Anda di halaman 1dari 19

SIMTEM AKUNTANSI PEMERINRAH DAERAH, PENDAPATAN

DAERAH,PINJAMAN DAERAH,LAIN-LAIN PENDAPAT YANG SAH

Oleh:

Kelompok 3

1. Maryati Yolanda(2021210017)
2. Emilia Delviana Ija(2021210018)
3. Alexander Lingu(2021210075)
4. Satriani N. Putri Limbu (2021210112)
5. Fransiska F. Parera (2021210108)
6. Yohana E. Baul (2021210036)
7. Maksimus Pale (2021210010)
8. Helena A. Kurnia (2021210066)
9. Alvin N. Rambu Dairu(2021210089)
10. Novita Tagu(2021210033)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah SIMTEM AKUNTANSI PEMERINRAH DAERAH,
PENDAPATAN DAERAH,PINJAMAN DAERAH,LAIN-LAIN PENDAPAT YANG
SAH. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keuangan Publik dan
Penganggaran Daerah . Dengan tugas ini, kami dapat mempelajari banyak hal dalam
makalah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman kelompok 3 yang
berperan aktif dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................5

2.1 Konsep...............................................................................................................................5

2.2 Pengertian..........................................................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................10

3.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.............................................................................10

3.2 Pendapatan Daerah..........................................................................................................12

3.3 Pinjaman Daerah dan Pendapatan yang sah....................................................................15

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................17

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17

4.2 Saran...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan mekanisme yang digunakan oleh
pemerintah daerah untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran keuangan. Pendapatan
daerah adalah sumber-sumber penerimaan yang diperoleh oleh pemerintah daerah. Selain dari
pajak daerah seperti pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, atau pajak restoran, pendapatan
daerah juga dapat berasal dari pendapatan lain-lain. Pendapatan lain-lain dapat mencakup
pendapatan dari sumber seperti penerimaan jasa atas pengelolaan kekayaan daerah, hasil
penjualan aset, atau dana hibah.
Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, pendapatan daerah lain-lain biasanya dicatat dan
dilaporkan secara terpisah untuk memudahkan pengawasan dan transparansi. Hal ini juga
memungkinkan pemerintah daerah untuk mengontrol dan memanfaatkan pendapatan tersebut
secara efektif sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Penting bagi pemerintah daerah
untuk memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam mengelola pendapatan daerah lain-lain.
Hal ini akan meminimalisir risiko kehilangan atau penyalahgunaan pendapatan, serta
memastikan bahwa pendapatan tersebut dapat memberikan manfaat yang optimal bagi daerah
dan masyarakatnya.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah mencakup pencatatan pendapatan daerah, pinjaman
daerah, dan berbagai sumber pendapatan yang sah. Pendapatan daerah dapat berasal dari
pajak, retribusi, dana perimbangan, dan sumber lainnya. Pinjaman daerah melibatkan
peminjaman dana untuk keperluan pembangunan atau proyek tertentu. Lain-lain pendapatan
yang sah dapat mencakup hasil investasi dan aset pemerintah daerah. Semua transaksi ini
harus dicatat dengan cermat dalam sistem akuntansi untuk memastikan transparansi dan
akuntabilitas.

Akuntansi merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan keuangan, termasuk di
dalam pemerintahan daerah. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem
akuntansi yang diterapkan pada pemerintahan daerah untuk memfasilitasi pelaporan
keuangan, pengendalian keuangan, serta memungkinkan pengelolaan keuangan yang efektif
dan efisien. Akuntansi Keuangan Daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi
sektor publik yang mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi.

Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baru dari Pemerintah Republik Indonesia
yang mereformasi berbagai hal termasuk pengelolaan keuangan daerah. Salah satu tujuan
Akuntansi KeuanganDaerah adalah menyediakan informasi keuangan yang lengkap, cermat
dan akurat sehingga dapat menyediakan laporan keuangan yang handal, dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan
keuangan masa lalu dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak eksternal
pemerintah daerah untuk masa yang akan datang. Pihak-pihak eksternal pemerintah daerah
yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara
lain DPRD; Badan Pengawas Keuangan; Investor, Kreditor dan Donatur; analisis ekonomi
dan pemerhati pemerintah daerah; rakyat; pemerintah daerah lain; dan pemerintah pusat, yang
kesemuanya ada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah. Untuk memenuhi tujuan
tersebut,laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan informasi mengenai pendapatan,
belanja. Pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana dan arus kas pemerintah daerah.
Akuntansi merupakan sebuah siklus, artinya akuntansi terdiri dari beberapa tahapan tertentu
dan setelah selesai tahapan tersebut kegiatan akan berulang kembali sesuai dengan urutan
tersebut. Adapun tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi keuangan daerah adalah setiap
penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam daftar transaksi, lalu dianalisis dan kemudian baru
dilakukan jurnal umum sesuai dengan kronologis terjadinya transaksi. Transaksi yang telah
dijurnal akan diposting ke buku besar. Buku besar akan memberikan informasi tentang saldo-
saldo tiap akun yang akhirnya dapat disusun neraca saldo. Selanjutnya dibuat ayat jurnal
penyesuaian untuk memperoleh neraca saldo disesuaikan. Kemudian disajikan laporan
keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan pemerintah
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan, laporan
keuangan tersebut terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan. Setelah laporan keuangan disajikan. Selanjutnya terakhir akan dibuat jurnal
penutup. Penerapan sistem akuntansi bertujuan untuk mengatur dan melindungi kekayaan
atau aset milik instansi yang bersangkutan. Fungsi pengatur keuangan dalam sebuah instansi
pemerintah daerah biasanya dipegang oleh Satuan Pemegang Kas, yang terdiri dari satu
pemegang kas dan beberapa orang Pembantu Pemegang Kas dengan tugas dan fungsi yang
berbeda–beda. Oleh karena itu pemerintah perlu membuat peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur masalah keuangan tersebut. Hal ini bertujuan agar tercipta praktek-
praktek keuangan yang efektif dan efisien. Efesiensi dalam hal ini adalah upaya serta
prosedur yang telah ditentukan pemerintah.

Sementara efektivitas adalah upaya agar rencana kerja serta cara kerja yang dilaksanakan
sesuai dan dapat mendukung pengendalian keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan
keuangan pemerintah daerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan
dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai
efektifitas dan efisiensi pemerintah daerah dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang–undangan. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi dan keseimbangan antargenerasi. Laporan keuangan merupakan
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan
suatu entitas. Laporan keuangan bertujuan agar dapat terlihat bahwa kegiatan yang dibiayai
dengan anggaran dan pendapatan daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan
prinsip transparan terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik maupun
keuangan serta dapat dirasakan manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung.

Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah, yang menggantikan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, maka penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) berubah dari
berbasis kas menjadi berbasis akrual. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pasal 1 poin 3 bahwa : “Standar Akuntansi
Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.” Selanjutnya
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pada Pasal 1 poin 11 bahwa : “Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
dilingkungan organisasi pemerintah.” Sementara itu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang standar Akuntansi Pemerintah, pasal 1poin 8 bahwa: SAP Berbasis
Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.” Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Oleh karenanya Keuangan Daerah harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya, terutama
yang menyangkut penyajian laporan keuangan atau sistem akuntansinya. Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Pasal 1 poin 6 bahwa : “Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.” Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten pemekaran
di Provinsi Riau.Pembentukan Kabupaten Meranti merupakan pemekaran dari kabupaten
Bengkalis pada tanggal 19 Desember 2008. Adapun dasar hukum berdirinya kabupaten
Kepulauan Meranti adalah Undang-undangnomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009.

Untuk mendukung pelaksanaan kewenangan daerah di bidang pemerintahan, maka


Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti membentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah, di
antaranya yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Kepulauan Meranti sebagai salah satu perangkat pemerintah daerah yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti, yang mana tugasnya adalah membantu pemerintah daerah tersebut dalam
menjalankan tugas di bidang Kelautan dan Perikanan, dalam operasinya sudah menerapkan
atau memakai Akuntansi Keuangan Daerah Pelaksanaan akuntansinya berpedoman pada :
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan dan Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang diubah dengan
Permendagri No.59 Tahun 2007. Dalam penyusunan laporan keuangan, Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sejak tahun 2014 telah menerapkan
Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, untuk pengakuanpendapatan, beban, aset,
utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang
ditetapkan dalam APBD.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang dapat di kemukakan dalan penulisan makalah ini adalah:

1. Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daerah mengelola pendapatan daerah?


2. Apa kebijakan dan regulasi yang mengatur sistem akuntansi pemerintah daerah terkait
pendapatan daerah,pinjaman daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah?
3. Apa saja pendapatan yang sah dalam sistem akuntansi pemerintahan daerah?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
tentang SAPD, pendapatan dan pengeluaran daerah, serta jenis-jenis pendapatan yang sah.
Selain itu, tujuan penulisan ini juga untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan
keuangan pemerintahan daerah agar dapat meningkatkan efekt ivitas dan efisiensi
pengelolaan keuangan daerah.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk Menciptakan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga


masyarakat dapat memahami dan memantau penggunaan dana publik.
2. Untuk Mencatat pendapatan daerah, pinjaman, dan sumber pendapatan lainnya secara
sistematis membantu menciptakan transparansi dalam pengelolaan keuangan
pemerintah daerah.
3. Untuk Memantau pendapatan daerah dan kewajiban pinjaman membantu pemerintah
daerah mengidentifikasi risiko keuangan dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang diperlukan.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

1. Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan pajak daerah merupakan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah yang
berasal dari pemungutan pajak di wilayahnya. Pajak daerah ini meliputi berbagai jenis seperti
pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan beberapa jenis
pajak lain yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pendapatan pajak daerah digunakan oleh
pemerintah daerah untuk membiayai berbagai kegiatan dan program pembangunan, seperti
penyediaan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan, kebersihan, dan lain
sebagainya. Pemerintah daerah juga dapat menggunakan pendapatan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan operasional dan administratif, serta menjalankan fungsi pemerintahan
secara umum. Pendapatan pajak daerah dapat beragam tergantung pada peraturan dan
kebijakan yang diberlakukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Besarnya pendapatan
pajak daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah populasi, tingkat ekonomi,
aktivitas usaha, dan kebijakan perpajakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah tersebut.

2. Pendapatan Retribusi Daerah


Pendapatan retribusi daerah merupakan pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah daerah
dari penerimaan atas layanan atau kegiatan tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah. Retribusi daerah biasanya dikenakan atas pemanfaatan fasilitas umum atau layanan
publik yang disediakan oleh pemerintah daerah, seperti parkir, izin usaha, penggunaan lahan,
dan sebagainya. Pendapatan retribusi daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan
penerimaan keuangan pemerintah daerah dan dapat digunakan untuk membiayai
pengembangan infrastruktur, pelayanan publik, serta program-program lainnya yang
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Pendapatan Hasil Usaha Daerah
Pendapatan hasil usaha darah dapat bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang
dilakukan. Jika Anda mencari informasi tentang pendapatan dari penjualan produk darah,
maka ada beberapa faktor yang akan memengaruhi hal tersebut, seperti:
a. Sistem penjualan: Apakah darah tersebut dijual melalui bank darah, rumah sakit, atau
organisasi kesehatan lainnya? Setiap sistem penjualan memiliki kebijakan harga dan
pendapatan yang berbeda.
b. Permintaan dan pasokan: Tingkat permintaan darah dalam suatu wilayah akan
berdampak pada pendapatan hasil usaha darah. Jika permintaan tinggi tetapi pasokan
terbatas, harga jual darah bisa lebih tinggi dan berpotensi meningkatkan pendapatan.
c. Kualitas dan keamanan: Standar kualitas dan keamanan yang tinggi sangat penting
dalam penjualan darah. Pengujian dan prosedur pemeriksaan yang ketat mungkin
meningkatkan biaya produksi, tetapi juga dapat mempengaruhi harga jual dan
pendapatan.
d. Peraturan pemerintah: Setiap negara memiliki regulasi khusus terkait penjualan darah.
Peraturan seperti batasan harga dan pembebanan pajak dapat mempengaruhi
pendapatan hasil usaha darah.
4. Pendapatan Hibah
Pendapatan hibah adalah bentuk pendapatan yang diterima oleh suatu entitas atau
individu dalam bentuk pemberian atau sumbangan yang tidak memerlukan pengembalian.
Hibah dapat diberikan oleh pemerintah, yayasan, organisasi nirlaba, atau individu untuk
mendukung atau membiayai kegiatan atau proyek tertentu. Pendapatan hibah dapat berasal
dari berbagai sumber, seperti pendanaan riset, dukungan untuk proyek sosial atau lingkungan,
pendanaan pendidikan atau beasiswa, pembiayaan kegiatan budaya atau seni, atau bantuan
kemanusiaan dalam situasi darurat. Bagi penerima hibah, pendapatan hibah ini dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan dan inisiatif yang mendukung tujuan atau misi
organisasi atau individu tersebut.
Hal ini bisa meliputi pembiayaan operasional, pengembangan proyek, penelitian, pelatihan,
atau pengembangan program lainnya. Pendapatan hibah ini sering kali dianggap sebagai
sumber pendapatan yang berharga untuk organisasi atau individu yang bergantung pada
dukungan eksternal untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan mereka.

5. Pendapatan Pinjaman Daerah


Pendapatan pinjaman daerah mengacu pada pendapatan yang diperoleh oleh
pemerintah daerah dari kegiatan peminjaman uang. Pemerintah daerah dapat meminjam uang
dari berbagai sumber, seperti lembaga keuangan dan pasar obligasi, untuk membiayai proyek
dan program pemerintahan.
Pendapatan pinjaman daerah dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bunga yang
dibayarkan atas pinjaman tersebut, penerbitan obligasi daerah, atau pinjaman dengan
persyaratan khusus seperti pinjaman proyek.Pendapatan pinjaman daerah penting karena
memungkinkan pemerintah daerah untuk mendanai pembiayaan infrastruktur, layanan publik,
program sosial, dan pengembangan ekonomi. Namun, perlu diingat bahwa pemerintah daerah
juga harus memperhatikan kemampuannya untuk membayar kembali pinjaman tersebut serta
pengelolaan keuangan yang berkelanjutan.
6. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan lain-lain adalah jenis pendapatan yang berasal dari sumber-sumber yang
tidak termasuk dalam pendapatan utama suatu entitas. Pendapatan ini bisa berasal dari
berbagai sumber, seperti:
a. Bunga Bank: Pendapatan yang diperoleh dari suku bunga yang diberikan oleh bank
terhadap simpanan atau pinjaman yang dimiliki entitas.
b. Dividen: Pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan saham dalam perusahaan lain.
Dividen biasanya dibagikan kepada pemegang saham sebagai pembagian laba
perusahaan.
c. Royalti: Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan hak kekayaan intelektual, seperti
hak cipta, paten, atau merek dagang.
d. Sewa: Pendapatan yang diperoleh dari menyewakan properti, seperti rumah, kantor,
atau lahan.
e. Keuntungan Penjualan Aset: Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aset produktif,
seperti properti, peralatan, atau kendaraan.
f. Komisi: Pendapatan yang diperoleh dari menghasilkan penjualan atau transaksi
tertentu atas nama pihak lain.
g. Pendapatan Iklan: Pendapatan yang diperoleh dari menampilkan iklan pada platform
atau situs web.
h. Pendapatan Lainnya: Pendapatan dari sumber-sumber lain yang tidak termasuk dalam
kategori di atas, seperti hadiah atau penghargaan.

2.2 Pengertian
1. Sistem akuntansi pemerintah daerah adalah suatu proses yang melibatkan pencatatan,
pengklasifikasian, pelaporan, dan pengendalian keuangan yang terkait dengan
operasional pemerintah daerah. Sistem ini bertujuan untuk mencatat dan mengelola
pendapatan, pinjaman, dan pendapatan lainnya yang sah bagi pemerintah daerah.
Pendapatan daerah merujuk pada arus masuk dana keuangan yang diperoleh oleh
pemerintah daerah. Pendapatan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pajak,
retribusi daerah, hasil usaha daerah, atau transfer dari pemerintah pusat.
2. Pinjaman daerah adalah sumber pendanaan yang diperoleh oleh pemerintah daerah
dalam bentuk pinjaman dari pihak ketiga. Pinjaman ini dapat digunakan untuk
membiayai proyek-proyek atau kegiatan pemerintah daerah yang memerlukan dana
tambahan. Pendapatan lain-lain yang sah mengacu pada arus masuk dana keuangan
yang diakui sebagai pendapatan, tetapi tidak termasuk dalam kategori pendapatan
utama. Contoh pendapatan lain-lain yang sah adalah hasil penjualan aset, denda dan
sanksi, atau pendapatan dari investasi.
Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, semua pendapatan, pinjaman, dan pendapatan
lainnya yang sah dicatat dan dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
serta peraturan dan ketentuan yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini penting untuk
memastikan transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan yang efektif dari sumber daya
keuangan pemerintah daerah.
BAB

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut Permendagri nomor 64 tahun 2013


merupakan sistem akuntansi pemerintah daerah yang selanjutnya disingkat sapd adalah
rangkaian sistematik dari prosedur penyelenggara peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
yang akurat di lingkungan organisasi pemerintah daerah.

Lalu,berdasarkan PP NO. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah


mendefinisikan sistem Akuntasi Pemerintah (SAP) sebagai serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari dari pengumpulan data pencatatan, Pengelolaan,
penafsiran,peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta laporan keuangannya dalam
rangka pelaksanaan APBD dilaksanakan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima
umum.

1. Tujuan Sistem Akuntansi Daerah


Pemerintah daerah tentu memiliki sistem akuntansi yang berguna untuk memudahkan
pengelolaan keuangan pemerintah hingga maksimal sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah (SAPD) memiliki beberapa tujuan berikut penjelasan masing-masing tujuan
tersebut :
a. Manajerial
Akuntansi pemerintah mampu memberikan informasi keuangan untuk
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggaran, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, dan penilaian
kinerja pemerintah. Informasi tersebut dapat menjadi rekam jejak dari sistem
manajerial akuntansi yang berlaku.
b. Akuntabilitas
Kewajiban moral dan hukum yang terdapat dalam sebuah pemerintahan
merupakan pengertian dari akuntabilitas. Memberikan informasi keuangan
yang lengkap cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, berguna bagi pihak
yang bertanggung jawab dan berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah.
Sehingga tujuan akuntabilitas ini mengharuskan tiap pegawai atau badan yang
mengelola keuangan negara harus memberikan pertanggungjawaban dan
perhitungan atas laporan keuangannya. Semua komponen dan pihak di
pemerintahan harus mengetahui bagaimana dana dan wewenang itu berproses.
c. Pengawasan
Akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan
oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien. Hal ini untuk
menghindari adanya penggunaan anggaran di luar rencana belanja, dan dapat
mengefisienkan penggunaan anggaran titik serta menjadikan anggaran tidak
terbuang secara sia-sia.

2. Fungsi Sistem Akuntansi Pemerinahan Daerah


Berdasarkan informasi keuangan yang tersedia, institusi atau pegawai yang
mengelola keuangan dapat menggunakan SAP yang berfungsi untuk:
 SAP dapat berfungsi menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
mengenai anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang berguna sebagai
dasar pengukuran kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi
anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
 Sistem Akuntansi Pemerintahan dapat berfungsi menyediakan informasi
keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
kegiatan keuangan K/L/PD secara efisien.
 SAP dapat berfungsi untuk menyediakan informasi terpercaya tentang posisi
keuangan K/L/PD secara keseluruhan
 Sistem Akuntansi Pemerintahan dapat berfungsi menjaga aset K/L/PD melalui
pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan keuangan yang konsisten sesuai
dengan standar dan praktek akuntansi umum.

3. Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah


Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan teknologi sudah menjadi hal
yang wajar bagi semua aspek kehidupan, terutama dalam hal pemerintahan yaitu
perlunya perangkat lunak akuntansi,perubahan terjadi saat era reformasi pada
pengelolaan keuangan daerah yaitu dengan adanya tuntutan transparansi dan
akuntabilitas yang lebih besar pada pengelolaan anggaran.
Paradigma ini menuntut lebih besarnya akuntabilitas adanya transparansi dalam
pengelolaan keuangan daerah dan memerlukan alat untuk mengelolanya yaitu
perangkat lunak akuntansi.
Dalam pengelolaan keuangannya pemerintah daerah dapat mencapai efektivitas
apabila penyelesaian kegiatan/proyek pemerintah tepat pada waktunya dan batas
anggaran yang tersedia. Dengan kata lain telah mencapai tujuan dan sasaran seperti
yang terencana sebelumnya. maka efektivitas keuangan akan maksimal jika telah
memenuhi beberapa poin di bawah ini:
 Penyelesaian kegiatan tepat waktu
 Penyelesaian kegiatan sesuai batas anggaran tersedia
 Pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan rencana
 Jika menyimpang dari rencana tari memberikan dampak menguntungkan bagi
pihak penerima sasaran manfaat maka poin tersebut efektif.

3.2 Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah jumlah penerimaan keuangan yang diperoleh oleh


pemerintahan daerah, seperti provinsi, kabupaten, atau kota, dari berbagai sumber. Sumber
pendapatan daerah dapat berasal dari pajak, retribusi, penjualan aset, transfer dari pemerintah
pusat, dan sumber pendapatan lainnya. Pendapatan daerah digunakan untuk membiayai
berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah, termasuk pembangunan infrastruktur,
pelayanan publik, kesehatan, pendidikan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

1. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih (UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah).
2. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah (PP No.
58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan)

3.3 Pinjaman Daerah dan Pendapatan yang sah

Pendapatan daerah yang sah adalah seluruh pendapatan daerah yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan dapat digunakan untuk pembiayaan belanja daerah.
Pendapatan daerah yang sah meliputi pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-
lain pendapatan yang sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencakup pendapatan
hibah, bantuan keuangan, dan pendapatan lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Undang-undang yang mengatur pinjaman daerah dan pendapatan yang sah di
Indonesia antara lain adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Selain itu, terdapat juga Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah. Undang-undang dan peraturan
ini mengatur mengenai sumber-sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi, termasuk
pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang
sah.

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD
bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan
desentralisasi.
2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan Daerah selain
pendapatan asli daerah dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan
lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah, Pengelolaan Pinjaman


Daerah, dan lain-lain Pendapatan yang Sah. Sistem ini bertujuan untuk memberikan
transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam manajemen keuangan pemerintah daerah.
Pendapatan daerah mencakup sumber-sumber seperti pajak, retribusi, dan dana transfer.
Pengelolaan pinjaman daerah perlu dilakukan dengan cermat untuk menjaga stabilitas
keuangan. Lain-lain pendapatan yang sah termasuk berbagai sumber pendapatan yang dapat
digunakan untuk membiayai berbagai proyek dan program pemerintah daerah. Secara
keseluruhan, sistem ini membantu menciptakan keuangan yang sehat dan berkelanjutan untuk
mendukung pembangunan dan pelayanan publik.

4.2 Saran

1. Pencatatan Pendapatan Daerah

 Terapkan sistem pencatatan yang terstruktur untuk mencatat semua jenis


pendapatan daerah, termasuk pajak, retribusi, dan lainnya.
 Pastikan penggunaan kode akun yang jelas untuk memudahkan identifikasi dan
analisis pendapatan.
2. Pencatatan Pinjaman Daerah

 Menerapkan prosedur yang ketat untuk mencatat setiap transaksi pinjaman daerah.
 Sertakan informasi rinci seperti jumlah pinjaman, tingkat bunga, dan jangka
waktu, serta jadwal pembayaran.

3. Pendapatan Lain yang Sah


 Tentukan kriteria yang jelas untuk mengidentifikasi pendapatan lain yang sah,
seperti hibah dan sumbangan.
 Pastikan pencatatan pendapatan tambahan ini sesuai dengan regulasi dan dapat
diakses untuk audit.

4. Auditing Rutin

 Lakukan audit rutin oleh pihak eksternal yang independen untuk memverifikasi
keakuratan dan keabsahan data keuangan.
 Perbaiki temuan audit dengan segera dan terapkan perbaikan yang diperlukan.

5. Sistem Keamanan

 Lindungi sistem akuntansi dari akses yang tidak sah dengan menerapkan kontrol
keamanan yang kuat.
 Backup data secara teratur untuk mencegah kehilangan informasi penting.

6. Pelatihan dan Pemantauan Kinerja

 Berikan pelatihan kepada staf terkait tentang penggunaan sistem akuntansi dan
pemahaman regulasi keuangan daerah.
 Pantau kinerja sistem secara berkala untuk memastikan efisiensi dan ketepatan
waktu.

Saran-saran ini diharapkan dapat membantu membangun sistem akuntansi pemerintah daerah
yang kuat dan dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA

Created by https://GPTGO.ai Created by https://GPTGO.ai

https://www.hashmicro.com/id/blog/sistem-akuntansi-pemerintah-daerah/

https://djpk.kemenkeu.go.id/https://www.hashmicro.com/id/blog/sistem-akuntansi-
pemerintah-daerah/

Anda mungkin juga menyukai