Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN
3.1.

Sumber Data
Data yang digunakan adalah PDRB Propinsi Sumatera Barat dan PDRB Kota

Bukittinggi . Data ini digunakan untuk menghitung nilai LQ masing-masing lapangan


usaha (sektor) untuk melihat lapangan usaha (sektor) mana yang menjadi basis atau non
basis di Kota Bukittinggi Dimana data tersebut adalah :
Tabel 1 : PDRB Propinsi Sumatera Barat menurut harga berlaku menurut lapangan
usaha (sector) tahun 2004-2006
LAPANGAN USAHA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PERTANIAN
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
BANGUNAN
PERDAGANGAN, HOTEL&
RESTORAN
PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
KEUANGAN & PERSEWAAN &
JASA PRSH
JASA-JASA

JUMLAH PDRB

2004

2005

2006

9,066,534.50

11,433,001.38

13,396,523.71

1,315,145.21

1,514,207.22

1,829,475.26

4,528,766.09
549,321.62
2,006,972.31

5,084,342.79
666,706.05
2,472,641.03

6,055,971.48
754,790.19
2,972,397.17

6,951,204.77

7,799,956.56

8,992,233.41

4,619,394.05

6,167,342.76

8,022,487.00

2,062,908.91

2,249,279.97

2,632,088.73

6,060,769.75

7,287,291.49

8,373,621.16

37,161,017.21

44,674,769.25

53,029,588.11

Sumber : Data Diolah : BPS Propinsi Sumbar


Tabel 2 : PDRB Kota Bukittinggi menurut harga berlaku menurut lapangan usaha
(sektor) tahun 2004-2006
LAPANGAN USAHA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PERTANIAN
PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
BANGUNAN
PERDAGANGAN, HOTEL&
RESTORAN
PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
KEUANGAN & PERSEWAAN &
JASA PRSH
JASA-JASA

Jumlah PDRB

2004

2005

2006

29,189.08

31,802.02

36,198.28

498.12

547.25

377.82

96,150.19
29,538.96
37,760.84

109,150.19
34,771.35
46,587.84

125,694.40
36,688.18
54,485.72

186,654.36

215,337.29

251,973.63

196,806.00

245,746.26

300,393.98

105,069.72

128,648.22

146,485.84

239,189.42

273,894.79

316,361.05

920,856.69

1,086,485.21

1,268,658.90

Sumber : Data diolah, BPS Kota Bukittinggi

3.2.

Analisis Penentuan Sektor Basis


Dengan mempergunakan rumus LQ, yaitu :

vi
LQ

Vi

v
V

Dimana :
vi = output (PDRB) suatu sektor di Kota Bukittinggi
v = total output (PDRB) di Kota Bukittinggi
Vi = output (PDRB) suatu sektor di Propinsi Sumatera Barat
V = output total (PDRB) di Propinsi Sumatera Barat
Tabel 3 : LQ Kota Bukittingi Tahun 2004-2006
LAPANGAN USAHA

2005

2006

0.13

0.11

0.11

0.02

0.01

0.01

0.86

0.88

0.87

2.17

2.14

2.03

0.76

0.77

0.77

PERDAGANGAN, HOTEL& RESTORAN

1.08

1.14

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

1.72

1.64

KEUANGAN & PERSEWAAN & JASA PRSH

2.06

JASA-JASA

1.59

1.

PERTANIAN

2.

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN

4.

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH

5.

BANGUNAN

6.
7.
8.
9.

2004

Jmlh

Rata2
Non
Basis
Non
Basis
Non
Basis
Basis

0.36

0.11908

0.04

0.012926

2.61

0.869025

6.35

2.115428

2.30

0.766737

1.17

3.39

1.130025

Non
Basis
Basis

1.57

4.92

1.640955

Basis

2.35

2.33

6.73

2.244497

Basis

1.55

1.58

4.72

1.572429

Basis

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2008


Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa sektor listrik, gas air bersih merupakan
sektor basis yang paling besar nilai LQ-nya. Dalam kurun 3 tahun yaitu tahun 20042006, sektor basis/unggulan di Kota bukittingi relatif tidak berubah. Sektor-sektor
dengan LQ>1 ini mepunya ukuran spesialisasi yang lebih besar bila dibandingkan
dengan daerah referensinya (Propinsi Sumatera Barat).
Tabel 4 : Sektor-Sektor Basis Perekonomian Pesisir Selatan
LAPANGAN USAHA

Nilai LQ

Keterangan

2.

Perdagangan, Hotel& Restoran

2,1
1,1

3.

Pengangkutan & Komunikasi

1,6

Basis

Keuangan & Persewaan & Jasa Prsh

2,2

Basis

Jasa-Jasa

1.5

Basis

1.

4.
5.

Listrik, Gas Air Bersih

Basis
Basis

3.3.

Dampak Sektor Basis Terhadap Perekonomian Kota Bukittinggi


Dampak sektor basis terhadap perekonomian Kota Bukittinggi, dapat ditinjau

dari perbandingan nilai dari hasil regresi linier masing-masing sektor basis Kota
Bukittingi dengan Propinsi Sumatera Barat. Dimana hasil regresi tersebut dapat dilihat
dari tabel 5, dibawah ini :
Tabel 5 : Hasil Regresi Antara Pendapatan dan Sektor-Sektor Basis di Kota Bukitinggi
No
Sektor
1
Listrik, Gas,
2
3

Bersih
Perdagangan,

Persamaan Regresi
Air Y = -424992.6 + 45.060X1
Y* = -5312480 + 76.518X1*

R2
0.919
0.987

Evaluasi
> *

Y = -65249.63 + 5.309X2
Y* = -16183841 + 7.725X2*

0.998
0.996

> *

1.00
1.00

> *

Hotel, Restorant
Pengangkutan dan Y = 260609.75 + 3.357X3
Y* = 15752112 + 4.658X3*
Telekomunikasi

Keuangan dan jasa Y = 36810.884 + 8.326X4


Y* = -17493755 + 26.979X4*
persewaan

0.989
0.973

> *

Jasa-Jasa

0.999
0.996

< *

Y = -151875.2 + 4.499X5
Y* = -408767 + 6.845X5*
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2008

Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan hasil bahwa subsektor listrik gas air bersih,
Perdagangan kotel Restorant, Pengangkutan dan jasa persewaan dan keuangan dan jasa
persewaan dari sektor basis di Kota Bukittinggi mempunyai dampak yang lebih besar
dari pada dampak sektor yang sama secara regional (Propinsi Sumatera Barat). Hal ini
dapat dilihat dari nilai sektor tersebut di Kota bukitinggi lebih besar dari nilai sektor
yang sama di propinsi Sumatera Barat. Dengan demikian diartikan kebijakan
Pemerintah Kota Bukittinggi pada Sub Sektor ini telah berhasil meningkatkan PDRB,
Sedangkan untuk Sektor Jasa dimana nilai sektor tersebut di Kota bukitinggi lebih
kecil dari nilai subsektor/sektor yang sama di propinsi Sumatera Barat maka dirasa
perlu adanya kebijakan-kebijakan lebih tegas lagi untuk meningkatkan kemampuan
daerah dalam mengembangkan potensi daerah yang dimilikinya terutapa pada sub
sektor ini.

3.4.

Proyeksi Perkembangan Perekonomian Sektor Basis di Kab Pesisir Selatan


Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari sumber resmi (BPS) dan

dengan menggunakan Trend Linear dengan sektor-sektor basis dan PDRB sebagai
7

dependent variabel (Y) dan tahun sebagai independen variabel maka dapat
diproyeksikan perkembangan perekonomian Kota Bukittinggi yang meliputi sektor
basis dan PDRB. Sektor basis diperoleh dari menggunakan metode LQ. Dari
perhitungan LQ sebelum ini diperoleh 5 subsektor dan sektor yang mempunyai nilai
LQ>1, berarti ada 5 subsektor dan sektor yang menjadi sektor basis perekonomian Kota
Bukittinggi. Perkembangan perekonomian Kota Bukittinggi yang meliputi PDRB dan
sektor-sektor basis dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini :
Tabel 6 : Persamaan Perkiraan Perkembangan Perekonomian Sektor-Sektor Basis Kota
Bukittinggi
No

Sektor

Persamaan

Tahun ke

Pendapatan

Proyeksi Thn

Sektor Thn

2012

2006
1
2

Listrik, Gas, Air Bersih


Perdagangan,
Hotel,

Y= 3574,6x + 26517
Y= 32660x + 152669

6
6

Restorant
Pengangkutan

dan

Y= 51794x + 144061

Telekomunikasi
Keuangan
dan

jasa

Y= 20708x + 85318

persewaan
Jasa-Jasa

Y= 38586x + 199310

Rp. 36,688.18

Rp. 47,964.6

Rp. 251,973.63

Rp. 348,629

Rp. 300,393.98

Rp. 454,825

Rp. 146,485.84

Rp. 209,556

Rp. 316,361.05

Rp. 430,826

Sumber : Pengolahan data 2008


Dari hasil proyeksi pendapatan persektor basis sampai dengan tahun 2012 dapat
diketahuiarah dan besaran pertambahan PDRB dari masing-masingsektor basis di Koa
bukittinggi. Besar kecil pertumbuhan ekonomi ini dapat diketahui dari kooefisien
regresi yang dapat sekaligus menunjukkan besarnya pertambahan sektor sektor ini dari
tahun ketahun.

BAB III
PENUTUP

Dari hasil analisa diatas, dapat diketahui, sektor Basis Kota Bukittinggi adalah,
Listrik Gas dan Air Bersih, Perdagangan Hotel dan Restaurant, Pengangkutan dan
Telekomunikasi, Keuangan dan Jasa Persewaan, serta Jasa, secara umum kebijakan
yang dijalankan Pemerintah Kota telah menunjukkan hasinya. Kondisi ini ditunjukkan
dengan 4 dari 5 sektor basis memberikan dampak yang lebih besar dari pada sektor
basis yang sama di Propinsi Sumatera Barat.
Kondisi ini memang sudah cukup baik, akan tetapi diperlukan kebijakan yang
spesifik untuk memacu pertumbuhan sektor jasa agar dapat memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap perekonomian.
Disamping itu perhatian terhadap sektor non basispun diperlukan, barangkali
dibutuhkan inovasi dan input teknologi bagi sektor partanian agar dapat meningkat,
meskipun mempunyai keterbataran lokasi.
Tudak lupa adalah perbaikan pada sistim pendidikan dan dan pelayanan
khususnya bagi pelaku atau pekerja pada sektor yang berkaitan dengan pelayanan
sehingga kualitas pelayanan yang dibeikan meningkat memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan perekonomian pada Kota Bukittinggi.

DAFTAR PUSTAKA
BPS, 2006. Bukittinggi Dalam Angka, BAPPEDA dan BPS Kota Bukittinggi
9

BPS, 2006. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bukittinggi, BAPPEDA dan BPS
Kota Bukittinggi
BPS, 2006. Sumatera Barat Dalam Angka, BAPPEDA dan BPS Propinsi Sumatera
Barat
Kadariah, 1985, Ekonomi Perencanaan. FE Universitas Indonesia
Pramesti, Getut. 2006, Aplikasi SPSS 15.0 dalam model Lineier Stististika. Gramedia
Tarigan, Robinson. 2002. Perencanaan Pembangunan Wilayah Pendekatan ekonomi
dan ruang. Depdiknas, Dirjen PT, Medan.
Tjokromidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta : LP3ES

10

Anda mungkin juga menyukai