Anda di halaman 1dari 10

Nama : MELANA RINI SUTRA WARNI

NIM : 1802050241

Kelas : 4B-D3 Farmasi

PERTEMUAN 8

MUKJIZAT AL-QUR’AN
A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab suci agama islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an adalah
pedoman hidup umat manusia terlebih umat islam di pelosok dunia. Dan Al-Qur’an pun salah
satu kitab yang sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Al-qur’an bukan hanya sekedar
menjadi bahan bacaan, akan tetapi Al-qur’an memiliki multi fungsi dan selalu cocok
dengan fenomena dalam kehidupan ini, hal ini merupakan salah satu mukjizat yang dimiliki oleh
al-Qur’an. Sebagai umat muslim kita harus meyakini akan kebenaran yang terkandung dalam Al-
Qur’an, bukan hanya menyakini tapi juga mengamalkan dan mejadikan sebagai petunjuk
kejalan yang benar

Salah satu obyek lainnya dalam kajian Ulumul Qur’an adalah perbincangan mengenai
mukjizat. Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi
dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Sebagai wahyu pertama yang diterima Rasulullah
SAW, sebagaimana tercantum dalam surah al-Alaq 1-5. Al Quran merupakan mukjizat terbesar
yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Mukjizat ini diturunkan untuk menjadi tuntunan
hidup umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia. Segala permasalahan dan solusi
hidup manusia tercantum dalam Al Quran. Al Quran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran
ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, dan Injil.

B. PENGERTIAN MUKJIZAT AL-QURAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata mukjizat diartikan sebagai
kejadian (peristiwa) yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Sedangkan, secara

1
etimologi mukjizat berasal dari bahasa arab ‫( أعجز‬a’jaza) yang artinya melemahkan atau
menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau ism fa’il (yang melemahkan) disebut mu’jiz. dan bila
kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan,
maka dinamai ‫( معجزة‬mu’jizat). Tambahan ta marbuthah pada akhir kata itu mengandung
makna mubalaghah (superlatif). 

Mukjizat didefinisikan  oleh pakar agama islam antara lain adalah suatu hal atau
peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan
hal serupa, namun mereka tidak mampu melauyani tantangan itu

Dalam Kamus al-Mu’jam al-Washith, mukjizat diartikan:


‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تابدا لنبوته‬

“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas
kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya.”

Imam Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat itu adalah:

‫ سالم من المعارضة‬,‫ مقرون بالتحدى‬,‫أمر خارق للعادة‬

“Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat (tidak ada yang
sanggup) menjawab tantangan tersebut.”

Maka mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki
oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah SWT
kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar
bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. Al-Quran menantang
orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang
yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.

2
Dan mukjizat Al-Qur’an disebutkan dalam surah as-syu'ara ayat 4
ْ َّ‫إِ ْن نَ َشأْ نُنَ ِّزلْ َعلَ ْي ِه ْم ِمنَ ال َّس َما ِء آيَةً فَظَل‬
ِ ‫ت أَ ْعنَاقُهُ ْم لَهَا خَ ا‬
َ‫ض ِعين‬

“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka
senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya”.

C. MUKJIZAT AL-QUR’AN DARI ASPEK BAHASA

Digunakannya bahasa arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa arab memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lain, antara lain :

1. Bahasa Arab adalah bahasa tertua di dunia

Bahasa yang digunakan oleh Al-Qur’an bukan sekedar bahasa Arab biasa, namun
bahasa dengan tingkatan yang tertinggi. Kehebatan karya sastra Arab Jahiliyah yang
tsangan monumental itu tidak dapat mengalahkan bahasa al Quran. Bahasa al Quran itu
adalah mukjizat, untuk menandingi bahasanya, tidak seorangpun dari para penyair Arab
pada waktu itu yang sanggup melakukannya, Dalam banyak ayat al Quran telah
mempersilahkan mereka untuk membuat susunan bahasa seperti al Quran, namun tidak
ada yang mampu melakukannya.

Salah satu perbedaan yang sangat mencolok antara struktur gaya bahasa Al-qur’an
dengan struktur gaya bahasa yang ada pada bahasa lain adalah bahwa segala unsur ke
efektifan dalam struktur gatya bahasa Al-qur’an memang di butuhkan secara alami

2. Huruf, bunyi struktur huruf, dan bunyi Al-qur’an

Dari pemilihan kata dan kalimat misalnya, Al-Qur`an mempunyai sinonim dan
homonym yang sangat beragam.

a. Susunan suara kata-kata yang di gunakan terasa lembut dan indah di gunakan.
b. Bahasa al-qur’an dapat di terima oleh semua lapisan manusia baik oleh orang awam
maupun oleh kaum cendikiawan.
c. Sejalan dengan akal sehat dan dapat menyentuh perasaan.

3
d. Secara utuh keindahan sajian al-qur’an serta keindahan susunan bahasanya tak
ubahnya suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta
perhatian.
e. Kaya akan ragam kata dan kalimat yang di gunakan dalam al-qur’an sehingga
memancarkan keindahan bahasa dan keluesan maknanya.
f. Susunan al-qur’an mudah di pahami oleh semua lapisan masyarakat hanya dengan
melihat segi yang tersuratnya saja.

Dalam susunan kata dan kalimatnya dapat dilihat dari hal-hal berikut ini :

1. Nada dan Langgamnya


Mendengar ayat Al-Qur’an, hal pertama yang terasa ditelinga adalah nada
dan langgamnya. Seni baca Al-Qur’an ialah bacaan Al-Qur’an yang bertajwid
diperintah oleh irama dan lagu. Didalam melagukan Al-Qur’an akan lebih
indah bila diwarnai dengan macam-macam lag. Irama itu muncul dari
keserasian huruf dan kata-kata yang dipilih sehingga menimbulkan
keserasian bunyi, dan keserasian bunyi itu menimbulkan keserasian irama.
2. Singkat dan Padat
Al-Qur’an memiliki keistimewaan bahwa kata dan kalimat-kalimatnya yang singkat dapat
menampung sekian banyak makna. Ia bagaikan berlian yang memancarkan cahaya dari
setiap sisinya

Terdapat dalam (Q.S Al-Baqarah 2:212)


ُ ‫َوهَّللا ُ يَرْ ُز‬
ٍ ‫ق َم ْن يَ َشا ُء بِ َغي ِْر ِح َسا‬
‫ب‬
Ayat ini bisa berarti:
a. Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa ada yang berhak
mempertanyakan kepada-Nya mengapa Dia memperluas rezeki kepada seseorang
dan mempersempit yang lain.
b. Kata al-Thuma’ninah (Kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq Allah memberikan rezeki
kepada seseorang tanpa yang bersangkutan dihitng secara detail amal-amalnya.

4
c. Allah memberikan rezeki kepada seseorang dengan jumlah rezeki yang amat banyak
sehingga yang bersangkutan tidak menghitungnya.
3. Memuaskan Para Pemikir dan Orang Banyak
Jika anda membaca suatu arti kel, maka anda boleh jadi menilainya sangat
dangkal sehingga ti dak sesuai dengan selera pemikir dan ilmuan. Boleh jadi
juga sebaliknya, sehingga ia ti dak dapat dikonsumsi oleh orang kebanyakan.
Al-Qur’an ti dak demikian, bias jadi seorang merasa puas dan bisa memahami
ayat-ayat Al-Qur’an sesuai keterbatasannya, tetapi ayat yang sama dapat
dipahami dengan luas oleh fi losof  
4. Memuaskan Akal dan Jiwa
Ada sesuatu yang unik dalam Al-Qur’an , yaitu Al-Qur’an menggunakan aneka
gaya. Sekali dengan perintah tegas, dan dikali lain dengan menyatakannya
sebagai kewajiban. Sementara di tempat lainlagi dengan melukiskannya
sebagai kebijakan atau mewasiatkan. Atau menjanjikan pelakunya ganjaran
yang banyak.
5. Keindahan dan Ketepatan Maknanya
Secara Umum, Said Aqil merangkum keisti mewaan Al-Qur’an dari susuan
kata dan kalimatnya adalah sebagai berikut :
a. Kelembutan Al-Qur’an secara lafziyah yang terdapat dalam susunan suara
dan keindahan bahasa.
b. Keserasian Al-Qur’an baik untuk orang awam maupun cendekiawan .
c. Sesuai dengan akal dan perasaan, yakni Al-Qur’an memberi doktrin
kepada akal dan hati , serta merangkum kebenaran serta keindahan
sekaligus.
d. Keindahan sajian serta susunannya, seolah-olah suatu bingkai yang dapat
memukau akal dan memusatkan tanggapan dan perhati an .
e. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam
dalam bentuknya.
f. Mencakup dan memenuhi persayaratan global dan terperinci .

5
g. Dapat memahami dengan melihat yang tersurat dan tersirat .

6. Keseimbangan Redaksi Al-Qur’an


 Keseimbangan kata yang bertolak belakang :
a. Kata al-hayah (hidup) dan al-maut (mati), masing-masing disebut 145 kali.
b. Kata al-naf’ (manfaat) dan al-madhorroh (mudarat), masing-masing disebut 50
kali.
c. Kata al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing disebut 4 kali.
d. Kata as-sholihat (kebajikan) dan al-sayyi’at (keburukan), masing-masing disebut
167 kali.
e. Kata al-Thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/
kekesalan) masing-masing disebut 13 kali.
f. Kata ar-rohbah (cemas/takut) dan al-roghbah (harap/ingin), masing-masing
disebut 8 kali.
g. Kata al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definitif, masing-
masing disebut 17 kali.
h. Kata al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk Indifinitif, masing-
masing disebut 8 kali.
i. Kata al-shoyf (musim panas) dan al-syita’ (musim dingin) masing-masing disebut
1 kali.
 Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya (dua kata yang artinya sama) :
a. Al-harts dan al-Ziro’ah (membajak/bertani), masing- masing disebut 14 kali
b. Al-’ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing disebut 27
kali
c. Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing disebut 49 kali.
d. Al-jahr dan al-’alaniyah (nyata), masing-masing disebut 16 kali.
 Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunju kepada
akibatnya :
a. Al-infak (infak) dengan al-ridho (kerelaan), masing-masing disebut 73 kali

6
b. Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasanah (penyesalan) masing-masing disebut 12
kali.
c. Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahroq (neraka/pembakaran),
masing-masing 154 kali.
d. Al-Zakah (zakat/penyucian) dengan al-barokat (kebajikan yang banyak), masing-
masing disebut 32 kali.
e. Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghodb (murka), masing- masing disebut 26 kali
 Keseimbangan jumlah kata dengan kata penyebabnya :
a. Kata al-isrof (pemborosan) dengan al-sur’ah (ketergesa- gesaan), masing-
masing disebut 23 kali
b. Kata al-maio’izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing
disebut 25 kali
c. Kata al-asro (tawanan) dengan al-harb (perang), masing- masing disebut 6 kali
d. Kata al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali
 Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbangan
khusus :
a. Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali sebanyak hari-hari
dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural
(ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama
dengan jumlah hari dalam sebulan. Di sisi lain, kata yang berarti "’bulan"
(syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam
setahun.
b. Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada "tujuh".
c. Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rosul (rosul)
atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi
peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan
jumlah penyebutan nama-nama nabi, rosul dan pembawa berita tersebut, yakni
518 kali.

7
D. MUKJIZAT AL-QUR’AN DARI ASPEK SEJARAH

Al-Qur’an memuat banyak kisah-kisah masa lalu atau sejarah masa lampapu
yang mengandung banyak pelajaran bagi peradaban umat manusia sampai saat ini.
Sehinga keunggulan al-Qur’an dari segi sejarah ini yang ti dak bisa di tandingi oleh
ahli sejarah (Sejarahwan sekalipun) menjadi salah satu segi kemukjizatan al-Qur’an.
Allah berkalam dalam surah Hud/11 : 49,

C‫ع‬C‫بٱقلة‬Cَ Cِ َ ۡ Cٰ ‫ب‬Cِۡ Cۖۡ C‫ٱف‬Cَ


C‫ن‬C‫ َّإ‬Cِ C‫ر‬C‫ص‬ C‫ذه‬C‫ َا‬CَۖCٰ C‫ل‬C‫ِبق‬CَCۡ C‫ن‬C‫م‬Cِ C‫ك‬Cَ‫م‬C‫و‬Cُ‫ق‬Cَۡ C‫اَلو‬Cَ C‫ت‬CَC‫نأ‬Cَ C‫ٓا‬C‫ه‬C‫عم‬Cَ ‫تل‬CُCَ ۡ C‫ت‬CَC‫نك‬Cُ C‫ام‬Cَ C‫ك‬C‫يَلإ‬Cَِ Cۖۡ C‫ٓا‬C‫ه‬Cَ‫يح‬Cِ‫و‬C‫ن‬Cُ CِC‫يغ‬C‫ٱل‬CَCۡ
C‫ب‬ C‫ء‬CC‫بِنأٓا‬CََCۢ C‫ن‬C‫م‬Cِۡ C‫ك‬C‫لَت‬CِCۡ
٤٩C‫ن‬CَC‫لتيمق‬CِCَّ ُ Cۡ

”itu adalah diantara berita-berita penti ng tentang yang gaib yang kami wahyukan
kepadamu (muhammad), ti dak pernah kamu mengetahuinya, dan ti dak pula
kaummu sebelum ini”.

Terdapat pula kisah-kisah peradaban yang sukar dibukti kan dengan peneliti an
sejarah karena sukarnya pelacakan data, kecauli melalui peneliti an-peneliti an
arkeologis yang sangat mahal. Seperti peneliti an tentang kota iram yang
diungkapkan al-Qur’an dalam surah al-Fajr/89 : 6-8.

٨ C‫بل‬C‫لٱ‬C‫َ ِد‬Cۡ ِ Cٰ C‫ي‬C‫ف‬Cِ C‫ثامه‬C‫ َل‬Cُِ ۡ C‫ق‬C‫لخ‬CۡC‫ َي‬Cُۡ C‫لم‬CَCۡ C‫ي‬C‫لت‬C‫َِّٱ‬  ٧ C‫د‬C‫اِم‬C‫ع‬C‫ٱ َل‬CِCۡ Cِ C‫اذ‬Cَ
C‫ت‬ C‫رم‬Cَ‫إ‬Cِ ٦ C‫د‬C‫اٍع‬C‫ب‬Cَِ C‫ك‬Cَ‫بر‬CُّCَ C‫ل‬C‫ع‬Cَ ‫ف‬Cَ C‫ف‬CَC‫يك‬Cَۡ C‫ر‬C‫ َت‬Cَ C‫لمأ‬CَCۡ
”apakah kamu ti dak memperhati kan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadao kaum
‘Ad. Yaitu penduduk iram yang memiliki bangun-bangunan yang ti nggi. Yang belum
pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain”.

E. MUKJIZAT AL-QUR’AN DARI ASPEK RAMALAN MASA DEPAN

Al-Qur’an telah menceritakan kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian


masa yang akan datang dengan sangat tepat. Salah satunya yaitu ramalan Al-
Qur’an tentang kemenangan bangsa Romawi setelah sebelumnya mengalami
kekalahan.

Contoh ramalan masa depan yang ada dalam Al-Qur’an, diantaranya  sebagai
berikut:

8
a. Ramalan kemenangan Kerajaan Bizanti um (Romawi) setelah kalah dari Persia
pada beberapa tahun yang lalu. Kemenangan Romawi ini terdapat dalam Al-
Quran Surah ar-Rum ayat 1-5:

Cِ ‫ هَّلِل‬CۗC‫ن‬Cَ‫ي‬C‫نس‬Cِ C‫ع‬Cِ‫ض‬C‫ب‬Cِ C‫ي‬C‫ ف‬ C۞C‫ن‬Cَ‫و‬C‫غبل‬C‫ ِيس‬Cَ C‫بل‬Cَِ


C‫غهم‬ C‫د‬C‫ع‬Cِ ‫ب‬Cَ C‫ن‬C‫م‬Cِ C‫هم‬C‫ ُو‬Cَ C‫ض‬Cِ C‫ر‬C‫أل‬CَC‫ ا‬C‫ى‬C‫ن‬C‫ َأد‬Cَ C‫ي‬C‫ ف‬   C۞  C‫م‬Cُ‫و‬C‫ر‬Cّ‫ل‬C‫ ا‬C‫ت‬ CِC‫بلغ‬Cُِ َ  C۞  C‫م‬C‫ال‬
C‫ز‬CُC‫ي‬C‫ز‬C‫ع‬C‫ا َل‬ C‫و‬C‫ه‬Cَ‫ ُو‬Cَ CۖC‫ء‬Cُ‫ا‬C‫ش‬C‫ي‬Cَ C‫ن‬C‫م‬Cَ C‫ر‬C‫ص‬
ُ Cُ C‫ني‬Cَ Cۚ ‫هَّللا‬Cِ C‫ر‬CِC‫ص‬C‫نب‬Cَِ  C۞C‫ن‬Cَ‫و‬C‫نم‬C‫ ِؤ‬C‫م‬C‫ا ُل‬ C‫ح‬C‫ ُر‬Cَ‫في‬Cَ C‫ئمذ‬Cٍِ‫ َو‬C‫يو‬Cَ CۚC‫د‬C‫ُع‬C‫ب‬Cَ C‫ن‬C‫م‬C‫و‬CِCَ C‫ل‬Cُ‫بق‬Cَ C‫ن‬C‫م‬Cِ C‫ر‬Cُ‫م‬C‫أل‬CَC‫ا‬
C‫م‬Cُ‫ي‬C‫ح‬C‫ر‬CَّC‫ ال‬ ۞

Arti nya: "Alif lâm Mîm. Telah dikalahkan bangsa Rumawi.  di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa
tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di
hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah
Maha Perkasa lagi Penyayang."

Menurut Ibnu Abbas RA ramalan kemenangan umat Islam dalam perang


Badar terjadi tujuh tahun sebelum perang Badar terjadi. [9]

b. Kemenangan umat Islam dalam perang Badar

Kemenangan umat Islam dalam perang Badar  telah dijelaskan


dalamAlquran surah Al-Qamar ayat 44-46 berikut :

C‫هم‬C‫ع ُد‬CُCِ‫و‬C‫م‬Cَ CُCَC‫اس‬CّC‫ال‬


C‫عة‬ C‫ل‬C‫ ِب‬Cَ    C۞    C‫ر‬C‫دَب‬Cُ‫ل‬C‫ُّا‬ C‫ن‬Cَ‫و‬CC‫يول‬Cَّ ُCَ C‫ع‬Cُ‫م‬C‫ج‬Cَ‫ل‬C‫ا‬ C‫زم‬CُCَ‫ه‬C‫يس‬Cَُ ٌ Cِ C‫نمت‬CَCُ
   C۞    C‫ر‬C‫ص‬ C‫ع‬Cٌ‫ي‬C‫م‬C‫ج‬Cَ C‫ن‬Cُ‫ح‬C‫ن‬Cَ C‫ن‬Cَ‫و‬C‫ول‬C‫قي‬Cَ C‫أم‬Cَ
َ
C‫ر‬CُّC‫وم‬C‫أ‬Cَ C‫ى‬Cٰ‫ه‬C‫أد‬Cَ CُCَC‫اس‬CّC‫الو‬Cَ
C‫عة‬   ۞

Arti nya: “Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satugolongan  yang
bersatu yang pasti menang." Golongan itu pasti akandikalahkan dan mereka akan
mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat Itulah hari yang dijanjikan kepada
mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.”

F. MUKJIZAT AL-QUR’AN DARI ASPEK ILMU PENGETAHUAN

Banyak sekali ilmu pengetahuan yang ada dalam Al-Qur’an tersebut dapat dibuktikan pada
abad modern ini, diantaranya sebagai berikut :

a.  Penyerbukan dengan bantuan angin

Penyerbukan dengan bantuan angin ini telah disebut dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat
22 yang berbunyi:

ِ ِ‫َوأَر َسلنَا الرِّيا َح لَواقِ َح فَأَنزَ لنا ِمنَ السَّما ِء ما ًء فَأَسقَينا ُكموهُ َوما أَنتُم لَهُ ب‬
َ‫خازنين‬

9
Artinya: “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”

b. Asal kejadian alam semesta


Terdapat dalam firman Allah Surat Al-Fushshilat ayat 11 yaitu:

َ‫رض ائتِيا طَوعًا أَو َكرهًا قالَتا أَتَينا طائِعين‬


ِ َ‫ُخان فَقا َل لَها َولِأل‬ ٰ ‫ثُ َّم است‬
ٌ ‫َوىإِلَى السَّما ِء َو ِه َي د‬

Artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab:
“Kami datang dengan suka hati”.”

c. Kadar oksigen di angkasa akan berkurang


Penemuan ini sebenarnya telah disinggung oleh al-Qur’an jauh sebelum manusia
melakukan penerbangan, yaitu dalam surat al-An’am ayat 125:

َّ َ‫ضيِّقًا َح َرجًا َكأَنَّما ي‬


‫ص َّع ُد فِي السَّما ِء‬ َ ُ‫دره‬
َ ‫ص‬ ِ ‫سالم ۖ َو َمن ي ُِرد أَن ي‬
َ ‫ُضلَّهُ يَج َعل‬ ِ ‫إل‬ َ ‫ يَش َرح‬Cُ‫فَ َمن ي ُِر ِد هَّللا ُ أَن يَه ِديَه‬
ِ ِ‫صد َرهُ ل‬
Artinya: “Barang siapa yang Allah kehendaki, Allah akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang
siapa yang di kehendaki Allah kesesatan nya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak
lagi sempit seolah-olah ia sedang naik ke langit.”

10

Anda mungkin juga menyukai