DOSEN PENGAMPU
Adissya Maya Andara, S.Pd M.M
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla, yang
atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis....................................................................4
2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis.......................................................................4
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis.............................5
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis..............................................................6
2.5 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis .....................................................................7
2.6 Pengertian Manajemen......................................................................................8
2.7 Peranan Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis.............................8
2.8 Implikasi Pada Studi Kelayakan Bisnis..........................................................11
2.9 BAB III : KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengambilan keputusan untuk melakukan usaha/proyek merupakan
keputusan yang sangat beresiko. Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan
dalam rangka meminimalkan resiko dan memastikan besarnya keuntungan
yang akan diperoleh, sesuai dengan apa yang kita harapkan, secara
optimal. Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam membangun
suatu proyek, antara lain, kesalahan perencanaan, kesalahan dalam
memperkirakan permintaan, kesalahan dalam menggunakan teknologi
yang akan dipergunakan, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan
tenaga kerja, kesalahan dalam engendalikan proyek, sehingga secara
keseluruhan mengakibatkan biaya pembangunan semakin meningkat dan
penyelesaian proyek menjadi tertunda.
Adanya berbagai perubahan faktor eksternal yang memengaruhi
faktor internal dapat menggagalkan perencanaan proyek. Untuk itu sangat
diperlukan analisis tingkat keberhasilan dalam suatu studi kelayakan
bisnis. Berkaitan dengan studi kelayakan bisnis, aspek manajemen
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian.
Keberhasilan suatu proyek/kegiatan/bisnis yang telah dinyatakan feasible
untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam
pencapaian tujuan. Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,
dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya tidak layak. Melihat pentingnya peranan aspek manajemen
dalam menentukan keberhasilan suatu proyek/bisnis yang akan
dilaksanakan, maka perlu diadakan suatu analisis kelayakan dengan
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
2
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Johan (2011:8) studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak
terkait dengan usaha yang akan dikembangkan sebagai berikut:
1. Pihak investor Pihak investor ingin melihat berapa modal yang harus
ditanamkan dan berapa potensi dari pada usaha yang dijalankan dan juga
nilai tambah yang bisa dihasilkan, seperti berapa tambahan pendapatan,
apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan resiko modal yang
ditanamkan. Selain pendaptan yang dihasilkan dan resiko, investor juga
akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan.
4
waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap
lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga
kemungkinan resiko-resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul.
5
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek pasar Aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis dan investasi
membahas besarnya permintaan, penawaran, dan harga. Permintaan dan
penawaran dilakukan dengan menggunakan metode proyeksi selama
beberapa tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
besar tingkat penyerapan pasar, sehingga tidak terjadi kelebihan produksi
yang dapat menurunkan harga. Pada aspek ini, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah melakukan perhitungan besarnya potensi bisnis.
Ukurannya adalah besarnya potensi permintaan yang akan terjadi.
Pengukuran proyeksi tingkat permintaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode time series dan regresi dan korelasi.
6
metode ini telah mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of
money
7
dilaksanakan proyek bisnis tersebut. Langkah ini sebagai bentuk
kehati-hatian seorang pebisnis sebelum memulai usahanya.
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pelaksanaan)
4. Controlling (Pengawasan).
8
menyangkut dengan fungsi manajemen, antara lain perencanaa,
pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, dan
pelaksanaan pengawasan.
9
pembagian pekerjaan/tugas yang jelas di antara pekerjaan serta
mengelompokkannya ke dalam suatu struktur organisasi, seperti
bagian pembelian, bagian produksi, bagian pemasaran, bagian
administrasi, dan lain sebagainya sesuai dengan kegiatan usaha. Dalam
pembentukan struktur organisasi ini yang perlu mendapat perhatian
adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan
usaha/proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan
sistem pengolahan telah ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang
telah ditentukan seperti dalam rencana di atas), berdasarkan pada
kegiatan ini pula disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan
sesuai untuk menjalan kan kegiatan tersebut. Setelah struktur
organisasi terbentuk sesuai dengan rencana, baru kemudian ditentukan
jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.
3. Pengadaan tenaga kerja Pembentukan struktur organisasi yang dibuat
tentu telah didasarkan pada bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari
kegiatan usaha/proyek yang direncanakan. Dan berdasarkan struktur
organisasi ini pula baru ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian
yang diperlukan. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, struktur yang telah dibentuk, dan
jenis keahlian apa saja yang diperlukan, atau kemungkinan akan
diadakan pendidikan ulang dengan dasar pengetahuan yang ditentukan.
Apabila gagal dalam pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan
pekerjaan yang tersedia, karyawan akan mengalami kesukaran dalam
pelaksanaa pekerjaan. Berdasarkan pada uraian ini, dalam mengadakan
tenaga kerja harus benar-benar diperhatikan agar rencana yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
4. Pelaksanaan pengarahan Dalam menjalanklan pekerjaan, pimpinan
perusahaan atau proyek harus dapat mengarahkan para karyawan untuk
mengerjakan pekerjaan dengan cara memberikan instruksi, petunjuk,
dan lain sebagainya. Untuk mudahnya para karyawan dalam
menjalankan tugasnya, pimpinan harus mendelegasikan kekuasaan
10
pada pimpinan menengah, agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
dan memberikan pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan.
Pimpinan juga harus dapat mengembangkan kerja sanama yang baik
antara karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan
efisien, di samping harus diperhatikan kesulitan para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
5. Pelaksanaan pengawasan Pimpinan perusahaan atau proyek harus
melakukan pengawan terhadap kegiatan usaha yang dikerjakan secara
teratur. Apakah hasil dari pekerjaan telah sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan
tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi secara terus menerus.
Untuk mencapai tujuan proyek dalam jangka panjang, sebaiknya
dibuat dalam tujuantujuan jangka pendek agar udah dalam
pengawasan.
1. Perencanaan
Hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang
di gunakan dari sisi jangka waktu dan dari sisi tingkatan manajemen.
Perencanaan juga hendaknya dapat dinilai dari sisi fungsinya. Program
kerja yang tidak terlepas dari anggaran merupakan suatu perencanaan
juga, hendaknya dibuat dengan teknik – teknik tertenttu, sehingga
dapat dinilai apakah program kerja tersebut layak atau tidak waktu
direalisasikan dalam kedua kegiatan pokok di atas.
2. Pengorganisasian
Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah- langkah
pengorganisasian di dalam dua kegiatan pokok diatas dapat
11
direncanakan dan di perkirakan akan berjalan dengan baik. Langkah-
langkah pengorganisasian itu yang utama adalah mampu membuat
perencanaan berupa : rincian seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan,
pembagian beban kerja ke dalam aktivitas – 18aktiivitas yang akan
dikerjakan oeh para pekerja, pengkombinasian pekerjaan – pekerjaan
yang ada. Penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan pekerjaan –
pekerjaan yang ada, penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan
pekerjaan, dan pemantauan efektivitas organisasi dan pengambilan
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau
meningkatkan efektifitas. Pedoman untuk memperoleh strukrur
organisasi dan aktivitas organisasi yang baik, dan mengacu pada asas
organisasi. Struktur organisasi yang akan dibentuk, baik dalam
membangun proyek bisnis maupun dalam mengimplementasikan
bisnis secara rutin, perlu memperhatikan faktor-faktornya, bentuk-
bentuknya, termasuk ukuran-ukuran untuk menilai prestasinya,
sehingga dapat dipilih struktur organisasi yang pas.
3. Penggerakan
Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen yang lain,yaitu
penggerakan, apakah layak atau tidak layak. Pengkajiannya dapat
melalui beberapa aspek pokok, yaitu: bahwa manajemen hendaknya
dapat mempengaruhi orang-orang agar bersedia bekerja dengan baik
bahkan lebih baik, mampu melakukan daya tolak pada seseorang
anggota perusahan bila dianggap perlu, mampu memupuk kesetiaan
pada tugas, pemimpinan dan perusahaan di mana karyawan bekerja.
4. Pengendalian.
Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendalian bagi kedua
kegiatan pokok ini, sehingga dapat diambil keputusan layak atau tidak
layaknya aspek ini. Kajian dappat diarahkan dalam fungsi pokok
pengendalian, yaitu : mencegah secara maksimal terjadinya
penyimpangan –penyimpangan atau kesalahan-kesalahan,
memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi
12
mendinamisasikan organisasi kearah yang lebih efektif dan efesien
serta mempertebal rasa tanggung jawab setiap unit organisasi dengan
selalu bekerja secara benar, sehingga penyimpangan-penyimpangan
menjadi sulit muncul. .
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implikasi aspek manajemen pada SKB yaitu, apakah mulai dari aspek
manajemen tentang perencanaan hingga pengendalian semua dirasa sudah
layak atau tidaknya dalam pembuatan suatu proyek, sehingga hal hal
seperti kendala yang akan terjadi nantinya selama perjalanan proyek
tersebut tidak akan menghambat berlangsungnya proyek – proyek bisnis
yang akan dijalankan oleh suatu organisasi, baik organisasi formal atau
informal.
3.2 Saran
14
perusahaan harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui
pencapaian tujuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16