Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI APOTEK FA-MITRA PUCUK
Jl. Raya Babat – Lamongan Km 17 RT 02/03 Pucuk - Lamongan

DISUSUN OLEH:
NADIF TUZAIROH (1702050085)
M. UBAIDILLAH (1702050090)
PRISCA KHOIRUN NISAH (1702050127)
RAKHMAH DWI PUTRI (1702050129)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI APOTEK FA-MITRA PUCUK
Jl. Raya Babat – Lamongan Km 17 RT 02/03 Pucuk - Lamongan
01 April 2021

OLEH:

IPUNG ADE ANGGARA (1702050085)


NURUL IZZATUN NISA’ (1702050090)
PRISCA KHOIRUN NISAH (1702050127)
RAKHMAH DWI PUTRI (1702050129)

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kerja lapangan
Diploma III Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan

Disetujui Oleh:

PEMBIMBING LAPANGAN DOSEN PEMBIMBING PKL

apt. Zumatul Amilin S.Farm apt. Devi Ristian O. S.Farm., M.si


NIK.19861003201809091

Mengetahui:
Ketua Program Studi DIII Farmasi
Universitas Muhammadiyah Lamongan

apt. Sri Bintang Sahara M.K.N., M.Farm


NIK.19930618201905106

ii
KATA PENGANTAR

PujisyukurkamipanjatkankepadaTuhanYang MahaEsaatassegala
rahmatdankarunia-Nya sehinggakamidapatmenyelesaikanPraktekKerja
Lapangan(PKL) sertaLaporanPraktek KerjaLapangandiApotek L-Fansyang
dilaksanakan pada Juni 2020 dengan baik dan lancar. PraktekKerja
Lapangandiapotekdilakukansalahsatubentuk praktekpengabdianprofesipara calon
farmasisuntukmemperolehgelarDIIIFarmasidiFakultasFarmasi Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada bulan Juni di Apotek L-
Fans ini bertujuan untukmemberikanbekalpengetahuan,ketrampilan,
danpengalamandalampengelolaanapotekkepada mahasiswa serta meningkatkan
kemampuan dalam mengabdikan profesinyakepadamasyarakat.
KegiatanPraktekKerjaLapanganinidapatterlaksana denganbaiktidak
terlepasdaribimbingandanbantuan berbagaipihak baiksecara langsungmaupun
tidaklangsung. Pada kesempatanini,kamimengucapkanterima kasihatas
kesempatan,perhatian,bimbingansertakerjasamayangtelahdiberikanselama dan
sesudah pelaksanaanPraktek KerjaLapangankepada:
1. Bpk. Drs. H. Budi Utomo, M.Kes, selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
2. Bpk. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan.
3. Bpk. apt. Sri Bintang Sahara M.K.N.,
M.Farm selaku Ketua Program Studi DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah
Lamongan
4. Ibu apt. Devi RistianO. S. Farm., M.Si selaku PembimbingPraktek Kerja
Lapangan (PKL) yang telahmeluangkanwaktunyauntukmembimbing
penulis,sehinggadapat menyelesaikan laporan ini
5. Bpk. apt. Arief Alvian Rahman
S.FarmselakuPembimbingApotek,Apotekerpengelola apotek yang
telahbersediamemberikanizin,petunjuk,nasihatdanbimbingan selamapraktek

iii
kerjaprofesi diapotek L-Fans Parengan.
6. Ibu. apt. Zumatul Amilin S.FarmselakuPembimbingApotek,Apotekerpengelola
apotek yang telahbersediamemberikanizin,petunjuk,nasihatdanbimbingan
selamapraktek kerjaprofesi diapotek L-Fans Parengan.
7. Segenap karyawan ApotekL-Fans yang senantiasa membant dan
memberikan informasiyangdibutuhkan.
8. Orang tua dan saudara kami tercinta yang telah memberikan dorongan,
nasehat, doarestunya, sehinggakamidapat menjalankan PKLdengan lancar.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKLini.
Kamimenyadaribahwa laporaninimasihbanyakkekurangan danjauhdari
sempurna.Kamisangatmengharapkansarandankritikyang bersifatmembangun
darisemua pihak demikesempurnaanlaporanini. Semoga laporan Praktek Kerja
Lapanganinidapatmemberikanmanfaatserta menambahpengetahuandibidang per
apotekan,dapatbermanfaatbagisemua pihak, memberikan kemajuan bagi dunia
kefarmasian padakhususnyadan dunia kesehatan padaumumnya.

Lamongan, Juni 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

i
ii
iii
v
vii
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN
2
2
2
3
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
4
5
7
BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMPAT PKL
8
8
8
10
12
BAB IV KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN
13
14
15
16

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
18
18
19
20

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Lokasi, Sarana dan Prasarana di Apotek
L-Fans Parengan ......................................
9

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Struktur Organisai di Apotek L-Fans
Parengan.................................................... 10

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Gudang Obat Apotek L-Fans
Parengan.............................................. 24
Lampiran 2 Surat Pesanan Apotek L-Fams
Parengan............................................... 25

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Usaha mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal perlu pengadaan
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, instansi, atau masyarakat. Kesehatan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum yang harus diwujudkan. Oleh karena itu, pembangunan
kesehatan menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Proses mewujudkan
pembangunan kesehatan yang berkualitas perlu dipersiapkan tenaga kesehatan
yang memadai.
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan, salah satunya adalah bidang obat-obatan, dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan semakin banyak pula ditemukan obat-obat baru
yang membuat perindustrian farmasi di Indonesia berkembang pesat. Salah
satunya yang bergerak di bidang farmasi adalah apotek.
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang kefarmasian,
apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekejaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat yang dipimpin oleh seorang
Apoteker yang disebut Apoteker Pengelola Apotek (APA). Seorang Apoteker
harus memiliki wawasan yang luas, keterampilan yang memadai mengenai
pelayanan kefarmasian, manajemen apotek, serta kemampuan berkomunikasi
yang baik sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat
luas maupun tenaga kesehatan lainnya.
Untuk itu, apotek sebagai sarana yang bergerak di bidang jasa pelayanan
harus mampu memberikan pelayanan kefarmasian secara tepat dan bermutu, tidak
hanya memfokuskan diri terhadap pengelolaan obat sebagai komoditas (product
oriented), namun juga harus mengedepankan pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien (patient oriented).

2
Mengingat tidak kalah pentingnya peranan Tenaga Teknis Kefarmasian
dalam menyelenggarakan apotek, kesiapan institusi pendidikan dalam menyedia-
kan sumber daya manusia calon Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkualitas
menjadi faktor penentu. Oleh karena itu, Program Studi Diploma III Farmasi
Universitas Muhammadiyah Lamongan bekerja sama Apotek L-Fans Parengan
untuk menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berlangsung dari
tanggal 01 Juni – 26 Juni 2020. Kegiatan PKL ini memberikan pengalaman
kepada calon Ahli Madya Farmasi untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek
dan pelaksanaan pengabdian Ahli Madya Farmasi khususnya di apotek.
1.2 Tujuan PKL
Kuliah Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Apotek L-Fans
Parenganbertujuan :
1. Memahami peran, fungsi dan tugas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di
apotek.
2. Membandingkan ilmu yang dipelajari dengan kenyataan yang dialami di
lapangan, yaitu mampu melaksanakan standar pelayanan farmasi di dunia
perapotekan, khususnya masyarakat pada umumnya.
3. Menambah pengetahuan mengenai aplikasi ilmu farmasi dan
menumbuhkembangkan sikap mandiri, kreatif dan inovatif.
4. Memberikan gambaran yang luas dan jelas mengenai seluruh manajerial dan
pelayanan farmasi di perapotekan dan menjamin penggunaan obat yang
rasional dalam hal pengabdian masyarakat (pharmaceutical care)
5. Mengetahuistrategipengadaan,pengelolaanobat,danpelayananpembekalan
farmasi
6. Mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian khususnyakonsultasi dan
konselingdi Apotek L-Fans Parengan
7. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di apotek, untuk
dijadikangambaran danpembelajaran bagimahasiswa danmenghadapi
dinamika lapangan kerjakemudian hari.

3
1.3 Manfaat PKL
1.3.1 Bagi Apotek
1. Apotek diharapkan mengenal mahasiwa PKL yang bekerja dan belajar
selama di apotek
2. Apotek dapat memberi tugas kepada mahasiswa PKL untuk kepentingan
pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
3. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, mahasiswa PKL lebih
mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan
Apotek. Karena itu, sikap mahasiwa PKL dapat dibentuk sesuai dengan ciri
khas kerja di Apotek.
4. Memberi kepuasan bagi Apotek karena diakui ikut serta menentukan masa
depan anak bangsa melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).
1.3.2 Bagi Intitusi
Tujuan Pendidikan untuk memberikan keahlian yang profesional bagi
peserta didik dan lebih terjamin. Terdapat kesesuaian yang lebih antara teori yang
telah dipelajari selama diperkuliahan dan bisa di terapkan di tempat PKL.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Sebagai tempat untuk menerapkan apa yang telah dipelajarai selama
dibangku perkuliahan dan sebagai tempat belajar mahasiswa yang lebih bermakna
karena saat lulus nanti akan memiliki keahlian yang professional sebagai bekal
untuk meningkatkan kualitas dan sebagai bekal untuk dirinya secara
berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri
dan rasa percaya diri tamatan, dan peserta PKL akan dapat menmbah wawasan
dan ilmu selama bekerja di apotek.

4
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Apotek


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/ SK/IX/2004 bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan
obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, pengertian apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.
Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan, pegendalian mutu
sediaan farmasi pengama-nan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, penge-lolaan obat, pelayanan obat atau resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
(Undang-Undang Ten-tang Kesehatan No. 23 Tahun 1992).
Apotek merupakan salah satu saran pelayanan kesehatan maka dalam
pelayanannya harus mengutamakan kepenteingan perbekalan farmasi yang
bermutu baik dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 tahun 2017 tentang apotek, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Sedangkan yang dimaksud
dengan pelayanan kefarmsian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada psien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(PERMENKES No 73 tahun 2016).
2.2. Tugas dan Fungsi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017.
1. Meningkatkan kualtas pelayanan kefarmasian di apotek.

4
5

2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh


pelayanan kesehatan di apotek.
3.  Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
5. Pelayanan farmasi klinik, termasuk dikomunitas.
2.3. Ketentuan umum dan Peraturan Perundang – undangan
Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI (Permenkes/PMK) terbaru Nomor 9 Tahun 2017 terkait Apotek
pada 30 Januari 2017 dan mulai berlaku sejak 13 Februari 2017. PMK ini dibuat
untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat, perlu penataan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di Apotek.
Selain itu, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotik perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum. Total
36 pasal beserta lampirannya dengan lengkap mengatur Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotik serta penataan pelayanan kefarmasian di Apotek.
Pengaturan Apotek ini bertujuan untuk:
1. meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek;
2. memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kefarmasian di Apotek; dan
3. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan kefarmasian di Apotek.

5
5

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ( tahun


2017 tentang Apotek.
Pasal 1 disebutkan bahwa:
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dialkukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
2. Fasilitas kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian.
3. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri dari atas apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telahulu sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
5. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari atas sarjana farmasi,
Ahlimadya Farmasi dan Analis Farmasi.
6. Surat Tanda Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh tenaga kefarmasia kepada apoteker yang telah
diregistrasi.
7. Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota kepada
apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan apotek.
8. SIPA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerinntah daerah
kabupaten kepada apoteker sebagai pemberian kewenangan menjalankan
praktek kefarmasian.
9. SIPTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintang daerah
kabupaten atau kota kepada TTK sebagai bagian kewenangan untuk
menjalankan praktek kefarmasian.
10. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada apoteker baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi dan alat kesehatan bagi
pasien.
6

11. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
12. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan implan yang tidak
mengandung obat digunakan untuk mencegah, mendiagnosis dan
menyembuhakan tau meringankan penyakit.
13. Bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai yang daftar produknya diatur sama dasar
peraturan perundang-undangan.
14. Organisai profesi Ikatan Apoteker Indonesia.
15. Kepala Balai POM adalah kepala unit pelaksanaan teknis dilingkungan
badan pengawas obat dan makanan.
16. Kepada badan adalah kepala badan yang tugas dan tanggung jawab di
bidang pengawasan obat dan makanan.
17. Pemerintah daerah kabupaten atau kota adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintah daerah yang memimpin pelaksanaan rusan
pemerintang yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota.
18. Direktur jendral adalah direktur jendral pada kemnterian kesehatan yang
tugas dan tanggung jawab di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarkan urusan pemerintah di
bidang kesehatan.
Pasal 2 :
1. Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam
pengadaan, produksi, distribusi, penyaluran, dam pelayanan sediaan
farmasi.
2. Pekerjaan Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
Pasal 3 :
Pekerjaan kefarmasian dilakukan pada nilai ilmiah, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau
masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standar
dan persyaratan keamanan, mutu dan mafaat.
7

Pasal 4 :
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh
dan menetapkan sediaan farmasi dan jas kefarmasian
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pekerjaan
kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta peraturan perundang-undangan.
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan tenaga
kefarmasian.
2.4 Tugas dan Tanggung jawab Tenaga Teknik Kefarmasian di
Apotek.
Bedasarkan PERMENKES no. 992/Menkes/per/X/1993 tentang
pengelollan apotek yang meliputi:
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, penyimapanan dan penyerahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS TEMPAT PKL

3.1. Sejarah
Apotek L-Fans Parengan didirikan pada 1 muharram 1432 Hijriyah oleh
Bapak Arif Alfiyan Rahman, S.farm., Apt selaku pemilik sarana Apotek (PSA)
bersama Bapak Supriyanto., Amd, Kep yang terletak di desa parengan, kecamatan
maduran RT.04 RW.03 Lamongan.
Apotek L-Fans mendapatkan izin resmi untuk membuka praktekya dari
badan penamaan modal dan perizinan kabupeten lamongan tahun 2011. Tempat
apotek ini tidak jauh dari lingkungan masyarakat, yaitu tepat diseberang jalan
umum sehingga Apotek sangat mudah dan terjangkau untuk dikunjungi.
3.2. Visi dan Misi
a. Visi
- Menjadikan pelayanan yang cepat, tanggap, ramah dan bermutu
b. Misi
- Memberikan pelayanan prima yang optimal kepada pasien
- Melakukan konseling yang baik kepada pasien
- Menyediakan obat-obatan dengan kulitas yang terbaik
3.3. Lokasi, Sarana dan Prasarana
Lokasi ; APOTEK L-FANS PARENGAN jl Raya Pangkatrejo, Desa Parengan
RT04.RW03 Lamongan Kecamatan Maduran
a. Sarana
 Bangunan Apotek
Bagunan apotek retdiri dari ruang pelaynana, ruang tunggu, ruang
penyimpanan obat, ruang kerja apoteker, gudang, tempat administrasi,
kamar mandi, dan tempat parker.
 Bangunan dilengkapi dengan sumber listrik, penerangan, sumber air, kipas
angin, kulkas, kamera CCTV, tempat sampah, ventilasi, computer, dan
tempat duduk
9

 Papan nama terdiri dari nama apoteker, pengelola apotek, nomor SIA yang
dipasang dengan jelas.
 Perlengkapan
1. Alat dan pembekalan farmasi
2. Wadah pengemas atau pembungkus
3. Alat administrasi
4. Buku nota
 Perbekalan farmasi
Obat yang tersedia di Apotek yaitu golongan obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras, obat herbal baik bentuk tablet maupun sirup
 Kelengkapan buku pedoman
Buku standart Apotek yang wajib :
1. Farmakope Indonesia
2. ISO
3. Dll
b. Prasaran
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Etalase obat 2 buah Tempat penyimpnana obat bebas dan obat
bebas terbatas
2. Rak obat 2 buah Untuk penyimpanan obat berbentuk sirup,
blister, cream, salep
3. Lemari dingin 1 buah Untuk penyimpanan obat yang tidak tahan
panas, suhu mencapai 2-8 ̊C
4. Komputer 1 buah Sebagai alat administrasi

5. Lemari 1 buah Sebagai tempat penyimpanan alat


administrasi atau administrasi, seperti surat pemesanan obat,
arsip faktur, kuitansi, salinan resep, dll
6. Gudang obat 1 ruang Terletak dibelakang apotek digunakan
untuk penyimpanan obat
7. Kamar mandi 1 ruang Terletak dibelakang apotek
10

3.4. Denah Apotek

1.

2. 3. 4. 6. 8. 10. 12.

5. 7. 9. 11. 13.

14.

16. 18. 20. 25. 28.


15. 21. 23. 26. 29. 31.
17. 19. 24.

22. 27. 30.

32. 37. 39.


34.
36.
38. 40.
33. 35.
41.
11

Keterangan:
1. Pintu masuk 40. Stok vitamin dan antihistamin
2. Alkes 41. Stok obat paten
3. Etalase kontrasepsi, kasa, perban, dan plaster
4. Etalase Syr batuk, pilek, dan panas
5. Etalase obat kumur dan sabun
6. Etalase syr maag
7. Etalase obat saluran kemih
8. Etalase obat bebas
9. Etalase produk minyak
10. Etalase suplemen makanan anak dan dewasa
11. Etalase sendi dan tulang
12. Lemari pendingin minuman
13. Kasir
14. Lobi
15. Rak kapas, revanol, dan alkohol
16. Rak obat panas, batuk, pilek, dan maag
17. Stok kasa, kapas, alkohol, perban, dan plaster
18. Rak obat pencernaan, vitamin, pil KB, paten kolestrol, diabetes, dan as urat
19. Stok bye-bye fiver dan cool fiver
20. Rak obat generik
21. Rak salep mata, tetes mata, tetes telinga, dan salep lain-lainnya
22. Stok salep, injeksi, obat bebas
23. Rak syp keras dan nebul
24. Pintu
25. Vitamin paten
26. Antihistamin
27. Stok obat paten
28. Rak antibiotik paten
29. Rak obat ibu profen paten, natrium diklofenak
30. Stok minyak
31. Rak syp antibiotik
32. Lemari es
33. Toilet
34. Ruang ibadah
35. Stok obat maag, kolestrol, dan as urat
36. Stok syp batuk, pilek, panas dan suplemen
37. Stok obat generik
38. Stok obat batuk pilek, dan panas
39. Stok antibiotik
12

3.5. Struktur Organisasi

Pemilik apotek
apt. Arief Alviyan Rahman, S.Farm

Apoteker
apt. Zumatul Amilin, S.Farm

Tenaga teknis kefarmasian


Rico Bagus, A.md Farm

Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai Pegawai


Eli Sofi Oktaviani Susi Susanti Estuning Rifdah Nanda
Handayani Hidayah Yani
13

BAB IV

KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Yang Dilakukan

Praktek kerja lapangan (PKL) di Apotek L- Fans dilaksanakan oleh


mahasiswa DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan dan
dilaksanakan pada tanggal 2-18 Maret 2020 dan dibagi menjadi dua shift yaitu
pagi dan siang yang masing-masing berdurasi 8 jam perhari.
Praktek kerja lapangan (PKL) di Apotek L- Fans dilaksanakan selama 17
hari. Pada hari pertama PKL mahasiswa diberikan pembekalan oleh pembimbing
diapotek. Pembekalan tersebut berupa pengenalan petugas yang ada di Apotek L-
Fans Parengan dan pengenalan tata letak obat yang ada di Apotek L- Fans
Parengan.
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan di Apotek L- Fans setiap harinya:
4.1.1 Kegiatan manajemen farmasi
4.1.1.1 Menulis kartu stock
Kartu stok obat diisi apabila selesai mengambil obat yang ada di
rak, setelah mengambil ditulis berapa jumlah obat yang keluar, sisa berapa
dan apabila ditambahi stok dari gudang maka ditulis pemasukan dan
dijumlah semuanya
4.1.1.2 Mengisi stock obat yang habis
Apabila stok obat yang ada dirak depan habis, maka segera
diambilkan dari gudang dan ditata di masing-masing tempatnya.
4.1.1.3 Melakukan pengecekan barang yang baru datang
Mencatat nomor batch, nomor kadaluarsa dan jumlah barangKetika
barang datang maka dichek terebih dahulu, mencocokkan nomor batch
sama atau tidak dengan barangnya, melihat tanggal ED nya, menghitung
jumlah barang yang datang dengan fakturnya.
14

4.1.1.4 Menyimpan dan menata obat pada rak obat yang telah tersedia
Setelah pengecekan selesai maka selanjutnya, disimpan dirak pada
gudang sesuai jenisnya, penyimpanan berdasarkan urutan abjad, kelas
terapi, FIFO dan FEFO.
4.1.2 Kegiatan pelayanan kefarmasian
4.1.2.1.Melayani pasien dan memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Pelayanan KIE dilakukan pada semua pasien baik yang membawa resep
maupun tidak. Untuk pasien yang membawa resep diberi KIE dengan
menginformasikan indikasi, cara pemakaian, dan cara minum obat.
Sedangkan untuk pasien yang tanpa resep ditanya terlebih dahulu keluhannya,
biasanya obat yang dipakai apa, cara pakainya, cara minumnya, indikasi, dan
apabila selama 3 hari pasien tidak membaik disarankan untuk pergi ke dokter.
4.2 Tugas Yang Dikerjakan Selama PKL di Apotek L- Fans
1. Apakah yang dimaksud dengan obat bebas, bebas terbatas, keras, OOT,
prekusor, narkotik, psikotropika dan berikan contoh dari masing-masing obat
tersebut
2. Jenis-jenis OWA dan golongannya
3. Pengertian obat paten, generik, bermerk
4. Menggolongkan obat, contoh obat, dan dosis dari masing-masing obat
5. Sebutkan dan jelaskan standar pelayanan kefarmasian di apotek
6. Metode perencanaan obat
7. Jelaskan cara pemilihan PBF yang bagus
8. Bagaimana prosedur penerimaan barang dan penyimpanan obat?
9. Prosedur penanaganan obat yang mendekati ED
10. Baagaimana prosedur penarikan dan penerimaan barang?
11. KIE pasien diapotek
12. Apa yang dimaksud indikasi, kontra indikasi, efek samping dan peringatan
13. Apa yang dimaksud dengan kartu stok, buffer stok, dan stok opname
14. Jelaskan komposisi obat batuk beserta mekanisme kerja dan fungsi
15. Sebut dan jelaskan macam-macam bentuk sediaan obat beserta kelebihan
dan kekurangan masing-masing dan berikan contohnya
15

4.2.1 Alur Penerimaan, Penyimpanan, dan Pendistribusian Obat di Apotek


ke Pasien di Apotek L- Fans Parengan
1. Penerimaan Barang
Melakukan pengecekan barang dengan cara mencatat nomor batch,
mencatat tanggal kadaluarsa, dan mencocokkan jumlah barang yang tertulis di
faktur.
2. Penyimpanan Obat
Cara penyimpanan barang di Apotek L- Fans dibedakan menjadi dua
yaitu:
1) Obat dengan golongan bebas, generik atau paten, obat non narkotik dan
obat lainnya yang tidak memerlukan kondisis penyimpanan tertentu
disusun secara urut alfa dan berdasarkan indikasi obat.
2) Obat-obat yang memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu yang dingin
maka disimpan dilemari pendingin atau kulkas, seperti golongan bat
suppositoria.
3) Obat disimpan berdasarkan FIFO (First In First Out) dan FEFO (First In
Expired First Out) (Manajemen Apotek, 2016).
3. Pelayanan dan Pendistribusian
1) Pelayanan dalam apotek yaitu cara melayani ketika ada pembeli yang
datang membawa contoh merk obat, ada juga yang datang dengan
menggutarakan keluhan, maka sebagai TTK wajib mengalih keluhan dari
pasien kemudian baru memilihkan obat yang sesuai dan ada pembeli yang
lupa dengan nama obat yang akan dibeli, maka akan dilakukan pengecekan
terlebih dahulu dengan menanyai riwayat penyakit yang diderita tersebut
agar lebih mudah melayani dengan memberi penjelasan tentang cara
aturan pakai minum obat dan makanan atau minuman yang harus
dihindari.
2) Penyerahan dan Pemberian Informasi Obat
Penyerahan adalah sebelum obat diserahkan ke pasien harus
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan
16

resep. Penyerahan obat harus dilakukan oleh apoteker disertai pemberian


informasi obat dan konseling kepada pasien.
Informasi obat adalah Penyampaian informasi yang benar, jelas
dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini.
Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakain
obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, serta
makanan vdan minuman yang harus dihindari selama terapi (Manajemen
Apotek, 2016).

4.3 Pembahasan

Apotek L-Fans Parengan terletak dilokasi yang sangat strategis dan mudah
diakses karena terletak di tepi jalan besar, cukup ramai, banyak dilalui oleh
kendaraan pribadi, tempat dan desain apotek Apotek L-Fans Parengan sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 tahun 2016 tentang standart
pelayanan kefarmasian di Apotek. ApotekL-Fans Parengan melayani obat OTC
dan melayani pelayanan resep dokter serta melayani swamedikasi. Pasien yang
ingin menebus resep obat akan terlebih dahulu menyerahkan resep obat kepada
pegawai untuk dilakukan skrining resep dan diberikan harga untuk obat tersebut.
Apabila pasien setuju dengan jumlah harga obat yang diinformasikan kemudian
obat diserahkan kepada pasien dan diberikan KIE yang ada di Apotek.

Pengelolaan resep obat yang telah dilayani harus disimpan dan diarsipkan
dengan diberikan nomor, tanggal, bulan dan tahun, resep disimpan selama 3
tahun. Pengelolaan resep obat di Apotek L-Fans Parengan sudah sesuai dengan
Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 tentang standart pelayanan kefarmasian di
Apotek.Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan
pemusnahan di Apotek L-Fans Parengan sudah sesuai dengan Permenkes RI
Nomor 73 tahun 2016 tentang standart pelayanan kefarmasian di Apotek.

Pelaporan untuk narkotika dan psikotropika yang dilakukan apoteker telah


sesuai dengan persyaratan bahwa narkotika dilaporkan setiap akhir bulan dan
17

psikotropika dilaporkan setiap satu tahun sekali. Pelaporan ini dilakukan dengan
menunjukkan jumlah obat yang dipesan dengan jumlah obat yang dijual.

Pelayanan berdasarkan peraturan tentang standart pelayanan kefarmasian


di apotek yaitu Permenkes nomor 73 tahun 2014. Peraturan ini menetapkan
adanya pelayanan farmasi klinik di apotek. Pelayanan farmasi klinik di apotek
merupakan bagian dari pelyanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien terkait dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai.

Perencanaan di apotek L-Fans Parengan berdasarkan pola penyakit, musim


dan obat yang paling banyak keluar. Pengadaan di apotek L-Fans Parengan yaitu
melalui PBF yang resmi dan melalui surat pesanan yang sesuai dengan jenis obat,
jumlah obat serta harus ada tanda tangan dari apoteker. Penerimaan barang di
apotek L-Fans Parengan yaitu dengan mencocokkan barang yang datang dengan
surat pesanan, yang meliputi nomor batch, harga, ED, jenis barang. jumlah barang
serta kondisi fisik barang yang datang.

Penyimpanan di apotek L-Fans Parengan yaitu sesuai dengan bentuk


sediaan kemudian disusun secara alfabetis. Dan juga berdasarkan kelas terapi dan
menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Dari kegiatan pelayanan farmasi klinik,
perencanaan, pengadaan, pnerimaan dan penyimpanan sediaan farmasi telah
sesuai dengan Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 tentang standart pelayanan
kefarmasian di Apotek.

Pengendalian sediaan farmasi di apotek L-Fans Parengan dilakukan


dengan cara mengisi kartu stok (mengisi lembar mengenai sediaan farmasi yang
keluar). Dengan mencatat tanggal pengeluaran, nama obat, jumlah pengeluaran
dan jumlah sisa persediaan.
18

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah kami melakukan PKL (Praktik kerja Lapangan) di apotek L-fans


parengan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Apotek L-FANS Parengan merupakan tempat yang sangat baik sebagai


sarana (PKL). Di apotek L-Fans mahasiswa dapat melakukan pelayanan
secara langsung tehadap masyarakat sehingga mahasiswa dapat lebih
memahami dunia kerja secara nyata.
2. Pengelolaan sistem apotek L-Fans parengan yang meliputi sumber daya
manusia, administrasi dan keuangan, pembekalan farmasi telah
dilaksanakan dengan baik.
3. Apotek L-Fans parengan memiliki tempat yang sangat strategis
4. Sistem pengelolaan obat telah memenuhi standar merupkan sistem (FEFO,
FIFO, maupun kelas farmakologi)
5. Pelayanan infomasi obat (PIO) diapotek L-Fans sudah dilaksanakan dan
sudah diterapkan kepada masyarakat
6. Apotek L-Fans sudah melaksanakan usaha sesuai dengan peraturan
pemerintah
5.2 Saran
Diharapkan kepada apotek L-Fans agar mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan kepada masyarakat yang telah
dicapai selama ini.
19

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2017 Tentang
Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan No.51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Depkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No.73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
DepkesRI.2009.Undang-Undang RepublikIndonesiaNo.36tentangKesehatan.
Jakarta: Departemen KesehatanRI.
20

Lampiran 1 brosur pencegahan virus corona


21

Lampiran 2 Gudang Penyimpana Obat Apotek L-Fans Parengan


22

Lampiran 3 Surat Pesanan Apotek L-Fans Parengan


23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai