Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

NAMA : MALINDA SAPUTRI


NIM : 200432619250
PROGRAM STUDI : S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
MATA KULIAH : Pemetaan Potensi Ekonomi Daerah
DOSEN : Dr. Hadi Sumarsono, S.T., M.Si.

Berdasarkan asal daerah Anda, buatlah pemetaan potensi sektor publik dengan

a) Menghitung data APBD Fiskal Daerah dengan menggunakan alat analisis derajat desentralisasi fiskal dan
elastisitas fiskal.
1. Derajat Desentralisasi Fiskal
Rasio derajat desentralisasi fiscal atau DDF merupakan rasio yang menunjukkan pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) terhadap
total penerimaan daerah (TPD). Berikut adalah perhitungan rasio derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Ngawi Tahun 2007 – 2008
(dalam rupiah):

Tahun Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan


Rasio DDF Keterangan
Anggaran (PAD) Daerah (TPD)
2007 20735830470,00 610883125445,00 3,39% Sangat Kurang
2008 22863251230,00 713855330921,00 3,20% Sangat Kurang
2009 25894193000,00 797745405000,00 3,25% Sangat Kurang
Rata-rata 23164424900,00 707494620455,33 3,28% Sangat Kurang
Berdasarkan hasil perhitungan rasio derajat desentralisasi fiscal di atas, dapat disimpulkan bahwa presentase DDF tahun 2007 sebesar
3,39%; tahun 2008 sebesar 3,20% dan tahun 2009 sebesar 3,25%. Terlihat pendapatan asli daerah Kabupaten Ngawi mengalami
kenaikan mencapai 25.894.193.000 pada tahun 2009. Meski mengalami kenaikan dari penerimaan pendapatan daerah, belum cukup
berkontribusi membuktikan keberhasilan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan daerah untuk mendukung pembangunan Kabupaten
Ngawi. Hal tersebut disebabkan karena adanya krisis keuangan global yang mengakibatkan tekanana pada perekonomian seluruh daerah
di Indonesia. Jatuhnya system keuangan Amerika yang nerupakan pusat keuangan dunia menyebabkan krisis pada sektor keuangan dan
menjalar ke sektor riil. Dari skala perhitungan rasio DDF dapat dikatakan bahwa rasio DDF tahun 2007 hingga 2009 berada pada
kategori sangat kurang. Apabila dilihat secara keseluruhan, persentase rata-rata DDF Kabupaten Ngawi juga berada pada presentase
3,18% yang artinya tingkat kemampuan keuangan daerah dikatakan sangat kurangan karena berada pada skala interval 0,00 – 10,00%.

2. Elastisitas Fiskal
Elastisitas fiscal pendapatan asli daerah menunjukkan derajat kepekaan perubahan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD)
terhadap PDRB. Elastisitas fiscal Kabupaten Ngawi dapat diukur dengan menggunakan realisasi pendapatan asli daerah tahun 2007
hingga 2009. Berikur adalah hasil perhitungan elastisitas fiscal Kabutapen Ngawi:

Tahun Anggaran PAD PDRB

2007 20735830470,00 2639717890000,00


2008 22863251230,00 2785335430000,00
2009 25894193000,00 2942602510000,00
Total 69493274700,00 8367655830000,00

Elastisitas Fiskal Kabupaten Ngawi tahun 2007 - 2009 1,06


Berdasarkan analisis elastisitas fiscal PAD terhadap PDRB Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa nilai elastisitas fiscal Kabupaten
Ngawi selama kurun waktu 2007 sampai 2009 sebesar 1,06. Hal ini mengimplikasikan bahwa kenaikan PDRB sebesar satu persen akan
menyebabkan kenaikan PAD Kabupaten Ngawi rata-rata sebesar 1,06 persen. Artinya memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan
pendapatan asli daerah. Dengan demikian, penerimaan PAD Kabupaten Ngawi cukup peka terhadap perubahan PDRB Kabupaten
Ngawi.

b) Menghitung data PDRB dengan menggunakan alat analisis LQ, Shift Share, Tipologi Klassen, serta memberi
analisis atas hasil olah data tersebut.
1. Data PDRB Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 – 2008

PDRB Kabupaten Ngawi Menurut Lapangan PDRB Provinsi Jawa Timur Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Lapangan Usaha (Juta Rupiah) (Juta Rupiah)
2007 2008 2009 2007 2008 2009
Pertanian 985007,46 10039366,65 1092374,15 46852111,58 48315111,68 50208896,71
Pertambangan dan Penggalian 15442,31 16286,80 16983,88 6079017,69 6645089,71 7104816,81
Industri Pengolahan 162859,61 173860,51 184792,71 77651260,80 81033880,59 83299893,42
Listrik, Gas dan Air Bersih 14673,00 16013,48 17819,46 4122313,36 4246146,61 4361515,81
Bangunan/Konstruksi 116758,32 120634,70 127066,94 9626436,85 9887403,83 10307883,76
Perdagangan, Hotel dan Restoran 745925,20 793581,83 848170,35 84119329,50 90911382,23 95983867,09
Pengangkutan dan Komunikasi 66037,18 70403,69 75655,53 18503297,94 20164063,96 22781527,67
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 165732,93 173209,38 180511,25 15288323,41 16519146,41 17395393,53
Jasa-jasa 367281,87 381888,39 399228,25 26162221,17 27816261,00 29417371,11
PDRB 2639717,89 2785335,43 2942602,51 288404312,28 305538686,62 320861168,91

2. Perhitungan Analisis LQ
Analisis LQ atau location quotient adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi daerah. Teknik analisis ini
akan menyajikan perbandingan antara kemampuan sektor yang ingin di analisis pada Kabupaten Ngawi dengan sektor yang sama di
Provinsi Jawa Timur. Berikut adalah hasil dari perhitungan LQ sektor ekonomi Kabupaten Ngawi terhadap sektor ekonomi di Jawa
Timur:

Rata-
Lapangan Usaha 2007 2008 2009 Rata Kategori
Pertanian 2,30 2,36 2,37 2,34 Sektor Basis
Pertambangan dan Penggalian 0,28 0,27 0,26 0,27 Sektor Non Basis
Industri Pengolahan 0,23 0,24 0,24 0,24 Sektor Non Basis
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,39 0,41 0,45 0,42 Sektor Non Basis
Bangunan 1,33 1,34 1,34 1,34 Sektor Basis
Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,97 0,96 0,96 0,96 Sektor Non Basis
Pengangkutan dan Komunikasi 0,39 0,38 0,36 0,38 Sektor Non Basis
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,18 1,15 1,13 1,16 Sektor Basis
Jasa-jasa 1,53 1,51 1,48 1,51 Sektor Basis

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dianalisis, dapat diketahui terdapat empat (4) sektor ekonomi basis di Kabupaten Ngawi
yang memiliki nilai rata-rata LQ lebih besar dari 1. Empat sektor ekonomi yang merupakan sektor basis adalah sektor pertanian
memiliki nilai sebesar 2,34; sektor bangunan yang memiliki nilai LQ sebesar 1,34; sektor keuangan, persewaan dan jasa perbankan
senilai 1,16; dan sektor jasa-jasa memiliki nilai 1,51. Sementara itu, lima sektor lainnya termasuk sektor non basis karena memiliki
nilai rata-rata LQ lebih kecil dari satu diantaranya sektor pertambangan dan penggalian; sektor industry pengolahan; sektor Listrik, gas
dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa sektor yang menjadi sektor basis utama di Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian. Keempat sektor basis yang memiliki
Tingkat spesialisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi sejenis di Jawa Timur menandakan bahwa produksi
komoditas pada empat sektor basis telah melebihi kebutuhan konsumsi sehingga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Ngawi pada tahun 2007 hingga 2009.
3. Perhitungan Analisis Shift Share
Analisis Shift Share (SS) merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan pergeseran sektor dalam
perekonomian Kabupaten Ngawi. Berikut adalah perhitungan analisis Shift Share dari data PDRB adhk Kabupaten ngawi dalam kurun
waktu tahun 2007 sampai 2009:

Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur


Lapangan Usaha rij rin rn
2007 2009 2007 2009
Pertanian 985007,46 1092374,15 46852111,58 50208896,71 0,109001 0,071646 0,112539
Pertambangan dan Penggalian 15442,31 16983,88 6079017,69 7104816,81 0,099828 0,168744 0,112539
Industri Pengolahan 162859,61 184792,71 77651260,80 83299893,42 0,134675 0,072744 0,112539
Listrik, Gas dan Air Bersih 14673,00 17819,46 4122313,36 4361515,81 0,214439 0,058026 0,112539
Bangunan 116758,32 127066,94 9626436,85 10307883,76 0,08829 0,070789 0,112539
Perdagangan, Hotel dan Restoran 745925,20 848170,35 84119329,50 95983867,09 0,137072 0,141044 0,112539
Pengangkutan dan Komunikasi 66037,18 75655,53 18503297,94 22781527,67 0,145651 0,231214 0,112539
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 165732,93 180511,25 15288323,41 17395393,53 0,089169 0,137822 0,112539
Jasa-jasa 367281,87 399228,25 26162221,17 29417371,11 0,086981 0,124422 0,112539
PDRB 2639717,89 2942602,51 288404312,28 320861168,91

Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij

Pertanian 110852,2 7942,159 36794,45 155588,8


Pertambangan dan Penggalian 1737,869 293,2553 -1064,23 966,8935
Industri Pengolahan 18328,13 1333,254 10086,1 29747,49
Listrik, Gas dan Air Bersih 1651,291 95,81825 2295,041 4042,15
Bangunan 13139,91 930,1629 2043,402 16113,48
Perdagangan, Hotel dan Restoran 83946 11840,09 -2963,22 92822,87
Pengangkutan dan Komunikasi 7431,787 1718,336 -5650,4 3499,723
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 18651,49 2570,589 -8063,35 13158,72
Jasa-jasa 41333,69 5142,811 -13751,5 32725,02
PDRB 297072,3 31866,48 19726,31 348665,1

Berdasarkan hasil perhitungan shift share dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2007 hingga 2009, nilai
komponen Nij Kabupaten Ngawi sebesar 297072,3 juta rupiah. Nilai komponen Nij yang positif menunjukkan bahwa pertumbuhan
PDRB Kabupaten Ngawi memberikan kontribusi yang positif dalam PDRB Provinsi Jawa Timur. Nilai komponen Mij Kabupaten
Ngawi menunjukkan nilai 31866,48 juta rupiah. Nilai komponen Mij yang positif menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ekonomi
di Kabupaten Ngawi relative cepat dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur. Kemudian, nilai Cij Kabupaten Ngawi sebesar 19726,31
juta rupiah. Nilai komponen Cij yang positif menunjukkan bahwa sektor di Kabupaten Ngawi memiliki daya siang uang lebih tinggi
dibandingkan dengan sekotr di Provinsi Jawa Timur. Terakhir, analisis menghasilkan nilai komponen Dij Kabupaten Ngawi sebesar
348665,1 juta rupiah. Nilai komponen Dij yang positif menunjukkan bahwa keseluruhan sektor di Kabupaten Ngawi tergolong
progresif.
4. Perhitungan Analisis Tipologi Klassen

- Perhitungan laju dan kontribusi PDRB Kabupaten Ngawi tahun 2007 hingga 2009

Laju (%) Kontribusi (%)


Lapangan Usaha Rata-Rata Rata-rata
2008 2009 2007 2008 2009
Pertumbuhan Distribusi
Pertanian 0,06 0,05 0,05 0,37 0,37 0,39 0,38
Pertambangan dan Penggalian 0,05 0,04 0,05 0,01 0,01 0,01 0,01
Industri Pengolahan 0,07 0,06 0,07 0,06 0,06 0,07 0,06
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,09 0,11 0,10 0,01 0,01 0,01 0,01
Bangunan 0,03 0,05 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04
Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,06 0,07 0,07 0,28 0,28 0,30 0,29
Pengangkutan dan Komunikasi 0,07 0,07 0,07 0,03 0,03 0,03 0,03
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,05 0,04 0,04 0,06 0,06 0,06 0,06
Jasa-jasa 0,04 0,05 0,04 0,14 0,14 0,14 0,14

- Perhitungan laju dan kontribusi PDRB Provinsi Jawa Timur tahun 2007 hingga 2009

Laju (%) Kontribusi (%)


Lapangan Usaha Rata-Rata Rata-rata
2008 2009 2007 2008 2009
Pertumbuhan Distribusi
Pertanian 0,03 0,04 0,04 0,16 0,16 0,16 0,16
Pertambangan dan Penggalian 0,09 0,07 0,08 0,02 0,02 0,02 0,02
Industri Pengolahan 0,04 0,03 0,04 0,27 0,27 0,27 0,27
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,03 0,03 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01
Bangunan 0,03 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,08 0,06 0,07 0,29 0,30 0,31 0,30
Pengangkutan dan Komunikasi 0,09 0,13 0,11 0,06 0,07 0,07 0,07
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 0,08 0,05 0,07 0,05 0,05 0,06 0,05
Jasa-jasa 0,06 0,06 0,06 0,09 0,09 0,10 0,09

- Perhitungan analisis tipologi Klassen PDRB Kabupaten Ngawi terhadap Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:

JATIM NGAWI
Lapangan Usaha Rata-rata Rata-rata Keterangan Kuadran
Rata-rata Rata-rata
Pertumbuhan Distribusi
Pertumbuhan (g) Distribusi (s)
(gi) (si)
Pertanian 4% 16% 5% 38% Sektor maju dan tumbuh pesat 1
Pertambangan dan Penggalian 8% 2% 5% 1% Sektor relatif tertinggal 4
Sektor potensial atau masih dapat
Industri Pengolahan 4% 27% 7% 6% berkembang dengan pesat 2
Listrik, Gas dan Air Bersih 3% 1% 10% 1% Sektor maju dan tumbuh pesat 1
Bangunan 3% 3% 4% 4% Sektor maju dan tumbuh pesat 1
Perdagangan, Hotel dan Sektor potensial atau masih dapat
Restoran 7% 30% 7% 29% berkembang dengan pesat 2
Pengangkutan dan Komunikasi 11% 7% 7% 3% Sektor relatif tertinggal 4
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 7% 5% 4% 6% Sektor maju tapi tertekan 3
Jasa-jasa 6% 9% 4% 14% Sektor maju tapi tertekan 3
Berdasarkan perhitungan laju dan kontribusi dari Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur dapat diklasifikasikan sektor
PDRB adhk Kabupaten Ngawi tahun 2008 hingga 2009 dengan Tipologi Klassen. Analisis tipologi Klassen digunakan untuk
menunjukkan sektor ekonomi yang ada di Kabuptaen Ngawi berdasarkan struktur pertumbuhannya. Sektor yang termasuk ke dalam
sektor maju dan tumbuh pesat adalah sektor pertanian; sektor Listrik, gas dan air bersih; dan sektor bangunan. Kemudian yang
termasuk sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat diantaranya sektor industry pengolahan dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Selanjutnya, sektor maju tapi tertekan terdapat dua sektor yaitu sektor keuangan, persewaan dan
jasa keuangan; dan sektor jasa-jasa. Terakhir terdapat sektor relative tertinggal yaitu sektor pertambangan dan penggalian; dan
sektor pengangkutan dan komunikasi. Berikut adalah matrix Klassen yang telah dikelompokkan menjadi empat sektor.

HASIL UJI TIPOLOGI KLASSEN


KUADRAN 1 KUADRAN II
gi >= g dan si >= s gi >= g dan si < s

Sektor pertanian Sektor industry pengolahan


Sektor listrik, gas dan air bersih Sektor perdagangan, hotel dan restoran
Sektor bangunan

KUADRAN III KUADRAN IV


gi < g dan si >= s gi >= g dan si >= s

Sektor keuangan, persewaan dan jasa Sektor pertambangan dan penggalian


Perusahaan Sektor pengangkutan dan komunikasi
Sektor jasa-jasa
LAMPIRAN IDENTITAS DIRI

Anda mungkin juga menyukai