Anggota Kelompok :
1. Muhammad Wisnu Santoso(1958632012027)
2. Fiky Dhimas Meilando (1958632012032)
3. Langgeng Dwi Prasetya (1958632012066)
4. Muhammad Pinandion R. S(1958632012070)
5. Savela Mahatma Ira Sasti (1958632012077)
Pengertian Merger
1) Merger merupakan penggabungan bersama dua atau lebih perusahaan menjadi satu bisnis menurut basis
yang disetujui semua pihak oleh manajemen perusahaan dan pemegang saham. Merger merupakan satu
bentuk pertumbuhan eksternal (external growth) yang meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan
ekspansi horisontal, vertikal atau konglomerasi (Christopher, 2006: 373).
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain
yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
3) Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) no 22 menyatakan bahwa merger merupakan suatu
proses penggabungan usaha, dengan jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah
terjadi pengambilalihan, maka perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga
eksistensinya sebagai badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh
perusahaan yang mengambil alih.
Dari berbagai pengertian tentang merger di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merger adalah suatu
proses penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan pengambil alih akan tetap berdiri
sedangkan perusahaan yang diambil alih akan lenyap.
Jenis - Jenis Merger
01 04
Merger Horizontal Merger Kon Generik
02 05
Merger Vertikal Merger Khusus
03
Merger Konglomerat
Manfaat Merger
Untuk menciptakan efisiensi supaya lebih baik, meningkatkan pangsa pasar, dan sebagainya. bisa
dibilang merger juga sebuah strategi bisnis. Di mana merger itu sendiri dijadikan salah satu alternatif
untuk memperluas usaha yang dijalankan.
Tujuan Merger
Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi Bank CIMB Niaga.
LATAR BELAKANG MERGER BANK CIMB
NIAGA DAN BANK LIPPO
Pada tahun 1997, saat Asia mengalami krisis, Indonesia menjual sebagian saham di Bank Lippo yang
digunakan untuk menutup defisit anggaran pemerintah yang mencapai 450 triliun rupiah. Penjualan itu
akhirnya juga digunakan untuk menyelamatkan keuangan bank-bank yang mengalami krisis pada saat itu.
Kemudian pada tahun 2004 sebuah lembaga asal Swiss yang bernama Swiss Asia Global, membeli 52,1
persen saham Bank Lippo dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pada tanggal
26 Agustus 2005, pemegang saham bank dan bank Indonesia menyetujui penjualan 52,65 persen saham
mayoritas dimiliki oleh Swiss Asia Global ke Santubong Investment BV yang sepenuhnya dimiliki oleh
Khazanah Nasional Berhad, sebuah institusi investasi milik pemerintah federal Malaysia. Penjualan
berlaku mulai sejak Khazanah memiliki kepentingan langsung dari 93 persen di bank Lippo dan 64 persen
dari bank CIMB Niaga. Bank Niaga dan Bank Lippo harus digabung untuk memenuhi kebijakan
kepemilikan tunggak Bank Sentral Indonesia. Pada November 2008 Bank Lippo resmi bergabung dengan
Bank CIMB Niaga dan dikenal sebagai PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PROSES MERGER BANK CIMB NIAGA DENGAN BANK LIPPO
Sebagai pemilik saham pengendali dari CIMB Niaga (melalui CIMB Group) dan
LippoBank sejak tahun 2007, Khazanah menempuh langkah penggabungan (merger) untuk
mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Merger ini merupakan yang pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP.
Kemudian di tahun 2008, sebelum penggabungan usaha, nama PT Bank Niaga Tbk
berubah menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk (rebranding) berdasarkan Akta No. 38 tanggal 28
Mei 2008, yang dibuat di hadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta
dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
melalui suratnya No. AHU32968.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Juni 2008 dan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/56/ KEP.GBI/2008 tanggal 22 Juli 2008.
Melalui Surat Keputusan Gubenur Bank Indonesia No. 10/66/KEP.GBI/2008 tanggal 15
Oktober 2008 tentang “Pemberian Izin Penggabungan Usaha PT Bank Lippo Tbk ke dalam PT
Bank CIMB Niaga Tbk”, serta dengan diterimanya surat Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No. AHUAH.01.10-22669 tanggal 22 Oktober 2008
penggabungan usaha efektif tanggal 1 November 2008, Bank melaksanakan penggabungan
Bank Lippo ke dalam CIMB Niaga. Pernyataan penggabungan usaha ini memperoleh surat
pemberitahuan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-4217/BL/2008 tanggal 30 Juni
2008. Tanggal efektif penggabungan usaha dengan LippoBank ditetapkan pada tanggal 1
November 2008 berdasarkan Akta No. 9 tanggal 16 Oktober 2008 yang dibuat di hadapan
Notaris Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta.
DATA SEBELUM DAN
SESUDAH MERGER
A. SEBELUM MERGER
B. SESUDAH MERGER
HASIL MERGER BANK CIMB NIAGA DENGAN BANK LIPPO
Dampak Merger begitu besar terhadap profitabilitas. Sesuai dengan manfaat merger yaitu
motivasi atau alasan utama bank melakukan merger adalah menciptakan sinergi. Sinergi
merupakan nilai keseluruhan bank setelah merger lebih besar daripada penjumlahan nilai
masing-masing perusahaan sebelum merger. Dimana dilihat dari tabel, merger terhadap
profitibilitas, nilai rasio ROI, GPM, NPM, OPM meningkat setelah merger, walaupun ada
penurunan pada rasio ROE tetapi nilai rasio ROE tetap bisa dikatakan berada pada posisi ideal
karena di atas standar nilai ROE yang di tetapkan Bank BI. Sesudah Bank merger rasio return on
investment (ROI) meningkat, bahwa manajemen bank dalam mengelola investasi sudah efektif
dan hal ini berarrti jumlah aktiva yang tesedia didalam Bank semakin tinggi, semakin tinggi
rasio ini, semakin baik pula keadaan Bank. Rasio gross profi margin (GPM) meningkat pula
artinya margin yang diperoleh bank sudah tinggi. Meningkatnya net profit margin (NPM),tinggi
nya laba bersih yang diterima Bank setelah merger. Bank mendapatkan laba lebih baik
dibanding sebelum merger, artinya merger memberikan pengaruh tinggi terhadap peningkatan
laba Bank.
Artinya keputusan Bank Niaga untuk Merger dengan Bank Lippo merupakan keputusan yang
baik.
KESIMPULAN
Bank CIMB Niaga merupakan hasil dari merger Bank Niaga
dan Bank Lippo. Bank Niaga dan Bank Lippo melakukan Merger
dengan alasan untuk memperkuat pondasi bisnis, untuk
mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang
hemat guna meningkatkan pangsa pasar, menghilangkan tidak
efisien dan melakukan pengendalian finansial yang lebih baik.