Anda di halaman 1dari 5

Telkom Go-To

Ringkasan yang ditulis dengan bahasa Anda sendiri, dengan


merujuk pada status-status Facebook Pak Agustinus.
Tuliskan tanggal-tanggal kapan status Facebook tersebut
ditulis, untuk memperjelas identitas tulisan. 
Tulisan Anda harus menjadi sebuah narasi yang baik tentang
kejanggalan investasi Telkom pada Go-To. 
Anda boleh menambahkan pembahasan Pak Agustinus
tentang Erick Thohir dan kakaknya, Garibaldi Thohir (apapun
informasi yang relevan tentangnya), untuk menjadi konteks. 

cssa05 : icaepifany

Rugikan Negara, KPK Siap Usut Investasi Telkomsel ke


GoTo
Agustinus Edy Kristianto – 2 Desember 2022

Izinkan saya cerita tentang KPK dan sikapnya terhadap


dugaan skandal investasi Telkomsel di GOTO senilai Rp6,4
triliun seturut apa yang saya alami. Tujuannya supaya Anda
bisa mendapatkan perspektif lain ketika membaca berita
yang sedang hangat bahwa KPK akan usut dugaan korupsi
pembelian saham GOTO oleh BUMN tersebut.
Apakah itu omong kosong belaka atau gertak sambal untuk
menaikkan posisi negosiasi politik?
Sejak kapan Kuningan berani usut kasus yang melibatkan
Menteri BUMN ET yang bekas ketua tim sukses Presiden
Jokowi, adik pengusaha ternama, dan sekarang ketua panitia
pernikahan anak presiden? Apalagi KPK, menurut UU hasil
revisi, adalah rumpun eksekutif yang kepalanya adalah
Presiden. Apa berani KPK mengusut Menteri BUMN ET
yang notabene sering diberitakan sebagai menteri
kesayangan Presiden Jokowi?
Namun janganlah politik membunuh akal sehat kita.
Kenyataan tak bisa dibohongi.
Saham GOTO amblas sampai Rp132. Harga IPO Rp338.
Telkomsel beli di Rp260. Penurunan year-to-date (YTD)
mencapai 64,89%. Akibatnya Laporan Keuangan TLKM
sebagai induk Tsel kebakaran. Jumlah kerugian belum
terealisasi akibat perubahan nilai wajar investasi di GOTO
per 30 September 2022 sebesar Rp3,06 triliun. Itu artinya
47,81% modal yang disetor si BUMN kemakan sudah.
Secara fundamental dan operasional perusahaan, tak ada
yang bisa dibanggakan dari GOTO---kata saya. Rugi per 30
September 2022 sebesar Rp20,7 triliun, sementara total
akumulasi rugi GOTO Rp99,3 triliun. Pendapatan bersih
GOTO itu cuma Rp7,9 triliun tapi bandingkan saja dengan
biaya yang dikeluarkan untuk gaji dan imbalan karyawannya
yang sebesar Rp11,28 triliun (LK Q3 2022).
Asal tahu saja, yang dimaksud karyawan di atas bukanlah
driver ojol-ojol itu. Mereka mitra, bukan karyawan, jadi tak
ada gaji. Karyawan tetap GOTO per 30 September 2022
sebanyak 10.541 orang---termasuk yang di Vietnam, India
dsb. Kalau jumlah karyawan itu dibagi dengan beban gaji
Rp11,28 triliun maka rata-rata dapat Rp118
juta/bulan/karyawan. Beberapa waktu lalu GOTO
mengumumkan PHK 10% karyawan. Sebenarnya jumlah
karyawan GOTO sudah bertambah 1.497 orang
dibandingkan dengan jumlah per 31 Desember 2021 yang
sebanyak 9.044 orang.
***
Saya laporkan kasus GOTO ke KPK awal 2022. Pada 7
Januari 2022, merujuk Surat No. R/62/PM.00.00/30-
35/01/2022 yang saya terima dari KPK, dinyatakan laporan
saya tidak memenuhi syarat. Namun, memang perlu dicatat,
saya melaporkan pasal nepotisme dengan dasar UU 28/1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara,
sementara KPK meminta uraian dugaan tipikor.
Mengapa saya melaporkan nepotisme adalah karena
normanya ada, ancaman hukumannya ada, dan saya merasa
bisa buktikan dengan jelas bahwa Menteri BUMN ET adalah
adik kandung Komisaris Utama sekaligus pemegang saham
GOTO Boy Thohir (saya lampirkan putusan waris
pengadilan keluarga Thohir) serta transaksi Rp6,4 triliun
sudah terjadi. Jika sekarang KPK koar-koar mau usut kasus
ini dari sudut tipikor, ya lihat saja ujungnya nanti masuk
angin apa tidak!
Tak cuma lapor KPK, saya pun sampaikan hal yang sama
dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi VI
DPR yang membahas "Kepatutan Investasi PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk dan PT Telekomunikasi Seluler di
GOTO" pada Senin, 27 Juni 2022 di Ruang Rapat Komisi VI
DPR. Saya diundang sebagai salah satu narasumber.
Saya bawakan presentasi berjudul "Salam 6,4 Triliun: Bom
Waktu Dugaan Skandal Investasi Telkom di GOTO". Dua
kesimpulan saya: 1) dugaan afiliasi dan benturan
kepentingan karena hubungan kekeluargaan antara Menteri
BUMN dan Boy Thohir, dugaan afiliasi dan benturan
kepentingan berkaitan dengan posisi Wishnutama
Kusubandio sebagai Komisaris Utama Tsel sekaligus
Komisaris GOTO... 2) dugaan korupsi dan nepotisme
berkaitan dengan perbuatan menguntungkan keluarga dan
kroni, orang lain, atau korporasi serta dugaan korupsi berupa
kemungkinan suap atau kickback.
Saya juga laporkan ke U.S. SECURITIES AND
EXCHANGE COMMISSION (SEC) berkaitan dengan posisi
TLKM yang juga listing di bursa sana (TLK). Tapi tak ada
kabar sampai sekarang.
Pengecut juga lembaga itu ternyata. Katanya lembaga
kredibel tapi buktinya nol besar.
***
Saya pikir semuanya sudah gamblang.
Tapi apakah KPK mau ikut sandiwara besar untuk
'mengamankan' dugaan skandal Rp6,4 triliun itu atau
sebaliknya serius mengusut dan menangkapi tikus dan
kakapnya sekalian?
Kita pantau terus!
Salam.
GoTO akan PHK 10% Karyawan Demi Kejar Profitabilitas-
11 November 2022

Saya dikirimi tautan berita GOTO dikabarkan bakal PHK 1.000


karyawan dalam waktu dekat. Itu sekira 10% dari jumlah total
karyawan tetapnya.
Rumor disebar Bloomberg, mengutip sumber. Oalah! Lagu lama,
kaset baru.
Saya tanya balik, karyawan yang mana? Karyawan Vietnam,
India, Singapura, Thailand? Kenapa tidak pecat semuanya saja
(9.630 karyawan tetap per 30 Juni 2022), toh, akumulasi rugi
GOTO sudah mencapai Rp92,7 triliun? Mau profit dari mana dia
kalau tidak dari goreng-goreng berita supaya harga sahamnya
naik?
Asal tahu saja, beban gaji dan imbalan karyawan GOTO per 30
Juni 2022 itu sebesar Rp7,4 triliun. Jika dibagi total karyawan
9.630 orang maka rata-rata gaji dan imbalan Rp64 juta/bulan.
Kenapa ada kata "imbalan" di situ karena GOTO menerapkan
program opsi saham bagi karyawan dan konsultannya yang
dibayarkan dengan saham dan kas. Program itu dikelola PT
Saham Anak Bangsa (SAB) dan GOTO Peropleverse Fund (GPF)
yang berkedudukan di Cayman Island.
Urusan bagi-bagi saham, urusan internal mereka-lah. Masalahnya
satu: mitra ojol bukan karyawan jadi tak ada gaji dan imbalan buat
mereka.
Tapi saya dapat screenshot dari salah satu mitra yang
menunjukkan mitra dikasih saham GOTO 1.000 lembar
(penutupan hari ini Rp210 maka setara Rp210 ribu). Mereka
dikasih dua opsi: 1) dititipkan ke perusahaan untuk dijual; 2) tetap
pegang saham itu tapi harus buka akun di IPOT, Stockbit, atau
Paham. Itu pun tidak semua mitra dapat saham.
Coba pikir benefit yang didapat secara bisnis bagi perusahaan dan
kroninya: 1) dapat 'tenaga kerja' tanpa harus memberikan hak
selayaknya karyawan; 2) dapat pembeli kendaraan, konsumen
leasing, asuransi, konsumen suku cadang dll; 3) tidak harus
mengeluarkan dana untuk lahan kendaraan, perawatan, bahan
bakar karena mitra sendiri yang melakukan; 4) dapat pemasukan
dari potongan aplikasi, pemeliharaan IT dll; 5) tidak harus
menanggung biaya jaminan sosial karyawan (kesehatan dan JHT);
6) dapat nasabah baru sekuritas; 7) dapat jabatan menteri bagi
salah satu pendirinya; 8. tidak harus membangun jalan dan
infrastruktur karena itu urusan pemerintah; 9) dapat dana segar
dari BUMN Rp6,4 triliun; 10) kakak menteri BUMN-nya punya
portofolio saham GOTO sekira Rp200 miliar...
Di berita-berita yang sudah di-blocking, itu disebut menciptakan
lapangan kerja, memangkas pengangguran, kontribusi ekonomi
digital.
Dan banyak dari kita percaya bin mengamini!
***
Sudahlah, ini semua bisnis melukis langit. Pikirkan dan antisipasi
saja dampak sosial dari kesalahan pilihan kebijakan pemerintah
berkaitan dengan bisnis unicorn-unicorn itu. Pikirkan masa depan
mitra dan keluarganya, pikirkan jaminan sosial dan pendidikan
mereka, pikirkan beban biaya kesehatan di masa depan yang harus
ditanggung BPJS akibat pola kerja serabutan begitu, pikirkan
solusi untuk transportasi massal, pikirkan bagaimana supaya duit
BUMN/negara tidak dibuang ke meja bandar saham...
PIKIRKAN LAPANGAN KERJA DAN PENGHIDUPAN
YANG LAYAK BUAT ORANG-ORANG KECIL. Ngapain
ngurusin tambahan pundi-pundi kekayaan ekuitas dan kas
karyawan-karyawan dan konsultan Vietnam, India, Thailand,
Singapura dsb itu.
Saham GOTO naik 11,7% hari ini bukan karena apa-apa. Itu
karena memang harganya sudah sangat diskon (sempat menyentuh
Rp184/lembar) dan ada yang berkepentingan me-mark up supaya
ketika lock-up dibuka pada 30 November 2022 nanti mereka dapat
harga bagus. Segala harga akan bagus buat para investor awal
mereka karena modal mereka cuma Rp1/lembar!
Siapa mereka? Ya, Softbank dan Alibaba! Asing-asing dan
makelarnya itu.
Toh, mereka cuma butuh naik sampai setidaknya Rp246 (mark to
market 30 September 2022), supaya laporan keuangan tahunan
Telkom (induk Telkomsel) 2022 tidak terlalu berantakan catatan
kerugiannya, sehingga masih bisa dikeluarkan rilis bahwa GOTO
masih sangat prospektif ke depannya dan sahamnya layak
dikempit.
Banyak dari kita masih akan percaya itu, kok!
Salam.

Anda mungkin juga menyukai