Anda di halaman 1dari 13

Determinan produk domestik regional bruto

Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Lidya Catur Wiratni*; Rachmad R; Erni Achmad

Prodi Ekonomi Pembangunan, Fak. Ekonomi dan Bisnis,Universitas Jambi

*E-mail korespondensi: lidya.catur11@gmail.com

Abstract
This research aims to: (1) Find out whether or not there is an influence of the variables
Capital Expenditure, Road Infrastructure, labor and foreign investment on Gross Regional
Domestic Product in Tanjung Jabung Timur Regency. (2) Determine the right strategy to
increase Gross Regional Domestic Product in Tanjung Jabung Timur Regency. To answer
the first research objective, namely to determine the influence of independent variables on
Gross Regional Domestic Product, the author used a multiple linear regression analysis
method using a quantitative approach with a secondary data collection model processed
using SPSS. Meanwhile, to answer the second research objective, namely to determine a
strategy for increasing Gross Regional Domestic Product, the author uses Classen
typology analysis. The results of the double linear regression research show that the
variables Capital Expenditure, Road Infrastructure and foreign investment have a positive
and significant effect on the Gross Regional Domestic Product of Tanjung Jabung Timur
Regency. Meanwhile, the labor variable has a negative and significant effect on the Gross
Regional Domestic Product of Tanjung Jabung Timur Regency. This is caused by low
labor productivity in Tanjung Jabung Timur Regency.
Keywords : Gross Regional Domestic Product, Capital Expenditure, Road Infrastructure,
Labor, Foreign Direct Investment, Multiple Regression, Tippology klassen.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari variabel
Belanja Modal, Infrastruktur jalan, tenaga kerja dan penanaman modal asing Terhadap
Produk omestik Regional Bruto di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. (2) Menentukan
strategi yang tepat untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Untuk menjawab tujuan penelitian pertama, yaitu mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap Produk Domestik Regional Bruto, maka penulis menggunakan metode
analisis regresi linear berganda dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model
pengumpulan data sekunder yang diolah menggunakan SPSS. Sedangkan untuk menjawab
tujuan penelitian kedua, yaitu untuk menentukan strategi peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto maka penulis menggunakan analisis tipologi klassen. Hasil penelitian regresi
linear bergada, diketahui bahwa variabel Belanja Modal, Infrastruktur jalan, dan penanaman
modal asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedagkan variabel tenaga kerja berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produktifitas tenaga kerja di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Kata kunci: Produk Domestik Regioal Bruto, Belanja Modal, Infrastruktur Jalan, Tenaga
Kerja, Penanaman Modal Asing, Regresi Berganda, Tipologi Klasen.

1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator terpenting dalam proses evaluasi hasil
terutama untuk menganalisis hasil dari upaya suatu negara atau wilayah dalam proses
pembangunan ekonomi. (Sukirno, 2016) dalam analsis makro menyatakan bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai satu negara diukur dari perkembangan tingkat
pendapatan nasional riil nya. Oleh karena itu, strategi yang digunakan dalam
pembanguna ekonomi harus dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan
pemerataan serta mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut (Ade Raselawati, 2011), ekonomi dikatakan bertumbuh apabila terjadi
peningkatan produksi barang dan jasa dari tahun sebelumnya, oleh karena itu untuk
mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi harus menghitung laju pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan menunjukan sejauh mana kegiatan ekonomi dapat
memberikan peningkatan pendapatan bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya
masyarakat miskin dalam kurun waktu tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat terjadi bila dalam perekonomian terdapat beberapa
faktor diantaranya, adanya investasi, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,
teknologi, efesiensi dan pertumbuhan penduduk yang diukur dengan besarnya
pertumbuhan PDRB dan laju pertumbuhan atas dasar harga konstan. Sehingga laju
pertumbuhan setiap sektor dapat di gambarkan pada masing-masing sektor. Kriteria utama
dalam keberhasilan pembangunan daerah adalah dalam PDRB baik secara sektoral maupun
perkapita. Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah barang yang dihasilkan suatu
wilayah atau daerah selama satu periode dimana jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
dinilai dengan uang atas dasar harga pasar yang sedang berjalan, (Tarigan Robinson,
2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
cenderung berfluktuatif, dimana rata-rata perkembangannya hanya 1,29%. Pada tahun
2020 terakhir, Kabupaten ini mengalami pertumbuhan PDRB yang negatif, angkanya
mencapai -3,92% lebih rendah jika dibandingkan PDRB kabupaten lain di Provinsi Jambi.
Berikut ini akan digambarkan dan dijelaskan bagaimana laju perkembangan dan kondisi
PDRB di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tabel berikut ini:
Tabel 1 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Periode 2017-2022.
Tahun PDRB ADHK Perkembangan PDRB
(Menurut Lapangan Usaha)
2017 Rp 16.748,26 3,07%
2018 Rp 17.241,20 2,94%
2019 Rp 17.967,59 4,21%
2020 Rp 17.262,51 -3,92%
2021 Rp 17.284,93 0,13%
2022 Rp 17.471,91 1,08%
Rata-rata perkembagan PDRB 1,29%
Sumber : Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022)
Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa Tahun 2017 ekonomi bertumbuh 3,07%
dibanding Tahun 2016. Dimana angkanya mencapai Rp. 16.748,26 (Milyar). Pada tahun
2018 juga menalami pertumbuhan dengan PDRB sebesar Rp. 17.241,20 (Milyar).
Sedangkan pada Tahun 2019 PDRB mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu
mencapai 4,21 % lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada tahun sebelumnya, dimana
mencapai Rp.17.967,59 (Milyar). Namun, pada Tahun 2020 ekonomi Tanjung Jabung
Timur justru tumbuh negatif menjadi -3,92% dengan nilai PDRB sebesar Rp.17.262,51(Milyar)

2
menurun drastis dari tahun sebelumnya. Pada Tahun 2021 perkembangannya meningkat
sebesar 0,13% dan pada Tahun 2022 kembali meingkat sebesar 1,08%. Dari data di atas
dapat dilihat bahwa rata-rata perkembangan PDRB selama enam tahun terakhir hanya
sebesar 1,29%. Yang berarti bahwa pertumbuhan ekonominya masih lemah.
Sejak dilakukanya otonomi daerah di Indonesia pada Tahun 2000, setiap daerah
diberikan hak untuk memperoleh sumber keuangan dan ketersediaan biaya yang telah
direncanakan pemerintah, (Adisasmitha, 2014). Dalam hal ini, yang mempengaruhi PDRB
diantaranya adalah infrastruktur jalan, partisipasi angkatan kerja, , investasi dan belanja
modal. Hal ini sesuai dengan teori yang di gunakan dalam penelitian ini, dimana
penelitian ini didasarkan pada model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik yang
dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada
faktor-faktor produksi antara lain: modal, tenaga kerja dan teknologi. Dalam hal ini modal
dilihat melalui belanja modal, investasi dan infrastruktur jalan, sedangkan tenaga kerja
dilihat dari jumlah angkatan kerja yang bekerja.
Untuk mendorong peningkatan perekonomian, salah satu faktor yang diperlukan
adalah sarana penghubung antar daerah yaitu jalan. Terdapat korelasi atau hubungan yang
saling keterkaitan antara pembangunan infrastruktur jalan dan aktifitas perekonomian
karena diharapkan dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan, perekonomian akan
mengalami perkembangan dan memiliki efek yang luas. Dengan adanya perkembangan
ekonomi, infrastruktur jalan dapat digunakan dengan maksimal untuk pendistribsian
barang dan jasa yang beredar di seluruh perekonomian.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan daerah tingkat dua di Provinsi Jambi,
Indonesia. Disisi lain daerah ini juga merupakan daerah yang cukup tertinggal dalam hal
transportasi umum. Moda sarana transportasi jalan merupakan penghubung utama keluar
masuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Masih terdapat jalan yang belum layak di daerah
plosok Kabupaten Tanjung Jabung Timr. Dimana jalan sulit untuk dilalui kendaraan roda
empat atau lebih ketika kondisi hujan. Hal ini membuat sulitnya pengangkutan hasil lahan
untuk keluar dari desa. Berikut ini data yang menampilkan perkemangan panjang jalan
Kabupaten menurut kondisi yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur periode
2017-2022 :
Tabel 2 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Periode 2017-2022:
Tahun Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi (Km)
Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
2017 408,75 318,07 366,53 84,45 1177,81
2018 490,52 267,88 319,39 99,98 1177,77
2019 528,46 375,38 178,08 95,86 1177,77
2020 247,31 656,79 129,99 143,68 1177,77
2021 230,68 675,02 106,13 165,94 1177,77
2022 160,67 635,62 231,97 206,92 1235,17
Sumber : Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022)
Dari tabel diatas, dilihat bahwa jumlah panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur cederung tetap. Dimana pada Tahun 2017, total panjang jalan sepanjang 1.177,80
km. Dengan jalan dalam kondisi baik sepanjag 408,75 km dan jalan dalam kondisi rusak
berat sepanjang 84,45 km yang tergolong cukup redah angkanya di banding tahun sebelum
dan sesudahnya. Nilai Persentase perkembangan panjang jalan pada Tahun 2017
meningkat sebesar 16% dari tahun sbelumnya. Namun pada Tahun 2018 sampai Tahun
2021 total panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur belum mengalami
perubahan, yaitu berada di angka 1.177,77 km. Yang artinya belum ada perkembangan

3
panjang jalan sampai Tahun 2021 kemarin. Namun, pada Tahun 2018 total panjang jalan
dalam kondisi baik mengalami peningkatan menjadi 490,52 km. Dan juga diikuti dengan
peningkatan jumlah panjang jalan dalam kondisi rusak berat sebesar 99,98 km. Pada Tahun
2019, panjang jalan dalam kondisi baik kembali meningkat menjadi 534, 09 km, namun
panjang jalan dalam kondisi rusak berat justru mengalami penurunan. Yang menunjukan
adanya perbaikann jalan yang dilakukan oleh pemerintah. Namun pada Tahun 2020-2021
jumlah panjang jalan dalam kondisi buruk terus meningkat hingga mencapai 165,94 km
pada Tahun 2021. Sedangkan panjang jalan dalam kondisi baik mulai Tahun 2020-2021
justru mengalami penurunan yang cukup drastis hingga mencapai 230,68 km saja.
Selain infrastuktur jalan, tenaga kerja juga turut mempengaruhi pertumbuhan PDRB.
Menurut teori human capital, Modal Sumber Daya Manusia dipandang sebagai mesin
pertumbuhan utama dan juga dapat mendorong kenaikan PDRB dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Karena Tenaga kerja merupakan penggagas, pendorong dan
pelaksana atau untuk menghasilkan suatu barang yang bernilai yang nantinya akan
berpengaruh terhadap besaran PDRB di suatu daerah (Susanto, 2012).
Pembangunan segala bidang harus lebih dititik beratkan pada pertumbuhan sumber
daya manusianya sendiri yang merupakan pembentuk PDRB (Sumanto dan Effendie,
2018). Hal ini dikarenakan pelaksana dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam hal ini
Tanjunng Jabung Timur, adalah tenaga kerja yang merupakan bagian dari sumber daya
manusia itu sendiri.
Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama lima tahun terakhir
mengalami fluktuasi. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Rata-rata perkembangan tenaga kerjanya hanya 0,56%. Hal ini karena sering terjadinya
penurunan angka jumlah tenaga kerja yang bekerja. Perubahan jumlah tenaga kerja ini
tidak sejalan dengan perubahan jumlah PDRB di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, hal ini
menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara jumlah Produk Domestik
Regional Bruto dan jumlah Tenaga Kerja yang bekerja. Hal ini tidak sesuai dengan
peneitian yang dilakukan oleh (Umayanti.N, dan Utama.M, 2019) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara Tenaga Kerja dengan Produk Domstik Regonal Bruto.
Berikut ini digambarkan dalam Tabel Perkembangan Tenaga Kerja Kabupate Tanjung
Jabung Timur Periode 2017-2022:
Tabel 3 Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Timur Periode 2017-2022:

Tahun Jumlah Tenaga Kerja


(Jiwa)

2017 119.009
2018 114.178
2019 112.079
2020 119.898
2021 115.517
2022 119.088
Sumber : Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022)
Dapat dilihat bahwa pada Tahun 2017, jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya sebesar 3,61%, dengan jumlah tenaga kerja sebesar 119.009 (jiwa).
Dan mengalami penurunan pada Tahun 2018 sebesar -4,23%, dengan jumlah tenaga kerja
sebesar 114.178 (jiwa). Pada Tahun 2019 kembali mengalami penurunan sebesar -1,87%,
dengan jumlah tenaga kerja sebesar 112.079 (jiwa). Namun justru meningkat pada tahun
2020 sebesar 6,52%, dengan jumlah tenaga kerja sebesar 119.896 (jiwa). Dan kembali

4
mengalami penurunan sebesar -3,79% pada Tahun 2021, dengan jumlah tenaga kerja
sebesar 115.517 (jiwa).
Selain dari faktor-faktor diatas, penanaman modal asing juga turut mempengaruhi
nilai PDRB. Penanaman modal atau investasi di daerah memegang dua macam fungsi yaitu
untuk menciptakan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan untuk
menambah kapasitas produksi dari daerah yang bersangkutan (Panelewen et al., 2020).
Dengan adanya penanaman modal ini diharapkan dapat mendukung perekonomian
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sehingga dapat turut serta dalam meningkatkan nilai
PDRB. Menurut BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur, nilai investasi asing di Kabupaten
ini mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya faktor pandemi sehingga berdampak pada menurunya jumlah investasi.
Berikut tabel yang menampilkan perkembangan Penanaman Modal Asing di kabupaten
tanjung jabung timur periode 2017-2021:
Tabel 4 Penanaman Modal Asing Kabupaten Tanjung Jabung Timur Periode 2017-2022.

Tahun Penanaman Modal Asing


(Juta rupiah)

2017 119.752
2018 161.492
2019 69.996
2020 16.968
2021 29.573
2022 23.347
Sumber : Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022)
Dari tabel diketahui bahwa perkembangan Penanaman Modal Asing di Kabupaen
Tanjung Jabung Timur cukup berfluktuasi, dapat dilihat pada Tahun 2017 nilai PMA
sebesar Rp.119.753.000.000 dengan persentase perkembagan sebesar -14%, sedangkan
nilai PDRB tidak mengalami perubahan. kemudian meningkat drasstis di Tahun 2018
dengan persentase peningkatan sebesar 35%. Mulai Tahun 2019-2020 terus mengalami
penurunan yang sangat drastis mencapai -76%, sedikit berbeda dengan nilai PDRB Tahun
2019 yang justru mengalami peningkatan, namun juga mengalami penurunan yang drastis
di Tahun 2020 yakni mencapai -4%. Hal ini sebagai dampak dari pandemi covid yang
terjadi dari Tahun 2019.
Selain faktor-faktor diatas,belanja modal juga merupakan faktor penting bagi
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, dimana jika belanja modal meningkat maka akan
meningkatkan permintan agregat, hal ini berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi
suatu daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan PDRB. Mengingat hal
ini, maka dalam pelaksanaan otonomi daerah proses penyusunan dan pelaksanaan belanja
modal harus sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan publik atau masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur, belanja modal di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama lima tahun terakhir angkanya cukup
berfluktuatif. Hal ini dapat dijelaskan dengan tabel perkembangan belanja modal
Kabupaten Tanjung Jabung Timur periode 2017-2022 seperti berikut :

5
Tabel 5 Belanja Modal Kabupaten Tanjung Jabung Timur Periode 2017-2022.

Tahun Belanja Modal


(Rupiah)

2017 Rp.275.104.187.921
2018 Rp.321.956.563.764
2019 Rp.371.192.128.431
2020 Rp.215.113.216.715
2021 Rp.253.271.578.263
2022 Rp.293.540.721.410
Sumber : Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada Tahun 2017, nilai persentase
perkembangan belanja daerah menurun dari tahun sebelumnya senilai -25% dengan total
belanja modal sebesar Rp. 275.104 (Milyar). Menigkat di Tahun 2018 sebesar 14%
dengan total belanja modal Rp.312.956 (Milyar), dan kembali meningkat di tahun
berikutnya menjadi 19% dengan total belanja modal sebesar Rp. 371.192 (Milyar) namun
terjadi penurunan yang sangat drastis pada Tahun 2020 yaitu sebesar -42%, hal ini terjadi
sebagai dampak dari adanya covid-19, dimana pendapatan daerah yang dapat kita lihat
melalui nilai Produk Domestik Regional Bruto mengalami pertumbuhan yang negatif
menjadi -4% sehingga anggaran belanja modal dipangkas menjadi Rp.215.113 (Milyar).
Kemudian terjadi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto yang sangat
signifikan pada Tahun 2021 yakni sebesar 0%, dengan nilai total Produk Domestik
Regional Bruto sebesar Rp. 17.284,960 (Milyar) . Hal ini juga diikuti dengan pertumbuhan
belanja modal menjadi 18% dengan jumlah belanja modal sebesar Rp.253.271 (Milyar).
Peningkatan belanja modal ini dilakukan untuk mendorong perekonomian agar kembali
pulih sehingga. Adapun rata-rata perkembangan belanja modal di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur selama periode 2017-2021 adalah sebesar -3,35%.
Dari fenomena yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang
melatar belakangi dilakukannya penelitian ini yang pertama, adanya ketidak sesuaian
antara teori dari hasil penelitian terdahulu dengan fakta yang terjadi di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Yang kedua, Kabupaten ini merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan
PDRB terendah di Provinsi Jambi. Sehingga fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk
menetahui apakah faktor-faktor yang di teliti berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, dan bagaimana trategi untuk meningkatkan PDRB di Kabupaten ini.
Sehingga peneliti mangangkat judul “Analisis Determinan Produk Domestik Regional
Bruto di Kabupaten Tanjung Jabung Timur”
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data
sekunder. Data sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip atau dokumenter. Penulis mendapatkan data dengan cara studi pustaka. Dalam
penelitian ini data PDRB, belanja modal ,jumlah panjang jalan menurut kondisi, dan
jumlah tenaga kerja di peroleh dari BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur sedangkan
penanamann modal asing diperoleh dari Dinas peanaman Modal Kabupaten Tanjung
Jabung Timur untuk periode 30 tahun. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama,
maka digunakan model regresi berganda. Nantinya akan diketahui bagaimana dan seberapa
besar pengaruh dari variabel independen terhadap PDRB. Dapat pula di ketahui pengaruh
dari seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap PDRB di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
6
Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah infrastruktur
jalan, tenaga kerja, penanaman modal asinng dan belanja modal. Sedangkan variabel
terikatnya adalah PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha. Alat analisis
yang digunakan dalam peelitian ini adalah SPSS. Adapun bentuk persamaannya adalah
sebagai berikut :
Y = β0+ β1X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+e
Dimana :
Y : PDRB
β0 : Konstanta
β1 : Koefesien regresi
X1 : Infrastruktur Jalan Yang Baik
β2 : Koefesien regresi
X2` : Tenaga Kerja Yang Bekerja
β3 : Koefesien regresi
X3 : Penanaman Modal Asing
β4 : Koefesien regresi
X4 : Belanja Modal
e : Standar eror
Untuk menjawab tujuan penelitian kedua, maka digunakan model tipologi klassen
Model analisis tipologi klassen digunakan untuk mencari sektor potensial di Kabupaten
Tanjug Jabung Timur. Tipologi Klassen ini membagi sektor-sektor ekonomi berdasarkan
dua indikator, yaitu rata-rata laju pertumbuhan PRDB dan kontribusi PDRB daerah.
Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income),
daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high
growth but income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Kuncoro
dan Aswandi, 2020) dan (Radianto, 2022).
Dalam penelitian ini, sektor-sektor PDRB akan di klasifikasikan menjadi empat
karakteristik yang berbeda, yaitu : sektor maju dan cepat tumbuh (Kuadran I), sektor
berkembang cepat (Kuadran II), sektor maju tapi tertekan (Kuadran III), dan sektor relatif
tertinggal (Kuadran IV). Perbedaan klasifikasi ini antinya akan ditampilkan dalam betuk
tabel seperti berikut :
Tabel 6 Klasifikasi Tipologi Klassen

Kriteria Kontribusi Terhadap PDRB


Y1>Y Y1<Y
r1>r sektor maju dan sektor maju
Laju tumbuh cepat tapi tertekan
Pertumbuhan r1<r sektor berkembang sektor relatif
cepat/potensial tertinggal
Sumber : Milli, Dkk (2021)
Dengan : rᵢ : Laju pertumbuhan PDRB sektor ᵢ
r : Laju pertumbuhan PDRB total
Yᵢ : Kontribusi PDRB sektor ᵢ terhadap total PDRB
Y : Kontribusi rata-rata sektor terhadap total PDRB

7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB
Dalam konteks penelitian ini untuk menjawab tujuan peneltian yang pertama yaitu
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi PDRB Kabupaten Tanjung Jabung
Timur maka dilakukan analisis regresi linear berganda menggunakan spss untuk menguji
pengaruh variabel Infrastruktur jalan, Tenaga Kerja, Penanaman Modal Asing, dan Belanja
modal terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan mengetahui seberapa besar
pengaruhnya. Adapun hasil dari pengolahan data yang di lakukan adalah sebagai berikut :
Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
digunakan uji kolmogorov smirnov. Hasil uji normalitas secara ringkas dapat ditampilkan dalam
model berikut :
Tabel 7 Hasil Uji Kolmorov Smirnov
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandarized Residual
N 22
Normal Parametersa.b Mean ,0000000
Std. Deviation ,1 0789129
Most Extreme Differences Absolute ,130
Positive ,085
Negative -,130
Test Statistic ,130
Asymp. Sig. (2-talled) ,200c.d
a. Test Distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data sekunder yang di olah,(2023)
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil dari uji kolmogorov smirnov dengan nilai
signifikansinya adalah 0,200>0,05. Sehingga berdasarkan uji hipotesis, maka H1 dapat
diterima atau berarti residual dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan adanya hubungan linear yang sempurna dan pasti
diantara atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini di lakukan dengan metode Tolerance
dan VIF (Variance Inflation Faktor). Hasil uji multikolinearitas dengan metode tolerance
dan VIF secara ringkas dapat di tampilkan sebagai berikut :
Tabel 8 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerances VIF
1 Infrastruktur Jalan ,128 7,782
Tenaga Kerja ,318 3,142
PMA ,643 1,555
Belanja Modal ,208 4,812
a. Dependent Variabel:PDRB
Sumber : Data sekunder yang di olah,(2023)

8
Dari tabel uji multikolinearitas tersebut, dapat dilihat bahwa nilai tolerance
infrastruktur jalan sebesar 0,12>0,10, nilai tolerance tenaga kerja 0,32 > 0,10, nilai
tolerance dari PMA sebesar 0,64>0,10, dan nilai tolerance dari variabel belanja modal
adalah 0,20>0,10, Serta nilai VIF dari setiap variabel adalah < 10,00. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk dapat
mengetahui terjadi atau tidaknya gejala heterokedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji
Glesjer. Hasil uji heterokedastisitas menggunakan uji glesjer dapat disajikan secara sederhana
dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 9 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig
1 (Constant) 2,399 2,523 ,951 ,355
Infrastruktur Jalan ,043 ,040 ,863 1,068 ,300
Tenaga Kerja -,190 ,160 -,573 -1,182 ,253
PMA ,006 ,024 ,084 ,264 ,795
Belanja Modal -,034 ,127 -,162 -,267 ,792
a. Dependent Variabel:PDRB
Sumber : Data sekunder yang di olah,(2023)
Dari tabel hasil uji glejser diatas, maka dapat diketahui nilai signifikansi infrastruktur
jalan sebesar 0,30>0,05, nilai signifikansi tenaga kerja sebesar 0,25 > 0,05, nilai signifikansi
PMA sebesar 0,79>0,05, dan nilai signifikansi dari variabel belanja modal sebesar 0,79>0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam penelitian ini.
Hasil Regresi Linear Berganda
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel
independen dalam penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan standar signifikansi
alpha 5% (ɑ-0,05) yang dilihat dari angka probabilitas T -Statistic pada tabel coefesient berikut
ini:
Tabel 10 Coeficients (Uji t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig
1 (Constant) 33,315 5,500 6,057 ,000
Infrastruktur Jalan ,279 ,088 2,139 3,191 ,005
Tenaga Kerja -,918 ,349 -1,057 -2,628 ,018
PMA ,080 ,052 ,408 3,555 ,038
Belanja Modal ,537 ,276 ,977 2,944 ,049
a. Dependent Variabel:PDRB
Sumber : data sekunder yang diolah,(2023)
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan nilai sigifikansi variabel infrastruktur jalan sebesar
0,005<0,05 dan nilai t hitung sebesar 3,191>2,110. Maka dapat disimpulkan infrastrktur
jalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Sedangkan nilai signifikasi variabel Tenaga Kerja sebesr 0,018 <0,05 dan nilai t
hitung sebesar -2,628< t tabel 2,110. Dapat disimpulkan bahwa Tenaga Kerja berpengaruh
negatif terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

9
Nilai sigifikansi variabel Penanaman Modal Asing sebesar 0,038<0,05 dan nilai t
hitung sebesar 3,555>2,110. Maka dapat disimpulkan Penanaman Modal Asing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sedangkan nilai signifikasi variabel belanja modal sebesr 0,049<0,05 dan nilai t hitung
sebesar 2,944>t tabel 2,110. Maka dapat disimpulkan belanja modal berpengaruh positif
dan signfikan terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Hasil Uji F (Simultan)
Uji F simultan digunakan unttuk mengetahui pengaruh dari seluruh variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk
mengetahui pengaruhnya, maka dapat dilihat dari nilai signifikansi dan nilai F hitung yang
terdapat pada tabel Anova sebagai berikut:
Tabel 11 Anova (Uji f)
ANOVAa
Model Sum Of Squares df Mean Square F Sig
1 Regression 652484814426,917 4 16321120356,729 19,503 ,000b
Residual 13382553872,321 16 836409617,020
Total 78631035299,238 20
a. Dependet Variabel:PDRB
b. Predictors: (Constant), Infrastruktur Jalan, Tenaga Kerja, PMA, Belanja Modal
Sumber : Data sekunder yang diolah (2023)
Berdasarkan tabel anova, nilai signifikansi variabel Infrastruktur Jalan, Tenaga
Kerja, PMA, dan Belanja Modal secara simultan terhadap PDRB Kab. Tanjung Jabung
Timur sebesar 0,000<0,05 dan nilai F hitung 19,503>F tabel 2,93. Sehingga disimpulkan
bahwa Infrastruktur Jalan, Tenaga Kerja, PMA, dan Belanja Modal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap nilai PDRB Kabupaten Tajung Jabung Timur.
Uji Koefesien determinasi (R2)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk mengetahuinya, maka dapat dilihat dari
tabel model summary sebagai berikut :
Tabel 12 Model summary (R2)
Model Summaryb
Std. Error Of The
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,911 ,830 ,787 28920,747173

a. Predictors: (Constant), Infrastruktur Jalan, Tenaga Kerja, PMA, Belanja Modal


b. Dependent Variabel:PDRB
Sumber : Data sekunder yang diolah (2023)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai R-square sebesar 0,830. Artinya bahwa
infrastruktur jalan yang baik, tenaga kerja yang bekerja, penanaman modal asing, dan belanja
modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai PDRB Tanjung Jabung Timur dengan
pengaruhnya sebesar 83 %, dan sisanya 17% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Strategi Peningkatan PDRB
Dalam menjawab tujuan penelitian yang kedua, peneliti menggunakan analisis
Tipologi Klassen. Analisis ini digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor
perekonomian Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan memperhatikan sektor
perekonomian Provinsi Jambi sebagai daerah referensi. Dalam penelitian ini, sektor-sektor
PDRB akan di klasifikasikan menjadi empat karakteristik yang berbeda, yaitu : sektor maju
dan cepat tumbuh (Kuadran I), sektor berkembang cepat (Kuadran II), sektor maju tapi

10
tertekan (Kuadran III), dan sektor relatif tertinggal (Kuadran IV). Perbedaan klasifikasi ini
akan ditampilkan dalam betuk tabel berikut :
Tabel 14 Hasil Analisis Kuadran Tipologi Klassen

Kuadran I Kuadran II
(Sektor maju dan tumbuh cepat) (Sektor maju tapi tertekan)

Jasa perusahaan Pertambangan dan penggalian

Kuadran III Kuadran IV


(Sektor berkembang cepat/potensial) (Sektor relatif tertinggal)
1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1. Industri Pengolahan
2. Pengadaan listrik dan gas 2. Konstruksi
3. Pengadaan air, pengelolaan sampah, 3. Perdagangan besar dan eceran; reparasi
limbah dan daur ulang mobil dan sepeda motor
4. Transportasi dan perdagangan 4. Penyediaan akomodasi makan dan minum
5. Informasi dan komunikasi 5. Jasa keuangan dan asuranssi
6. Real estate 6. Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan
7. Jasa lainya jaminan sosial wajib
7. Jasa pendidikan
8. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
Sumber: Data diolah, (2023)
Hasil klasifikasi Tipologi Klassen, sektor yang termasuk pada kuadran III atau sektor
potensial yakni sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pengadaan Listrik dan Gas;
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Transportasi dan
Pergudangan; Informasi dan Komunikasi; Real Estate; Jasa Lainnya. Hal ini berarti sektor
tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih besar dari pada pertumbuhan sektor yang sama
pada PDRB Provinsi Jambi namun, memiliki kontribusi yang kecil dari pada PDRB
Provinsi Jambi. Hal ini karena pendapatan utama masyarakat Tanjung Jabung Timur
didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Kabupaten Tanjung Jabung
Timur memiliki failitas CNG (Compressed Natural Gas) dan Gardu Induk sehingga sektor
listrik dan gas dapat dikembangkan lagi agar menjadi sektor maju dan tumbuh cepat.
Kabupaten ini telah menyediakan kebutuhan air bersih dengan adanya PAM-SIMAS,
selain itu juga disediakan 2 lokasi TPS3R yang sudah mulai melakukan pengelolan
sampah. Untuk sektor transportasi, pemerintah daerah saat ini telah melakukan
pengembangan jaringan jalan dan jembatan serta membuka akses transportasi ke pulau
berhala dimana hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan sektor-sektor lain. Untuk
sektor informasi dan komunikasi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur tengah mencoba
menggunakan e-goverment.
Dari hasil analisis kuadran Tipologi Klassen, dapat disimpulkan bahwa sektor yang
paling potensial adalah sektor pertanian. Hal ini karena sektor ini merupakan sektor
ekonomi utama masyarakat. Oleh karena itu, penulis memilih sektor tersebut untuk
dijadikan acuan dalam penyusunan strategi peningkatan PDRB Kab. Tanjung Jabung
Timur. Menurut (Tjokroamidjojo, 1993) sektor potensial adalah sektor yang memegang
peran penting dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Karena sektor ini dapat memberikan
dampak yang positif bagi sektor lainnya hingga dapat menjadi sektor basis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu; Belanja modal, Infrastruktur jalan dan Penanaman Modal Asing berpengaruh positif

11
dan sigifikan terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sedangkan Tenaga kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Dan strategi untuk meningkatkan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur berada Pada
kuadran III (sektor potensial) yaitu sektor pertanian. Sehingga pemerintah perlu untuk
meningkatkan sektor pertanian. Sektor potensial adalah sektor yang memegang peran
penting dalam kegiatan pembangunan ekonomi dan dapat memberikan dampak yang
positif bagi sektor lainnya hingga dapat menjadi sektor basis.
Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:(1) Pemerintah daerah perlu
meningkatkan infrastruktur jalan melalui pemanfaatan dana dalam bentuk transfer daerah atau
menggunakan investasi lain untuk mendorong produktifitas sektor kontruksi dan transportasi
yang terfokus pada peningkatan panjang jalan dalam kondisi baik. (2) Pemerintah daerah perlu
meningkatkan Investasi Asing. Melalui cara promosi pasar tenaga kerja yang fleksibel dan
keterampilan pekerja, promosikan potensi ekonomi seperti sektor perikanan, kontruksi,
transportasi dan pariwisata. (3) Pemerintah daerah perlu meningkatkan kualitas belanja modal,
dengan cara melakukan perencanaan anggaran yang berfokus pada pembiayaan investasi
daerah untuk peningkatan sarana dan prasarana layanan publik. (4) Perlu meningkatkan
kualitas tenaga kerja terutama di sektor pertanian sehingga melahirkan tenaga kerja yang
ahli dan modern.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Tanjung Jabung Timur, (2022). Tanjung Jabung Timur Dalam Angka
2000-2022. Badan Pusat Statistik: Tanjung Jabung Timur.
Badan Pusat Statistik Jambi. (2022). Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik: Jambi.
Kuncoro, M dan Aswandi, H. 2002. “Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris
di Kalimantan Selatan 1993 – 1999”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.17, No.
1.27 – 45. UGM, Jogjakarta.
Margaretha, M;Agnes, L; Hanly, F. (2021). Faktor Penentu Sektor Unggulan Dan Sektor
Potensial Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Sorong Tahun
2014-2019. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 21 No.2 06 November 2021.
Panelewen, N; Kalangi, J; Walewangko, E. (2020). Pengaruh Investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kota
Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 20(1), 124–133. Diakses dari:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/27760, pada 20 Desember 2022.
Rahardjo, Adisasmita. (2011). Pengelolaan pendapatan dan anggaran daerah. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Raselawati, Ade. (2011). Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor Ukm Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Diakses dari
Https://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/123456789/247/1/101429-Ade--
Raselawati-FEB.PDF. Diakses 17 Januari 2023.
Sumanto, A; Effendie. (2015). The Effect of Government Capital Expenditure and Private
Investment on Social Welfare. Journal of Economics and Sustainable Development.
6(14).
Susanto, Akhmad. (2012). Analisis Angkatan Kerja Dan Kontribusinya Terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah Tahun 2010 Dengan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tarigan, Robinson. (2010). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Tjokroamidjojo. (1993). Perencanaan Pembangunan. Haji Masagung: Jakarta.

12
Umayanti, N;Utama, M. (2019). Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Upah Dan Penanaman Modal
Terhadap PDRB Di Provinsi Bali. E- Journal EP Unud, 8(7), 1608–1636.
ExpenditureandPrivateInvestmentonSocialWelfare”.Journalof
EconomicsandSustainableDevelo Taringan,Robinson.2012.EkonomiRegionalTeoridanAplikasi:EdisiRevi
nto,AgusdanEffendie.(2015).TheEffectoovernmentCapital

13

Anda mungkin juga menyukai