Perpres No. 19 / 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Perpres No. 12/2013
tentang Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 99/ 2015 Tentang Perubahan atas Permenkes No 71 / 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 64 / 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan menteri Kesehatan
Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
UU NO 40 TAHUN 2004 TENTANG SJSN
BAB VI Program Jaminan Sosial
Bagian Kesatu
Jenis Program Jaminan Sosial
Pasal 22
(1) Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan
berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis
habis pakai yang diperlukan
Penjelasan
Yang dimaksud pelayanan kesehatan dalam pasal ini meliputi pelayanan
dan penyuluhan kesehatan, imunisasi, pelayanan keluarga berencana,
rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat dan tindakan medis
lainnya…………..
Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 21
(4). Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi konseling, pelayanan kontrasepsi termasuk
vasektomi dan tubektomi, bekerjasama dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(4a) Ketentuan mengenai pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi
bagi peserta jaminan kesehatan di fasilitas kesehatan diatur dengan
Peraturan Kepala Badan kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
(5). Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4a) disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
PERMENKES RI NO. 64 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Tarif Pelayanan KB :
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) : kapitasi & non kapitasi
a. Tarif Kapitasi: Pil dan Kondom
b. Tarif non kapitasi
Sasaran Strategis:
1. Meningkatnya jumlah PA tambahan
2. Meningkatnya persentase kesertaan ber KB di daerah
tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan terluar (DTPK)
Tahun 2018
IUD KIT Penyediaan
melalui DAK
Kabupaten/Kota
GYNECOLOGY BED
Fasilitas
Kesehatan
Tingkat Pertama
• Dalam Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas memiliki jaringan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Bidan di
desa, dan Puskemas Keliling (Pusling)
• Bidan Praktik Mandiri dapat menjadi jejaring dari puskesmas atau FKTP lainnya yang telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Klasifikasi Pelayanan KB di Faskes
Konseling
Faskes
tingkat a. Faskes yang Pemberian pil, suntik dan kondom
pertama melayani KB Penanggulangan efek samping & komplikasi
(FKTP) Sederhana sesuai dengan kemampuan
- Puskesmas Upaya rujukan
1.
- Klinik
Pratama
b. Faskes yang Pelayanan KB sederhana Plus pemasangan
- Praktik
dokter melayani KB IUD/implan
- RS Tipe D
pratama
Lengkap Dan atau pelayanan vasektomi
TFR CPR
140 61,4 61,9 63,6
4 57,4 60,3
3 2,85 2,75 120 54,7
3
2,63 2,6 2,6 2,4 100
49,7
80
54,7 56,7 57,4 57,9 57,2
2 60 47,1 52,1
40
1 TARGET RPJMN 2019 : TARGET RPJMN 2019 : All methods
TFR : 2,28 Per WUS 20
CPR : 66% Modern
0 0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017
Nas
Unmet need Prov > Unmet need
Papua Barat 11 12,7 23,7
Maluku 8,8 10,2 19
Maluku Utara 7,7 10 17,7
NTT 9,8 7,7 17,6
Kalimantan Utara 6,2 9,6 15,8
NTB 7,9 7,7 15,7
DKI Jakarta 6,5 9,2 15,7
Papua 6 9,2 15,2
Sulawesi Tenggara 8,2 7 15,2
Sulawesi Barat 7 7,6 14,6
Sulawesi Selatan 6,3 8 14,4
Gorontalo 3,9 9,1 12,9
Sulawesi Utara 4,8 7,6 12,4
Aceh 5,6 6,7 12,3
Riau 5,8 5,5 11,3
Jawa Barat 4 7 11
Jawa Tengah 3,7 7,1 10,8
Bali 2,6 8 10,7
Sumatera Utara 3,8 6,9 10,7 19 Prov
Indonesia 4,1 6,5 10,6
Kalimantan Timur 4 6,2 10,2
15 Prov
Nas
Unmet need Prov < Unmet need
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
3,7
5,3
6,3
4,5
10,1
9,8
Target Renstra 2015-2019
Banten 4,2 5,7 9,8
Sulawesi Tengah 3,1 6,3 9,4 INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Sumatara Barat 2,9 6,2 9,1
Sumatera Selatan 2,7 5,9 8,6 Persentase kebutuhan ber- 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91
Kalimantan Selatan 2,5 6 8,5 KB yang tidak terpenuhi
Lampung 3,2 5,2 8,4 (unmet need)(%)
Jawa Timur 2,7 5 7,8
Bengkulu 2,8 4,1 6,9
Jambi 2,9 3,9 6,8 Penjarangan
Kalimantan Tengah 2,1 4,2 6,3 Pembatasan
D.I Yogyakarta 1,8 4,4 6,3 Total Unmet Need
Bangka Belitung 1,5 4,1 5,6
0 10 20 30 40 50
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
PA MKJP DAN NON MKJP TERHADAP CPR CARA MODERN (%)
NTT 57,63 42,37
Sumatera Utara 59,82 40,18
Gorontalo 62,18 37,82
Bali 62,41 37,59
D.I Yogyakarta
Nas
Total Demand Prov > Total Demand
D.I Yogyakarta 6,3 76 82,2
Sulawesi Utara 12,4 67,4 79,8
Kalimantan Tengah 6,3 73,2 79,5
Bali 10,7 67,3 78
Lampung 8,4 69,6 77,9
Jawa Timur 7,8 69,8 77,6
Bengkulu 6,9 70,5 77,4
Bangka Belitung 5,6 71,1 76,8
Kalimantan Timur 10,2 66,5 76,7
Kalimantan Barat 9,8 66,9 76,7
Kalimantan Selatan 8,5 68,1 76,6
Jawa Tengah 10,8 65,7 76,5
Jambi 6,8 69,7 76,5 17 Prov
Sumatera Selatan 8,6 67,8 76,4
Sulawesi Tengah 9,4 65,4 74,9
Gorontalo 12,9 61,6 74,5
Jawa Barat 11 63,3 74,3 Total Demand = Unmet Need+Met Need
Indonesia 10,6 63,6 74,2
DKI Jakarta 15,7 56,9 72,6
Riau 11,3 60,3 71,6
Nas
Total Demand Prov < Total Demand
Banten
Sulawesi Selatan
9,8
14,4
61,6
56,8
71,4
71,1
17 Prov
Maluku Utara 17,7 51,9 69,6
Sumatera Utara 10,7 58,9 69,5
Sumatera Barat 9,1 60,1 69,2 Unmet need Met need
Kepulauan Riau 10,1 59 69,1
Sulawesi Tenggara 15,2 53,8 69
Sulawesi Barat 14,6 54,2 68,8
Kalimantan Utara 15,8 52,8 68,6
NTB 15,7 52,3 68
NTT 17,6 50,2 67,7
Maluku 19 46,9 65,8
Papua Barat 23,7 40,5 64,2
Aceh 12,3 51,6 63,9
Papua 15,2 38,4 53,6
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
% Tingkat Putus Pakai Per Metode % Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi
Kontrasepsi berdasarkan Alasannya
IUD 9
Alasan Lainnya 1,9
IMPLAN 6,4
Kegagalan Metoda 1,6
MOW 0,7 Metoda lain terkait alasan )** 1,3
0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35
900
797
800
700 602
600 534
500 TAHUN 2016
Total : 4,912
400
300 253 240
182 169 156
200 142 139 130 108
103 97 96 95 94 92 92 86 74 73 73
100 61 59 54 50 49 47 46 41 39
24 15
0
800 695
700 TAHUN 2017
Total : 4,294
600 529
475
500
400
300 230 193
200 147 138 119 119 117 113 110
107 103 97 91 86 86 75 74
100 61 59 53 53 53 45 44 43 39 34 33 28 24
21
0
KALTARA
RIAU
KALBAR
KALSEL
LAMPUNG
KALTIM
SULTENG
PAPBAR
Banten
JATIM
SUMUT
Bali
Kep. BABEL
DIY
SULUT
MALUT
NTB
MALUKU
NTT
SULBAR
JABAR
SULTRA
SULSEL
SUMBAR
SUMSEL
KALTENG
JAMBI
PAPUA
Kep. RIAU
ACEH
BENGKULU
JATENG
DKI JAKARTA
GORONTALO
Sumber : Data Rutin Kesga, 2016-2017
STATUS KESEHATAN PEREMPUAN INDONESIA
Nikah Kehamilan
Ca Ca cervix remaja (15- remaja (15-
Kekerasan: 1
payudara 12,8% 19 th) 19 th)
dari 3
28,7% perempuan 23,9% 48/1000
Ketidaksetaraan Gender:
Keterbatasan Diskriminasi, Subordinasi, Rentan
Persepsi Budaya Kondisi Geografis
Sosial-Ekonomi Mengalami Kekerasan,
Peran Ganda
FKTP 21.474
Sinkronisasi data faskes yang melayani
FKRTL 2.500
KB dan berikan K/0/KB
TOTAL 23.974
Jumlah Faskes KB yang Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
dan Teregister di SIM BKKBN
25.000
Total Faskes
15.000 14.211
13.209
Target 2017 57,2%
10.462 dari target Renstra
10.000 9.511 53.342 Faskes
37,8%
8.037
7.138
-
SEMESTER 1 2016 SEMESTER 2 2016 SEMESTER 1 2017
Keterangan:
• Jumlah faskes yang teregistrasi mengalami penurunan terus menerus
• Jumlah yang bekerjasama dengan BPJS mengalami peningkatan
Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 & 2 tahun 2016 serta semester 1 tahun 2017
Jenis faskes yang teregistrasi dalam SIM BKKBN 2017
catatan:
Pustu dan praktik bidan mandiri harusnya tidak berdiri sebagai Faskes KB karena merupakan
jejaring/jaringan Faskes KB; Faskes lainnya terlalu banyak dan harus didentifikasi lagi lebih
lanjut. Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 tahun 2017
Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kes
GORONTALO 8,50 91,50
SUL. BARAT 8,53 91,47
BENGKULU 13,17 86,83
BALI 20,00 80,00
DIY 22,87 77,13
JATIM 31,30 68,70
RIAU 33,62 66,38
SULSEL 34,29 65,71
SUMSEL 34,86 65,14
KALTARA 37,70 62,30
JAMBI 38,70 61,30
BABEL 42,39 57,61
JABAR 44,61 55,39
BANTEN 44,87 55,13
KALSEL 48,77 51,23
LAMPUNG 48,86 51,14
JATENG 49,22 50,78
NASIONAL 52,38 47,62 tidak bekerjasama
NAD 56,28 43,72
NTT 58,09 41,91 bekerjasama
SUMUT 59,72 40,28
KALTIM 62,04 37,96
KEP. RIAU 64,77 35,23
NTB 65,02 34,98
DKI 65,75 34,25
KALBAR 67,49 32,51
SULTENG 68,00 32,00
SULTERA 69,75 30,25
SUMBAR 74,12 25,88
SULUT 74,55 25,45
KALTENG 80,74 19,26
MALUT 88,57 11,43
PAPUA BARAT 98,49 1,51
MALUKU 99,21 0,79
PAPUA 100,00 0,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
Catatan:
jumlah faskes pemerintah yang teregistrasi 14.502
dan yang tercatat bekerjasama dengan BPJS
kesehatan hanya 9.511 Faskes
Sarana Penunjang
Capaian
peserta KB
baru (PB)
setiap
SDKI tahunnya tidak
memberikan
2007
dampak yang
signifikan
terhadap
pertambahan
Peserta KB
aktif
PENAMBAHAN PA TAHUN 2017
Tahun Bulan Jumlah PA Penambahan PA dibandingkan
Des 2016
Sumber Data: Laporan umpan balik Pengendalian Lapangan Des 2016 – Des 2017
4. Kab galciltas dan kota 1. Kebijakan pelayanan bergerak masih dalam proses;
(miskot) yang 2. Belum optimalnya pelayanan KB di wilayah DTPK, dan miskin
difasilitasi kesertaan perkotaan;
ber KB 3. Masih rendahnya kesertaan KB pria
4. Penggarapan wilayah unmet need belum optimal.
Isu strategis & tantangan (3)
No Isu strategis Tantangan
5. Peningkatan kualitas 1. Belum optimalnya promosi dan konseling KBKR di faskes dan
kesehatan reproduksi di kelompok kegiatan, tribina dan UPPKS
Faskes KB dan poktan 2. Belum meratanya pengetahuan tenaga penyuluh KB
(PKB/PLKB) tentang program KB dan KR
3. Bahan promosi dan konseling hak-hak reproduksi yang belum
merata penyebarannya;
4. Mekanisme promosi dan konseling hak-hak reproduksi di
Faskes dan poktan;
6. Sistem rujukan 1. Belum berjalannya sistem rujukan horisontal antar FKTP untuk
horisontal pelayanan KB yang terkendala dari aspek SDM atau sarana;
2. Belum tersedia sistem informasi /kerjasama (termasuk sistem
klaim) antar FKTP yang merujuk/menerima rujukan.
7. Pelayanan KB rumah 1. Batasan pelayanan KB di Rumah Sakit (karena sist rujukan);
sakit 2. Rendahnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan/pasca
keguguran di RS;
3. Multi persepsi sistem klaim antar dokter, koder, verifikator RS
dan verifikator BPJS Kes.
4. Bergesernya pola fee for service menjadi pola asuransi bagi
nakes;
5. Sistem pembiayaan berbasis grouping
KEGIATAN STRATEGIS KEDEPUTIAN KBKR (1)
1. Peningkatan CPR terutama MKJP
Pemenuhan kebutuhan alokon sistem cafetaria (khususnya MKJP) dan sarana di
faskes
Perluasan dan peningkatan pelayanan KB MKJP di faskes, jaringan dan jejaringnya
Peningkatan penggerakan dan pelayanan KB termasuk KB pasca persalinan dan
pasca keguguran
Pelatihan teknis medis pelayanan KB dan kualifikasi pasca pelatihan bagi tenaga
kesehatan
Penguatan koordinasi dalam peningkatan cakupan dan kualitas pencatatan dan
pelaporan pelayanan KB serta laporan pengendalian lapangan