Oleh:
Kelompok 3
1. Maryati Yolanda(2021210017)
2. Emilia Delviana Ija(2021210018)
3. Alexander Lingu(2021210075)
4. Satriani N. Putri Limbu (2021210112)
5. Fransiska F. Parera (2021210108)
6. Yohana E. Baul (2021210036)
7. Maksimus Pale (2021210010)
8. Helena A. Kurnia (2021210066)
9. Alvin N. Rambu Dairu(2021210089)
10. Novita Tagu(2021210033)
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah SIMTEM AKUNTANSI PEMERINRAH DAERAH,
PENDAPATAN DAERAH,PINJAMAN DAERAH,LAIN-LAIN PENDAPAT YANG
SAH. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keuangan Publik dan
Penganggaran Daerah . Dengan tugas ini, kami dapat mempelajari banyak hal dalam
makalah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman kelompok 3 yang
berperan aktif dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
2.1 Konsep...............................................................................................................................5
2.2 Pengertian..........................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
4.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan keuangan, termasuk di
dalam pemerintahan daerah. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem
akuntansi yang diterapkan pada pemerintahan daerah untuk memfasilitasi pelaporan
keuangan, pengendalian keuangan, serta memungkinkan pengelolaan keuangan yang efektif
dan efisien. Akuntansi Keuangan Daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi
sektor publik yang mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baru dari Pemerintah Republik Indonesia
yang mereformasi berbagai hal termasuk pengelolaan keuangan daerah. Salah satu tujuan
Akuntansi KeuanganDaerah adalah menyediakan informasi keuangan yang lengkap, cermat
dan akurat sehingga dapat menyediakan laporan keuangan yang handal, dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan
keuangan masa lalu dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak eksternal
pemerintah daerah untuk masa yang akan datang. Pihak-pihak eksternal pemerintah daerah
yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara
lain DPRD; Badan Pengawas Keuangan; Investor, Kreditor dan Donatur; analisis ekonomi
dan pemerhati pemerintah daerah; rakyat; pemerintah daerah lain; dan pemerintah pusat, yang
kesemuanya ada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah. Untuk memenuhi tujuan
tersebut,laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan informasi mengenai pendapatan,
belanja. Pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana dan arus kas pemerintah daerah.
Akuntansi merupakan sebuah siklus, artinya akuntansi terdiri dari beberapa tahapan tertentu
dan setelah selesai tahapan tersebut kegiatan akan berulang kembali sesuai dengan urutan
tersebut. Adapun tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi keuangan daerah adalah setiap
penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam daftar transaksi, lalu dianalisis dan kemudian baru
dilakukan jurnal umum sesuai dengan kronologis terjadinya transaksi. Transaksi yang telah
dijurnal akan diposting ke buku besar. Buku besar akan memberikan informasi tentang saldo-
saldo tiap akun yang akhirnya dapat disusun neraca saldo. Selanjutnya dibuat ayat jurnal
penyesuaian untuk memperoleh neraca saldo disesuaikan. Kemudian disajikan laporan
keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan pemerintah
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan, laporan
keuangan tersebut terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan. Setelah laporan keuangan disajikan. Selanjutnya terakhir akan dibuat jurnal
penutup. Penerapan sistem akuntansi bertujuan untuk mengatur dan melindungi kekayaan
atau aset milik instansi yang bersangkutan. Fungsi pengatur keuangan dalam sebuah instansi
pemerintah daerah biasanya dipegang oleh Satuan Pemegang Kas, yang terdiri dari satu
pemegang kas dan beberapa orang Pembantu Pemegang Kas dengan tugas dan fungsi yang
berbeda–beda. Oleh karena itu pemerintah perlu membuat peraturan dan perundang-
undangan yang mengatur masalah keuangan tersebut. Hal ini bertujuan agar tercipta praktek-
praktek keuangan yang efektif dan efisien. Efesiensi dalam hal ini adalah upaya serta
prosedur yang telah ditentukan pemerintah.
Sementara efektivitas adalah upaya agar rencana kerja serta cara kerja yang dilaksanakan
sesuai dan dapat mendukung pengendalian keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan
keuangan pemerintah daerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan
dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai
efektifitas dan efisiensi pemerintah daerah dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang–undangan. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan untuk kepentingan akuntabilitas,
manajemen, transparansi dan keseimbangan antargenerasi. Laporan keuangan merupakan
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan
suatu entitas. Laporan keuangan bertujuan agar dapat terlihat bahwa kegiatan yang dibiayai
dengan anggaran dan pendapatan daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan
prinsip transparan terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik maupun
keuangan serta dapat dirasakan manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung.
Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah, yang menggantikan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, maka penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) berubah dari
berbasis kas menjadi berbasis akrual. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pasal 1 poin 3 bahwa : “Standar Akuntansi
Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.” Selanjutnya
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pada Pasal 1 poin 11 bahwa : “Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan
dilingkungan organisasi pemerintah.” Sementara itu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang standar Akuntansi Pemerintah, pasal 1poin 8 bahwa: SAP Berbasis
Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.” Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Oleh karenanya Keuangan Daerah harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya, terutama
yang menyangkut penyajian laporan keuangan atau sistem akuntansinya. Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Pasal 1 poin 6 bahwa : “Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.” Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten pemekaran
di Provinsi Riau.Pembentukan Kabupaten Meranti merupakan pemekaran dari kabupaten
Bengkalis pada tanggal 19 Desember 2008. Adapun dasar hukum berdirinya kabupaten
Kepulauan Meranti adalah Undang-undangnomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009.
Beberapa rumusan masalah yang dapat di kemukakan dalan penulisan makalah ini adalah:
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
tentang SAPD, pendapatan dan pengeluaran daerah, serta jenis-jenis pendapatan yang sah.
Selain itu, tujuan penulisan ini juga untuk memberikan gambaran tentang pengelolaan
keuangan pemerintahan daerah agar dapat meningkatkan efekt ivitas dan efisiensi
pengelolaan keuangan daerah.
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Pendapatan pajak daerah merupakan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah yang
berasal dari pemungutan pajak di wilayahnya. Pajak daerah ini meliputi berbagai jenis seperti
pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan beberapa jenis
pajak lain yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pendapatan pajak daerah digunakan oleh
pemerintah daerah untuk membiayai berbagai kegiatan dan program pembangunan, seperti
penyediaan infrastruktur, pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan, kebersihan, dan lain
sebagainya. Pemerintah daerah juga dapat menggunakan pendapatan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan operasional dan administratif, serta menjalankan fungsi pemerintahan
secara umum. Pendapatan pajak daerah dapat beragam tergantung pada peraturan dan
kebijakan yang diberlakukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Besarnya pendapatan
pajak daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah populasi, tingkat ekonomi,
aktivitas usaha, dan kebijakan perpajakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah tersebut.
2.2 Pengertian
1. Sistem akuntansi pemerintah daerah adalah suatu proses yang melibatkan pencatatan,
pengklasifikasian, pelaporan, dan pengendalian keuangan yang terkait dengan
operasional pemerintah daerah. Sistem ini bertujuan untuk mencatat dan mengelola
pendapatan, pinjaman, dan pendapatan lainnya yang sah bagi pemerintah daerah.
Pendapatan daerah merujuk pada arus masuk dana keuangan yang diperoleh oleh
pemerintah daerah. Pendapatan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pajak,
retribusi daerah, hasil usaha daerah, atau transfer dari pemerintah pusat.
2. Pinjaman daerah adalah sumber pendanaan yang diperoleh oleh pemerintah daerah
dalam bentuk pinjaman dari pihak ketiga. Pinjaman ini dapat digunakan untuk
membiayai proyek-proyek atau kegiatan pemerintah daerah yang memerlukan dana
tambahan. Pendapatan lain-lain yang sah mengacu pada arus masuk dana keuangan
yang diakui sebagai pendapatan, tetapi tidak termasuk dalam kategori pendapatan
utama. Contoh pendapatan lain-lain yang sah adalah hasil penjualan aset, denda dan
sanksi, atau pendapatan dari investasi.
Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, semua pendapatan, pinjaman, dan pendapatan
lainnya yang sah dicatat dan dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
serta peraturan dan ketentuan yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini penting untuk
memastikan transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan yang efektif dari sumber daya
keuangan pemerintah daerah.
BAB
PEMBAHASAN
1. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih (UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah).
2. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah (PP No.
58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan)
Pendapatan daerah yang sah adalah seluruh pendapatan daerah yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan dapat digunakan untuk pembiayaan belanja daerah.
Pendapatan daerah yang sah meliputi pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-
lain pendapatan yang sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencakup pendapatan
hibah, bantuan keuangan, dan pendapatan lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Undang-undang yang mengatur pinjaman daerah dan pendapatan yang sah di
Indonesia antara lain adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Selain itu, terdapat juga Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah. Undang-undang dan peraturan
ini mengatur mengenai sumber-sumber pembiayaan pelaksanaan desentralisasi, termasuk
pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang
sah.
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD
bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan
desentralisasi.
2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan Daerah selain
pendapatan asli daerah dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan
lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Menerapkan prosedur yang ketat untuk mencatat setiap transaksi pinjaman daerah.
Sertakan informasi rinci seperti jumlah pinjaman, tingkat bunga, dan jangka
waktu, serta jadwal pembayaran.
4. Auditing Rutin
Lakukan audit rutin oleh pihak eksternal yang independen untuk memverifikasi
keakuratan dan keabsahan data keuangan.
Perbaiki temuan audit dengan segera dan terapkan perbaikan yang diperlukan.
5. Sistem Keamanan
Lindungi sistem akuntansi dari akses yang tidak sah dengan menerapkan kontrol
keamanan yang kuat.
Backup data secara teratur untuk mencegah kehilangan informasi penting.
Berikan pelatihan kepada staf terkait tentang penggunaan sistem akuntansi dan
pemahaman regulasi keuangan daerah.
Pantau kinerja sistem secara berkala untuk memastikan efisiensi dan ketepatan
waktu.
Saran-saran ini diharapkan dapat membantu membangun sistem akuntansi pemerintah daerah
yang kuat dan dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hashmicro.com/id/blog/sistem-akuntansi-pemerintah-daerah/
https://djpk.kemenkeu.go.id/https://www.hashmicro.com/id/blog/sistem-akuntansi-
pemerintah-daerah/