Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik/

manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis

baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan

penggabungan beberapa usaha. Masalah penggabungan usaha selalu menarik

perhatian karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Dengan

penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat

meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi

vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya.

Pada dasarnya penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu

perusahaan dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas

aktiva maupun operasional. Bentuk penggabungan usaha yang sering dilakukan

dalam dua dekade terakhir ini adalah merger dan akuisisi di mana strategi ini

dipandang sebagai salah satu cara untuk mencapai beberapa tujuan yang lebih
bersifat ekonomis dan jangka panjang. Menurut data statistik Bursa Efek Jakarta-berganti nama menjadi
Bursa

Efek Indonesia antara tahun 1995-1997 (sebelum terjadinya krisis moneter pada

Juli 1997), jumlah perusahaan yang go public tercatat kurang lebih sebanyak 259

perusahaan. Sebanyak 57 perusahaan yang melakukan penggabungan usaha. Pada

pasca krisis moneter tahun 2000 sampai dengan pertengahan tahun 2008,2

penggabungan usaha dilakukan oleh lebih 40 perusahaan. Bentuk penggabungan

usaha yang sering dilakukan dalam dua dekade terakhir ini adalah merger dan

akuisisi di mana strategi ini dipandang sebagai salah satu cara untuk mencapai

beberapa tujuan yang lebih bersifat ekonomis dan jangka panjang.

Merger adalah salah satu bentuk absorsi/penyerapan yang dilakukan oleh

satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Jika terjadi merger antara

perusahaan A dan perusahaan B, maka pada akhirnya hanya akan ada satu

perusahaan saja, yaitu perusahaan A atau B. Pada sebagian besar kasus merger,

perusahaan yang memilki ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan

tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang

berukuran lebih kecil atau perusahaan yang dimerger akan menghentikan aktivitas

atau dibubarkan sebagai badan hukum. Salah satu perusahaan perbankan yang melakukan merger
adalah CIMB

Niaga. Bank Niaga yang berdiri sejak 26 September 1955, pada 28 Mei 2008

berganti nama Bank Commerce International Merchant Bankers (CIMB),


kemudian pada 3 Juni 2008 melakukan merger dengan Bank Lippo dengan tetap

menggunakan nama PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan

kewajiban Bank Lippo dialihkan ke CIMB Niaga. Secara aset merger antara

kedua bank tersebut menghasilkan bank ke lima terbesar di Indonesia. Sebelum

merger, nilai aset CIMB Niaga yang menduduki peringkat ke enam sekitar Rp

54,82 triliun (triwulan I 2008) dibawah Bank Danamon yang punya aset jauh

lebih tinggi, yakni Rp 94,5 triliun, sedangkan Lippo yang menduduki peringkat ke

sepuluh memiliki total aset sebesar Rp 39,73 triliun, jauh tertinggal oleh3

Danamon, Niaga, Panin, Bank International Indonesia, Bank Permata dan Bank

Tabungan Negara. Berdasarkan asumsi tersebut, total aset keduanya setelah

merger akan menjadi Rp 94,55 triliun, mengalahkan posisi Bank Danamon, Bank

Panin, BII, Bank Permata dan Bank Tabungan Negara3

Aksi korporasi ( coorporate action ) adalah langkah atau tindakan yang diambil oleh perusahaan yang
berdampak langsung terhadap kepemilikan saham para pemegang saham ( investor ).

Berikut bentuk kegiatan koorporasi / jenis kegiatan koorporasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan
publik :

Jenis aksi korporasi adalah sebagai berikut :

IPO ( Initial Public Offering ). Yaitu langkah perusahaan pertama kali menjual sahamnya ke publik melalui
bursa saham.

Right issue. Dikenal juga dengan istilah HMETD ( Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ). Yaitu langkah
perusahaan publik yang kembali menerbitkan ( menambah )saham yang dijual ke publik melalui bursa
saham.

Dividen Tunai adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai.

Saham bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan
jumlah saham yang dimiliki sebelumnya.

Dividen saham adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham.
Stock split adalah pemecahan nominal saham sesuai dengan rasio yang ditentukan.

Stock reverse adalah pemampatan atau penciutan nominal saham sesuai dengan rasio yang ditentukan.

Company listing

Delisting adalah keluarnya pencatatan saham suatu perusahaan publik dari bursa.

Relisting adalah masuknya kembali ( dicatatkan kembali) saham suatu perusahaan publik yang mana
sebelumnya sudah sempat delisting.

Private placement

ESOP ( Employee STock Option Program )

MSOP ( Management Stock Option Program )

Konversi saham adalah berubahnya hutang ( obligasi ) menjadi kepemilikan saham.

RUPS adalah singkatan dari Rapat Umum Pemegang Saham.

RUPO adalah singkatan dari Rapat Umum Pemegang Obligasi.

Distribusi Bunga & Pelunasan Pokok Hutang

Merger

Akuisisi

Tender Offer

Lebih jelas lagi disini akan membahas tentang perusahaan yang melakukan aksi korporasi dengan
melakukan aksi merger, perusahaan tersebut adalah PT Lippo tbk. dan PT buana tbk. Sedikit penjelasan
tentang merger adalah sebagai berikut :

pengertian merger adalah suatu proses penggabungan dua perseroan dimana salah satunya tetap berdiri
dan menggunakan nama perseroannya sementara perseroan yang lain lenyap dan semua kekayaannya
dimasukkan ke dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.

Merger adalah salah satu bentuk ekspansi eksternal perusahaan dengan cara menggabungkan dua
perusahaan atau lebih, dimana hanya satu nama perusahaan yang tetap berdiri sedangkan perusahaan
lainnya bubar atas dasar hukum tanpa likuidasi terlebih dahulu. Proses merger dapat digambarkan
sebagai berikut;

Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan A/B


Menurut Abdul Moin (2003), pengertian merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang
kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya atau bubar. Perusahaan yang dibubarkan mengalihkan aktiva dan
kewajibannya ke perusahaan yang mengambil alih sehingga perusahaan yang mengambil alih mengalami
peningkatan aktiva.

Jenis-Jenis Merger

Secara umum, proses merger dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis. Adapun jenis-jenis merger
adalah sebagai berikut:

1. Merger Horizontal

Ini adalah proses merger yang menggabungkan dua perusahaan atau lebih dimana jenis usahanya masih
sama. Misalnya, merger perusahaan antara perusahaan roti, merger antara perusahaan jasa keuangan,
dan lain-lain.

2. Merger Vertikal

Ini adalah proses merger yang meleburkan beberapa perusahaan yang saling berhubungan, misalnya
dalam alur produksi yang berurutan. Contoh, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.

3. Konglomerat

Ini adalah proses merger yang menggabungkan beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang
tidak ada kaitanya satu sama lainnya. Misalnya perusahaan perusahaan makanan merger dengan
perusahaan mobil. Tujuan dari konglomerat adalah untuk meningkatkan pertumbuhan badan usaha
dengan cara saling bertukar saham antara perusahaan yang dileburkan.

4. Merger Kon Generik

Ini adalah proses merger yang menggabungkan dua perusahaan atau lebih dimana bentuk usahanya
masih berhubungan namun berbeda produk. Misalnya, merger antara Bank dengan perusahaan
pembiayaan.

Tujuan Merger

Tentunya merger dilakukan karena ada tujuan dan alasan tertentu yang ingin dicapai. Mengacu pada
pengertian merger, adapun beberapa tujuan merger adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan atau Diversifikasi

Suatu perusahaan dapat melakukan merger atau akuisisi bila ingin bertumbuh lebih cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha.
2. Meningkatkan Dana

Perusahaan yang ingin melakukan ekspansi internal pasti akan membutuhkan dana. Kebutuhan dana
tersebut dapat diperoleh dengan melakukan ekspansi eksternal, yaitu menggabungkan diri dengan
perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi.

3. Menciptakan Sinergi

Salah satu tujuan melakukan merger adalah untuk mencapai suatu sinergi, yaitu menghasilkan tingkat
skala ekonomi. Sinergi akan terlihat jelas saat perusahaan melakukan peleburan dengan bisnis yang
bentuk usahanya sama karena dapat melakukan efisiensi terhadap tenaga kerja dan fungsinya.

4. Pertimbangan Pajak

Pengeluaran untuk pajak bisa saja mengakibatkan kerugian bagi suatu perusahaan. Perusahaan yang
mengalami kerugian pajak dapat meleburkan diri dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Dalam hal ini perusahaan yang melakukan akuisisi akan menaikkan
kombinasi pendapatan sesudah pajak dengan mengurangi pendapatan sebelum pajak dari perusahaan
yang telah diakuisisi.

5. Meningkatkan Keterampilan Perusahaan

Suatu perusahaan dapat mengalami kesulitan untuk berkembang karena kurangnya keterampilan dalam
hal manajemen dan teknologi. Agar dapat mengatasi masalah tersebut, suatu perusahaan dapat
bergabung dengan perusahaan lainnya yang memiliki manajemen dan teknologi yang mumpuni.

6. Melindungi Diri Dari Pengambilalihan

Setiap perusahaan berpotensi menjadi target pengambilalihan yang tidak bersahabat. Pelaku merger
mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang
ini maka kewajiban perusahaan menjadi terlalu besar untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

7. Meningkatkan Likuiditas Pemilik

Setiap perusahaan yang melakukan merger berpeluang untuk memiliki likuiditas yang lebih besar. Ketika
perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan lebih mudah didapatkan sehingga lebih
likuid ketimbang perusahaan kecil.

Merger adalah tindakan strategis dari perusahaan untuk mengembangkan

usahanya. Dalam pelaksanaan merger terdapat suatu kondisi yang mendukung

adanya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dimana pihak

manajemen akan berusaha untuk meningkatkan nilai laba perusahaannya.


Keberhasilan perusahaan dalam merger dapat dilihat juga dari kinerja keuangan7perusahaan tersebut,
terutama kinerja keuangan. Untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan kinerja keuangan dilakukan dengan membandingkan rasiorasio keuangan sebelum
dan sesudah merger, berdasarkan tinjauan pustaka serta

beberapa penelitian terdahulu maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio

keuangan yang terdiri dari DER, LAR, dan ROA yang mencerminkan perbedaan

setelah melakukan merger/akuisisi

Anda mungkin juga menyukai