Anda di halaman 1dari 3

AL QURAN YANG DITINGGALKAN

(AlFikrah No.15 Tahun VIII/28 Syawal 1428H)

Idul Fitri, 1 Syawal yang menandai berakhirnya Syahrul Qur'an, berlalu belum lagi
sebulan. Bekas-bekasnya pun masih terlihat. Pakaian baru, perabot baru, bahkan
aneka makanan ringan pun masih berderet di rak-rak makanan.

Namun, berbeda dengan Ramadhan, masih adakah yang tersisa dari bulan suci ini?
Kepergiannya seolah tak meninggalkan bekas. Masjid-masjid kembali sepi dari
jamaah. Tempat-tempat maksiat kembali disesaki oleh jiwa-jiwa yang sakit. Fakir
miskin kembali terlantar. Dan Al Qur'an yang banyak dibaca, kembali tak dilirik.

Beginilah kita! Seolah-olah, shalat berjamaah di masjid hanya ada di bulan


Ramadhan. Maksiat hanya diharamkan di bulan Ramadhan. Sedekah hanya
dianjurkan pada bulan Ramadhan. Al Qur'an hanya wajib dibaca pada bulan
Ramadhan. Seolah-olah Allah hanya ada dan disembah di bulan Ramadhan!

KEWAJIBAN TERHADAP AL QUR'AN

Kewajiban Pertama
Sering membaca dan menjadikannya Sebagai Wirid Harian
Kapan terakhir kali Anda mengkhatamkan (menamatkan) bacaan Al Qur'an?
Barangkali Anda akan menjawab, "Ramadhan kemarin." Lalu setelah Ramadhan,
mushaf Al Qur'an Anda hanya tersimpan di rak-rak buku ditemani debu.
Waspadalah, hindarilah, jangan sampai Al Qur'an menjadi saksi bagi Anda di hari
kiamat. Ya, saksi yang menerangkan, Anda telah menyia-nyiakannya.
Al Qur'an bagi seorang Mukmin laksana air dan udara. Ia tidak akan bisa hidup tanpa
mengkhatamkan Al Qur'an ini berkali-kali sepanjang nyawa masih di kandung badan.

Mushaf saku
Wajarkah kita melihat Kitabullah berada di dalam rak-rak buku dalam kondisi
tertutupi debu? Anda bisa sangat terbantu untuk dapat membaca Al Qur'an setiap
saat dengan memiliki sebuah mushaf saku yang dapat Anda bawa kemana saja.
Jangan pernah melewatkan satu hari pun tanpa membacanya. Bagaimanapun
keadaan Anda!

Kewajiban Kedua
Belajar Membaca Al Qur'an
Banyak anak muda yang mengeluh, "Membaca Al Qur'an amatlah sulit! Di sekolah
saya tidak pernah belajar bahasa Arab." Kita katakan kepada mereka, "Kalian telah
begitu tekun mempelajari bahasa-bahasa asing. Kalian rajin mengikuti kursus-kursus
untuk mempelajari bahasa Inggris, Perancis, dan sebagainya. Mestinya kalian lebih
tekun mempelajari Al Qur'an, karena yang akan kita pelajari adalah firman Allah ‫سبحانه‬
‫وتعلى‬."
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al
Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).
Beliau juga bersabda,

ِ ‫اق َل ُه َأجْ َر‬


‫ان‬ َ ْ‫ َوالَّذِيْ َي ْق َرُأ ْالقُر‬،ِ‫آن َوه َُو َما ِه ٌر ِب ِه َم َع ال َّس َف َر ِة ْالك َِر ِام ْال َب َر َرة‬
ٌّ ‫آن َو َي َت َتعْ َت ُع فِ ْي ِه َوه َُو َعلَ ْي ِه َش‬ َ ْ‫الَّذِيْ َي ْق َرُأ ْالقُر‬

"Orang yang membaca Al Qur'an dengan pandai, ia akan bersama para pemuka
yang agung dan mulia. Sedangkan orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-
bata dan merasa kesulitan, maka ia akan mendapatkan dua pahala." (HR. Bukhari
dan Muslim).
Subhanallah! Hadits ini mengandung gambaran yang begitu jelas mengenai
seseorang yang bersungguh-sungguh dan mati-matian mengeluarkan bacaan-
bacaan huruf dengan baik, namun ia tetap kesulitan. Meski begitu, ia tetap
memperoleh dua pahala; pahala membaca dan pahala atas kesungguhannya.

Sebuah bencana
Tapi apa yang kita maksud dengan belajar Al Qur'an? Yang kita maksudkan adalah
belajar untuk membaca Al Qur'an dengan bacaan yang tepat tajwidnya.
Memanjangkan bacaan yang mad. Mendengungkan bacaan yang ghunnah.
Membaca dengan benar pada huruf-huruf yang perlu dibaca secara tarqiq (tipis),
tafkhim (tebal), qalqalah (memantul), dan lain sebagainya. Ini semua ada dalam
pelajaran tajwid. Dan memang demikianlah Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dahulu
membaca Al Qur'an. Kita pun dituntut untuk membaca Al Qur'an sebagaimana Nabi
Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dahulu membacanya. Bayangkanlah, huruf-huruf Al
Qur'an keluar dari mulut kita seperti ketika lebih dari 1400 tahun yang lalu keluar dari
mulut Rasulullah ‫صلى هللا عليه وسلم‬.
Tidakkah naif jika Anda melihat seorang remaja yang begitu lancar berbahasa
Inggris, namun ia tidak bisa ? Ini betul-betul adalah sebuahmembaca firman-firman
Allah bencana.

Kewajiban Ketiga
Menghayati Setiap Bacaan
Artinya, jadikan hati Anda tergetar ketika mendengar atau membaca Al Qur'an.
Selamilah Al Qur'an seolah-olah Al Qur'an ini sedang diturunkan dan diwahyukan
kepada Anda secara langsung.

Al Qur'an sebenarnya mudah dan tidak sulit untuk dipahami seperti dugaan sebagian
orang. Mayoritas kandungan maknanya sederhana dan cukup jelas. Di sini berbicara
mengenai surga, di sana berbicara mengenai neraka. Di sini berbicara mengenai
penduduk surga, di sana berbicara mengenai penduduk neraka. Di sini berbicara ,
dan di sana berbicara mengenai kasih sayang-Nya. Adamengenai kekuasaan Allah
banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an yang bisa dipahami oleh semua orang tanpa harus
merujuk pada buku-buku tafsir.

Kewajiban Keempat
Mengulang-ulang Hapalan
Berapa banyak ayat dan surah yang kita hapal, namun kemudian kita dilupakan
terhadapnya begitu saja? Seseorang misalnya, berkata, "Saya dulu hapal Al Qur'an.
Tapi sekarang…!" Yang lain mengatakan, "Saya adalah lulusan sebuah pesantren,
tapi saya hanya hapal beberapa surah dalam Juz 'Amma."

Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬pernah bersabda, "Ulang-ulangilah Al Qur'an ini, sebab
demi Zat yang diriku ada di tangan-Nya, Al Qur'an ini lebih mudah lepas
dibandingkan lepasnya seekor unta dari tali kekangan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬telah bersumpah, sementara Anda masih saja
mengatakan,

"Dengan sedikit mengulang, saya akan mampu mengembalikan hapalan saya


dengan mudah."

Al Qur'an itu amatlah mahal dan berharga. Anda harus terus mengulang-ulanginya,
sehingga ada tiga aktivitas yang selalu bergantian Anda lakukan; membaca,
menghapal, dan mengulanginya. Sungguh tidak layak, jika Al Qur'an ternyata hanya
menduduki posisi sampingan dalam hidup Anda.
Kewajiban Kelima
Mengamalkannya
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda,

َ ‫ك َأ ْو َعلَي‬
‫ْك‬ َ َ‫َو ْالقُرْ آنُ حُجَّ ٌة ل‬
"Dan Al Qur'an akan menjadi hujjah (bukti) pendukung bagimu, atau menjadi bukti
pemberat bagimu." (HR. Ibnu Majah, An-Nasa'i, dan Ahmad).

Dari hadits ini, tahukah Anda, kapan Al Qur'an akan menjadi pendukung bagi Anda?
Ya, Al Qur'an akan menjadi pendukung Anda manakala Anda selalu menjaganya
dan tidak meninggalkannya, dengan rajin membaca,menghapal, atau mengulang-
ulanginya, juga dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tetapi Al Qur'an akan menjadi bukti pemberat bagi Anda jika Al Qur'an ini hanya ada
dalam lidah dan mulut serta tidak pernah terpantul ke dalam sikap dan tingkah laku
Anda.
Perilaku Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬adalah penjelmaan nyata dari Al Qur'an. Beginilah
seharusnya seorang Muslim memahami permasalahan ini. Al Qur'an yang
merupakan kitab tuntunan, haruslah betul-betul terealisasikan dalam dalam wujud
nyata, di mana ajarannya betul-betul menjelma dalam bentuk seorang manusia.

Demi Allah, firman Allah ‫سبحانه وتعلى‬  ini tidak hanya perlu untuk dibaca dan dihapal.
Umat Islam telah membacanya selama 1400 tahun yang lalu. Tetapi sangat sedikit
yang mau mengamalkan firman Allah ‫ سبحانه وتعلى‬ini dalam praktik dan pelaksanaan
nyata.

BEGINILAH AL QUR'AN DITINGGALKAN


Seseorang meninggalkan Al Qur'an dalam enam hal:
1. Tidak mendengarkan maupun membacanya.
2. Tidak merenunginya dan tidak pula memikirkan kandungan makna-maknanya,
juga merenungi maksud Allah ‫ سبحانه وتعلى‬dalam firman-firman-Nya.
3. Tidak mengamalkannya.
4. Tidak menjadikannya sebagai obat pena-war.
5. Tidak menjadikannya sebagai sumber/ rujukan hukum.
6. Malu karena Al Qur'an. Misalnya, Anda malu untuk membacanya di tengah-tengah
kawan Anda lantaran takut dihina oleh mereka.

Allah ‫ سبحانه وتعلى‬berfirman, artinya, "Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan
kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya." (QS. Al
A'raf: 2).
Ya Allah, bagaimana mungkin kita malu karena Al Qur'an?

Bandingkan diri Anda dengan enam hal di atas, kemudian tanyakan pada diri Anda,
apakah Anda telah menjadi orang yang meninggalkan Al Qur'an?

Jika salah satu saja dari enam hal di atas Anda lakukan, maka Anda telah menjadi
orang yang meninggalkan Al Qur'an, meskipun dalam persentase yang tidak
sepenuhnya. Maka bagaimana jika seluruhnya? Wallahul Musta'an wa ilaihil
Musytaka.
 

Anda mungkin juga menyukai