ANALISIS PARAMETER
5 PEMBANGUNAN
Sejak timbulnya krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter pada pertengahan tahun 1997,
pertumbuhan ekonomi nyaris terhenti dan laju inflasi meningkat pesat. Akibatnya pendapatan dan taraf
hidup masyarakat merosot tajam dimana jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran
membengkak dalam waktu yang sangat singkat. Krisis ekonomi telah mengangkat kepermukaan
beberapa kelemahan dalam penyelenggaraan perekonomian baik pada tingkat nasional maupun
regional.
Sementara itu, setelah sekitar tiga belas tahun berjalan pasca krisis moneter, pembangunan ekonomi
khususnya di Kota Serang sebagai kota yang lahir dari pemekaran Kota Serang pada Tahun 2007
menghadapi tiga tantangan utama yaitu yang terkait dengan isu globalisasi atau perdagangan bebas,
isu desentralisasi atau otonomi daerah dan tuntutan perkembangan ekonomi perkotaan sebagai
konsukuensi logis terbentuknya kota serang. Pengalaman membangun pada masa lalu yang bermuara
pada krisis yang berkepanjangan dapat digunakan sebagai pelajaran berharga untuk membangun
Kota Serang ke depan. Secara normatif, untuk membangun perekonomian yang kuat, sehat dan
berkeadilan, pembangunan ekonomi harus dilaksanakan dengan mengedepankan partisipasi
masyarakat berdasarkan aturan main yang jelas, etika dan moral yang baik, nilai-nilai yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia serta persamaan derajat, hak, dan kewajiban warga negara,
termasuk persamaan jender.
Pendekatan sektor kota yang komprehensif dan sinergis: Tinjauan Sektor Perkotaan ini memusatkan
pada lima strategi kunci: kepemerintahan, keuangan kota, pengentasan kemiskinan, pengembangan
ekonomi lokal, dan penyediaan layanan kota. Interaksi yang dinamis antar kelima dimensi ini, dilihat
melalui kacamata tata ruang, merupakan kunci untuk pengertian yang komprehensif dari kota sebagai
“organisme hidup” yang berevolusi dengan dinamis. Kota Serang menghadapi tantangan yang luar
biasa, mulai dari ekonomi yang stagnan dan layanan yang buruk, hingga kemiskinan kota yang
meningkat dan kapasitas yang lemah. Pembangunan kota yang berkelanjutan lebih mungkin terjadi
bila sinergi yang strategis menarik semua dimensi tersebut. Tata – pemerintahan yang baik, dilihat dari
kapasitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi, penyediaan sinergi dan kemudian menjadi dasar
yang kuat untuk pertumbuhan kota yang dinamis dan berkelanjutan.
Gambar 4.1.
Dalam melaksanakan Pembangunan Ekonomi Kota Serang Langkah pertama yang harus dipahami
adalah mengerti supply dan demand pada tingkat daerah, melakukan “matches” antara pemerintah
daerah dan pebisnis daerah. Ini juga merupakan hal yang kritis untuk dimengerti bagaimana
Gambaran perkembangan pencapaian perekonomian daerah Kota Serang, merupakan salah satu
parameter yang mencerminkan keberhasilan pembangunan di Kota Serang dalam beberapa tahun
terakhir. Parameter perekonomian daerah yang dapat diukur melalui perkembangan pendapatan
regional (regional income) dari tahun ke tahun, merupakan indikator penting yang dapat menunjukan
tingkat kesejahteraan daerah. Keberhasilan pemerintah daerah Kota Serang untuk kembali
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerahnya pasca krisis moneter adalah merupakan suatu
“credit point” tersendiri bagi penilaian kinerja pemerintah daerah secara keseluruhan.
Pertumbuhan ekonomi daerah Kota Serang dimaksudkan untuk mengetahui dampak pelaksanaan
pembangunan selama beberapa tahun terakhir pada kondisi makro ekonomi Kota Serang.
Pertumbuhan ekonomi dilihat dari pertumbuhan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga konstan dan berlaku, menunjukkan peningkatan yang signifikan. PDRB Kota Serang baik
atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dalam kurun waktu tahun 2007-2008, terus
mengalami pertumbuhan, dimana sampai dengan tahun 2008 pertumbuhannya adalah sebesar
5,71%.
Gambar 4.1
Perkembangan PDRB Kota Serang Tahun 2007-2008
4.500.000,00
4.000.000,00 4.355.879,54
3.500.000,00 3.881.343,81
3.000.000,00
2.500.000,00
2.532.981,69
2.000.000,00 2.396.085,82
1.500.000,00
1.000.000,00
500.000,00
0,00
2007 2008
Berlaku Konstan
Gambar 4.3.
PERANAN SEKTOR TERHADAP PDRB KOTA SERANG TAHUN 2008
8,89
26,09
65,02
Sektor Primer (Agriculture) Sektor Sekunder (Manufacture) Sektor Tersier (Serv ices)
Tabel 4.1
Perkembangan Kontribusi Sektor
Terhadap PDRB Kota Serang Tahun 2007-2008
KONTRIBUSI
NO SEKTOR EKONOMI RATA-
2007 2008
RATA
1 Sektor Primer 9,06 8,89 8,98
2 Sektor Sekunder 26,11 26,09 26,10
3 Sektor Tersier 64,83 65,02 64,93
PDRB 100,00 100,00 100,00
Angka PDRB perkapita merupakan indikator kesejahteraan masyarakat secara makro yang dapat
dijadikan “cermin” kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi PDRB perkapita yang diterima oleh
penduduk berarti semakin tinggi kesejahteraannya. Sebaliknya penurunan PDRB perkapita pada suatu
daerah, menggambarkan penurunan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Pada tahun 2008, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Serang meningkat sebesar 11,14
persen, yaitu dari 7,95 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 8,83 juta rupiah pada tahun 2008. Bila
diteliti lebih lanjut ternyata peningkatan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tidak
menggambarkan peningkatan pendapatan secara riil, tetapi lebih disebabkan adanya pengaruh
kenaikan harga (inflasi).
Bila dihitung dengan menggunakan harga konstan 2000 akan diketahui pertumbuhan PDRB perkapita
secara riil. Pada tahun 2008 PDRB perkapita Kota Serang meningkat sebesar 4,69 persen, yaitu dari
sebesar 4,90 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 5,14 juta rupiah pada tahun 2008.
Penggerak perekonomian biasanya adalah konsumsi dan investasi. Peningkatan konsumsi yang tinggi
akan menyebabkan peningkatan output yang tinggi pula. Selanjutnya, investasi juga menjadi faktor
pemicu yang tak kalah penting. Bahkan investasi memiliki pengganda ekonomi lebih besar dibanding
konsumsi, karena daya guna investasi lebih lama. Dengan fungsi seperti itu, investasi sangat
dibutuhkan bagi pembangunan ekonomi. Setiap daerah/negara berlomba untuk menarik investor, baik
asing maupun domestik, agar mau berinvestasi diwilayahnya. Berbagai sarana dan kemudahan
diberikan dalam rangka menarik investor tersebut.
Sektor-sektor yang diminati oleh investor domestik melalui PMDN juga tidak jauh beda dengan
investor asing. Seluruh rencana investasi PMDN diperuntukkan bagi sektor industri, mulai dari industri
kimia dasar, makanan, logam, sampai pada industri percetakan. Lagi-lagi sektor pertanian kurang
dilirik. Perlu kiranya pemerintah Serang mencari kiat khusus agar para investor asing dan domestik
mau melirik sektor pertanian di Kota Serang.
C. Tenaga Kerja
Sektor ketenagakerjaan merupakan salah sektor penting pembangunan ekonomi khususnya dalam
upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan. Hal ini karena tenaga kerja adalah modal bagi
geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan
seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada umumnya yang menjadi fokus perhatian
dibidang ketenagakerjaan adalah penduduk usia kerja yang masuk angkatan kerja, karena kelompok
ini memiliki sensitivitas yang cukup tinggi terhadap pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, perubahan
yang terjadi pada kelompok ini akan mempengaruhi sisi permintaan dan penawaran akan tenaga
kerja.
Pada tahun 2009, di Kota Serang terdapat 393.983 penduduk usia kerja. Bagian dari penduduk usia
kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk
usia kerja. TPAK Kota Serang mengalami peningkatan dari 54,14% pada tahun 2007 menjadi 56,24%
pada tahun 2009. Kenaikan TPAK ini salah satunya dikarenakan perubahan sosial perkotaan yang
dialami Kota serang yang baru berdiri pada tahun.
Di Kota Serang, lapangan usaha jasa merupakan sektor yang menjadi dominin dalam menyerap
tenaga kerja dan selanjutnya diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tingginya lapangan
usaha di sektor jasa merupakan konsekuensi logis, karena sektor ini umumnya model perkotaan di
Indonesia sektor jasa merupakan lapangan usaha ideal perkotaan. Kenyataan lainnya adalah tingkat
upah/pendapatan yang diterima pun fluktuafif. Sekitar 30,45% dari total penduduk yang bekerja
terserap di sektor ini, sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap 22,82%. Sektor
berikut yang cukup besar peranannya adalah sektor industri (16,11%) dan pengangkutan dan
komunikasi (12,37%). Sedangkan sektor yang menyerap sedikit tenaga kerja adalah keuangan
(0,78%), dan sektor listrik, gas dan air minum (0,31%).
Kondisi sosial dan budaya yang sangat beragam dalam kehidupan bermasyarakat memerlukan
sentuhan kebijakan dan tindak lanjut untuk mendukung perbaikan infrastruktur sosial budaya yang
dimiliki Kota Serang. Infrastruktur sosial ini sangat luas karena mengangkat aspek kesejahteraan di
satu pihak dan partisipasi mereka dalam pembangunan di lain pihak. Gambaran kondisi ini ditentukan
oleh sikap dan tingkah laku masyarakat Kota Serang dalam kehidupan sehari-hari. Sikap dan tingkah
laku masyarakat mencerminkan budaya masyarakat tersebut. Budaya dalam arti moral berarti disiplin,
hormat-menghormati, menjunjung tinggi rasa kebersamaan, dan sebagainya, sedangkan budaya
dalam arti etos kerja, maksudnya adalah semangat budaya kerja yang dilandasi profesionalisme
sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan di Kota Serang. Dan pembangunan
sosial dan budaya juga diarahkan pada pembentukan masyarakat yang rukun, peduli, mandiri dan
demokratis.
Dalam era keterbukaan sekarang ini, semakin beragamnya masyarakat yang tinggal di Kota Serang
dapat dipandang sebagai suatu potensi pembangunan, tetapi dapat juga menjadi peluang bagi
terjadinya peristiwa-peristiwa yang bersifat primodial dan partisan. Luasnya cakupan pembangunan
bidang sosial dan budaya di Kota Serang tidak mungkin hanya ditangani oleh pemerintah daerah,
namun memerlukan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Penduduk adalah modal bagi dasar pembangunan. Namun jumlah penduduk yang melebihi
kemampuan wilayah serta kualitas sumber daya manusia yang rendah, adalah faktor penghambat
bagi pembangunan suatu daerah. Pada tahun 2009, jumlah penduduk Kota Serang meningkat menjadi
sebesar 524.704 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 268.185 jiwa (50,11 %) dan perempuan
sebesar 256.519 jiwa atau 48,89 %. Laju pertumbuhan penduduk selama periode (2006-2009)
sebesar 3,15 %, jelas menghadapi persoalan kependudukan yang perlu segera diatasi agar tidak
menjadi beban pembangunan.
Penduduk Kota Serang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dengan jumlah penduduk pada
tahun 2009 diperkirakan mencapai 524.704 jiwa dan luas wilayah mencapai 26.619 Ha maka tingkat
kepadatan penduduk pada tahun 2009 mencapai sekitar 20 jiwa/Ha. Kecamatan yang mempunyai
tingkat kepadatan penduduknya yang tertinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu 70 jiwa/Ha.
Sedangkan Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang terendah adalah Kecamatan
Taktakan, yaitu sebesar 11 jiwa/Ha.
200.000
180.000
160.000
140.000
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) 2006
120.000
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) 2007
100.000
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) 2008
80.000 JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) 2009*
60.000
40.000
20.000
0
Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kota Serang pada dasarnya dapat dilihat dari
keberhasilan pembangunan manusia/penduduknya. Indikator tersebut berupa Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang merupakan angka indeks komposit dari tiga komponen utama didalamnya yaitu
indikator pendidikan, indikator kesehatan, dan indikator daya beli (ekonomi).
Pencapaian pembangunan manusia di Kota Serang semakin menunjukkan peningkatan, yang ditandai
dengan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu dari 67,99 pada tahun 2008,
menjadi 70,74 pada tahun 2009.
Peningkatan nilai IPM ini terutama dipengaruhi konsistensi peningkatan dari tahun ke tahun pada
komponen indeks pendidikan, yaitu dari 74,6 tahun 1999 menjadi 76,4 tahun 2002, dan 77,3 pada
tahun 2003. Demikian halnya dengan indeks harapan hidup yaitu dari 55,9 tahun 1999 menjadi 58,7
tahun 2002, dan 59,2 pada tahun 2003. Sementara itu, indeks daya beli masyarakat juga turut
meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari 50,3 tahun 1999 menjadi 56,0 tahun 2002, dan 56,4 pada
tahun 2003. Pencapaian pembangunan manusia tahun 2006 masih menempatkan Kota Serang pada
peringkat ke lima setelah Kota Tangerang (74,1), Kota Cilegon (74,1), Kabupaten Tangerang (70,0)
dan Kabupaten Pandeglang (66,9), demikian pula pencapaian tersebut masih lebih rendah bila
dibandingkan dengan IPM Provinsi Banten yang sebesar 69,1 pada tahun yang sama. Selama periode
tahun 1999-2006 status pembangunan manusia Kota Serang belum beranjak dari status
pembangunan manusia berkategori “menengah bawah”.
1. Pendidikan
2. Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat kesehatan
masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya angka harapan hidup (AHH) dari 52 tahun
(tahun 2008) menjadi 52.3 tahun (tahun 2009). Kondisi tersebut mencerminkan peningkatan peluang
hidup penduduk Kota Serang dari tahun ke tahunnya. Indikasi lainnya yang menunjukkan peningkatan
kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan keberhasilan upaya persuasif melalui posyandu,
puskesmas hingga RSUD dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Walaupun angka
harapan hidup naik, masih ada yang perlu mendapat perhatian serius karena kualitas kesehatan anak
khususnya dan masyarakat umumnya masih tergolong rendah yang apabila tidak dilakukan perbaikan,
suatu saat dapat menimbulkan kematian tinggi, sehingga tingkat harapan hidup menjadi turun kembali.
Oleh karena itu, penanganan bidang kesehatan secara menyeluruh dan terpadu harus makin
ditingkatkan terutama untuk bayi dan anak-anak.
Kota Serang merupakan tempat yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja, maupun tempat
tinggal. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan terbukanya lapangan usaha menyebabkan
pertumbuhan penduduk Kota Serang meningkat secara berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan
penyediaan sarana dan prasarana untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal wilayah. Persoalan
utama yang dihadapi akibat perkembangan wilayah yang cukup pesat adalah
(1) kurang memadainya sarana dan prasarana wilayah,
(2) bencana banjir yang terus terjadi setiap tahun di sejumlah lokasi langganan,
(3) rendahnya tingkat pelayanan angkutan umum,
(4) kurangnya ketersediaan utilitas perkotaan, serta
(5) kurang memadainya pengendalian pemanfaatan ruang.
Untuk mewujudkan Kota Serang yang indah, sehat dan nyaman, baik sebagai pusat kegiatan ekonomi
maupun tempat permukiman, pemerintah Kota Serang dihadapkan pada kendala kemampuan
manajerial dan terbatasnya pembiayaan untuk dapat memberikan pelayanan sarana dan prasarana
publik yang memadai dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sarana di bidang pendidikan tediri dari: TK. Negeri 2 sekolah; TK Swasta 95 sekolah; Madrasah
Diniyah 243 Madrasah; Madrasah Raudlatul Athfal 27 Madrasah; SD Negeri 224 sekolah; SD Swasta
15 sekolah; Madrasah Ibtidayah 15 Madrasah; SMP Negeri 22 sekolah; SMP Swasta 30 sekolah;
Madrasah Tsanawiyah 35 Madrasah; SMA Negeri 7 sekolah; SMA Swasta 19 sekolah; SMK Negeri 4
sekolah; SMK Swasta 15 sekolah; Madrasah Aliyah 11 Madrasah.
Di bidang sosial, prasarana dan sarana yang tersedia diantaranya: Panti Sosial terdaftar sebanyak 22
buah atau menampung 345 anak terlantar dan yatim piatu; monumen pahlawan 1 buah; pusara
pahlawan 300 buah; taman makam pahlawan 1 buah; Sarana Keagamaan: Masjid sebanyak 505
buah; Langgar 976 buah; Mushola 15 buah; Gereja Khatolik 2 buah; Gereja Protestan 4 buah; Pura 1
buah; Vihara 5 buah.
Prasarana dan sarana olahraga dan budaya terdiri dari: 1 Stadion Olahraga; 1 Gelanggang Remaja;
24 kolam renang; 12 lapangan tenis; 30 panti pijat; 12 pusat kebugaran; 3 sanggar senam; 6 sanggar
tari; dan 7 padepokan silat.
Jalan Kota yang ada di Serang seluruhnya merupakan jalan kelas III C. Panjang jalan Kota
keseluruhannya pada tahun 2008 adalah 307,21 km. Sementara itu, jika dibandingkan dengan total
jalan yang ada di Kota Serang, yang merupakan gabungan jalan negara, jalan provinsi dan jalan
kabupaten, panjang jalan Kota sekitar 67,74 persennya. Porsi panjang jalan ini tidak mengalami
perubahan sama sekali.
Jenis permukaan jalan kabupaten yang dimiliki sebagian besar merupakan jalan yang sudah di aspal
dengan presentase 79,15 persen. Persentase jalan yang diaspal ini meningkat sebanyak 0,79 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu porsi jalan dengan permukaan kerikil dan
Hal menggembirakan ternyata jalan kondisi baik porsinya meningkat dibandingkan dengan tahun 2008
yaitu dari 13,48 persen menjadi 23,17 persen. Ini menandakan bahwa pemeliharaan terhadap kondisi
jalan benar-benar menjadi perhatian oleh pemerintah.
Meskipun demikian, porsi jalan kualitas baik masih sangat rendah. Justru jalan dengan kualitas rusak
berat mempunyai porsi yang paling tinggi yaitu 41,56 persen. Kalau digabungkan, kondisi jalan yang
rusak berat dan rusak mencapai lebih dari 50 persen atau tepatnya 54,81 persen. Hal ini juga harus
menjadi perhatian agar lambat laun jumlah jalan kualitas rusak ini cepat berkurang sehingga mobilitas
dan accessibilitas masyarakat semakin baik dari satu tempat ke tempat lainnya.
C. Sarana Perhubungan
Sarana Perhubungan dapat diindikasikan dari kinerja pelayanan publik dan pencapaian pembangunan
fisik maupun non-fisik. Untuk melihat kecenderungan tingkat pelayanan yang ada sarana perhubungan
dibedakan kedalam 2 (dua) bentuk pelayanan yaitu sarana perhubungan darat dan sarana
perhubungan laut.
Sarana pelayanan perhubungan darat yang telah dimiliki Kota Serang meliputi sarana pelayanan:
angkutan umum, pemeliharaan prasarana lalu-lintas dan terminal. Dalam rangka peningkatan
pelayanan angkutan umum, Pemerintah Kota Serang telah melaksanakan kajian tarif angkutan
penumpang, penandaan angkutan, sosialisasi tertib angkutan melalui edaran dan radio, pengalihan
jalur bis AKAP, penertiban angkutan liar di Serang Timur, survey angkutan umum trayek selatan dan
timur Kota Serang, perijinan angkutan umum, inventarisasi pengusaha angkutan, survey kebutuhan
angkutan umum.
Untuk menunjang kelancaran tugas-tugas dibidang perhubungan seperti yang disampaikan diatas,
maka secara periodik dilakukan pemeliharaan terhadap seluruh perlengkapan pelayanan prasarana
lalu lintas. Secara fisik pemeliharaan prasarana lalu-lintas meliputi pemeliharaan sarana terminal
(tower, pos TPR, jalur, papan informasi, PJU, emplasemen, dan gedung kantor), dan sarana lalu-lintas
jalan (traffic light, rambu, warning light, marka jalan, halte, taman parkir).
Sarana Air Bersih mutlak diperlukan masyarakat dalam kaitannya dengan kesehatan. Oleh karena
Kota Serang menyediakan SGL berjumlah 62.114 buah, SPT berjumlah 29.760 buah, PMA berjumlah
16 buah, PAH berjumlah 2.420 buah, PP berjumlah 6 buah, SR berjumlah 11.104 buah, dan KU
berjumlah 3 buah, serta TA berjumlah 8 buah.
Pelayanan pasarana dan sarana telekomunikasi di Kota Serang belum seluruhnya dapat terlayani,
masih terdapat wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh fasilitas pelayanan telekomunikasi
tersebut. Perkembangan sampai tahun 2005 jangkauan pelayanan baru mencapai 36.859 pelanggan,
yang berarti hanya sekitar 8 % dari jumlah rumah tangga yang terdapat di Kota Serang.
Prasarana telekomunikasi yang terpasang sampai tahun 2005 baru ada pada 7 STO yang melayani
masyarakat di Kota Serang. Dari ketujuh STO tersebut, hingga tahun 2005 telah terlayani sejumlah
36.859 sambungan yang tersebar di seluruh Kota Serang. Angka tersebut meningkat jika
dibandingkan dengan jumlah pelanggan pada tahun 2003 yang baru mencapai 34.642 sambungan.
Hingga tahun 2005, Wilayah STO Serang merupakan wilayah yang paling banyak memiliki
sambungan telekomunikasi, yaitu sejumlah 24.000 sambungan. Hal ini tidak terlepas dari peran
wilayah tersebut sebagai pusat Kota Serang dan juga Provinsi Banten, sehingga konsentrasi
penduduk pada wilayah ini sangat tinggi. Wilayah STO Ciruas merupakan wilayah yang memiliki
jumlah pelanggan terbesar ke dua setelah STO Serang, yaitu sebesar 4.198 sambungan.
Pelayanan telekomunikasi selain dilayani oleh satuan sambungan rumah, dilayani juga oleh warung-
warung telekomunikasi yang tersebar di masing-masing wilayah pelayanan. Secara keseluruhan
prasarana warung telekomunikasi yang terdapat di Kota Serang pada tahun 2005 adalah sebanyak
2.656 Wartel. Jumlah tersebut meningkat dibandung tahun 2003 yang baru mencapai 1.398 Wartel.
Tingkat pelayanan prasarana dan sarana drainase dapat dibedakan kedalam 2 kelompok yang
berbeda yaitu drainase jalan dan drainase lingkungan. Drainase jalan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari prasarana jalan itu sendiri. Sedangkan drainase lingkungan merupakan prasarana
drainase yang dibangun untuk mengendalikan limpasan air hujan pada permukaan suatu wilayah atau
kawasan tertentu. Ditinjau dari tingkat ketersediaan pelayanan prasarana dan sarana drainase yang
ada di Kota Serang, maka saat ini yang paling diutamakan adalah pemeliharaan drainase jalan ( side
drain).
Mengacu pada pengertian di atas, maka ketersediaan pelayanan prasarana dan sarana drainase di
Kota Serang dapat dikategorikan belum memadai, khususnya untuk wilayah perkotaan Serang dan
sekitarnya. Genangan banjir masih sering terjadi pada beberapa titik rawan banjir. Faktor penyebab
terjadinya genangan banjir ini sebagian besar diakibatkan daya tampung saluran yang ada sudah tidak
memadai sarta sistem jaringan yang kurang baik, terutama pada pucak musim hujan. Di sisi lain,
saluran drainase yang melewati Kota Serang adalah saluran yang membawa aliran dari daerah hulu
atau wilayah bagian selatan kota.
Secara garis besar, sistem jaringan prasarana dan sarana drainase Kota Serang dibagi kedalam 3
(tiga) saluran drainase utama (main drain) yaitu: Kali Ciwaka, Kali Cigeplak, dan Kali Cibanten.
Adapun berdasarkan hasil identifikasi, di Kota Serang setidaknya terdapat sekitar 13 lokasi rawan
banjir/tergenang yang harus diwaspadai terutama di saat musim hujan. Lokasi-lokasi tersebut yaitu :
(1) Komplek Ciceri Indah; (2) Daerah Ciwaktu – Komplek Griya Gemilang; (3) Daerah Cinanggung; (4)
Kolong Jalan Tol Kaligandu; (5) Bumi Agung Permai; (6) Daerah Serang Asri; (7) Daerah
Penancangan; (8) Komplek Perumahan Serang Asri; (9) Komplek Kota Serang Baru; (10) Komplek
Citra Gading – Bumi Sani; (11) Daerah Sukawana; (12) Daerah Warung Jaud; serta (13) Daerah
Singandaru.
Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan ketersediaan air bersih, maka
pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Serang terus menerus
meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih kepada masyarakat baik secara kualitas maupun
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diantaranya ditempuh melalui upaya
peningkatan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan perumahan dan permukiman. Sarana dan
prasarana sanitasi lingkungan adalah meliputi saluran air limbah (drainase), jalan lingkungan, MCK,
dan IPAL.
Penanganan sampah yang merupakan sisa daripada aktifitas manusia sehari-hari senantiasa
membutuhkan penanganan yang tepat dan berkelanjutan. Permasalahan klasik dalam penanganan
porsampahan ini adalah kesadaran manusia itu sendiri yang tidak memperlakukan dengan baik produk
sampahnya.
Sejalan perkembangan Kota Serang menjadi Ibukota Provinsi Banten pertumbuhan penduduk relatif
mengalami peningkatan, yang berdampak langsung terhadap penambahan jumlah timbulan sampah.
Secara kuantitatif, jumlah timbulan sampah yang terjadi di Kota Serang diperkirakan mencapai
3.264.102 m3/hari. Jumlah timbulan sampah tersebut secara umum berasal dari 3 (tiga) sumber utama
sebagai berikut :
Sampah domestik Kota Serang : 3.263.142 m3/hari
Sampah di Kota Serang : 666,502 m3/hari
Sampah di wilayah pusat pertumbuhan : 293 m3/hari
Untuk melayani pengelolaan sampah tersebut, pada tahun 2005 terdapat sekitar 208 orang petugas
angkutan sampah dan penyapuan jalan serta petugas kolektor retribusi sebanyak 19 orang.
Sedangkan dari sisi prasarana terdapat 5 unit truk manual, 7 unit dump truck, 1 unit amrol dan 1 unit
bulldozer. Disamping itu terdapat 147 buah tempat penampungan sampah sementara (IPS) yang
tersebar di Kota Serang, 1 lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Cilowong dengan luas
5,5 Ha.
Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari
lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan
merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Untuk itu, pengelolaan
sumber daya alam seharusnya mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan.
Eksploitasi sumber daya alam yang hanya berorientasi ekonomi hanya membawa efek positif secara
ekonomi tetapi menimbulkan efek negatif bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Oleh karena
itu pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek etika
dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian serta kemampuan dan daya dukung sumber daya alam.
Sebagai salah satu contoh adalah timbulnya keresahan masyarakat dan berkurangnya air bersih pada
musim kemarau panjang serta meluasnya genangan air akibat turunnya permukaan tanah.
Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor
pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam
seharusnya memberi kesempatan dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam pemeliharaan
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Peranan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumber daya
alam terutama dalam rangka perlindungan dari bencana ekologis. Sejalan dengan otonomi daerah,
kontrol masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
merupakan hal yang penting. Dengan demikian hak dan kewajiban masyarakat untuk memanfaatkan
dan memelihara keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan harus dapat dioptimalkan.
Kemiskinan akibat krisis ekonomi juga perlu mendapat perhatian karena dapat berpotensi
mempercepat terjadinya kerusakan sumber daya alam, termasuk kerusakan hutan lindung,
pencemaran udara, hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan konservasi alam, dan sebagainya.
Krisis ekonomi berkepanjangan yang berlanjut dengan reformasi di bidang politik dan hukum telah
melahirkan perubahan cepat pada tatanan kehidupan dan perilaku masyarakat. Di satu pihak, dampak
positif dari perubahan ini adalah terjadinya transformasi dari masyarakat yang terkungkung dan tak
berdaya menjadi masyarakat yang lebih berani bersuara dan memperoleh kebebasan dalam
berdemokrasi, dengan harapan terciptanya struktur masyarakat yang lebih dinamis dan partisipatif.
Namun di lain pihak, dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya kebebasan tak terkendali dan
pengabaian hukum pada sebagian masyarakat yang justru menakutkan masyarakat lainnya serta
menyurutkan demokrasi itu sendiri.
Dinamika politik nasional dalam lima tahun terakhir diharapkan dapat menjadi proses pembelajaran
(learning process) bagi kehidupan masyarakat terutama dalam berperilaku politik dan berdemokrasi
serta dalam menyikapi positif kebebasan yang diperolehnya. Pemerintah daerah perlu menyadari
bahwa perilaku politik dan demokrasi masyarakat dalam dinamika politik nasional mempunyai arti yang
besar dalam mendukung peranserta aktif positif dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional. Dengan demikian ke depan dapat terwujud masyarakat yang diharapkan
mampu mendorong peran serta positif dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di daerah.
Dalam kaitan perubahan dan proses reformasi di atas, peranan dan eksistensi aparatur daerah
sebagai unsur utama dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah juga dituntut untuk mampu
memahami kondisi objektif lingkungan masyarakatnya. Aparatur daerah diharapkan mampu
mewujudkan harapan masyarakat akan terjadinya perubahan pada pelayanan publik yang lebih adil,
netral, profesional, efisien, efektif, produktif, transparan serta bebas dari unsur korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Untuk itu, diperlukan perubahan total pada sikap, perilaku dan tindakan ke arah
budaya kerja yang efektif dan efisien, berdisiplin tinggi, hemat dan bersahaja serta anti KKN. Kedepan
diharapkan akan terwujud aparatur daerah yang dapat menjadi panutan, teladan dan berwibawa serta
Pelayanan Umum yang dilaksanakan oleh aparatur Pemerintah Kota Serang masih perlu ditingkatkan.
Beberapa kekurangan yang masih menghambat kinerja dan efisiensi kerja aparat adalah terkait
dengan beberapa faktor, antara lain;
(1) belum optimalnya koordinasi intern dan antar instansi sehingga masih dijumpai duplikasi
dan hambatan dalam implementasi kebijakan, serta
(2) belum optimalnya perubahan pola pikir dan kultur birokrasi sebagai bagian dari reformasi
pelayanan publik.
Pelayanan umum kepada masyarakat di semua fungsi pemerintahan belum didukung oleh jumlah
personel yang cukup, dengan kualifikasi pendidikan yang relatif memadai. Hingga tahun 2009 jumlah
total aparat pemerintahan Kota Serang telah mencapai 14.628 jiwa, meningkat dari sejumlah 11.829
jiwa pada tahun 2007. Disamping itu, pelayanan umum saat ini masih belum ditunjang dengan sarana
dan prasarana yang memadai, serta struktur kelembagaan yang belum efektif dalam menjalankan
pelayanan umum dan penyelenggaraan pemerintahan di Kota Serang.
Respon Pemerintah Kota Serang dalam mengapresiasi perkembangan kebutuhan masyarakat masih
perlu ditingkatkan. Sebagai langkah awal yang baik, saat ini sudah mulai dikembangkan kebijakan
pelayanan umum dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Pelayanan umum dengan konsep
community charter based tampaknya ke depan akan menjadi sebuah keharusan karena masyarakat
madani dengan tingkat perkembangan kemajuan yang sudah sangat tinggi di semua aspek
kehidupannya akan menuntut aplikasi demokrasi partisipatif yang lebih nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
Kapasitas keuangan daerah semakin menunjukkan kemajuan selama periode 2007-2008, dimana
pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan oleh Pemerintah Kota Serang
lebih diarahkan kepada pelayanan masyarakat dan dukungan pembangunan kota Serang.
A. Urusan Pendidikan
a. Program Pelayanan Administrasi pelayanan perkantoran meliputi kegiatan :
B. Urusan Kesehatan
1. Program Pelayanan Administrasi pelayanan perkantoran meliputi :
Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi anggaran
sebesar Rp.4.500.000,- atau 100 %.
Kegiatan penyediaan alat tulis kantor, realisas kegiatan 100% dan realisasi anggaran sebesar
Rp.18.000.000,- atau 100 %.
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan, realisasi kegiatan 100% dengan realisasi
anggaran Rp.36.000.000 atau 100 %.
E. Urusan Perhubungan
1. Program Pelayanan Administrasi pelayanan perkantoran meliputi kegiatan :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat dengan realisasi kegiatan 100% dan ralisasia
anggaran sebesar Rp.1.050.000,- atau 100 %.
J. Urusan Kesatuan bangsa dan Politik Dalam Negeri ( Kantor Satpol PP)
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang mencakup kegiatan yaitu :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran sebesar Rp.4.455.000,- atau 74,25 %.
b. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran sebesar Rp.7.250.000,- atau 60,41 %
c. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan terealisasi 100% dan realisasi anggaran
Rp.31.398.500,- atau 44,85 %.
d. Penyediaan makanan dan minuman terealisasi 100% dengan realisasi anggaran
Rp.48.000.000,- atau 100 %.
III. Inspektorat
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang mencakup kegiatan yaitu :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi
anggaran Rp.900.000,- atau 100 %.
b. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran sebesar Rp.16.093.750,- atau 99,34 %
c. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan terealisasi 100% dengan realisasi
anggaran Rp.24.211.150,- atau 55,98 %.
d. Penyediaan bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan realiasasi mencapai 100
% dengan realisasi anggaran 8.536.000 atau 84,51 %
e. Penyediaan makanan dan minuman terealisasi 100% dengan realisasi anggaran
Rp.12.395.000,- atau 33,03 %.
f. Rapat-rapat koordinsi dan konsultasi ke luar daerah dengan realisasi kegiatan 100 % dan
realisasi anggaran Rp.107.251.000,- atau 99,31 %.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur
a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor berupa Ac dan filling cabinet, Lemari, White
Board, Ehause Fan dll dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi anggaran
Rp.32.692.500 atau 59,99 %.
b. Pengadaan peralatan Gedung Kantor berupa Komputer printer, Laptop Mesik Tik dan
Proyektor dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi anggaran Rp.123.220.000 atau
95,61 %.
c. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor realisasi kegiatan 100 % dan realisasi
anggaran sebesar 2.325.000 atau 75 %.
3. Program Penataan Penyempurnaan Kebijakan
a. Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan dengan realisasi kegiatan 100
% dengan realisasi anggaran sebesar Rp.41.750.000,- atau 46,67 %.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian kinerja dan Keuangan
Tahun 2008 untuk pelaksanaan pemeriksaan reguler dari 351 obyek pemeriksaan ditargetkan
sebanyak 56 obyek pemeriksaan dilakukan pemeriksaan reguler. Target ini dapat dilaksanakan
seluruhnya ( 10 0% ). Dari 56 obyek pemeriksaan yang ditargetkan , hasil temuan pemeriksaan
reguler terdapat temuan di 28 obyek pemeriksanaan ( SKPD). Temuan-temuan tersebut berupa
kekurangan pembayaran pajak ( PPn, PPh ), kelebihan tunjangan dan nilai barang yang dibeli
kemahalan ( melebihi harga pasar ). Total nilai dari obyek pemeriksanaan yang harus dikembalikan
ke kas negara/ kas daerah sebesar Rp. 142.301.733. dari total nilai tersebut yang sudah
ditindaklanjuti/ disetor ke kas negara/ kas daerah sebesar Rp. 64.791.279.
Selain pemeriksaan yang bersifat reguler dilakukan pula pemeriksaan kasus pengaduan masyarakat.
Jumlah kasus yang sudah ditangani dan target sesuai dengan yang direncanakan sebanyak 5 kasus.
Kasus-kasus ini berasal dari surat kaleng, berita di media massa dan surat yang mengatasnamakan
kelompok orang. Hasil pemeriksaan dilapangan terhadap kasus kasus tersebut tidak ditemukan
pelanggaran sebagaimana di adukan.Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan khusus berkaitan
dengan Penerimaan Murid Baru ( PMB ) yang dilakukan di SMU 5, SMK 3 dan SMP 19. pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengtahui apakah pelaksanaan Penerimaan Murid Baru ( PMB ) dilaksanakan
sesuai surat keputusan Walikota Serang tentang biaya pendidikan dalam penyelenggaraan
Penerimaan Murid Baru ( PMB ) Tahun 2008.
1. Belanja hibah
a. Hibah kepada Badan/ lembaga/organisasi Swasta terealisasi 90% dengan anggaran
Rp.180.000.000,-
b. Hibah Kepada KPUD dalam rangka pelaksanaan Pilkada Kota Serang terealisasi 100%
dengan jumlah realisasi anggaran Rp.9.735.752.223,- atau 100%
c. Hibah kepada Panwaslu Kota Serang dalam rangka pengawasan Pilkada Kota Serang
terealisasi 100% dengan realisasi anggaran Rp.1.348.723.000,- atau 100%
d. Hibah kepada Panitia Pengawas Pengisian anggota DPRD realisasi kegiatan 100 %
dengan anggaran Rp.6.951.927,- atau 39,9 %.
2. Belanja Bantuan Sosial
a. Bantuan sosial organisasi kemasyarakatan yang diperuntukan bagi bantuan
kemasyarakatan terealisasi Rp.299.750.000,- atau 23,38 %, Bantuan PNPM mandiri
perkotaan sebesar Rp.730.000.000,- atau 89,02 %, dan bantuan kepada FORSIL kota
Serang sebesar Rp.20.000.000, atau 100%.
b. Bantuan sosial kepada anggota masyarakat yang diperuntukkan bagi bantuan sosial
kepada masyarakat/ PNS terealisasi Rp. 50.500.000,- atau 32,33 %
c. Bantuan Kepada partai Politik terealisasi 100% yaitu sebesar Rp.800.000.000,- atau 100%
3. Belanja tidak terduga terealisasi Rp.5.000.000,- atau 20,68 %.
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang mencakup kegiatan yaitu :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat terealisasi 100% dengan realisasi biaya
Rp.2.898.000,- atau 64,40 %.
b. Penyediaan jasa administrasi keuangan dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi
anggaran Rp.11.210.000,- atau 66.73 %.
c. Penyediaan jasa kebersihan kantor dengan realisasai kegiatan 100% dan anggaran
Rp.1.500.000,- atau 100%.
d. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran sebesar Rp.47.430.000,- atau 89,13 %.
e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan dengan realisasi kegiatan 100% dan
realisasia anggaran Rp.60.450.000,- atau 97,89 %.
f. Penyediaan bahan bacaan dan Peraturan Perundang-undangan realiasasi mencapai 100
% dengan realisasi anggaran Rp.2.340.000,- atau 67,83 %
g. Penyediaan makanan dan minuman dengan realisasi kegiatan 100% dan anggaran
Rp.41.800.000,- atau 86,19 %.
L. Urusan Kepegawaian
1. Program Pelayanan Administrasi pelayanan perkantoran meliputi kegiatan :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran Rp.4.500.000,- atau 100 %.
b. Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan Kesehatan PNS dengan anggaran Rp.42.500.000,-
terealisasi 100%.
c. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor dengan realisasi kegiatan 100% dan realisasi
anggaran sebesar Rp.9.000.000,- atau 100 %.
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan dengan realisasi kegiatan 100 % dan
anggaran Rp.61.000.000,- atau 98,7 %.
e. Penyediaan makanan dan minuman dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi
anggaran Rp.65.796.000,- atau 97 %.
f. Rapat-rapat koordinsi dan konsultasi ke luar daerah dengan realisasi kegiatan 100 % dan
realisasi anggaran Rp.113.895.000,- atau 98,8 %.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur
N. Urusan Perdagangan
1. Program Pelayanan Administrasi pelayanan perkantoran meliputi kegiatan :
a. Kegiatan penyediaan jasa surat menyurat guna kelancaran kegiatan surat menyurat
selama 12 bulan dengan realisasi kegiatan 100 % dan realisasi anggaran sebesar
Rp.3.905.000,- atau 86,49 %.
b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan Listrik selama 12 bulan dengan
capaian kegiatan 100 % dan realisasi anggaran Rp.1.698.805,- atau 16,91 %.
c. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor untuk keperluan selama 12 bulan dengan realisasi
kegiatan 100 % dan realisasi anggaran sebesar Rp.18.165.050,- atau 97,32 %
A. TUGAS PEMBANTUAN
A. Bidang Pendidikan
Tugas pembantuan yang diterima yang merupakan bantuan langsung dari
Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten dibidang
pendidikan meliputi :
B. Urusan Pendidikan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan
mencakup :
1. Mengadakan pendataan pendidikan baik formal maupun non formal
2. Pendataan sekolah yang menerima BOS
3. Pendatatan organisasi Olah raga, pemuda, seni dan budaya, situs dan benda
purbakala.
4. Pembinaan ke sekolah mulai dari SD, SLTP dan SLTA serta Non Formal.
5. Mengikuti perlombaan atau even-even antar sekolah/ pemerintah daerah.
6. Menyelenggarakan UASBN dan UN.
METODE
No TARGET PENCAPAIAN %
KONTRASEPSI
1. IUD 245 413 168,57
2. MOW 44 160 363,60
3. MOP 5 1 20,00
4. IMPLAN 377 483 128,12
Jumlah MJP 671 1057 157,12
5. SUNTIKAN 4613 7236 156,66
6. PIL 2925 4369 149,37
7. KONDOM 83 83 100,00
Jumlah MJP 7621 11688 153,40
JUMLAH TOTAL 8.292 12.745 153,70
METODE
No TARGET PENCAPAIAN %
KONTRASEPSI
1. IUD 4.068 4.838 118,90
2. MOW 1.464 1.509 103,00
3. MOP 441 442 100,22
4. IMPLAN 2.001 2559 127,80
Jumlah MJP 7.974 9.348 118,00
5. SUNTIKAN 37.032 36.639 98,93
6. PIL 18.928 16.073 84,9
7. KONDOM 415 718 173,0
Jumlah MJP 56.375 53.430 94,77
JUMLAH TOTAL 64.349 62.778 97,56
Guna lebih memantapkan kondisi keamanan dan ketertiban terutama pada saat berlangsungnya
Pemilihan umum Kepala daerah dan Wakil kepala Daerah kota Serang, dilakukan upaya kemitraan
dengan Kepolisian Resort Serang dan Kodim 0602 Serang. Selain itu juga dilakukan pengawasan
ketertiban alun-laun timur, Kawasan Masjid Banten dan di pasar lama ( K 3 ), Pedagang kaki lima,
Sementara itu, pembangunan Politik di Kota Serang secara umum telah menunjukkan kondisi semakin
baik, hal ini ditandai dengan telah berjalannya proses demokratisasi pada arah yang benar. Demikian
pula kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi melalui organisasi partai politik cukup tinggi. Seiring
dengan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin kritis, maka adanya tuntutan keterbukaan
dalam wadah organisasi politik rakyat yang ditandai dengan berlakunya sistem multi partai yang
mengikuti Pemilu serta munculnya berbagai bentuk asosiasi masyarakat sipil baik berupa organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, maupun forum-forum lainnya, menjadi model yang
sangat penting dalam mewujudkan proses demokrasi di masa mendatang.
Kondisi penegakan hukum di wilayah Kota Serang walaupun mulai mendapat perhatian semua pihak,
namun belum mencapai hasil yang diharapkan. Disamping relatif belum banyak produk hukum seperti
Perda yang dihasilkan di era otonomi, terhadap produk-produk hukum yang ada juga belum dilakukan
evaluasi apakah masih relevan dan sejalan dengan semangat otonomi serta aspirasi dan kebutuhan
masyarakat saat ini. Disamping itu, penegakan supremasi hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran
dan keadilan serta penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia secara universal, masih berjalan
kurang optimal.
Lebih jauh lagi, kesadaran masyarakat Kota Serang yang mengedepankan koridor hukum dalam
setiap gerak kehidupannya dan budaya patuh dan taat hukum masih belum terlalu tinggi, termasuk
Faktor yang sering menjadi hambatan dalam proses penegakan hukum adalah masalah koordinasi
antar aparat atau instansi penegak hukum sendiri. Kurangnya koordinasi tersebut mengakibatkan
penyelesaian kasus-kasus hukum banyak yang terhambat. Kasus-kasus hukum yang telah
diiventarisasikan oleh satu instansi kadang tidak dapat ditindaklanjuti oleh instansi lain.
Pembangunan hukum, ketentraman dan ketertiban umum dimaksudkan untuk menegakkan supremasi
hukum serta mewujudkan masyarakat sadar hukum, taat hukum, tertib dan menghayati hak serta
kewajibannya sebagai anggota masyarakat guna menumbuh-kembangkan disiplin dan tanggung
jawab sosial bagi setiap warga. Agar proses tersebut berjalan efektif, diperlukan dukungan baik
kemampuan, keteladanan, dan kewibawaan aparat penegak hukum, maupun tersedianya sarana dan
prasarana pelayanan hukum yang memadai.
Dampak positif dari pulihnya kondisi ketentraman dan ketertiban umum yaitu dapat meningkatkan
kredibilitas dan kewibawaan aparatur penegak hukum. Polisi bersama petugas tramtib sebagai
pemelihara keamanan dan ketertiban sekaligus pengayom masyarakat harus mampu melaksanakan
tugas dan kewajibannya secara profesional. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut, diperlukan dukungan sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai. Disamping itu
sikap mental dan perilaku aparat yang adil, profesional dan penuh pengabdian menjadi faktor bagi
keberhasilan penegakan hukum, ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Berdasarkan hasil survei melalui penyebaran kuesioner dalam rangka kegiatan Survei Parameter
Pembangunan di Kota Serang yang ditujukan kepada stakeholders (pemangku-kepentingan) yang
berasal dari institusi pemerintahan, swasta dan masyarakat, diperoleh berbagai persepsi mengenai
pencapaian pembangunan di Kota Serang hingga tahun 2010.
Penilaian masyarakat mengenai kondisi ekonomi di Kota Serang didominasi oleh masyarakat yang
menilai bahwa pembangunan ekonomi di Kota Serang adalah cukup baik. Adapun proporsi
masyarakat dari 198 responden yang menjawab baik adalah 23 responden, cukup baik 101 responden
Gambar 4.5 Penilaian Masyarakat Mengenai Penilaian masyarakat mengenai kondisi sosial
Pembangunan Ekonomi di Kab. Serang
dan budaya di Kota Serang didominasi oleh
11,62
masyarakat yang menilai bahwa
pembangunan sosial dan budaya di Kota
37,37
Serang adalah cukup baik. Adapun proporsi
masyarakat dari 198 responden yang
menjawab baik adalah 59responden, cukup
51,01
baik 123 responden dan menjawab buruk
BAIK CUKUP BURUK 16 responden. Pembangunan sosial dan
budaya Kota Serang dikatakan cukup
dikarenakan pembangunan sosial dan
budaya ditinjau dari sektor pendidikan, kesehatan dan kekerabatan sudah cukup baik. Sektor
pendidikan dikatakan cukup baik dikarenakan cukup mudahnya akses masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan walaupun biaya masih dianggap menjadi kendala utama, adapun tujuan pembangunan
sektor pendidikan yang baik adalah mudahnya akses dan murahnya biaya pendidikan. Adapun
pembangunan sektor kesehatan dikatakan cukup baik dikarenakan akses untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan sudah mudah namun kualitas pelayanan kesehatan masih rendah dan harus
ditingkatkan, adapun harapan masyarakat untuk mencapai sektor kesehatan yang baik adalah
mudahnya akses pelayanan dan kulaitas pelayanan kesehatan yang baik pula. Sedangkan sektor
kekerabatan dikatakan cukup karena kondisi kekerabatan yang baik namun masih terjadi kerusuhan
sosial yang terjadi, adapun tujuan masyarakat sektor kekerabatan yang baik adalah bersih dari
kerusuhan sosial yang menciptakan keamanan dan ketertiban umum.
Penilaian masyarakat mengenai kondisi sarana dan prasarana di Kota Serang didominasi oleh
masyarakat yang menilai bahwa pembangunan sarana dan prasarana di Kota Serang adalah cukup
baik. Adapun proporsi masyarakat dari 198 responden yang menjawab baik adalah 23 responden,
cukup baik 112 responden dan menjawab buruk 63 responden. Pembangunan sarana dan prasarana
Penilaian masyarakat mengenai kondisi lingkungan di Kota Serang didominasi oleh masyarakat yang
menilai bahwa kondisi lingkungan di Kota Serang adalah cukup baik. Adapun proporsi masyarakat dari
198 responden yang menjawab baik adalah 62 responden, cukup baik 123 responden dan menjawab
buruk 13 responden. Kondisi lingkungan Kabupaten Serang dikatakan cukup dikarenakan masih
terjadinya masalah lingkungan yang membahayakan masyarakat seperti banjir, pencemaran udara
dan pencemaran air. Adapun harapan masyarakat mengenai kondisi lingkungan yang baik adalah
terbebasnya dari bencana banjir dengan memperbaiki saluran pembuangan dan menjaga kebersihan
lingkungan daerah aliran sungai, mengatur pembuangan air limbah secara terpadu agar tidak merusak
kondisi air sungan yang menyebabkan pencemaran air dan menekan polusi udara akibat kegiatan
industri dan asap kendaraan bermotor.
Penilaian masyarakat mengenai kelembagaan dan tata pemerintahan di Kota Serang didominasi oleh
masyarakat yang menilai bahwa kelembagaan dan tata pemerintahan di Kota Serang adalah cukup
baik. Adapun proporsi masyarakat dari 198 responden yang menjawab baik adalah 45 responden,
cukup baik 146 responden dan menjawab buruk 7 responden. Kelembagaan dan tata pemerintahan
Kota Serang dikatakan cukup baik dikarenakan baiknya pelayanan pemerintah terhadap masyarakat
Kota Serang, namun masih terjadinya malahan pemerintahan yang hingga koni masih terjadi seperti
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; kualitas aparatur pemerintah dan kurang lengkapnya sarana dan
prasarana pemerintahan. Adapun harapan dari masyarakat Kota Serang mengenai kelembagaan dan
tata pemerintahan Kota Serang selain baiknya pelayanan pemerintah kepada masyarakat juga
dilakukan pemberantasan KKN, peningkatan kualitas aparatur pemerintah dan melengkapi sarana dan
dan prasarana pemerintahan serta pembiayaan pembangunan yang baik.
Penilaian masyarakat mengenai politik dan keamanan di Kota Serang didominasi oleh masyarakat
yang menilai bahwa politik dan keamanan di Kota Serang adalah baik. Adapun proporsi masyarakat
dari 198 responden yang menjawab baik adalah 97 responden, cukup baik 98 responden dan
menjawab buruk 3 responden. Politik dan keamanan di Kota Serang dikatakan baik dikarenakan
5.3.1 Metodologi
A. Pendekatan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam survey parameter pembangunan adalah pendekatan
kewilayahan. Hal ini dikarenakan, dalam survey parameter pembangunan akan dilakukan identifikasi
mengenai karaktersitik wilayah-wilayah yang terdapat dan tersebar di Kota Serang khususnya
karakteristik wilayah yang ditinjau dari enam aspek pembangunan wilayah yang terdiri dari aspek
ekonomi, aspek, sosial dan budaya, aspek sarana dan prasarana, aspek lingkungan, aspek
kelembagaan dan tata pemerintahan dan aspek politik dan keamanan.
Teknik sampling yang digunakan dalam Survei Parameter Pembangunan Kota Serang Tahun 2008
dalam menentukan jumlah dan sasaran sampel adalah dengan menggunakan teknik Proporsional
Cluster Sampling. Hal ini dikarenakan, jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah desa yang
ada di masing-masing kecamatan yang terdapat di Kota Serang. Dengan kata lain, satu wilayah desa
diwakili oleh satu orang responden. Populasi dari cluster tersebut merupakan sub-populasi dari total
populasi. Selain itu, unsur-unsur dalam cluster ini sifatnya tidak homogen tetapi heterogen menyerupai
populasi tersendiri, sehingga aspek keterwakilan/ representasi dari total populasi masih cukup relevan.
(M. Nazir, 1985).
Pemilihan penggunaan teknik proporsional cluster sampling ini dikarenakan adanya beberapa kendala
(constrain) dan keterbatasan (limitation) dalam rangka pelaksanaan survei di lapangan. Kendala dan
keterbatasan dalam pelaksanaan tersebut yaitu besarnya jumlah populasi yang akan diteliti sedangkan
waktu dan dana yang tersedia relatif terbatas.
C. Tahapan Analisis
Terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses analisis dalam penyusunan parameter
pembangunan di Kota Serang. Adapun tahapan dari metodologi analisa terdiri dari sistem penilaian,
pemasukan data/informasi (input data), analisa data dan Hasil Pengolahan Data (output).
1. Sistem Penilaian
Dalam sistem penilaian, menjelaskan mengenai tata cara penilaian dalam penyusunan parameter
pembangunan. Adapun langkah-langkah dalam penilaian parameter pembangunan dapat dilihat pada
uraian dibawah ini.
a. Pembagian Aspek Pembangunan, pembagian aspek pembangunan merupakan tahap
pertama dalam langkah penilaian parameter pembangunan. Karena aspek pembangunan
merupakan suatu parameter dari pembangunan itu sendiri. Adapun aspek pembangunan
tersebut terdiri dari enam aspek utama yang telah disebutkan pada uraian sebelumnya.
b. Pembobotan, setelah pembagian aspek pembangunan dilakukan pembobotan pada masing-
masing aspek pembangunan. Bobot setaip aspek pembangunan diberi angka 1 (satu)
kecuali untuk aspek sosial dan budaya yang memiliki bobot 3 karena dalam aspek sosial dan
budaya terdiri dari 3 (tiga) sub-aspek yaitu pendidikan, kesehatan dan kemasyarakatan yang
masing-masing sub-aspek memiliki bobot 1 (satu). Dengan demikian, jumlah bobot dari
keenam aspek berjumlah 8 (delapan) dan untuk masing-masing aspek memiliki persentase
13% untuk aspek ekonomi (bobot aspek ekonomi dibagi total bobot ke enam aspek), 38%
untuk aspek sosial dan budaya, 13% untuk aspek sarana dan prasarana, 13% untuk aspek
lingkungan, 13% untuk aspek kelembagaan dan tata pemerintahan dan 13% untuk aspek
politik dan keamanan..
c. Pembagian Indikator, setelah dilakukan pembobotan pada masing-masing aspek
pembangunan, selanjutnya adalah pembagian indikator dari masing-masing aspek
pembangunan. Untuk aspek ekonomi terbagi menjadi 4 (empat) indikator, aspek sosial dan
budaya terbagi menjadi 10 (sepuluh) indikator, aspek sarana dan prasarana terbagi menjagi
3. Analisis Data
Setelah dilakukan pemasukan data/informasi (input data), tahap selanjutnya adalah proses analisa
data. Dalam proses analisa data, kita dapat menentukan Wilayah Kecamatan di Kota Serang yang
pembangunannya baik ataupun buruk. Dalam menentukan Wilayah Kecamatan yang
pembangunannya baik atau buruk, dapat dilihat dari total skor masing-masing Wilayah Kecamatan.
Adapun total skor maksimal yang telah ditentukan adalah sebesar 2,99 dan total skor minimal sebesar
0,00. Dengan membuat tiga kriteria yaitu baik, sedang dan buruk, maka didapat interval pada masing-
masing kriteria adalah sebesar 0,99.
Baik 2,00 – 2,99
Sedang 1,00 – 1,99
Buruk 0,00 – 0,99
Pembangunan Wilayah Kecamatan Walantaka dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan cukup baik,
dikarenakan masih kurang meratanya tingkat pendapatan masyarakat yang berpendapatan tinggi
dengan masyarakat yang berpendapatan rendah. Upaya pemerintah setempat untuk mengatasi
masalah ekonomi di wilayah tersebut adalah berupa program bantuan langsung tunai (BLT) walaupun
upaya tersebut bukanlah salah satu solusi dari permasalahan ekonomi di Kecamatan Walantaka.
Permasalahan ekonomi yang harus segera ditangani oleh pemerintah adalah masalah pengangguran
dengan menambah lapangan pekerjaan baru, pengentasan kemiskinan dan menstabilkan harga bakan
pokok.
Sedangkan dalam hubungan kekerabatan di Wilayah Kecamatan Walantaka sudah sangat baik,
adapun aktivitas kemasyarakatan yang sering dilakukan di wilayah ini berupa pengajian, siskamling,
arisan, organisasi pemuda mesjid dan lomba-lomba antara desa. Dengan kondisi kekerabatan yang
sangat baik, maka di wilayah ini tidak ternah terjadi kerusuhan sosial seperti tawuran antara warga,
demonstrasi massa dll. Adapun upaya dari pemerintah dalam mempertahankan kekerabatan di
wilayah Kecamatan Walantaka yaitu berupa penyuluhan kepada setiap warga mengenai pentingnya
hidup bermasyarakat dan menjaga sistem kekerabatan.
Pembangunan prasarana dan sarana di wilayah Kecamatan Walantaka dapat dikatakan cukup baik
hal ini ditunjukkan dengan cukup lengkapnya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Adapun
kondisi sarana dan prasarana di wilayah kecamatan tersebut yang sangat baik yaitu jaringan jalan;
kondisi baik yaitu sekolah, jaringan listrik; sedang diantaranya Puskesmas, saluran drainase,
pasar/pertokoan, lembaga keuangan, terminal. Adapun kondisi sarana dan prasarana yang dikatakan
buruk dan harus dilakukan penanganan yaitu air bersih. Adapaun upaya pemerintah untuk
memperbaiki kondisi sarana dan prasarana di wilayah tersebut adalah penambahan daya listrik.
Namun, persoalan yang paling mendesak untuk segera ditangani di wilayah tersebut tersebut adalah
persoalan air bersih, perbaikan dan penambahan jaringan jalan, memperbanyak jumlah Puskesmas,
peningkatan kualitas energi listrik dan perbaikan gedung sekolah.
Pembangunan wilayah Kecamatan Walantaka dari aspek Kelembagaan dan Tata Pemerintahan dapat
dikatakan cukup baik, adapun masalah yang dihadapi pemerintah saat ini adalah adalah masalah
pembiayaan pembangunan. Hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut. Adapun masalah yang harus segera ditangani diantaranya adalah peningkatan
kualitas aparatur pemerintah, pembiayaan pembangunan dan penghapusan KKN. Adapun kinerja
DPRD dapat dikatakan cukup berperan dalam pembangunan wilayah namun pembangunan
pemerintah kurang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Pembangunan wilayah Kecamatan Walantaka dari aspek Politik dan Keamanan dapat dikatakan baik,
hal ini dikarenakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum atau pemilihan
kepala daerah dan rendahnya intensitas kejadian politis praktis diwilayah tersebut.
Disamping itu juga, intensitas kejadian tindak kriminal di wilayah Kecamatan Walantaka sangat jarang
terjadi (1 kali dalam sebulan) bahkan intensitas konflik sosial masyarakat pun tidak pernah terjadi di
wilayah Kecamatan ini. Masalah politik dan keamanan yang harus segera ditangani yaitu
pemberantasan tindak kriminal oleh pihak berwajib.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan di Kecamatan
Walantaka Kota Serang berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan dapat dikatakan cukup baik.
Pembangunan yang paling menonjol di Kecamatan Walantaka adalah pembangunan aspek sosial dan
budaya dan pembangunan aspek politik dan keamanan. Untuk jelasnya mengenai hasil analisis
penilaian masyarakat terhadap aspek pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.6
Hasil Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Aspek Pembangunan Di Kecamatan Walantaka
1,2
1,09
1
0,8 0,77
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38
0,33
0,25
0,2 0,21
0,2 0,11
0,19
Pembangunan Wilayah Kecamatan Padarincang dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan cukup
baik, dikarenakan kurang meratanya tingkat pendapatan masyarakat antara masyarakat yang
berpendapatan tinggi dengan masyarakat yang berpendapatan rendah. Adapun upaya dari pemerintah
setempat untuk mengatasi masalah ekonomi di wilayah tersebut adalah berupa program bantuan
langsung tunai (BLT) dan pemberian raskin, walaupun upaya tersebut bukanlah salah satu solusi dari
permasalahan ekonomi Di Kecamatan Cipocok Jaya. Adapun permasalahan ekonomi yang harus
segera ditangani oleh pemerintah adalah masalah pengangguran dengan menambah lapangan
pekerjaan baru, pengentasan kemiskinan dan menstabilkan harga bahan pokok.
Pembangunan Wilayah Kecamatan Padarincang dilihat dari aspek sosial budaya dapat dikatakan baik,
hal ini dikarenakan baiknya kondisi bidang pendidikan dan mudahnya akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan. Selain itu juga dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi
masyarakat Di Kecamatan Cipocok Jaya, terdapat upaya dari pemerintah setempat berupa beasiswa
yang diberikan kepada setiap masyarakat yang kurang mampu agar dapat mendapatkan pelayanan
pendidikan dan adanya renovasi sekolah. Adapun persoalan yang harus segera ditangani oleh
pemerintah setempat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut diantaranya
adalah: menurunkan biaya pendidikan.
Sedangkan untuk bidang kesehatan Di Kecamatan Cipocok Jaya sudah kurang baik, hal ini
dikarenakan sulitnya akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena jumlah
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di wilayah Kecamatan Padarincang yang masih terbatas
secara kuantitas dan jarak antara Puskesmas dan rumah warga yang relatif jauh. Hingga saat ini
belum ada upaya dari pemerintah untuk menambah jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) di Wilayah Kecamatan Padarincang. Adapun permasalahan kesehatan yang harus
segera ditangani diantaranya adalah bantuan obat-obatan dan pembangunan Puskesmas baru
diseluruh wilayah Kecamatan.
Kondisi Lingkungan di wilayah Kecamatan Padarincang dapat dikatakan cukup baik, namun
permasalahan yang yang paling membahayakan wilayah tersebut adalah bencana banjir dan
pencemaran air. Hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah
lingkungan tersebut. Adapun permasalahan yang harus segera ditangani adalah banjir dan
pencemaran air.
Pembangunan wilayah Kecamatan Padarincang dari aspek Kelembagaan dan Tata Pemerintahan
dapat dikatakan cukup baik, adapun masalah yang dihadapi pemerintah saat ini adalah adalah
masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk
mengatasi masalah tersebut. Adapun masalah yang harus segera ditangani diantaranya adalah
penghapusan KKN.
Pembangunan wilayah Kecamatan Padarincang dari aspek Politik dan Keamanan dapat dikatakan
baik, hal ini dikarenakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah dan rendahnya intensitas kejadian politis praktis diwilayah tersebut.
Namun, intensitas kejadian tindak kriminal di wilayah Kecamatan masih sering terjadi berupa
pencurian, perampokan, dll. Masalah politik dan keamanan yang harus segera ditangani yaitu
pemberantasan tindak kriminal oleh pihak berwajib.
1,2
1,09
1
0,8 0,73
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38
0,31
0,25
0,21
0,2 0,12
0,18 0,19
0
A B C D E F
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Curug dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan cukup baik,
dikarenakan tingginya tingkat pendapatan masyarakat dan rata-rata memiliki sumber pendapatan lain.
Adapun upaya dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ekonomi di wilayah tersebut
adalah berupa program bantuan langsung tunai (BLT) dan penyediaan beras raskin bagi masyarakat
kurang mampu. Adapun permasalah ekonomi yang harus segera ditangani oleh pemerintah adalah
masalah pengangguran dengan menambah lapangan pekerjaan baru dan menstabilkan harga
kebutuhan pokok rumah tangga.
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Curug dilihat dari aspek sosial budaya dapat dikatakan baik, hal
ini dikarenakan baiknya kondisi bidang pendidikan dan mudahnya akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan. Selain itu juga dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi
masyarakat di Di Kecamatan Curug, terdapat upaya dari pemerintah setempat berupa beasiswa yang
diberikan kepada setiap masyarakat yang kurang mampu berupa program biaya operasional sekolah
Sedangkan untuk bidang kesehatan di Di Kecamatan Curug sudah cukup baik, namun jumlah Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di wilayah Di Kecamatan Curug secara kuantitas masih
dikatakan kurang dan harus di tambah jumlahnya agar masyarakat dapat lebih mudah untuk mencapai
akses pelayanan kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Hingga saat ini belum ada upaya dari
pemerintah untuk menambah jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Wilayah Di
Kecamatan Curug namun Pemerintah memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat dengan
kartu askeskin.
Sedangkan dalam hubungan kekerabatan di Wilayah Di Kecamatan Curug sudah cukup baik, adapun
aktivitas kemasyarakatan yang sering dilakukan di wilayah ini berupa pengajian, siskamling, arisan,
dan organisasi pemuda mesjid. Dengan kondisi kekerabatan yang baik, maka di wilayah ini sangat
jarang terjadi kerusuhan sosial seperti tawuran antara warga, demonstrasi massa dll. Adapun upaya
dari pemerintah dalam mempertahankan kekerabatan di wilayah Di Kecamatan Curug yaitu berupa
penyuluhan kepada setiap warga mengenai pentingnya hidup bermasyarakat dan menjaga sistem
kekerabatan.
Pembangunan prasarana dan sarana di wilayah Di Kecamatan Curug cukup baik, hal ini ditunjukkan
dengan cukup lengkapnya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Kondisi Lingkungan di wilayah Di
Kecamatan Curug dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dikarenakan sering terjadi masalah lingkungan
di wilayah kecamatan ini.
Pembangunan wilayah Kecamatan Walantaka dari aspek Kelembagaan dan Tata Pemerintahan dapat
dikatakan cukup baik, adapun masalah yang dihadapi pemerintah saat ini adalah adalah masalah
KKN. Adapun masalah yang harus segera ditangani diantaranya adalah penghapusan KKN. Adapun
kinerja DPRD dapat dikatakan cukup berperan dalam pembangunan wilayah namun pembangunan
pemerintah kurang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
pembangunan wilayah Di Kecamatan Curug dari aspek Politik dan Keamanan dapat dikatakan cukup
baik, hal ini dikarenakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah dan rendahnya intensitas kejadian politis praktis diwilayah tersebut.
Gambar 4.16
Hasil Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Aspek Pembangunan
Di Di Kecamatan Curug
1,2
1,09
1
0,8 0,74
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38
0,29
0,25
0,2 0,13
0,17 0,15 0,18
0
A B C D E F
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Taktakan dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan buruk,
dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan tingginya angka pengangguran di Wilayah
Kecamatan tersebut. Adapun upaya dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ekonomi di
wilayah tersebut adalah berupa program bantuan langsung tunai (BLT) walaupun upaya tersebut
bukanlah salah satu solusi dari permasalahan ekonomi di Di Kecamatan Taktakan. Adapun
permasalahan ekonomi yang harus segera ditangani oleh pemerintah adalah masalah pengangguran
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Taktakan dilihat dari aspek sosial budaya dapat dikatakan
cukup baik, hal ini dikarenakan baiknya kondisi bidang pendidikan dan mudahnya akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan pendidikan. Adapun persoalan yang harus segera ditangani oleh
pemerintah setempat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut diantaranya
adalah: menurunkan biaya pendidikan, melengkapi dan perbaikan fasilitas pendidikan dan
penambahan tenaga pengajar.
Sedangkan untuk bidang kesehatan di Di Kecamatan Taktakan sudah cukup baik, akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pun mudah. Hingga saat ini belum ada upaya dari
pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan.
Sedangkan dalam hubungan kekerabatan di Wilayah Di Kecamatan Taktakan sudah baik, adapun
aktivitas kemasyarakatan yang sering dilakukan di wilayah ini berupa pengajian, siskamling, dan
arisan. Dengan kondisi kekerabatan yang baik, maka di wilayah ini tidak pernah terjadi kerusuhan
sosial seperti tawuran antara warga, demonstrasi massa dll. Adapun upaya dari pemerintah dalam
mempertahankan kekerabatan di wilayah Di Kecamatan Taktakan yaitu berupa penyuluhan kepada
setiap warga mengenai pentingnya hidup bermasyarakat dan menjaga sistem kekerabatan.
Pembangunan prasarana dan sarana di wilayah Di Kecamatan Taktakan dapat dikatakan cukup hal ini
ditunjukkan dengan cukup lengkapnya lengkapnya sarana dan prasarana di wilayah tersebut.
Kondisi Lingkungan di wilayah Di Kecamatan Taktakan dapat dikatakan cukup baik. Hingga saat ini
belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan.
Pembangunan wilayah Di Kecamatan Taktakan dari aspek Kelembagaan dan Tata Pemerintahan
dapat dikatakan cukup baik. Adapun kinerja DPRD dapat dikatakan kurang berperan dalam
pembangunan wilayah namun pembangunan pemerintah kurang dapat langsung dirasakan oleh
masyarakat.
Pembangunan wilayah Di Kecamatan Taktakan dari aspek Politik dan Keamanan dapat dikatakan
baik, hal ini dikarenakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah dan rendahnya intensitas kejadian politis praktis diwilayah tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan di Di
Kecamatan Taktakan Kota Serang berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan dapat dikatakan
cukup baik (sedang). Pembangunan yang paling menonjol di Di Kecamatan Taktakan adalah
pembangunan aspek politik dan keamanan. Untuk jelasnya mengenai hasil analisis penilaian
masyarakat terhadap aspek pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.17
Hasil Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Aspek Pembangunan
Di Di Kecamatan Taktakan
1,2
1,09
1
0,8
0,62
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38
0,33
0,25
0,2 0,17 0,17 0,18
0,1
0
A B C D E F
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Kasemen dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan cukup
baik (sedang), hal ini dikarenakan masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, kurang
meratanya tingkat pendapatan masyarakat dan tingginya angka pengangguran di Wilayah Kecamatan
tersebut. Adapun upaya dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ekonomi di wilayah
tersebut diantaranya berupa program bantuan langsung tunai (BLT) dan pembagian raskin walaupun
masih ada sebagian masyarakat di Di Kecamatan Kasemen yang tidak mendapatkan bantuan dari
masyarakat tersebut. Adapun permasalah ekonomi yang harus segera ditangani oleh pemerintah
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Kasemen dilihat dari aspek sosial budaya dapat dikatakan baik,
hal ini dikarenakan kondisi bidang pendidikan yang baik dan mudahnya akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan walaupun kondisi dan akses pelayanan pendidikan yang masih
kurang merata di seluruh wilayah Di Kecamatan Kasemen. Selain itu juga dalam meningkatkan
kualitas pendidikan bagi masyarakat di Di Kecamatan Kasemen, terdapat upaya dari pemerintah
setempat berupa beasiswa yang diberikan kepada setiap masyarakat yang kurang mampu agar dapat
mendapatkan pelayanan pendidikan. Adapun persoalan yang harus segera ditangani oleh pemerintah
setempat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut diantaranya adalah:
menurunkan biaya pendidikan, melengkapi dan perbaikan fasilitas pendidikan dan penambahan
tenaga pengajar.
Sedangkan untuk bidang kesehatan di Di Kecamatan Kasemen sudah cukup baik, karena mudahnya
masyarakat untuk mencapai akses pelayanan kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Hingga saat ini
belum ada upaya dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah bidang kesehatan di Di Kecamatan
Kasemen.
Sedangkan dalam hubungan kekerabatan di Wilayah Di Kecamatan Kasemen sudah baik, adapun
aktivitas kemasyarakatan yang sering dilakukan di wilayah ini berupa pengajian dan gotong royong
dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal warga sekitar. Dengan kondisi kekerabatan yang
sangat baik, maka di wilayah ini tidak pernah terjadi kerusuhan sosial seperti tawuran antara warga,
demonstrasi massa dll.
Pembangunan prasarana dan sarana di wilayah Di Kecamatan Kasemen dapat dikatakan cukup baik
(sedang), hal ini ditunjukkan dengan cukup lengkapnya sarana dan prasarana di wilayah tersebut.
Adapun kondisi sarana dan prasarana di wilayah kecamatan tersebut dalam kondisi baik yaitu sekolah
dan lembaga keuangan/BANK/Koperasi; sedangkan kondisi sarana dan prasarana dalam kondisi
sedang diantaranya RS/Puskesmas, Jaringan Jalan, Jaringan Listrik, Air Bersih, dan Pasar/Pertokoan.
Adapun kondisi sarana dan prasarana yang dikatakan buruk dan sangat buruk yang harus dilakukan
penanganan yaitu Terminal dan Saluran Drainase. Adapun upaya pemerintah untuk memperbaiki
kondisi sarana dan prasarana di wilayah tersebut adalah pembangunan dan peningkatan kualitas
jaringan jalan. Namun, persoalan yang paling mendesak untuk segera ditangani di wilayah tersebut
tersebut adalah persoalan saluran drainase, terminal angkutan, dan penambahan jaringan listrik.
Pembangunan wilayah Di Kecamatan Kasemen dari aspek Politik dan Keamanan dapat dikatakan
baik, hal ini dikarenakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum atau
pemilihan kepala daerah dan rendahnya intensitas kejadian politis praktis diwilayah tersebut.
Disamping itu juga, intensitas kejadian tindak kriminal di wilayah Di Kecamatan Kasemen sangat
jarang terjadi (1 kali dalam sebulan) bahkan intensitas konflik sosial masyarakat pun tidak pernah
terjadi di wilayah Kecamatan ini. Masalah politik dan keamanan yang harus segera ditangani yaitu
pemberantasan tindak kriminal oleh pihak berwajib.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan di Di
Kecamatan Kasemen Kota Serang berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan dapat dikatakan
cukup baik dan merupakan Kecamatan paling maju pembangunannya. Pembangunan yang paling
menonjol di Di Kecamatan Kasemen adalah pembangunan aspek politik dan keamanan dan
pembangunan aspek sosial dan budaya. Untuk jelasnya mengenai hasil analisis penilaian masyarakat
terhadap aspek pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.19
Hasil Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Aspek Pembangunan
Di Di Kecamatan Kasemen
1,2
1,09
1
0,8 0,72
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38 0,36
0,25
0,2 0,2
Survei Parameter Pembangunan
0,2 0,12Kota Serang
0,19
V- 81
0
A B C D E F
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Serang dilihat dari aspek ekonomi dapat dikatakan cukup, hal
ini dikarenakan masih kurang meratanya tingkat pendapatan masyarakat antara masyarakat
berpendapatan tinggi dengan masyarakat berpendapatan rendah. Adapun masalah krusial yang
dihadapi Di Kecamatan Serang yaitu tingginya angka pengangguran, kurang stabilnya harga-harga
dan sulitnya akses terhadap modal usaha. Adapun upaya dari pemerintah setempat untuk mengatasi
masalah ekonomi di wilayah tersebut diantaranya berupa program bantuan langsung tunai (BLT) dan
pembagian raskin, namun upaya pemerintah tersebut tidak berlanjut hingga saat ini. Adapun
permasalahan ekonomi yang harus segera ditangani oleh pemerintah adalah masalah pengangguran
dengan menambah lapangan pekerjaan baru, pengentasan kemiskinan dan menstabilkan harga
bahan pokok.
Pembangunan Wilayah Di Kecamatan Serang dilihat dari aspek sosial budaya dapat dikatakan baik,
hal ini dikarenakan kondisi bidang pendidikan yang baik dan mudahnya akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan. Selain itu juga dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi
masyarakat di Di Kecamatan Serang, terdapat upaya dari pemerintah setempat berupa beasiswa yang
diberikan kepada setiap masyarakat yang kurang mampu agar dapat mendapatkan pelayanan
pendidikan. Adapun persoalan yang harus segera ditangani oleh pemerintah setempat dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut diantaranya adalah: menurunkan biaya
pendidikan, melengkapi dan perbaikan fasilitas pendidikan dan penambahan tenaga pengajar.
Sedangkan untuk bidang kesehatan di Di Kecamatan Serang sudah cukup baik, karena mudahnya
masyarakat untuk mencapai akses pelayanan kesehatan di wilayah tempat tinggalnya. Adapun upaya
dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah bidang kesehatan di Di Kecamatan Serang yaitu
berupa pengobatan gratis dengan askeskin. Adapun permasalahan yang paling mendesak untuk
Sedangkan dalam hubungan kekerabatan di Wilayah Di Kecamatan Serang sudah baik, adapun
aktivitas kemasyarakatan yang sering dilakukan di wilayah ini berupa pengajian, siskamling, arisan
dan gotong royong dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal warga sekitar. Dengan kondisi
kekerabatan yang sangat baik, maka di wilayah ini tidak pernah terjadi kerusuhan sosial seperti
tawuran antara warga, demonstrasi massa dll.
pembangunan prasarana dan sarana di wilayah Di Kecamatan Serang dapat dikatakan cukup, hal ini
ditunjukkan dengan cukup lengkapnya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Adapun kondisi
sarana dan prasarana di wilayah kecamatan tersebut dalam kondisi baik yaitu sekolah dan
RS/Puskesmas; sedangkan kondisi sarana dan prasarana dalam kondisi sedang diantaranya
Pasar/Pertokoan, Lembaga keuangan/Bank/Koperasi dan Terminal Angkutan. Adapun kondisi sarana
dan prasarana yang dikatakan buruk dan sangat buruk yang harus dilakukan penanganan yaitu
Jaringan Jalan, Jaringan Listrik, Air Bersih dan Saluran Drainase. Hingga saat ini belum ada upaya
pemerintah untuk memperbaiki kondisi sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Namun, persoalan
yang paling mendesak untuk segera ditangani di wilayah tersebut tersebut adalah persoalan Jaringan
Jalan, Jaringan Listrik, Air Bersih dan Saluran Drainase.
Kondisi Lingkungan di wilayah Di Kecamatan Serang dapat dikatakan cukup baik, namun
permasalahan yang yang paling membahayakan wilayah tersebut adalah banjir, pencemaran air,
pencemaran udara dan perambahan hutan. Hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk
mengatasi masalah lingkungan tersebut. Adapun persoalan yang paling mendesak untuk segera
ditangani di wilayah tersebut tersebut adalah persoalan Pencemaran Air.
Pelayanan pemerintah di wilayah Di Kecamatan Serang dapat dikatakan cukup baik, adapun masalah
yang dihadapi pemerintah saat ini adalah masalah kelengkapan sarana dan prasarana pemerintahan.
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah KKN dan Kualitas Aparatur Pemerintah sudah
dilaksanakan, namun upaya tersebut kurang tegas sehingga masalah tersebut masih kerap terjadi.
Adapun masalah yang harus segera ditangani dan menjadi prioritas utama yaitu penghapusan KKN,
Penegakan Hukum dan Peningkatan Kualitas Aparatur Pemerintah. Adapun kinerja DPRD dapat
dikatakan kurang berperan dalam pembangunan wilayah karena pembangunan wilayah kurang dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat.
Disamping itu juga, intensitas kejadian tindak kriminal di wilayah Di Kecamatan Serang sangat jarang
terjadi (1 kali dalam sebulan) bahkan intensitas konflik sosial masyarakat pun tidak pernah terjadi di
wilayah Kecamatan ini. Masalah politik dan keamanan yang harus segera ditangani yaitu
pemberantasan tindak kriminal oleh pihak berwajib.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan di Di
Kecamatan Serang Kota Serang berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan dapat dikatakan cukup
baik (sedang). Pembangunan yang paling menonjol di Di Kecamatan Serang adalah pembangunan
aspek politik dan keamanan dan aspek sosial dan budaya. Untuk jelasnya mengenai hasil analisis
penilaian masyarakat terhadap aspek pembangunan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.20
Hasil Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Aspek Pembangunan
Di Di Kecamatan Serang
1,2
1,09
1
0,8 0,79
0,6
0,5
0,41
0,4 0,38 0,38 0,36
0,25 0,22
0,2 0,14
0,18 0,18
0
A B C D E F
ASPEK
NO POTENSI MASALAH
PEMBANGUNAN
1 Ekonomi 1. Kota Serang 1. Pembangunan wilayah
memiliki komoditas ekspor Kota Serang masih
(export base) di sub-sektor terfokus pada wilayah
pertanian, peternakan, perkotaan dan kurang
kehutanan dan perikanan; memperhatikan wilayah
sub-sektor bangunan; sub- tertinggal,
sektor keuangan, 2. Tingginya angka
persewaan dan jasa pengangguran dan
perusahaan dan jasa-jasa. tingkat kemiskinan,
2. Laju 3. Daya beli masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi dari masih dibawah standard
tahun ke tahun terus UNDP dan Banten,
meningkat
2 Sosial dan Budaya 1. Kota Serang memiliki 1. rendahnya indeks
kesenian dan budaya pembangunan manusia
unik dan islami yang dilihat dari indeks
dapat dijadikan salah pendidikan, indeks
satu daya tarik wisata, kesehatan dan indeks
2. Kota Serang memiliki daya beli yang masih
masyarakat yang dibawah standar
berkarakter agamis nasional dan propinsi,
2. tingginya angka
pengangguran yang
dapat menyebabkan
tingginya angka
kriminalitas
3 Sarana dan Prasarana 1. masih tersedia lahan di 1. buruknya kondisi
Kota Serang untuk prasarana dan sarana
pengembangan dan dan sulitnya
pembangunan sarana mendapatkan air bersih
dan prasarana. di wilayah utara Kota
Serang,
2. kurangnya prasarana
dan sarana sanitasi
(MCK) khususnya
diwilayah tertinggal,
3. buruknya pelayanan
jaringan listrik di
wilayah selatan Kota
Serang
4. buruknya saluran
drainase yang
menyebabkan masalah
Dari hasil analisis potensi dan masalah di wilayah Kota Serang, akan dapat diketahui isu strategis
pembangunan wilayah di Kota Serang. Berdasarkan analisis potensi dan masalah di wilayah Kota
Serang didapat isu strategis wilayah Kota Serang sebagai berikut.
1. Pembangunan wilayah Kota Serang belum dirasakan sepenuhnya oleh seluruh masyarakat
Kota Serang dikarenakan masih cukun tingginya kemiskinan, pengangguran dan belum
meratanya pembangunan;
2. Relatif masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di wilayah Kota Serang, ditinjau dari
angka IPM Kota Serang yang masih dibawah IPM Nasional dan Propinsi Banten.
3. Relatif masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana wilayah Kota Serang
khususnya prasarana dan sarana air bersih di wilayah utara dan prasarana dan sarana
jaringan listrik di wilayah selatan Kota Serang;
4. Kondisi lingkungan yang semakin menurun kualitasnya hingga menimbulkan berbagai
macam masalah lingkungan seperti banjir, intrusi air, pencemaran sungai, dll, khususnya di
wilayah-wilayah sekitar kawasan industri;