Anda di halaman 1dari 2

Konsolidasi Kasus : Merger PT Semen Gresik

Semen Gresik Group alias PT Semen Gresik Tbk baru saja mendirikan pabrik
baru Tuban IV yang beroperasi pada Mei lalu. Selain itu, tahun 2012 ini
menandai Semen Gresik melebarkan sayap menjadi pemain regional.
Bagaimana prospek dan target bisnisnya ke depan? Berikut wawancara
jurnalis KONTAN Andri Indradie dengan Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT
Semen Gresik Tbk, Selasa (29/5) lalu.
Sepanjang sejarah, ada satu titik penting yang membuat SG (PT Semen
Gresik Tbk) Group maju seperti sekarang. Saya melihat, SG Group berhasil
mengajak tiga perusahaan yang pada September 1995 berkonsolidasi, yaitu
SG sendiri, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa.
Sebab, memang kelemahan kami di masa lalu adalah tidak adanya sinergi di
grup ini. Saat saya ditunjuk sebagai direktur utama pada 2005, saya minta
kepada pemerintah selaku pemegang saham agar good corporate
governance (GCG) di SG Group sebagai sebuah korporasi diterapkan. Lantas,
SG sebagai induk grup diberi kewenangan lebih besar untuk mengoordinasi
Semen Padang dan Semen Tonasa. Saat ini SG sudah bisa
mengoordinasikan semuanya.
Sebab, kelemahan selama ini ada dua hal. Pertama, masih kuatnya
pemikiran-pemikiran kelompok di dalam sumber daya manusia (SDM). Jadi,
ada kelompok, misalnya saya orang Padang, saya orang Tonasa, saya orang
Semen Gresik, dan sebagainya. Selain itu, rasa kedaerahan juga masih kuat.
Jadi, ada semacam kelompok-kelompok berdasarkan rasa kedaerahan
tersebut.
Kedua, masih adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi
semangat kedaerahan dan kepentingan kelompok tadi, sehingga grup susah
bersinergi. Itu kendalanya. Kalau masing-masing punyabacking-backing-an,
punya back up-back up secara politis, sangat susah mengajak orang-orang
itu bersinergi.
Syukurlah, kami sudah bisa membangun sinergi ini. Manakala sinergi
terbangun, seperti sekarang yang juga sudah kelihatan, hasilnya luar biasa.
SG sebagai grup mendapatkan hasil yang mungkin tidak pernah kami
bayangkan sebelumnya. Investor pun barangkali tidak bisa membayangkan.
Dalam enam tahun, kami bisa membuat kapitalisasi pasar, yang saat itu
masih Rp 10 triliun, sekarang sudah menjadi sekitar Rp 80 triliun. Dalam
sejarah finansial grup, baru pertama kali ini di Tuban itu bisa dibangun pabrik
baru yang 100% biayanya atau sekitar Rp 3,5 triliun berasal dari kas internal.
Tidak ada sama sekali kami menarik pinjaman.
Angka itu sudah di luar komitmen kami pada pemegang saham untuk
menyetor dividen. Jadi, pembangunan pabrik dari kas internal itu bisa
terlaksana walaupun kami punya dividend pay-out policysekitar 50% dari laba.
Di luar itu, kami juga masih punya kekuatan kas untuk mencapai target tahun
ini.
Kesimpulan

Konsolidasi Kasus : Merger PT Semen Gresik

Semen Gresik Group alias PT Semen Gresik Tbk baru saja mendirikan pabrik
baru Tuban IV yang beroperasi pada Mei lalu. Selain itu, tahun 2012 ini
menandai Semen Gresik melebarkan sayap menjadi pemain regional. Berikut
wawancara jurnalis KONTAN Andri Indradie dengan Dwi Soetjipto, Direktur
Utama PT Semen Gresik Tbk, Selasa lalu. Sepanjang sejarah, ada satu titik
penting yang membuat SG Group maju seperti sekarang.

Saya melihat, SG Group berhasil mengajak tiga perusahaan yang pada


September 1995 berkonsolidasi, yaitu SG sendiri, PT Semen Padang, dan PT
Semen Tonasa. Lantas, SG sebagai induk grup diberi kewenangan lebih
besar untuk mengoordinasi Semen Padang dan Semen Tonasa. Jadi, ada
kelompok, misalnya saya orang Padang, saya orang Tonasa, saya orang
Semen Gresik, dan sebagainya. Kedua, masih adanya pihak-pihak tertentu
yang memanfaatkan situasi semangat kedaerahan dan kepentingan
kelompok tadi, sehingga grup susah bersinergi.

Manakala sinergi terbangun, seperti sekarang yang juga sudah


kelihatan, hasilnya luar biasa. SG sebagai grup mendapatkan hasil yang
mungkin tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Dalam enam tahun, kami
bisa membuat kapitalisasi pasar, yang saat itu masih Rp 10 triliun, sekarang
sudah menjadi sekitar Rp 80 triliun. Dalam sejarah finansial grup, baru
pertama kali ini di Tuban itu bisa dibangun pabrik baru yang 100% biayanya
atau sekitar Rp 3,5 triliun berasal dari kas internal.

Anda mungkin juga menyukai