PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setiap sektor. Dalam menjadi daerah otonom, daerah harus mampu mempromosikan dan
meningkatkan pendapatan asli daerah yang mana hal ini merupakan indikator yang
pasal 1 ayat 18, PAD ialah penghasilan yang didapatkan daerah yang diambil
PAD (Pendapatan Asli Daerah). Dari total PAD tersebut, kontribusi tertinggi berasal dari
pajak daerah sejumlah 85%, sedangkan pungutan daerah sejumlah 2%, hasil
pendayagunaan aset daerah yang dibedakan sejumlah 6% serta lain-lain PAD yang sah
sejumlah 7% (Mukarromah, 2018). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pajak
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 10 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah, Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
Kabupaten/Kota. Pajak provinsi dibagi menjadi lima jenis pajak yang terdiri dari: Pajak
Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok. Sedangkan pajak
Kabupaten/Kota terbagi atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C, Pajak Sarang Burung Wallet, PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Salah satu pajak kabupaten/kota yaitu Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang mana
kabupate/kota. Seperti yang kita ketahui Bali adalah penyumbang devisa terbesar di
Indonesia yang berasal dari sektor pariwisatanya. Bali memiliki banyak obyek wisata
mengunjungi hingga menginap di Bali. Peluang tersebut di manfaatkan oleh SDM nya
guna membuat wisatawan nyaman tinggal di Bali dan terpenuhinya sandang,pangan, dan
pajak hotel di Kabupaten Buleleng. Berikut ini tabel penerimaan pajak di Kabupaten
Buleleng.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2018 adanya penurunan
penerimaan pajak hotel sampai dengan tahun 2020. Dampak paling terasa penurunan
pajak hotel terjadi pada tahun 2020 akibat Covid-19 yang melanda Indonesia. Pada tahun
2020 terjadi penurunan sangat drastis pada pajak hotel dengan selisih kurang lebih Rp 20
Miliar. Penurunan tersebut sangat berdampak pada penerimaan pajak daerah yang kurang
optimal mengingat pajak hotel ialah salah satu asal pajak daerah yang mempunyai
sumbangsih cukup tinggi. Selain itu dapat dilihat pula adanya penurunan perolehan pajak
restoran yang signifikan di tahun 2020 sekitar Rp 8 Miliar. Dari permasalahan yang telah
di paparkan maka peneliti mengambil judul “ Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfN1IHuQVAebzvsxDQNObMJe0V-
GApR_nAPtT92V6Ltapc8Wg/viewform?usp=share_link