Anda di halaman 1dari 9

PENGHITUNGAN POTENSI PAJAK RESTORAN DALAM

RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


KABUPATEN SEKADAU

TUGAS
Keuangan daerah

OLEH :

1.DJOKO DWI MARYONO


NIM. B61108026
2. JUMIATI
NIM. B 61108024
3. CHRISTINA L. NUNINGSIH
NIM. B61108023

PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
ANGKATAN I
2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi Daerah dimulai dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22

tahun 1999 dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah serta Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kedua Undang-undang ini merupakan

perwujudan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang memberikan kewenangan yang luas,

nyata dan bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional diwujudkan dalam bentuk

pembagian dan pemanfaatan sumber daya Nasional serta adanya perimbangan keuangan antara

Pusat dan Daerah. Paradigma pemerintah Daerah yang dikembangkan menurut kedua Undang-

undang tersebut adalah bertumpu pada nilai-nilai demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan,

keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Di samping itu, juga

dimaksudkan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, membutuhkan prakarsa dan

kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat dan pengembangan peran dan fungsi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ).

Dengan paradigma demikian, maka pemerintah Daerah dituntut untuk menyelenggarakan

kegiatan yang mengarah kepada terciptanya Good Governance yaitu penyelenggaraan

pemerintahan yang berkeadilan, partisipatif, transparan dan akuntabel. Kebijaksanaan

desentralisasi fiscal sebagai tindak lanjut dari kebijakan otonomi memberikan kewenangan

kepada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang berasal darindaerah sendiri

disamping transfer dana pusat ( DAK, DAU dan Bagi Hasil ) dalam membiayai urusan

pemerintahan dan pembangunan yang sudah menjadi kewenangan daerah.

Wujud dari kewenangan daerah untuk menggali dana dari sumber sendiri adalah

kewenangan untuk melakukan pungutan pajak dan retribusi sesuai dengan jenis-jenis yang

tercantum dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah dan aturan pelaksanaannya. Selain itu, guna menggali potensi sumber-sumber keuangan,

dengan peraturan daerah pemerintah Kabupaten/ Kota diberi peluang untuk mendapatkan jenis
pajak dan retribusi selain yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan dengan memenuhi

kreteria yang ditentukan dalam Undang-undang.

Dalam menjamin terselenggaranya otonomi daerah yang semakin mantap maka diperlukan

usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan keuangan sendiri, yakni dengan upaya eningkatkan

penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( selanjutnya disebut PAD ), yang merupakan yang

dikemukakan oleh Kaho ( 1995 : 20 ) yang mengatakan bahwa urusan otonomi daerah tidak statis

tetapi berkembang didalam masyarakatitu sendiri. Peninmgkatan PAD tersebut dapat berupa

meningkatkan yang sudah ada ( intensifikasi ) maupun menggali sumber PAD yang baru

( ekstensifikasi ) sesuai dengan ketentuan yang ada serta memperhatikan kondisi dan potensi

ekonomi masyarakat.

Menurut Lewis (2001), dalam desentralisasi fiscal saat ini, pemerintah daerah harus kreatif

dalam menggali potrensi daerahnya terutama dalam mengelola pajak dan retribusi. Namun

banyak kritik bahwa pemerintah daerah terlalu berlebihan dalam memungut pajak dan retribusi

daerah. Banyak aturan dalam pemungutan pajak dan retribusi yang bertentangan dengan aturan

diatasnya sehingga banyak peraturan daerah yang dibatalkan oleh pemerintah diatasnya. Oleh

karena itu perlu adanya pengawasan dari pemerintah yang lebih tinggi agar pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah Daerah tidak mengganggu ekonomi dan tidak membebani masyarakat.

Sejalan dengan tuntutan pembangunan Daerah, Kabupaten Sekadau adalah salah satu Kabupaten

baru di Kalimantan Barat terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Sanggau. Sebagai Kabupaten

yang prospektif di masa mendatang, Kabupaten sekadau mulai berbenah untuk membangun

wilayahnya. Pemerintah Kabupaten Sekadau mulai mengenal berbagai permasalahan, baik

permasalahan sekarang maupun permasalahan potensi di masa depan.

Pada saat ini Kabupaten Sekadau masih termasuk daerah di Indonesia yang menghadapi

permasalahan keuangan yang cukup serius karena PAD yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang besar sebagai sumber pendanaan pembangunan ternyata hanya mampu

memberikan kontribusi yang kecil terhadap penerimaan daerah.Yaitu berkisar 2,22 % s/d 15,33 %

Berikut ini table yang menggambarkan rasio PAD terhadap Penerimaan Daerah.
Tabel.I

RASIO P A D DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PENERIMAAN DAERAH

KABUPATEN SEKADAU

Tahun Penerimaan PAD Dana Lain-lain Rasio PAD terhadap

Daerah Perimbangan Pendapatan penerimaan daerah

yang Sah

(Rp) (RP) (Rp) (Rp)

2005 15.596.042.293 812.133.369 11.259.131.515 3.524.777.409 5,21 %

2006 28.826.720.888 4.419.324.542 20.697.153.548 3.710.242.798 15,33 %

2007 37.422.598.062 4.782.595.685 21.290.898.373 11.349.104.004 12,78 %

2008 340.312.941.875 7.559.022.535 320.397.253.903 12.356.665.437 2,22 %

Sumber : Keuangan setda Kabupaten Sekadau.

Adanya dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka Daerah memerlukan strategi

yang baik dan menggunakan prinsip hati-hati dalam upaya peningkatan PAD khususnya yang

berasal dari pajak daerah yang dikenakan terhadap masyarakat. Dalam merencanakan

peningkatan PAD khususnya pajak daerah harus betul-betul dilandasasi pengamatan yang matang

terhadap struktur dan kondisi yang berkembang dari wajib pajak. Namun yang tidak kalah

penting adalah Pemerintah harus mengetahui potensi dari pajak daerah yang akan dipungut

sehingga dalam menetapkan target pajak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

dapat dipertanggungjawabkan nilainya serta dapat terealisasi.

Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonomi mampu berotonomi terletak pada

kemampuan keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya

dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat mempunyai peoporsi yang semakin kecil

dan diharapkan bahwa Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) harus menjadi bagian terbesar dalam

memobilisasi dana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila

PAD dijadikan salah satu tolak ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah. Sumber-sumber PAD

yang menjadi andalan Kabupaten Sekadau adalah Pajak Daerah. Namun hal tersebut belum
banyak membantu membiayai jalannya kegiatan pemerintahan. Maka upaya untuk meningkatkan,

mencari serta mengetahui potensi pajak daerah harus tetap dan terus dilaksanakan.

Dari data diatas terlilat jelas bahwa rasio PAD terhadap penerimaan daerah masih dirasakan

sangat kecil dimana dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Untuk tahun 2008 rasionya hanya

2,2 % saja. Hal ini sangat jauh menurunnya dibandingkan tahun 2007 yang menghasilkan rasio

sebesar 12,78 %.

Pajak daerah yang diteliti dalam tulisan ini adalah pajak Restoran. Pajak Restoran

menurut Perda Nomor 09 Kabupaten Sekadau adalah pungutan Daerah atas pelayanan Restoran.

Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut

bayaran.

Berikut adalah tabel yang menggambarkan kontribusi dan pertumbuhan dari setiap jenis

pajak daerah yang dipungut di Kabupaten Sekadau.

Tabel 2

KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN JENIS PAJAK DAERAH TERHADAP PAJAK

DAERAH KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2005-2008

KONTRIBUSI PERTUMBUHAN

JENIS PAJAK

2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008

Pajak Hotel 3,09 2,35 1,23 1,10 - 27,04 23,61 27,55

Pajak Restoran 2,95 4,86 3,34 18,48 - 66,31 41,80 88,29

Pajak Hiburan 0,27 0,72 0,13 0,09 - 78,89 -130,33 12,62

Pajak Reklame 20,29 12,76 7,66 6,59 - 33,28 33,28 24,70

Pajak Penerangan Jalan 14,50 10,92 5,34 13,01 - 26,36 18,02 73,44

Pajak Pengambilan Gal.Gol C 16,47 23,33 6,46 8,51 - 60,82 -44,65 50,86

Sumber : Keuangan Setda Kab. Sekadau.

Dilihat dari data kontribusi masing-masing pajak daerah yang ada, untuk tahun 2005

kontribusi terbesar adalah pajak reklame yaitu sebesar 20,29 %, tahun 2006 yaitu pajak

pengambilan galian golongan C sebesar 23,33 % , tahun 2007 yaitu pajak reklame sebesar 7,66

%, tahun 2008 yaitu pajak restoran sebesar 18,48 %. Kontribusi masing-masing pajak daerah
yang selalu berubah-ubah disebabkan oleh penetapan target tidak berdasarkan obyek pajak yang

ada sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai.

Dilihat dari pertumbuhan dimana dari tahun 2005-2006 yang paling significant adalah

pertumbuhan pajak hiburan sebesar 78,89 %, tahun 2006-2007 pertumbuhan tertinggi adalah

pajak reklame sebesar 33,28 % dan untuk tahun 2007-2008 pertumbuhan tertinggi 88,29 %.

Peningkatan pertumbuhan pajak daerah dari tahun ketahun tidak dapat dipastikan hanya pada satu

jenis pajak daerah saja tetapi bergantung momen-momen tertentu saja, sebagai contoh tahun

2007-2008, pajak rentoran mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini disebabkan semakin

banyaknya pertumbuhan jumlah restoran yang ada akibat dari semakin banyak kunjungan orang

ke Sekadau sebagai akibat pesatnya pembangunan di Kabupaten Sekadau.

Berikut ini pertumbuhan pajak restoran terhadap penerimaan pajak

restoran dari tahun 2005 s/d 2008

Tabel 3

RASIO PERTUMBUHAN TERHADAP PENERIMAAN

Tahun Penerimaan Pajak Restoran Pertumbuhan Pajak

Restoran

2005 12.519.610

2006 37.165.300 196,86 %

2007 63.855.343 71,81 %

2008 545.321.270 753,99 %

Sumber : Keuangan setda Kabupaten Sekadau.

Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa pertumbuhan pajak restoran dari tahun ke tahun mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat yaitu dari 71,81 % sampai dengan 753,99 %, angka yang sangat

pantanstis dan bagaimana dengan kontribusi pajak restoran terhadap PAD. Untuk mengetahuinya

kita dapat lihat pada tabel 3 dibawah ini


Tabel 4

KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN TERHADAP PAD KABUPATEN SEKADAU

Tahun Target Realisasi Total PAD Kontribusi

Pajak Restoran

terhadap PAD

2005 9.361.000 12.519.610 812.133.369 1,54 %

2006 26.721.000 37.165.300 4.419.324.542 0,84 %

2007 83,160.000 63.855.343 4.782.595.685 1,34 %

2008 356.850.000 545.321.270 7.559.022.535 7,21 %

Suber : Keuangan setda Kabupaten Sekadau

Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa kontribusi pajak restoran terhadap PAD sangat kecil bekisar

0,84 % s/d 7,21 %. Hal ini tidak sebanding dengan rasio pertumbuhannya

1.2 KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian yang berkaitan dengan penghitungan potensi pajak restoran telah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut diantaranya adalah :

1. Rita ( 2003 ) melakukan penelitian di Kabupaten Manokwari, yang meneliti

tentang upaya peningkatan pajak restoran dan hotel dengan menggunakan alat

analisis potensi ( Halim : 2001, 156 ), analisis efisiensi dan efektivitas..

2. wahyudin (2002) melakukan penelitian mengenai peningkatan evektivitas dan

evisiensi pajak hotel dan restoran di kota Yogyakarta dengan melihat laju

pertumbuhan pajak hotel dan restoran,kontribusi pajak hotel dan restoran

tersebut,evisiensidan evektivitasnya.

3. Mardiasmo dan mukhfatih (2000) melakukan penelitian mengenai penghitungan

Potensi Pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Magelang mengatakan bahwa

sumber daya manusia, kelembagaan serta mengenai kekuatan hukum


merupakan faktor penyebab rendahnya kemampuan daerah dalam menggali

sumber-sumber pendapatan.

Dalam kaitannya dengan penelitian-penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini bersifat

komplementer dalam artian penelitian ini saling melengkapi dengan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya.

1.3. PERMASALAHAN

Pada kenyataannya, Pemerintah Kabupaten Sekadau membutuhkan dana yang relatif besar

untuk pembangunan dan penyediaan inprastruktur, baik dalam jangka pendek maupun dalam

jangka panjang. Pada sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sekadau dihadapkan pada terbatasnya

kemampuan peningkatan PAD khususnya pada kemampuan penggalian sumber-sumber pajak

daerah dan retribusi daerah.

Berdasarkan identifikasi masalah demikian, ruang lingkup permasalahan dan pengkajian ini

adalah :

1. Bagaimana potensi pajak restoran di Kabupaten Sekadau sehingga dapat memberikan

kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah ?.

2. Mengapa dengan pertumbuhan yang pesat tidak memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah ?

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghitung dan mengetahui potensi pajak restoran yang ada di Kabupaten Sekadau

sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah.

2. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kontribusi penerimaan pajak restoran di

Kabupaten Sekadau.

3. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari 2 (dua) variasi restoran dalam ketaatannya

membayar pajak, yaitu anatara restoran yang menjual makanan dan minuman dengan

restoran yang hanya menjual minuman.


4. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat dilaksanakan pemerintah daerah Kabupaten

Sekadau dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran sebagai salah satu sumber PAD

dengan menggunakan metode SWOT.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Setelah mengetahui potensi pajak restoran yang ada, maka, maka Pemerintah Kabupaten

Sekadau dapat menetapkan target penerimaan pajak restoran tersebut mendekati potensi

yang sebenarnya.

2. Setelah mengetahui potensi pajak restoran tersebut, maka diharapkan dapat membantu

Pemerintah Kabupaten Sekadau dalam mengambil langkah dan tindakan untuk

merealisasikan target penerimaan pajak restoran tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai

penghitungan pajak restoran serta diharapkan dapat dilanjutkan dengan penghitungan

potensi pajak dan retribusi lainnya.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

. Sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut. Bab.I Pengantar, mencakup latar

belakang , keaslian penelitian, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian. Bab. II

Tinjauan Pustaka, mencakup tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesa, alat analisis yang

digunakan dalam penelitian serta cara dan sistematika penulisan. Bab. III Analisa Data ,

menguraikan tentang cara penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Bab, IV

Kesimpulan dan Saran, mencakup kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai