Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis”


Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Studi Kelayakan Bisnis

DOSEN PENGAMPU
Adissya Maya Andara, S.Pd M.M

DISUSUN OLEH

Siti Atin Fajariah 0433081920026

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
 Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’alla, yang
atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang “Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen Pengampu kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Serang, 30 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis....................................................................4
2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis.......................................................................4
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis.............................5
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis..............................................................6
2.5 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis .....................................................................7
2.6 Pengertian Manajemen......................................................................................8
2.7 Peranan Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis.............................8
2.8 Implikasi Pada Studi Kelayakan Bisnis..........................................................11
2.9 BAB III : KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen secara umum diartikan sebagai ‘pengaturan’, artinya
manajemen adalah sebuah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Jadi manajemen adalah bagaimana kita bisa menata dan mengatur
sumber daya agar suatu usaha dapat berjalan di koridor yang sesuai
sebagaimana mestinya demi tercapainya suatu tujuan. Hampir semua
perusahaan memiliki manajemen tersendiri yang diduduki oleh orang-
orang yang berpengalaman didalamnya. Karena manajemen dalam dunia
usaha amatlah vital, maka suatu usaha apalagi yang sedang di rintis tidak
akan bisa berjalan teratur dan konsisten tanpa adanya sebuah manajemen
di dalamnya.
Manajemen sendiri harus mengiringi usaha tersebut karena
hubungannya yang saling terikat dan tidak bisa digugurkan salah satunya
karena usah dan manajemen memang harus dimulai secara bersamaan dan
berdampingan. Manajemen pun mulai memiliki banyak ragam, seperti
manajemen keuangan, manajemen pembangunan dan lain sebagainya. Dan
di setiap lini tersebut haruslah dipegang oleh profesional yang akan
menjadi jaminan untuk suksesnya sebuah usaha yang akan atau sedang
dirintis yang terdiri dari perorangan atau bisa juga organisasiorganisasi
khusus. Karena manajemen yang baik juga menjadi faktor dari berhasil
tidaknya suatu usaha, maka suatu usaha yang mengalami pailit (bangkut)
mencerminkan dari buruknya manajemen di dalamnya. Dari hal tersebut
maka dapat dilihat bahwa tujuan dari studi aspek manajemen adalah untuk
mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis
dapat dinyatakan layak, atau sebaliknya.

1
Pengambilan keputusan untuk melakukan usaha/proyek merupakan
keputusan yang sangat beresiko. Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan
dalam rangka meminimalkan resiko dan memastikan besarnya keuntungan
yang akan diperoleh, sesuai dengan apa yang kita harapkan, secara
optimal. Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam membangun
suatu proyek, antara lain, kesalahan perencanaan, kesalahan dalam
memperkirakan permintaan, kesalahan dalam menggunakan teknologi
yang akan dipergunakan, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan
tenaga kerja, kesalahan dalam engendalikan proyek, sehingga secara
keseluruhan mengakibatkan biaya pembangunan semakin meningkat dan
penyelesaian proyek menjadi tertunda.
Adanya berbagai perubahan faktor eksternal yang memengaruhi
faktor internal dapat menggagalkan perencanaan proyek. Untuk itu sangat
diperlukan analisis tingkat keberhasilan dalam suatu studi kelayakan
bisnis. Berkaitan dengan studi kelayakan bisnis, aspek manajemen
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian.
Keberhasilan suatu proyek/kegiatan/bisnis yang telah dinyatakan feasible
untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam
pencapaian tujuan. Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,
dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya tidak layak. Melihat pentingnya peranan aspek manajemen
dalam menentukan keberhasilan suatu proyek/bisnis yang akan
dilaksanakan, maka perlu diadakan suatu analisis kelayakan dengan
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis?
2. Apakah peranan aspek manajemen dalam keberhasilan suatu proyek ?
3. Bagaimana aspek-aspek manajemen ?
4. Bagaimana implikasi terhadap SKB ?

2
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari aspek manajemen dalam studi


kelayakan bisnis.
2. Untuk mengetahui peranan aspek manajemen dalam keberhasilan suatu
proyek.
3. Bagaimana aspek-aspek manajemen ?
4. Bagaimana implikasi terhadap SKB ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Johan (2011:8) studi kelayakan adalah sebuah studi untuk


mengkaji secara komprehensif dan mendalam terhadap kelayakan sebuah
usaha. Layak atau tidak layak dijalankannya sebuah usaha merujuk pada
hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan ke
dalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan hasil pengembalian yang akan
diperoleh dalam jangka waktu tertentu.

2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Johan (2011:8) studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak
terkait dengan usaha yang akan dikembangkan sebagai berikut:

1. Pihak investor Pihak investor ingin melihat berapa modal yang harus
ditanamkan dan berapa potensi dari pada usaha yang dijalankan dan juga
nilai tambah yang bisa dihasilkan, seperti berapa tambahan pendapatan,
apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan resiko modal yang
ditanamkan. Selain pendaptan yang dihasilkan dan resiko, investor juga
akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan.

2. Pihak kreditur Sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat


resiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian
dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana
pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara
keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.

3. Pihak manajemen Sebagai pihak yang menjalankan usaha, maka pihak


manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan,

4
waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap
lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga
kemungkinan resiko-resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul.

4. Pihak regulator Pihak regulator berkepentingan terhadap bentuk usaha


yang dijalankan, industri yang akan dijalankan dan dampak terhadap
masyarakat maupun perekonomian nasional.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Rangkuti (2012:2) faktor-faktor yang memengaruhi studi


kelayakan bisnis antara lain:

1. Besarnya dana yang dipergunakan Semakin besar dana yang diperlukan


suatu proyekk, maka semakin mendalam pula studi keyakan yang harus
dilakukan. Dana yang dikeluarkan untuk investasi harus mampu
memberikan pengembalian yang sesuai dengan keinginan para invetor.
Makin besar dana investasi yang dibutuhkan suatu proyek, semakin besar
pula resiko kerugian yang dihadapi. Oleh karena itu investor harus lebih
memperdalam analisis studi kelayakan bisnisnya.

2. Tingkat ketidakpastian proyek Tingkat ketidakpastian proyek harus


dapat diminimalisasi sebelum proyek dimulai. Dengan melakukan studi
kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal,
baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat
diantisipasi secepat mungkin.

3. Kompleksitas proyek Semakin kompkeks suatu proyek, maka semakin


mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal
ini disebabkan Karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan
faktor-faktor seperti: besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai
bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala
keterkaitannya dengan pihak ketiga.

5
2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Rangkuti (2012:4) Aspek-Aspek yang harus dipertimbangkan


dalam studi kelayakan:

1. Aspek pasar Aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis dan investasi
membahas besarnya permintaan, penawaran, dan harga. Permintaan dan
penawaran dilakukan dengan menggunakan metode proyeksi selama
beberapa tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa
besar tingkat penyerapan pasar, sehingga tidak terjadi kelebihan produksi
yang dapat menurunkan harga. Pada aspek ini, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah melakukan perhitungan besarnya potensi bisnis.
Ukurannya adalah besarnya potensi permintaan yang akan terjadi.
Pengukuran proyeksi tingkat permintaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode time series dan regresi dan korelasi.

2. Aspek teknis Aspek teknis membahas hal-hal yang langsung


berhubungan dengan operasional usaha, seperti kapasitas produksi,
teknologi yang dipergunakan, skala produksi, proses produksi, lokasi, tata
letak, penjadwalan, serta pengaturan tingkat persediaan. Berdasarkan
aspek teknis ini dapat diperkirakan biaya investasi.

3. Aspek manajemen Aspek manajemen mempelajari hal-hal yang


berkaitan dengan rencana pengelolaan dan pelaksanaan bisnis yang akan
berjalan. Aspek manajemen ini dapat dibagi ke dalam dua hal pokok, yaitu
manajemen waktu serta manajemen operasional.

4. Aspek keuangan Metode yang biasa digunakan dalam analisis keuangan


studi kelayakan bisnis dan investasi adalaah payback period, net present
value, dan internal rate of return. Semua metode tersebut digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dari investasi yang
akan dikeluarkan. Metode NPV dan IRR merupakan metode yang paling
baik dalam memberikan gambaran profitabilitas suatu investasi, karena

6
metode ini telah mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of
money

2.5 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Busro (2017:10) tahapan studi kelayakan bisnis adalah:

1. Survey pengumpulan data yang berkaitan dengan:


a. Jenis usaha yang sudah dan belum banyak dilakukan oleh pelaku
bisnis yang lain pada suatu wilayah tertentu.
b. Lokasi yang akan dipilih, aman dari gangguan banjir, ggempa,
bencana alam lain, petir, polusi udara, suara, dan air.
c. Modal yang diperlukan untuk memulai usaha, termasuk besarnya
modal cadangan yang harus disiapkan.
d. Sumber daya (input) yang akan diolah (bahan baku)
e. Sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha, baik SDM
pimpinan, staf, dan lapangan
f. Khalayak sasaran yang akan membeli atau meminta jasa
2. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui survey penyebaran angket
atau questioner, wawancara mendalam dengan masyarakat dan pelaku
usaha yang sudah berjalan, pengamatan partisipatif, dan data
dokumentasi
3. Setelah data terkumpul, hal berikutnya yang harus dilakukan adalah
analisis data. Proses analisis data yang dipilih hanya data yang benar-
benar valid dan dipercaya kebenarannya. Apabila data berupa data
kualitatif, maka dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan
qualitative analysis, yang meliputi pengumpulan data, penyajian data,
reduksi data, klasifikasi data, dan penarikan simpulan. Proses
penyajian data dapat dilakukan secara naratif atau deskriptif
berdasarkan klasifikasi atau tipologi data yang telah ditetapkan.
4. Pemantapan hasil studi kelayakan bisnis. Hasil studi kelayakan bisnis
hendaknya tidak langsung diputuskan untuk dilaksanakan atau tidak.
Akan tetapi perlu direnungkan kembali, untuk dan ruginya jika

7
dilaksanakan proyek bisnis tersebut. Langkah ini sebagai bentuk
kehati-hatian seorang pebisnis sebelum memulai usahanya.

2.6 Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen secara umum diartikan sebagai pengelolaan,


penataan atau pengaturan. Manajemen menurut R.W Griffin dalam
Zakiyudin (2016:1) adalah serangkaian kegiatan termasuk perencanaan
dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian
yang diarahkan pada sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan,
fisik, dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi
dengan cara yang efektif dan efisien. Sedangkan manajemen menurut
Terry dalam Ambarita (2013:18) terdapat empat fungsi manajemen yaitu:

1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pelaksanaan)
4. Controlling (Pengawasan).

2.7 Peranan Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Ibrahim (2009:127), dalam usaha untuk melaksanakan


proyek/usaha yang telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, peranan
manajemen tidak dapat diabaikan untuk keberhasilan dari usaha tersebut.
Bagaimanapun baiknya prospek dari gagasan usaha/proyek yang
dilaksanakan, tanpa didukung dengan manajemen yang baik, tidak
mustahil akan mengalami kegagalan.

Berdasarkan pada masalah ini pula, perlu diuraikan di sini tugas-tugas


penting yang perlu dilaksanakan agar tujuan yang telah tercantum dalam
studi kelayakan dapat tercapai.Pada umumnya tujuan yang tercantum
dalam studi kelayakan adalh tujuan makro yang msih perlu unntuk
dijabarkan dalam bentuk mikro sehingga jelas apa yang akan dikerjakan.
Berdasarkan pada uraian ini, tugas pokok yang harus dilakukan adalah

8
menyangkut dengan fungsi manajemen, antara lain perencanaa,
pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, dan
pelaksanaan pengawasan.

1. Perencanaan Tujuan dari gagasan usaha/proyek adalah untuk


mendapatkan keuntungan/manfaat sesuai dengan tujuan yang telah
tercantum dalam studi kelayakan. Untuk mencapai tujuan ini masih
diperlukan suatu perencanaan secara menyeluruh beserta kebijakan
yang diperlukan, di samping perlu adalnya pedoman kerja agar para
karyawan dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan. Langkah
selanjutnya, perlu ditetapkan suatu program kerja untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan serta menyusun kegiatan-kegiatan yang
diperlukan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka, baik dalam
bentuk kuantitas maupun dalam bentuk nilai yang dituangkan dalam
anggaran perusahaan. Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga
harus dilakukan dengan sebaik mungkin, seperti membuat anggaran
pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan anggaran
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing
usaha/proyek yang dijalankan. Perencanaan dari masing-masing
anggaran juga harus direncanakan secara mendetail, umpamanya
dalam bidang anggaran pembelian bahan, bahan apa saja yang akan
dibeli, berapa jumlah bahan pada setiap pembelian, berapa harga dari
masing-masing bahan, siapa yang menangani masalah pembelian, dan
bagaimana masalah pengangkutannya, pergudangan, dan lain
sebagainya.
2. Pengorganisasian Untuk memudahkan pelaksanaan dari perencanaan
yang telah ditetapkan perlu dibentuk kelompok-kelompok kerja dari
berbagai aktivitas berdasarkan pada urutan kegiatan, serta
mengelompokkan orang-orang ke dalam hubungan kerja dengan
sebaik-baiknya sehingga para pekerja dapat bekerja dengan
seekonomis mungkin dalam bidangnya masing-masing. Langkah
konkret dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan mengadakkan

9
pembagian pekerjaan/tugas yang jelas di antara pekerjaan serta
mengelompokkannya ke dalam suatu struktur organisasi, seperti
bagian pembelian, bagian produksi, bagian pemasaran, bagian
administrasi, dan lain sebagainya sesuai dengan kegiatan usaha. Dalam
pembentukan struktur organisasi ini yang perlu mendapat perhatian
adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan
usaha/proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan
sistem pengolahan telah ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang
telah ditentukan seperti dalam rencana di atas), berdasarkan pada
kegiatan ini pula disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan
sesuai untuk menjalan kan kegiatan tersebut. Setelah struktur
organisasi terbentuk sesuai dengan rencana, baru kemudian ditentukan
jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.
3. Pengadaan tenaga kerja Pembentukan struktur organisasi yang dibuat
tentu telah didasarkan pada bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari
kegiatan usaha/proyek yang direncanakan. Dan berdasarkan struktur
organisasi ini pula baru ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian
yang diperlukan. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, struktur yang telah dibentuk, dan
jenis keahlian apa saja yang diperlukan, atau kemungkinan akan
diadakan pendidikan ulang dengan dasar pengetahuan yang ditentukan.
Apabila gagal dalam pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan
pekerjaan yang tersedia, karyawan akan mengalami kesukaran dalam
pelaksanaa pekerjaan. Berdasarkan pada uraian ini, dalam mengadakan
tenaga kerja harus benar-benar diperhatikan agar rencana yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
4. Pelaksanaan pengarahan Dalam menjalanklan pekerjaan, pimpinan
perusahaan atau proyek harus dapat mengarahkan para karyawan untuk
mengerjakan pekerjaan dengan cara memberikan instruksi, petunjuk,
dan lain sebagainya. Untuk mudahnya para karyawan dalam
menjalankan tugasnya, pimpinan harus mendelegasikan kekuasaan

10
pada pimpinan menengah, agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
dan memberikan pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan.
Pimpinan juga harus dapat mengembangkan kerja sanama yang baik
antara karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan
efisien, di samping harus diperhatikan kesulitan para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
5. Pelaksanaan pengawasan Pimpinan perusahaan atau proyek harus
melakukan pengawan terhadap kegiatan usaha yang dikerjakan secara
teratur. Apakah hasil dari pekerjaan telah sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan
tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi secara terus menerus.
Untuk mencapai tujuan proyek dalam jangka panjang, sebaiknya
dibuat dalam tujuantujuan jangka pendek agar udah dalam
pengawasan.

2.8 Implikasi Pada Studi Kelayakan Bisnis

Hasil studi aspek manajemen hendaknya memberikan informasi


dalam dua kegiatan pokok, yaitu manajemen dalam pembangunan
proyek bisnis dan manajemen dalam implementasi bisnis rutin dalam
hal :

1. Perencanaan
Hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang
di gunakan dari sisi jangka waktu dan dari sisi tingkatan manajemen.
Perencanaan juga hendaknya dapat dinilai dari sisi fungsinya. Program
kerja yang tidak terlepas dari anggaran merupakan suatu perencanaan
juga, hendaknya dibuat dengan teknik – teknik tertenttu, sehingga
dapat dinilai apakah program kerja tersebut layak atau tidak waktu
direalisasikan dalam kedua kegiatan pokok di atas.
2. Pengorganisasian
Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah- langkah
pengorganisasian di dalam dua kegiatan pokok diatas dapat

11
direncanakan dan di perkirakan akan berjalan dengan baik. Langkah-
langkah pengorganisasian itu yang utama adalah mampu membuat
perencanaan berupa : rincian seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan,
pembagian beban kerja ke dalam aktivitas – 18aktiivitas yang akan
dikerjakan oeh para pekerja, pengkombinasian pekerjaan – pekerjaan
yang ada. Penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan pekerjaan –
pekerjaan yang ada, penetapan mekanisme untuk pengkoordinasikan
pekerjaan, dan pemantauan efektivitas organisasi dan pengambilan
langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau
meningkatkan efektifitas. Pedoman untuk memperoleh strukrur
organisasi dan aktivitas organisasi yang baik, dan mengacu pada asas
organisasi. Struktur organisasi yang akan dibentuk, baik dalam
membangun proyek bisnis maupun dalam mengimplementasikan
bisnis secara rutin, perlu memperhatikan faktor-faktornya, bentuk-
bentuknya, termasuk ukuran-ukuran untuk menilai prestasinya,
sehingga dapat dipilih struktur organisasi yang pas.
3. Penggerakan
Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen yang lain,yaitu
penggerakan, apakah layak atau tidak layak. Pengkajiannya dapat
melalui beberapa aspek pokok, yaitu: bahwa manajemen hendaknya
dapat mempengaruhi orang-orang agar bersedia bekerja dengan baik
bahkan lebih baik, mampu melakukan daya tolak pada seseorang
anggota perusahan bila dianggap perlu, mampu memupuk kesetiaan
pada tugas, pemimpinan dan perusahaan di mana karyawan bekerja.
4. Pengendalian.
Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendalian bagi kedua
kegiatan pokok ini, sehingga dapat diambil keputusan layak atau tidak
layaknya aspek ini. Kajian dappat diarahkan dalam fungsi pokok
pengendalian, yaitu : mencegah secara maksimal terjadinya
penyimpangan –penyimpangan atau kesalahan-kesalahan,
memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi

12
mendinamisasikan organisasi kearah yang lebih efektif dan efesien
serta mempertebal rasa tanggung jawab setiap unit organisasi dengan
selalu bekerja secara benar, sehingga penyimpangan-penyimpangan
menjadi sulit muncul. .

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aspek manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa


aspek kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan bisnis. Aspek
manajemen timbul setelah kegiatan usaha/proyek tersebut mempunyai
peluang pasar yang cukup cerah pada masa mendatang. Aspek manajemen
dalam studi kelayakan bisnis menyangkut fungsi-fungsi manajemen secara
umum/makro, pokok bahasan yang menyangkut dengan fungsi manajemen
antara lain, perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja,
pengarahan pekerjaan, dan pelaksanaan pengawasan. Masing-masing
fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun harus dilaksanakan
secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi
yang lain sangatlah erat. Aspek manajemenn dapat mengkoordinasi
dengan benar antara sumber daya ekonomi yang dimiliki dengan
kebutuhan kegiatan-kegiatan proyek, agar proyek dapat terlaksana seperti
yang diharapkan.

Implikasi aspek manajemen pada SKB yaitu, apakah mulai dari aspek
manajemen tentang perencanaan hingga pengendalian semua dirasa sudah
layak atau tidaknya dalam pembuatan suatu proyek, sehingga hal hal
seperti kendala yang akan terjadi nantinya selama perjalanan proyek
tersebut tidak akan menghambat berlangsungnya proyek – proyek bisnis
yang akan dijalankan oleh suatu organisasi, baik organisasi formal atau
informal.

3.2 Saran

Diharapkan organisasi dalam mengaplikasi aspek manajemen skb ini


kedalam organisasinya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sebuah

14
perusahaan harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui
pencapaian tujuan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Busro, Muhammad. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Expert

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Rangkuti, Freddy. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Zakiyudin, Ais. 2016. Manajemen Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

16

Anda mungkin juga menyukai