,97 Penggunaan PDN
Transfer
6 Subsidi 6,8 0,35 TA 2021 Perlindungan
ke Daerah dan
Sosial
Dana Desa
7 Belanja Hibah 161,4 8,26 795,5 T
260 T
8 Belanja lain-lain 207,3 10,61
Total* 1.954,60 100 Pertahanan,
Sumber: Nota Keuangan APBN 2021 Kemenkeu RI Ketertiban & Kesehatan
Keamanan 111,7 T
Belanja Barang dan belanja Modal sebesar Rp 609,3 Triliun dapat 303,7 T
dioptimalkan sebagai peluang pasar Produk Dalam Negeri

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


MULTIPLIER EFFECT BELANJA PRODUK DALAM NEGERI

Sumber: Paparan Menteri Perindustrian pada Business Matching Tahap IV di Bali, 6 Oktober 2022

Sumber: Kementerian Perindustrian


ISU STRATEGIS P3DN

Prinsipnya 2 hal:
• Bagaimana meningkatkan
belanja PDN?

• Bagaimana
mengendalikan belanja
IMPOR dan Tenaker
Asing?

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


AMANAT UNDANG-UNDANG NO. 3 TAHUN 2014
TENTANG PERINDUSTRIAN

Sumber: Kementerian Perindustrian


PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018
TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI

Sumber: Kementerian Perindustrian


Kebijakan Pengendalian Non Produk Dalam Negeri (Impor)

Sumber: Kementerian Perindustrian


2 POKOK INPRES NO. 2 TAHUN 2022 (terkait pengendalian belanja impor)
tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi Dalam Rangka Menyuseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Barang/Jasa
Pemerintah

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022


Tentang Percepatan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri dan
Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Koperasi dalam Rangka Menyukseskan
Gerakan Nasional Bangga Buatan
Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

DIKTUM PERTAMA
7. Menyampaikan program pengurangan
impor paling lambat pada tahun 2023
sampai dengan 5% (lima persen) bagi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah yang masih melakukan
pemenuhan belanja melalui impor.

8. Menggunakan produk dalam negeri yang


memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) paling sedikit 25% (dua
Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi
puluh lima persen) apabila terdapat
Bangga Buatan Indonesia
produk dalam negeri dengan penjumlahan
Bali, 25 Maret 2022
nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat
Perusahaan minimal 40% (empat puluh
persen).
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Arahan Menko Marves terkait
Pengendalian Belanja Impor

Sumber: Kemenko Marves


Arahan Menko Marves terkait
Pengendalian Belanja Impor
Surat Kemenko Marves
No. B-0087/MENKOMARVES/PE.00/1/2022
perihal Penggunan Produk Dalam Negeri pada Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
BUTIR KETIGA
3. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, agar menjadi perhatian:
a. Menteri Kabinet Kerja, Jaksa Agung RI, Panglima Tentara Nasional Indonesia,Kepala
Kepolisian RI, dan Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian:
i) mengendalikan penggunaan produk impor dalam setiap pengadaan
barang/jasa di instansi masing-masing melalui arahan tertulis kepada para
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pratama, dan Kepala Satuan Kerja
instansi sebagaimana telah dilakukan di Kementerian PUPR dan
Kementerian Perindustrian; dan
ii) arahan tertulis sebagaimana dimaksud poin i) dapat berisi:
a) pelaksanaan pengadaan barang/jasa wajib menggunakan PDN yang
memiliki nilai TKDN minimal 25% apabila telah terdapat PDN yang
penjumlahan nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling
sedikit 40%;
b) penggunaan produk impor atau PDN dengan nilai TKDN di bawah 25%
hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari
Menteri/Pimpinan Lembaga; dan
c) kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
wajib melakukan pengendalian terhadap pemenuhan spesifikasi
teknis/KAK dalam pelaksanaan pekerjaan dengan memaksimalkan
penggunaan PDN
Sumber: Kemenko Marves
Kebijakan Pengendalian Belanja Impor dan
Tenaga Kerja Asing di Kementerian PUPR

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Kebijakan Pengendalian Non Produk Dalam Negeri di
Kementerian PUPR
Keputusan Menteri PUPR
Nomor 280/M/KPTS/2022
Tentang
Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun 2022-2024

Pada DIKTUM KETIGA Kepmen PUPR menyebutkan tugas dari Tim Pelaksana
dalam mengendalikan penggunaan non produk dalam negeri (impor) yaitu:
1. Ketua Tim Pelaksana:
Menyusun dan menetapkan standar operasional prosedur terkait
pelaksanaan tugas Tim Pelaksana sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas.
2. Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi:
Memberikan pendampingan dan rekomendasi penggunaan produk dalam
negeri dan/atau produk yang diproduksi di dalam negeri kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dalam hal permohonan izin penggunaan non produk
dalam negeri (impor).

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Kebijakan Pengendalian Non Produk Dalam Negeri di
Kementerian PUPR
Surat Menteri PUPR
Nomor PB.01.01-Mn/2775
Perihal Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Pengadaan Barang/Jasa di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

BUTIR PERTAMA dalam surat Menteri PUPR menyebutkan bahwa


“dalam menyusun spesifikasi teknis/KAK harus menggunakan:
a. Menggunakan produk dalam negeri;
b. Menggunakan produk bersertifikat SNI;
c. Memaksimalkan penggunaan produk industri hijau”.

BUTIR KEDUA dalam surat Menteri PUPR menyebutkan bahwa


“Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat harus menggunakan material/bahan produk dalam negeri
atau yang diproduksi di dalam negeri”.

BUTIR KETIGA dalam surat Menteri PUPR menyebutkan bahwa


“penggunaan material/bahan produk dalam negeri yang belum bersertifikat
SNI dan/atau non produk dalam negeri (impor) dapat digunakan dengan
ketentuan harus mendapatkan persetujuan dari pejabat Pimpinan Tinggi
Madya”.

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Referensi Sumber Informasi Produk Dalam Negeri

Surat Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi


07 Oktober 2021
Nomor BK 0403-Kd/770
Perihal Penyampaian Referensi Sumber Informasi Produk Dalam
Negeri

Informasi mengenai material/bahan produk dalam negeri atau yang diproduksi di


dalam negeri dapat diakses dengan cara sebagai berikut:
1. Melalui website P3DN : tkdn.kemenperin.go.id;
2. Melalui Sistem Informasi Material dan Peralatan Konstruksi (SIMPK)
simpk.pu.go.id; dan
3. Berkorespondensi dengan:
a. Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
Kementerian Perindustrian;
b. Asosiasi bidang Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi;
c. Produsen/Pemasok material atau peralatan konstruksi;
d. Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi.

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Referensi Sumber Informasi Produk Dalam Negeri

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Referensi Sumber Informasi Produk Dalam Negeri

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


KEPMEN PUPR Nomor 280 Tahun 2022
tentang TIM P3DN Kementerian PUPR Tahun 2022-2024
Terbit:
21 Maret 2022 Tim Peningkatan
Penggunaan
Produk Dalam
Negeri (P3DN)
Kementerian PUPR
memastikan
sebesar-besarnya
pemanfaatan
APBN Kementerian
PUPR untuk
belanja Produk
Dalam Negeri
a. Tim Pengarah (Ketua: Dirjen Bina Konstruksi);
b. Tim Pelaksana , terdiri atas:
1. Ketua Tim Pelaksana (Direktur Kelembagaan dan
Sumber Daya Konstruksi), Sekretaris, dan
Anggota;
2. Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi;
3. Tim Pelaksana Verifikasi Awal Capaian TKDN; dan
4. Tim Pelaksana Fasilitasi Perbedaan Penafsiran TKDN.
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
(terkait pengendalian belanja impor)

No. Jabatan Unit Organisasi Posisi


Tugas Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi:
Direktur Pengadaan Jasa
1. menginventarisasi informasi rencana pengadaan barang/jasa pemerintah seluruh
1 Ditjen Bina Konstruksi Koordinator
Konstruksi
paket setiap tahun, meliputi: komitmen TKDN, produk dalam negeri, produk usaha
mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri, produk impor, dan Kepala Biro Perencanaan Anggaran
NaKer Lokal dan asing; 2 Sekretariat Jenderal Anggota
dan Kerja Sama Luar Negeri
2. memberikan pendampingan dan rekomendasi penggunaan produk dalam negeri
dan/atau produk yang diproduksi di dalam negeri kepada PPK dalam hal
Direktur Sistem dan Strategi Ditjen Sumber Daya
3 Anggota
permohonan izin penggunaan non produk dalam negeri (impor); Pengelolaan Sumber Daya Air Air
Ditjen Sumber Daya
3. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan produk dalam negeri pada 4 Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Anggota
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah sejak tahap perencanaan sampai Air
dengan tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kementerian PUPR;
Direktur Sistem dan Strategi
5 Ditjen Bina Marga Anggota
4. menghitung nilai capaian TKDN paket pekerjaan konstruksi sesuai dengan ketentuan Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
perundang-undangan;
Direktur Bina Teknik Jalan dan
5. menghitung nilai capaian TKDN sebagaimana dimaksud dalam butir d, dapat 6 Ditjen Bina Marga Anggota
Jembatan
dilakukan melalui aplikasi perhitungan TKDN dalam sistem informasi terkait MPK;
Direktur Sistem dan Strategi
6. melakukan identifikasi kepemilikan sertifikat tanda sah TKDN pada produk MPK yang 7 Penyelenggaraan Infrastruktur Ditjen Cipta Karya Anggota
digunakan dalam setiap paket pekerjaan konstruksi melalui PPK; Permukiman
7. memberikan rekomendasi kepada produsen/pemasok produk MPK untuk Direktur Bina Teknik Permukiman
8 Ditjen Cipta Karya Anggota
mensertifikasi produknya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan Perumahan
8. melakukan pemeriksaan produk MPK yang digunakan dalam setiap paket pekerjaan Direktur Sistem dan Strategi
9 Ditjen Perumahan Anggota
konstruksi melalui PPK telah tercatat pada sistem informasi terkait MPK; Penyelenggaraan Perumahan
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina
9. memberikan rekomendasi lainnya kepada PPK berdasarkan hasil monitoring dan 10 Ditjen Bina Konstruksi Anggota
evaluasi; dan Konstruksi
Direktur Kompetensi dan
10.melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Ketua Tim Pelaksana secara berkala 11 Ditjen Bina Konstruksi Anggota
Produktivitas Konstruksi
setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember setiap tahunnya atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan. 12 Direktur Keberlanjutan Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Anggota
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Surat Menteri PUPR Nomor PB.01.01-Mn/1974
perihal Pelaporan Aksi Afirmasi Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam
Rangka Bangga Buatan Indonesia di Kementerian PUPR

Implementasi dari Surat Menteri PUPR Nomor PB.01.01-


Mn/2775 yang menekankan keharusan penggunaan
material/bahan produk dalam negeri dalam pengadaan
barang/jasa di Kementerian PUPR serta permintaan
persetujuan Pejabat Tinggi Madya untuk pengadaan impor
sudah tertib dilakukan oleh Para Kasatker/PPK.

Berdasarkan data rekapitulasi self declare rencana/realisasi


belanja impor dan tenaga kerja asing dari seluruh Satker di
Kementerian PUPR TA. 2022 sebesar 2,65% dari pagu.

Barang Impor TKA


Rp.2.706.693.193.772 Rp.384.459.687.460

Total Rp.3.091.152.881.233

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Surat Menteri Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan Tenaga Kerja
Asing pada Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian PUPR

1. Penggunaan barang impor dan tenaga kerja asing pada Tahun 2022 dibatasi
sebesar paling tinggi 10% dan pada Tahun 2023 dan 2024 sebesar paling
tinggi 5% dari pagu Kementerian PUPR;
2. Penggunaan barang impor dan tenaga kerja asing dapat diberikan persetujuan
dengan syarat:
a. Memperhatikan urutan prioritas penggunaan produk dan tenaga kerja
dalam negeri; dan
b. Memastikan ketersediaan produk dan tenaga kerja dalam negeri melalui
sumber informasi yang sah sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
3. Dalam hal angka 2 tidak terpenuhi, persetujuan penggunaan barang impor dan
tenaga kerja asing dapat diberikan dengan pembagian kewenangan berdasarkan
nilai pengadaan barang impor dan tenaga kerja asing sebagai berikut:
No. Jabatan Nilai Pengadaan
1 Menteri di atas Rp1.000.000.000,-
2 Pejabat Tinggi Madya paling banyak Rp1.000.000.000,-
Pejabat Tinggi Pratama/ Kepala Satuan Kerja Unit paling banyak Rp500.000.000,-
3 Eselon II

4 Kepala Balai/ Kepala Satuan Kerja Unit Eselon III paling banyak Rp200.000.000,-
5 Kepala Satuan Kerja paling banyak Rp100.000.000,-

4. Mekanisme sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dan angka 3 selanjutnya


diatur oleh Ketua Tim Pelaksana P3DN Kementerian PUPR sesuai amanat
Keputusan Menteri PUPR Nomor 280/M/KPTS/2022 (Buku KITA)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


BUKU KITA (Kendali Impor dan Tenaga Asing)

Surat Menteri Pengendalian Penyampaian BUKU KITA


Penggunaan Barang Impor dan (Kendali Impor dan Tenaga
Tenaga Kerja Asing pada Asing) sesuai Surat Menteri
Pengadaan Barang/Jasa di
PUPR No. PB.01.01-Mn/2075
Kementerian PUPR

Terbit: 25 Oktober 2022


https://bit.ly/BUKUKITA-01
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Ketentuan Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan
Tenaga Kerja Asing

Penggunaan barang impor dan tenaga kerja asing pada Tahun 2022 dibatasi
1 sebesar paling tinggi 10% dan pada Tahun 2023 dan 2024 sebesar paling
tinggi 5% dari pagu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Penggunaan barang impor dan tenaga kerja asing dapat diberikan persetujuan
2 dengan syarat:
a. Memperhatikan urutan prioritas penggunaan produk dan tenaga kerja dalam
negeri; dan
b. Memastikan ketersediaan produk dan tenaga kerja dalam negeri melalui
sumber informasi yang sah sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Dalam hal angka 2 tidak terpenuhi, persetujuan penggunaan barang impor dan
3 tenaga kerja asing dapat diberikan dengan persetujuan Menteri dengan urutan
persetujuan penggunaan barang impor dan tenaga kerja asing.

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Urutan Prioritas Penggunaan Barang dan Tenaga Kerja

TKDN BMP TKDN+BMP


Prioritas Uraian Kode SNI
(%) (%) (%)
1 Barang Wajib Berstandar BWB ≥ 25 ≤ 15 ≥ 40 √
2 Barang Wajib Tidak Berstandar BWTB ≥ 25 ≤ 15 ≥ 40 -
3 Barang Tidak Wajib Berstandar Tipe A BTWB-A ≥ 25 < 15 25 ≤TKDN+BMP< 40 √
4 Barang Tidak Wajib Tidak Berstandar Tipe A BTWTB-A ≥ 25 < 15 25 ≤TKDN+BMP< 40 -
5 Barang Tidak Wajib Berstandar Tipe B BTWB-B < 25 < 15 < 25 √
6 Barang Tidak Wajib Tidak Berstandar Tipe B BTWTB-B < 25 < 15 < 25 -
7 Produksi Dalam Negeri Tidak Ber-TKDN Tipe A PDN-A - ≤ 15 ≤ 15 √
8 Produksi Dalam Negeri Tidak Ber-TKDN Tipe B PDN-B - ≤ 15 ≤ 15 -
9 Produksi Dalam Negeri Tidak Ber-TKDN Tipe C PDN-C - - - √
10 Produksi Dalam Negeri Tidak Ber-TKDN Tipe d PDN-D - - - -
11 Produk Impor IMPOR - - - -

Prioritas Kewarganegaraan Tenaga Kerja


1 Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi persyaratan kompetensi sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Warga Negara Asing (WNA) yang memenuhi persyaratan perizinan, penyetaraan kompetensi, pencatatan, dan persyaratan lainnya
2
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Urutan Prioritas Penggunaan Barang dan Tenaga Kerja

1) Barang Wajib Berstandar (BWB) adalah produk/barang yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
minimal 25% (dua puluh lima persen) ditambah dengan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) maksimal 15% (lima
belas persen) bernilai lebih besar dari atau sama dengan 40% (empat puluh persen) dan memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI)/standar yang berlaku;
2) Barang Wajib Tidak Berstandar (BWTB) adalah produk/barang yang memiliki TKDN minimal 25% (dua puluh lima
persen) ditambah dengan nilai BMP maksimal 15% (lima belas persen) bernilai lebih besar dari atau sama dengan 40%
(empat puluh persen) dan belum memenuhi SNI/standar yang berlaku;
3) Barang Tidak Wajib Berstandar Tipe A (BTWB-A) adalah produk/barang yang memiliki TKDN minimal 25% (dua puluh
lima persen) ditambah dengan nilai BMP kurang dari 15% (lima belas persen) bernilai lebih besar dari atau sama
dengan 25% (dua puluh lima persen) dan lebih kecil dari 40% (empat puluh persen) serta memenuhi SNI/standar yang
berlaku;
4) Barang Tidak Wajib Tidak Berstandar Tipe A (BTWTB-A) adalah produk/barang yang memiliki TKDN minimal 25%
(dua puluh lima persen) ditambah dengan nilai BMP kurang dari 15% (lima belas persen) bernilai lebih besar dari atau
sama dengan 25% (dua puluh lima persen) dan lebih kecil dari 40% (empat puluh persen) serta belum memenuhi
SNI/standar yang berlaku;
5) Barang Tidak Wajib Berstandar Tipe B (BTWB-B) adalah produk/barang yang memiliki TKDN kurang dari 25% (dua
puluh lima persen) ditambah dengan nilai BMP kurang dari 15% (lima belas persen) bernilai lebih kecil dari 25% (dua
puluh lima persen) dan memenuhi SNI/standar yang berlaku;

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Urutan Prioritas Penggunaan Barang dan Tenaga Kerja

6) Barang Tidak Wajib Tidak Berstandar Tipe B (BTWTB-B) adalah produk/barang yang memiliki TKDN kurang dari 25%
(dua puluh lima persen) ditambah dengan nilai BMP kurang dari 15% (lima belas persen) bernilai lebih kecil dari 25%
(dua puluh lima persen) dan belum memenuhi SNI/standar yang berlaku;
7) Produksi Dalam Negeri Tidak ber-TKDN Tipe A (PDN-A) adalah produk/barang yang tidak memiliki sertifikat TKDN
namun memiliki sertifikat BMP dengan nilai maksimal 15% (lima belas persen) serta memenuhi SNI/standar yang berlaku;
8) Produksi Dalam Negeri Tidak ber-TKDN Tipe B (PDN-B) adalah produk/barang yang tidak memiliki sertifikat TKDN
namun memiliki sertifikat BMP dengan nilai maksimal 15% (lima belas persen) serta belum memenuhi SNI/standar yang
berlaku;
9) Produksi Dalam Negeri Tidak ber-TKDN Tipe C (PDN-C) adalah produk/barang yang tidak memiliki sertifikat TKDN dan
BMP namun memenuhi SNI/standar yang berlaku;
10) Produksi Dalam Negeri Tidak ber-TKDN Tipe D (PDN-D) adalah produk/barang yang tidak memiliki sertifikat TKDN dan
BMP serta belum memenuhi SNI/standar yang berlaku;
11) Produk/barang Impor.

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Urutan Prioritas Penggunaan Barang dan Tenaga Kerja

Wajib dilakukan justifikasi teknis terhadap:


a. Barang impor dan/atau TKA apabila secara kualitas produk dan/atau tenaga kerja yang akan
digunakan tidak dapat dilaksanakan menggunakan PDN dan/atau tenaga kerja dalam negeri;
b. Barang impor dan/atau TKA apabila secara kualitas produk dan/atau tenaga kerja yang akan
digunakan dapat dilaksanakan menggunakan PDN dan/atau tenaga kerja dalam negeri (substitusi);
dan/atau
c. Perubahan desain paket pengadaan.

Justifikasi teknis meliputi:


a. Barang impor dan/atau tenaga kerja asing tersebut tidak over design dan/atau over specification
(mengapa menggunakan design/specification itu?);
b. Memastikan bahwa barang impor dan/atau tenaga kerja asing tersebut tidak tersedia di dalam
negeri dan/atau tidak ada substitusinya;
c. Menyusun strategi untuk menyiapkan substitusinya.

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Sumber Informasi TKDN/PDN dan Tenaga Kerja Lokal

Sumber Informasi Produk Dalam Negeri

1 Website P3DN Kementerian Perindustrian: tkdn.kemenperin.go.id

2 Website katalog elektronik LKPP: e-katalog.lkpp.go.id

3 Website SIMPK Kementerian PUPR: simpk.pu.go.id

4 Website APDN Kementerian ESDM: esdm.go.id/apdn

5 Website Bela Pengadaan LKPP: tokodaring.lkpp.go.id

6 Website Padi UMKM Kementerian BUMN: padiumkm.id

7 Asosiasi Material dan Peralatan Konstruksi

8 Sumber lainnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku

Sumber Informasi Tenaga Kerja Lokal


1 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK): siki.pu.go.id
2 Asosiasi Profesi
3 Sumber lainnya yang sah menurut ketentuan perundangan yang berlaku
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
ALUR PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN BARANG IMPOR (1)

No Kewenangan Tugas
PPK wajib mendapatkan justifikasi teknis dan memastikan kembali
1 PPK
ketersediaan PDN
2 Kasatker Mereviu justifikasi teknis dan memastikan kembali ketersediaan PDN
Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon III menerima permohonan
izin penggunaan barang impor dari Kepala Satker, Kepala Balai/Kepala
Kabalai / Kasatker
3 Satuan Kerja Unit Eselon III mereviu justifikasi teknis dan memastikan
Unit Eselon III
kembali ketersediaan PDN berdasarkan urutan prioritas penggunaan
produk/barang
PPT Pratama/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon II menerima permohonan
(PPT Pratama) / izin penggunaan barang impor dari Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja
4 Kasatker Unit Unit Eselon III, PPT Pratama/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon II mereviu
Eselon II justifikasi teknis dan memastikan kembali ketersediaan PDN
berdasarkan urutan prioritas penggunaan produk/barang
PPT Madya menerima permohonan izin penggunaan barang impor dari
PPT Pratama/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon II, PPT Madya mereviu
5 PPT Madya
justifikasi teknis dan memastikan kembali ketersediaan PDN
berdasarkan urutan prioritas penggunaan produk/barang
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
ALUR PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN BARANG IMPOR (2)

No Kewenangan Tugas
Dirjen Bina Menerima surat permohonan fasilitasi rapat pembahasan penggunaan
Konstruksi barang impor dari PPT Madya terkait, Dirjen Bina Konstruksi memberikan
6 (selaku Ketua Tim disposisi kepada Direktur KSDK
Pengarah P3DN
PUR)
Menerima disposisi surat permohonan fasilitasi rapat pembahasan
Direktur KSDK penggunaan barang impor dari Dirjen Bina Konstruksi, Direktur KSDK
(selaku Ketua Tim memfasilitasi pelaksanaan rapat dengan mengundang Kementerian
7
Pelaksana P3DN Perindustrian, Kementerian/Lembaga terkait, asosiasi material dan
PUPR) peralatan konstruksi, asosiasi terkait lainnya, produsen terkait, serta pihak
terkait lainnya
Memiliki kewenangan untuk memberikan izin/tidak memberikan izin
8 Menteri
terhadap penggunaan barang impor

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


ALUR PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TKA (1)

No Kewenangan Tugas
PPK wajib mendapatkan justifikasi teknis dari Unit Kerja/Direktorat Teknis dan/atau Direktorat
1 PPK Bina Teknik terkait melalui Kepala Satker dan Kepala Balai terkait, mengenai justifikasi teknis
kebutuhan TKA
Kepala Satker menerima permohonan izin penggunaan TKA dari PPK, Kepala Satker
2 Kasatker mereviu justifikasi teknis dan memastikan kembali ketersediaan TKA berdasarkan urutan
prioritas penggunaan tenaga kerja
Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon III menerima permohonan izin penggunaan
TKA dari Kepala Satker, Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon III mereviu justifikasi
Kabalai / Kasatker Unit
3 teknis dan memastikan kembali ketersediaan tenaga kerja berdasarkan urutan prioritas
Eselon III
penggunaan produk/barang

PPT Pratama/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon II menerima permohonan izin penggunaan
TKA dari Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja Unit Eselon III, PPT Pratama/Kepala Satuan
(PPT Pratama) / Kasatker
4 Kerja Unit Eselon II mereviu justifikasi teknis dan memastikan kembali ketersediaan PDN
Unit Eselon II
berdasarkan urutan prioritas penggunaan tenaga kerja

PPT Madya menerima permohonan izin penggunaan TKA dari PPT Pratama/Kepala Satuan
Kerja Unit Eselon II, PPT Madya mereviu justifikasi teknis dan memastikan kembali
5 PPT Madya
ketersediaan PDN berdasarkan urutan prioritas penggunaan tenaga kerja

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


ALUR PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN TKA (2)

No Kewenangan Tugas
Dirjen Bina Menerima surat permohonan fasilitasi rapat pembahasan penggunaan
Konstruksi TKA dari PPT Madya terkait, Dirjen Bina Konstruksi memberikan disposisi
6 (selaku Ketua Tim kepada Direktur KSDK
Pengarah P3DN
PUR)
Menerima disposisi surat permohonan fasilitasi rapat pembahasan
Direktur KSDK
penggunaan TKA dari Dirjen Bina Konstruksi, Direktur KSDK memfasilitasi
(selaku Ketua Tim
7 pelaksanaan rapat dengan mengundang Kementerian Ketenagakerjaan,
Pelaksana P3DN
BNSP, LPJK, Kementerian/Lembaga terkait, asosiasi profesi, asosiasi
PUPR)
terkait lainnya, serta pihak terkait lainnya
Memiliki kewenangan untuk memberikan izin/tidak memberikan izin
8 Menteri
terhadap penggunaan TKA

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Nota Dinas Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing (Maks Rp100 Juta)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Nota Dinas Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing (Maks Rp200 Juta)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Nota Dinas Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing (Maks Rp500 Juta)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Nota Dinas Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing (Maks Rp1 M)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Nota Dinas Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing (> Rp1 M)

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Berita Acara Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Format Berita Acara Permohonan Persetujuan Penggunaan
Barang Impor & Tenaga Kerja Asing

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


SE Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2022
tentang Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan/atau Tenaga Kerja Asing
pada Pelaksanaan Pembangunan dan Pengelolaan Jalan Tol

Terbit: 23 November 2022

https://bit.ly/SE-MenteriPUPR-PengendalianImporTKA-JalanTol
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi
Urutan Persetujuan Pengendalian Penggunaan Barang Impor
dan Tenaga Kerja Asing

a. Pimpinan BUJT mengajukan


permohonan kepada Dirjen Bina
Konstruksi ditembuskan kepada Dirjen Bina
Marga dan Kepala BPJT dengan
melampirkan hasil pencarian informasi PDN
dan justifikasi teknis dari kebutuhan
spesifikasi;
b. Dirjen Bina Konstruksi melaksanakan
rapat dan melaporkan hasil rapat kepada
Menteri PUPR
c. Menteri PUPR memberikan persetujuan
terhadap penggunaan barang impor dan/atau
tenaga kerja asing;
d. Dalam hal Menteri tidak memberikan
persetujuan maka diperlukan penyesuaian
spesifikasi teknis oleh BUJT dengan
memperhatikan ketersediaan produk dalam
negeri dan tenaga kerja dalam negeri;

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


SE Menteri PUPR Nomor 02 Tahun 2023
tentang Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan/atau Tenaga Kerja Asing pada Penyediaan
Infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Pola Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha

Terbit: 16 Januari 2023

bit.ly/SE-MENTERIPUPR-PengendalianImporTKA_KerjasamaPemerintah-BU

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Urutan Persetujuan Pengendalian Penggunaan Barang Impor
dan Tenaga Kerja Asing

a. Pimpinan BU mengajukan permohonan


kepada Dirjen Bina Konstruksi
ditembuskan kepada Dirjen organisasi terkait
dengan melampirkan hasil pencarian
informasi ketersediaan PDN dan justifikasi
teknis dari kebutuhan spesifikasi;
b. Dirjen Bina Konstruksi melaksanakan
rapat dengan pihak terkait dan
melaporkan hasil rapat kepada Menteri
PUPR
c. Menteri PUPR memberikan persetujuan
terhadap penggunaan barang impor dan/atau
tenaga kerja asing;
d. Dalam hal Menteri tidak memberikan
persetujuan maka diperlukan penyesuaian
spesifikasi teknis oleh BU dengan
memperhatikan ketersediaan produk dalam
negeri dan tenaga kerja dalam negeri;

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Permohonan Izin Impor dari Unit Organisasi
di Kementerian PUPR

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Kegiatan Pengawasan:
Pelaksanaan Rapat Penggunaan Non Produk Dalam Negeri (Impor)
oleh Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Rapat Pembahasan Penggunaan Non Produk Dalam Negeri (Impor)
Kegiatan Mendesak untuk Penanganan Banjir
Rapat Pembahasan Penggunaan Produk Impor untuk Pekerjaan Bandara Halim Perdana Kusuma
Pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong 16 dan 18 Juli, serta 3 dan 4 Agustus 2021
19 Mei 2021
Disposisi
Nota Dinas Dirjen Bina Konstruksi
Bapak Menteri PUPR
Disposisi Nomor: 786/ND/KD/2021
ke Dirjen Bina Konstruksi
Bapak Menteri PUPR
ke Dirjen Bina Konstruksi Nota Dinas
Dirjen Bina Konstruksi
Nomor: 492/ND/BK/2021 hasil
Nota Dinas Laporan Hasil Rapat
Pembahasan Penggunaan Non
Produk Dalam Negeri (Impor)
Kegiatan Mendesak untuk
Penanganan Banjir Bandara HPK

Pelaksanaan Kunjungan Lapangan ke Ancol Sentiong & Bandara HPK


2 September 2021
hasil Kunjungan Lapangan Penggunaan Produk Impor untuk Kunjungan Lapangan Penggunaan Impor Kegiatan
Pekerjaan Pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong Mendesak untuk Penanganan Banjir Bandara HPK

Nota Dinas Laporan Hasil Rapat


Koordinasi Pembahasan
Penggunaan Produk Impor untuk
Pekerjaan Pembangunan Stasiun
Pompa Ancol Sentiong

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


Pengajuan Izin Penggunaan Barang Impor di Kementerian
PUPR

Pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong:


- Pompa Submersible Axial Flow 7 Mei 2021
- Generator Set - Panel Control
Penanganan Banjir Bandara Halim Perdana Kusuma:
23 Jun 2021
- Pompa Submersible Axial Propeller
Peningkatan Kapasitas Sudetan Floodway
(Plangwoot-Sedayu Lawas) – Tahap II: 6 Jun 2022
- Rubber Bladder - Plunger Valve Pengadaan Perangkat Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Gedung Ditjen Bina Marga:
5 Agt 2022 - Backbone Switch Type EX 3400 (14 unit)
Pemb. IPAL Industri Terpadu Batang (Fase I – 450 Ha): - Core Switch Type MS425 (1 Unit)
- 28 Unit Impor (pompa, blower, automatic screen, screw - Backbone Switch Type CX 6000 (5 Unit)
31 Agt 2022
conveyor, sludge dewatering, flow meter)
- 1 Unit (genset) dapat diproduksi di dalam negeri Kebutuhan Sarana Prasarana Tempat Uji Kompetensi
26 Sep 2022 (TUK) Konstruksi Layang:
Peningkatan Kapasitas IPLT Madurejo, Kabupaten Sleman: - All Terrain Crane (130 ton)
- Mixer Unit Kolam Pengumpul - Root Blower
25 Jan 2023
- Progressive Cavity Pump - Diffuser
- Inlet Pump - RAS Pump Pembangunan Gedung AMC Rumah Sakit Anutapura –
on progress Infrastructure Reconstruction Sector Loan (IRSL) for Central
Sulawesi – JICA
Pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi dan status saat ini di Bapak Menteri PUPR
on progress
Kreativitas (GIK) UGM
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sarana Pendidikan di
on progress
Universitas Tadulako Fase II
Pengadaan Alat Survey Pemetaan dan Pengadaan Alat
on progress
Laboratorium Balai Teknik Sabo

on progress Rehabilitasi dan Rekonstruksi SPAM Regional Pasigala

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA KONSTRUKSI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai