Anda di halaman 1dari 6

Marger perbankan

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan


yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan
yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling
tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan
pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan
yang baru.
Daya Tarik Marger
1. Meningkatkan skala ekonomi.
2. Meningkatkan efisiensi dengan kemungkinan menutup cabang bank yang
saling berdekatan dan menghilangkan duplikasi lainnya.
3. Mengurangi persaingan.
Pelajaran marger di Negara lain

1. Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi merek.


2. Pengurangan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi merek, distribusi
aneka macam produk & jasa, dan kebutuhan pengeluaran yang besar.
3. Meningkakan leverage operasional
4. Mengurangi risiko penghasilan

Bagaimana marger meningkatkan nilai ?


Cara yang paling sederhana adalah dengan membandingkan nilai pasar
perusahaan baru hasil merger dengan jumlah nilai pasar masing-masing
perusahaan sebelum merger.
Peningkatan nilai Bank Melalui Merger

1. Skala Ekonomis
2. Meningkatkan Pangsa Pasar
3. Perbaikan Lini Produk
4. Peningkatan Kemampuan Manajerial
5. Peningkatan Leverage Keuangan
Pasca Merger
1. Merger merupakan strategi point bagi bankdalam bersaing di pasar
domestik maupun global. Oleh karena itu dalam jangka pendek perlu
strategi globalization.
2. Strategi Globalization merupakan langkah awal yang penting
dilakukan bank. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
kebebasan kepada para manajer bank untuk mengembangkan
rencana produk, pemasaran, dan pembiayaan yang disesuaikan
dengan permintaan pasar lokal.
3. Setelah merger bank harus mengubah atau memadukan coorporate
culture dari dua bank yang berbeda
MERGER BANK : Studi Kasus Merger PT Bank Mandiri (Persero)
Gagasan Merger Bank
Gagasan atau ide melakukan merger bank sebenarnya sudah cukup lama didengungkan,
seiring dengan mulai rontoknya sejumlah bank di tanah air. Barangkali masih ingat dalam
benak pikiran kita ketika pemerintah melakukan likuidasi enambelas bank sekitar Nopember
1997. Rontoknya 16 bank umum sekitar Nopember 1997, tersebut nampaknya telah
menyentakkan dunia perbankan nasional. Kecemasan demi kecemasan terus menghantui para
bankir khususnya pihak swasta, jangan-jangan likuidasi atau pembekuan bank akan terus
bergulir. Bahkan beberapa pengamat perbankan pada saat itu memprediksikan bahwa masih
ada likuidasi babak berikutnya terhadap beberapa bank lainnya yang sebenarnya juga memiliki
kinerja yang kurang lebih sama dengan teman-temannya yang sudah gulung tikar tersebut.
Ternyata dugaan para pengamat perbankan terhadap munculnya likuidasi susulan terhadap
bank-bank yang tidak sehat, baik dari sisi permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas,
maupun likuiditasnya ternyata tak dapat dihindari lagi, meskipun dengan bahasa yang agak
berbeda yaitu pembekuan operasi (Bank Beku Operasi/BBO).
Disamping itu, juga munculnya sejumlah bank yang dengan terpaksa masuk
dalam perawatan lembaga penyehatan perbankan nasional, BPPN (Badan Penyehatan
Perbankan Nasional). Sekitar Maret 1998, empat belas bank swasta nasional akhirnya
ditertibkan pemerintah, tujuh bank dibekukan operasinya (Bank Kredit Asia, Centris
International Bank,, Bank Deka, Bank Subentra, Bank Pelita, Hokindo Bank, dan Bank
Surya), dan tujuh bank lainnya dalam pengawasan BPPN (BDNI, Bank Exim, Bank
Danamon, BUN, Bank Tiara Asia, Bank PDFCI, Modern Bank). Dalam
perkembangannya, bank yang dalam pengawasan BPPN tersebut setelah menjalani
perawatan dalam kurun waktu tertentu, akhirnya pada tanggal 21 Agustus 1998
pemerintah mengambil keputusan yang tidak mengenakkan dunia perbankan yaitu
melakukan pembekuan operasi terhadap tiga bank swastaBDNI, Bank Modern, dan
BUN(Bank Beku Operasi/BBO) serta pengambilalihan kepemilikian oleh
pemerintah (Bank Take Over)terhadap empat bank swasta yaituBank Danamon, Bank
BCA, Bank Tiara, dan Bank PDFCI. Rentetan peristiwa yang tidak mengenakkan
dalam dunia perbankan tersebut, telah memunculkan suatu alternatif penyelamatan
dunia perbankan dari keruntuhannya melalui merger bank. Dalam artian yang
sederhana, merger bank adalah suatu proses penggabungan antara dua bank atau lebih
menjadi sebuah bank baru atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang saling
menguntungkan. Dengan kata lain, bahwa dalam proses merger perlu diterapkan
prinsip-prinsipwin-winsolution. Oleh karena keempat bank yang di merger tersebut
berada dalam perawatan BPPN, maka proses merger bank yang dilakukan menjadi
relative tidak banyak kendalanya.

Anda mungkin juga menyukai